Pernikahan Paksa Karina
Seorang gadis sedang membersihkan sebuah apartemen mewah. Dia adalah Karina Oktavia. Gadis cantik yang merantau dari Lombok ke ibu kota untuk mengadu nasib.
Karina tinggal di gang Kamboja. Lingkungan yang terkenal dengan prostitusi di segala penjuru. Namun Karina bukan salah satu dari mereka. Dia Bekerja menjadi karyawan hotel sebagai petugas kebersihan. Selain bekerja di hotel, Karina juga mengambil pekerjaan serabutan. Contohnya seperti membersihkan apartemen seperti saat ini.
Dengan sedikit kemampuan bela diri yang pernah ia pelajari di sekolah menengah pertama ia gunakan sebagai pertahanan diri untuk tinggal di lingkungan yang sering diberi label negatif oleh masyarakat.
“Hah...akhirnya selesai juga. Setelah ini aku bisa pulang dan tidur sepuasnya. ” Karina menghela napas lega. Peralatan kebersihan yang tadi ia pakai segera ia kembalikan ke tempatnya semula setelah memastikan semua pekerjaan nya selesai. Ia tidak boleh membiarkan pelanggannya kecewa dengan pekerjaannya.
“Nyonya Siska, saya sudah selesai membersihkan semuanya.” Ucap Karina pada seorang wanita yang duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya.
Wanita yang dipanggil nyonya Siska itu segera mengalihkan pandangannya dan mengedarkannya di seluruh ruangan. Ia mengangguk puas. Apartemennya sudah terlihat bersih kembali.
Siska adalah wanita karir. Jadi dia tidak memiliki waktu untuk membersihkan apartemen yang dia tinggali dengan suaminya beberapa bulan ini. Jadi ia terbiasa memanggil Karina untuk membersihkan apartemen miliknya ini setiap dua hari sekali sesuai jadwal sift Karina di hotel.
“Baiklah Karina. Kamu boleh pulang. Ini sudah malam.”
“Iya nyonya. Saya permisi.” Siska mengangguk. Karina segera keluar dari apartemen mewah itu.
Karina memijat tengkuknya yang terasa pegal sambil terus berjalan. Ketika hampir tiba di dekat lift, seseorang menabrak dirinya.
“Maaf.” Seorang laki-laki yang menabraknya jatuh di belakangnya. Karina yang kaget segera membalikkan tubuhnya.
“Tuan Bisma apa yang terjadi?” tanya Karina cemas melihat Bisma yang terlihat dalam keadaan yang tidak baik. Wajah kakak Nara itu terlihat sangat merah. Karina mengira jika pria itu sedang demam.
Bisma yang mendengar suara yang ia kenal segera menatap gadis yang ia tabrak.
“Karina tolong aku.” Tanpa menunggu jawaban, Bisma segera mendorong Karina masuk ke dalam salah satu apartemen setelah membuka kunci apartemen tersebut.
Karin tidak bisa melawan apa yang dilakukan Bisma padanya. Panik dan juga takut.
“Tuan Bisma apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!” teriak Karina saat Bisma mendorongnya jatuh di atas ranjang dan mengungkungnya.
**
Keesokan harinya, Karina yang baru saja terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang terasa remuk. Perlahan ia menggeliatkan tubuhnya. Rasa nyeri segera menyengat dari pusat inti daerah pribadinya.
Bisma yang telah mengambil keperawanannya tidur dengan pulas di sampingnya. Dengkuran halus terdengar di tengah kesunyian yang ada. Seketika ia mengingat kejadian buruk yang menimpanya semalam.
Air mata Karina seketika mengalir. Karina menekuk lututnya dan menangis dia atasnya. Ia menangisi nasibnya. Menangisi hilangnya keperawanan dengan cara yang salah. Menangisi mahkota berharga yang selama ini ia juga dengan segenap jiwa raganya untuk suaminya kelak. Sekarang hancur begitu saja.
Bisma yang mendengar suara tangis Karina segera terbangun. Ia juga mengingat kejadian semalam yang telah mereka lalui.
Sebelumnya, Bisma sedang menghadiri acara perjamuan bisnis dengan rekan bisnisnya. Awalnya ia tidak merasa ada yang aneh. Namun setelah ia minum wine yang disiapkan oleh kliennya untuk merayakan kerjasama mereka, Bisma merasa ada yang aneh dengan dirinya.
Andi yang saat itu mendadak pulang terlebih dahulu membuka kesempatan untuk kliennya untuk menjebak Bisma.
Dengan sekuat tenaga Bisma berusaha keluar dari ruang perjamuan. Segera menghindar dari niat buruk kliennya itu.
Saat ia berusaha kabur dari pengejaran, Bisma segera menaiki taksi dan pulang ke apartemen pribadinya. Ia tidak mungkin pulang ke rumah dengan keadaan seperti itu. Saat ia sedang tertatih berjalan, ia tidak sengaja menabrak Karina. Dan tanpa sadar mendorong Karina ke dalam apartemen miliknya dan melakukan hal yang tidak pantas pada teman adiknya itu.
Saat ini ia sadar. Perasaan bersalah langsung menjalar di hatinya. Di pandangnya gadis yang sedang menangis di sampingnya. Yang ia yakini juga dalam keadaan telanjang sama seperti dirinya.
“Maafkan aku Karina.” Tidak ada jawaban. Hanya isak tangis yang terdengar. “Semalam aku tidak berniat melakukan nya. Seseorang memberiku obat.” Jelas Bisma.
“Dengarkan aku. Aku akan bertanggung jawab. Aku akan menikahimu.” Lanjut Bisma serius sambil memandang lekat Karina. Ia juga tidak menyangka semua ini terjadi.
“Anda kira dengan anda menikah dengan saya semua akan selesai? Tidak!? Semua tidak akan pernah kembali seperti sedia kala. Bahkan jika anda menikahi saya. Lalu apa? Tidak ada apa-apa diantara kita. Dengan anda menikah dengan saya apa anda pikir pernikahan ini akan membuat saya bahagia?” Karina menatap nyalang Bisma. Semua berakhir untuknya. Bagus seorang gadis sepertinya, hilangnya mahkota seperti kehilangan nyawa.
“Aku tahu ini tidak akan membantu. Tapi semua terjadi karena aku. Jadi biarkan aku bertanggung jawab. Aku akan memberi semua yang kamu butuhkan.”
“Anda pikir aku wanita seperti apa? Aku tidak membutuhkan uang anda.” Teriak Karina keras. “Mulai sekarang jauhi saya. Jangan pernah menunjukkan wajah anda di depan saya.” Ujar Karina lirih. Perlahan ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Dengan tertatih Karina berjalan menuju kamar mandi sambil memunguti pakaian miliknya yang terserak di lantai.
Bisma menatap Karina dengan terapan yang tidak bisa dijelaskan. Semua yang terjadi bukan keinginannya. Semua terjadi begitu saja. Perasaan semalam yang ia rasakan benar-benar tidak bisa ia lawan. Dorongan hasrat yang ia rasakan tidak bisa ia tahan.
Apapun yang terjadi, semua sudah terjadi. Apa yang ia rusak tidak pada gadis itu, ia tidak bisa mengembalikannya barang sedikitpun. Jadi ia pikir dengan ia menikahinya, setidaknya ia akan mengurangi beban yang ditanggung gadis itu.
Bisma turun dari atas ranjang. Memakai pakaian yang ia ambil dari dalam lemari. Duduk di atas ranjang menunggu gadis yang ia rusak semalam. Bisma melihat darah yang ada di atas sepray. Ia terkejut tidak menyangka jika gadis ini memang benar-benar masih seorang gadis setelah tinggal begitu lama di daerah yang buruk.
Tak lama kemudian, Karina keluar dari dalam kamar mandi dengan memakai bathrobe sebagai atasannya. Pakaian yang semalam ia pakai sudah tidak dapat digunakan. Kemeja santai itu sudah tidak memiliki satu kancing pun. Bahkan pakaian dalamnya sudah tidak berbentuk. Hanya celana jins nya yang masih bisa dia gunakan.
“Bajuku tidak dapat dipakai lagi.” Ucap Karina canggung sambil memegangi bathrobe yang ia kenakan. Bisma kembali berdiri dan berjalan menuju lemari. Ia mengeluarkan sebuah kaos berwarna putih polos dan memberikan nya pada Karina.
“Tidak ada pakaian wanita di sini. Itu adalah kaosku. Mungkin kebesaran. Tapi lebih baik daripada memakai pakaian itu.” Ucap Bisma sambil menyerahkan kaosnya. Tanpa menjawab Karina meraihnya dan berbalik kembali ke kamar mandi. Bisma juga kembali duduk di atas ranjang yang kini berantakan.
“Duduklah sebentar Karina.” Ucap Bisma saat melihat Karina yang baru saja keluar dari kamar mandinya.
Wanita itu terlihat cantik dengan wajah yang polos tanpa riasan sedikit pun. Kaos milik Bisma yang jelas kebesaran membuat tulang selangka yang indah terekspos. Berhias bercak merah yang terlihat di sekitarnya. Apalagi gadis itu tidak memakai bra, membuat pucuk gunung kembarnya membentuk gambaran cetakan kecil di balik kaos.
Meskipun Bisma tidak sepenuhnya sadar semalam, ia mengingat bagaimana yang dia rasakan semalam. Setelah melihat tampilan Karina pagi ini, tidak bisa ia tidak teringat kembali bentuk indah lekuk tubuh Karina.
“Ehm. Duduklah. Kita perlu bicara.”
Bisma berdehem untuk menghilangkan pikiran kotornya.
Karina patuh dan duduk di sofa yang agak jauh dari Bisma. Gadis itu juga sudah berpikir jernih saat ini. Dan ia merasa dirinya dan Bisma perlu membicarakan semua yang telah terjadi.
“Sebelumnya aku benar-benar minta maaf untuk kejadian semalam.” Bisma menghela napas. “Aku benar-benar tidak sengaja.” Ia memandang Karina yang tidak bereaksi sedikit pun. “Seperti yang aku katakan tadi, aku ingin mempertanggung jawabkan perbuatanku padamu.” Ucap Bisma serius. Setelah ia berpikir ia hanya menemukan solusi ini untuk situasi yang mereka alami ini.
Karina mengambil napas dalam-dalam sambil menutup matanya. Ia sedang mengumpulkan kekuatan nya.
“Semua yang terjadi adalah nasib yang harus aku jalani. Aku sudah menerimanya. Meskipun sulit, aku akan menerimanya. Tapi untuk masalah menikah aku tidak setuju.” Karena menatap Bisma serius.
“Dengarkan aku Karina, aku ingin mempertanggung jawabkan perbuatanku. Aku akan memberikan kompensasi untukmu. Dengan menikahimu.”
“Pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Aku ingin dalam hidup ini hanya akan menikah satu kali.”
“Aku bisa berjanji padamu Aku tidak akan menceraikan mu.”
“Tuan Bisma, menikah membutuhkan dua orang yang saling mencintai, sedangkan kita tidak memiliki itu. Jika sebuah pernikahan dilakukan tanpa cinta, tidak akan ada kebahagiaan. Semalam, anggap saja itu hanya sebuah kecelakaan. Jangan berpikir lagi untuk bertanggung jawab. Anggap saja tidak terjadi apa-apa di antara kita.” Karina bangun dan keluar dari apartemen tanpa mengatakan apapun.
*
*
*
Hai hai! Akoh kembali lagi dengan cerita baru. Karena banyaknya yang tanya-tanya siapa jodohnya Bisma, ini akoh buatin ceritanya.
Akoh buat di buku baru dengan judul baru biar sesuai dengan ceritanya 😚
See you...
Like, vote. Dan Favorit in novel terbaru akoh EA. Komen-komen juga bebas. Tapi jangan yang nyakitin hati yaa... Hati akoh selembut kapas dan sehalus sutra.🥰😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Pelangi Senja
mampir di cerita ku ya, judulnya.
DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
terimakasih
2024-07-24
0
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-07-30
1
IndraAsya
👣👣👣 jejak 💪💪💪😘😘😘
2023-07-09
1