Eps 4. Menjemput Karina

Malam sudah larut. Setelah Karina memindahkan isi tasnya ke dalam lemari yang isinya sudah dikosongkan oleh Bisma dan dipindahkan ke dalam lemari lain di kamar itu, Karina beranjak tidur.

Direbahkannya tubuhnya di atas ranjang. Menutup tubuhnya dengan selimut berwarna putih yang tebal. Seketika, aroma khas Bisma tercium di hidung nya. Rona merah tiba-tiba menyebar di pipi Karina. Harum yang sepertinya akan mulai familiar untuknya.

Ketika memejamkan matanya, bayangan-bayangan kejadian panas itu masuk ke dalam pikirannya. Sontak saja Karina membuka kembali matanya.

“Huh! Kenapa aku tiba-tiba memikirkannya lagi!” dengan kasar Karina memukulkan tangannya di atas ranjang sebelum menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya hingga wajahnya.

Setelah berguling-guling cukup lama, akhirnya Karina tertidur dengan pulas.

Pagi-pagi sekali Karina sudah ada di kamar mandi. Ia sudah berdiri di depan wastafel . Menunduk kan kepalanya selama lima belas menit. Selama itu ia sudah mengeluarkan isi perutnya hingga membuatnya lemas tidak bertenaga.

Setelah mendapatkan tenaganya kembali, Karina berjalan perlahan keluar dari kamar. Rambut Karina yang berantakan ia rapikan menggunakan jepit rambut sebelum keluar kamar. Perutnya terasa tidak nyaman. Ia ingin membuat teh jahe hangat untuk meredakan nya.

Saat Karina keluar dari kamar, ia mencium aroma harum yang membuat perutnya yang kosong semakin keroncongan. Ia segera berjalan ke arah dapur.

”Nona sudah bangun? Apa ada yang anda butuhkan?” tanya seorang wanita paruh baya yang sedang memasak di dapur.

”Kamu siapa?” tanya Karina bingung.

”Oh maaf. Nama saya Eni. Nona bisa panggil bi Eni. Tuan Bisma yang mempekerjakan saya di sini untuk memasak dan bersih-bersih.” bi Eni menjelaskan.

”Jadi begitu. Saya Karina bi. Tolong jangan memanggil dengan nona. Saya merasa kurang nyaman.”

”Baiklah. Bagaimana jika saya memanggil dengan nak Karina saja? Sepertinya usia nak Karina tidak jauh beda dengan anak saya.”

”Boleh bi Eni.”

”Saya sedang membuat ayam goreng dan juga sayur jagung. Apa ada lagi yang nak Karina ingin makan?”

”Tidak bi. Itu saja cukup. Em… bisakah bibi buatkan teh jahe? Perutku sedikit tidak nyaman.”

”Baiklah. Nak Karina duduk saja di sana.” bi Eni mengangguk dan segera menyiapkan untuk membuat the pesanan Karina.

Tak lama kemudian, the jahe panas pesanan Karina siap. Bi Eni meletakkannya di depan Karina. Setelah meletakkan teh jahe, bi Eni juga meletakkan semua masakannya di atas meja.

Namun saat mencium aroma di depannya yang tiba-tiba menyengat, perut Karina mendadak menjadi mual. Dengan segera Karina menutup mulutnya dengan tangannya. Wajahnya juga memucat seketika.

Bi Eni yang melihat wajah pucat Karina menjadi panik. ”Apa yang terjadi nak Karina?”

”Bi tolong jauhkan makanan ini. Semua ini membuatku mual.” jawab Karina dengan susah payah.

Dengan segera bi Eni mengemasi semua makanan dan memindahkannya dari atas meja. Baru setelah makanan itu dipindahkan, perut Karina mulai membaik.

”Apa yang nak Karina mau makan sekarang?” tanya bi Eni.

”Tidak apa-apa bi. Aku makan nanti saja. Saat ini aku sungguh tidak ingin makan apapun.”

”Wanita yang sedang hamil muda memang seperti itu. Ini normal jika nak Karina merasa mual. Tapi demi anak yang ada di dalam perut sebaiknya tetap memaksa untuk makan.”

”Iya bi. Tapi aku benar-benar tidak bisa makan saat ini. Sudah beberapa hari ini aku seperti ini. Aku hanya bisa makan setelah waktu mulai beranjak siang.” jelas Karina. ”Jika aku paksa untuk makan, keadaannya malah semakin buruk.” lanjutnya.

”Baiklah kalau begitu. Jika nanti sudah bisa makan, beritahu saja pada saya.”

”Baiklah bi Eni. Terima kasih. Aku akan masuk ke dalam kamar. Dan juga. Terima kasih untuk teh jahenya. Ini sangat enak.” ucap Karina tulus sebelum beranjak pergi ke dalam kamar.

Setelah menghabiskan sarapannya yang sangat terlambat, Karina pergi ke hotel untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya. Bi Eni menawarkan diri untuk menemani Karina, tetapi calon ibu muda itu menolak. Ia bisa pergi dengan menggunakan taksi.

**

Bisma sedang bekerja di kantornya saat bi Eni memberinya kabar jika Karina pergi ke hotel. Bi Eni juga memberitahu Bisma jika Karina ke sana untuk mengantar surat pengunduran dirinya.

”Baiklah bi aku mengerti. Terima kasih sudah memberitahuku. Aku akan menjemputnya nanti.”

Bisma menutup sambungannya. Kemudian segera mengambil kunci mobil. Ia akan berangkat menjemput Karina sekarang. Lagipula pekerjaannya juga tidak terlalu banyak.

”Aku keluar sebentar. Aku akan kembali setelah makan siang.” Andi yang dipamiti Bisma hanya bisa linglung di tempatnya. Selama ia mengikuti Bisma, belum pernah sekali pun ia keluar atau pulang sebelum waktunya.

**

Karina sudah selesai dengan pekerjaannya. Ia juga mengambil gaji terakhirnya juga uang hasil taruhannya dengan managernya. Lagi pula ini sudah berjalan tiga bulan setelah kejadian itu. Karina tersenyum puas saat melihat notifikasi uang masuk ke dalam rekeningnya.

”Apa yang membuatmu tersenyum senang seperti itu?” Karina terkejut saat mendengar suara yang familiar itu. Bisma berdiri di samping mobilnya dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana.

”Ah tidak apa-apa. Hanya saja aku sangat puas dengan nominal yang masuk ke dalam rekeningku.” Karina menunjukkan ponselnya. Bisma melihat nya sekilas.

”Oh ya kenapa kamu ada di sini?”

”Bi Eni bilang jika kamu pergi ke sini. Kenapa kamu menolak BI Eni menemani?”

”Memangnya kenapa? Aku sudah besar dan bisa melakukannya sendiri. Untuk apa merepotkan orang lain untuk hak kecil seperti ini?”

”Lain kali jangan diulangi lagi. Kamu harus ingat kamu tidak sendiri lagi. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?” ucap Bisma khawatir.

”Aku hanya hamil. Bukan pesakitan.”

”Patuhlah. Hati-hati untuk berjaga-jaga juga tidak ada salahnya.” Bisma menghampiri Karina dan mengelus kepala wanita itu.

”Hump. Baiklah.” Karina mengangguk dengan paksa.

”Setelah ini kamu mau kemana?”

”Rencananya aku mau pergi ke mall untuk membeli susu hamil.” jawab Karina sedikit ragu. Ia masih tidak terbiasa dengan perhatian Bisma padanya.

”Baiklah aku akan menemanimu.” Bisma membukakan pintu untuk Karina masuk.

”Tapi apa kamu tidak sedang sibuk? Aku takut mengganggu.” Karina enggan untuk masuk ke dalam mobil.

”Aku agak senggang hari ini. Jika kamu memang merasa takut menggangguku, lain kali jika ingin pergi keluar, mintalah bi Eni untuk menemanimu. Baru aku akan merasa tenang jika seperti itu.”

”Baiklah. Maafkan aku.”

”Tidak perlu minta maaf terus. Hanya jangan diulangi lagi. Masuklah. Aku akan mengantarmu membeli kebutuhan mu juga.” Karina masuk dan duduk dengan baik di sebelah kemudi. Bisma juga masuk ke dlaam dan segera melajukan mobilnya.

Sampai di mall, Karina dan Bisma berjalan bersama menuju tempat susu. Keduanya sibuk memilih dan membandingkan berbagai jenis susu ibu hamil yang dipajang di etalase.

”Kamu mau yang rasa apa?” tanya Bisma setelah menemukan merk susu yang ia rasa paling baik.

”Aku biasanya tidak pemilih dalam hal makanan. Tetapi akhir-akhir ini berbeda.” jawab Karina tanpa mengalihkan pandangannya pada kotak susu yang sedang ia baca keterangannya.

”Beli yang merk ini saja. Mereka bilang ini yang paling baik.” Bisma menyerahkan satu kotak dengan merk terkenal.

”Tentu saja ini terbaik. Harganya juga mahal. Kembalikan.” Karina menyerahkan kembali kotak susu pada Bisma.

”Tidak perlu memikirkan harga. Berapapun aku bisa membelikannya untuk mu.” Karina diam di tempatnya. Sebenarnya ia tidak berniat menggunakan uang Bisma untuk berbelanja. Itulah mengapa ia daribtadi sibuk membandingkan harga.

”Sebagai orang tua, jika kita mampu memberikan yang terbaik untuk anak kita, apa lagi yang perlu diperhatikan?” Bisma mendekati Karina yang masih diam. Memegang bahu wanita muda itu.

”Kamu benar. Aku hampir lupa jika bayi ini bukan hanya milikku saja. Tapi juga milikmu.” Karina mengelus perut nya yang masih rata.

”Dia bayi kita. Ingat itu.” Karina mengangguk. Hatinya bergetar saat Bisma mengatakan jika bayi yang sedang dia kandung adalah milik mereka berdua. Hal sederhana ini membuatnya merasa aman.

”Nanti malam aku akan menjemputmu.” ucap Bisma setelah mereka selesai membeli beberapa kotak susu dengan varian rasa yang berbeda.

”Kita mau kemana?”

”Mama memintaku untuk membawamu ke rumah. Mama ingin membicarakan pernikahan kita.” Karina menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Ia rasa ia masih belum siap berte8 dengan Nadia lagi. Ia masih sangat malu pada calon ibu mertuanya itu.

”Ada aku. Kamu tenang saja.”

*

*

*

Terima kasih sudah mampir 🤩

Dukung akoh melalui like 👍, komentar dan juga vote ya 😎

Kembang kopi penambah semangat juga boleh banget 🤩

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

THE OR TEH??

2025-02-26

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semangat

2023-07-30

0

Eni Purwanti

Eni Purwanti

Bisma so suit ya😍😍😍😍

2022-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1. Hilangnya Mahhota
2 Eps 2. Memutuskan untuk Menikah
3 Eps 3. Pindah Ke Apartemen
4 Eps 4. Menjemput Karina
5 Eps 5. Kunjungan Nara
6 Eps 6. Tidak Biasa Memuji
7 Eps 7. Ingin Nasi Goreng
8 Eps 8. Perutnya Terbuat Dari Karet
9 Eps. 9. Kerjaan Bisma
10 Eps_10. Kebiasaan Pasangan Suami Istri
11 Eps. 11. Istri Ngidam Suami Kelimpungan
12 Eps_12. Ingin Ditemani Suami
13 Eps_13. Sugar Baby
14 Eps_14. Aku Temani Dari Sini
15 Eps_15. Bi Eni dan Nadia
16 Eps_16. Bisma Khawatir
17 Eps_17. Cara Lain Mengurangi Mual
18 Eps_18. Mengintip
19 Eps_19. Nobar
20 Eps_20. Mari Kita Coba
21 Eps_21. Langkah Pertama
22 Eps_22. Ingin, Tapi Tidak Bisa
23 Eps_23. Tidak Cukup Hanya Dengan Ucapan
24 Eps_24. Ucapan Terima Kasih Karina
25 Eps_25. Pulang Kampung
26 Eps_26. Meminjam Uang Lagi
27 Eps_27. Karina Yang Tidak Peka
28 Eps. 28. Perkataan Bibi Bermulut Pedas
29 Eps_29. Second...
30 Eps_30. Masih ingin Menipu?
31 Eps_31. Perlu Dipukul
32 Eps_32. Ketahuan Nara
33 Eps_33. Jalan-Jalan
34 Eps_34. Andra Nauval Abimanyu
35 Eps_35. Siapa Yang Mengusir Siapa?
36 Eps_36. Tentu Saja, Kan Aku Yang Membuatnya
37 Eps_37. Suami Mesum
38 Eps_38. Cie Ada Yang Tidak Bisa Pisah
39 Eps_39. Belum Bisa Jujur
40 Eps_40. Cara Memuaskan Istri
41 Eps_41. Kejutan Untuk Karina
42 Eps_42. Tora Dan Fania
43 Eps_43. Bisma Dikerjai
44 Eps_44. Karina Hilang
45 Eps_45. Bima Datang
46 Eps_46. Terlambat
47 Eps_47. Penangkapan
48 Eps_48. Dia
49 Eps_49. Terlambat Lagi
50 Eps_50. Jodi
51 Eps_51. Yang Muda Yang Bercinta
52 Eps_52. Nathan Tahu
53 Eps_53. Hampir Ketahuan
54 Eps_54. Curiga
55 Eps_55. Menguping
56 Eps_56. Ditampar
57 Eps_57. Membawanya Pulang Kampung
58 Eps_58. Minta Bantuan Bima Lagi
59 Eps_59. Nadia Sebenrnya Tahu
60 Eps_60. Permainan Nadia
61 Eps_61. Pengaturan Bi Eni
62 Eps_62. Percayalah Padaku
63 Eps_63. Penjelasan Vera
64 Eps_64. Mengaku Salah
65 Eps_65. Nyonya Muda
66 Eps_66. Gaji CEO
67 Eps_67. Membagikan Bingkisan
68 Eps_68. Ditangkap Polisi
69 Eps_69. Telepon Bisma
70 Eps_70. Aksi Ibu-ibu
71 Eps_71. Pelakunya
72 Eps_72. Donor Darah
73 Eps_73. Putri Yang Hilang
74 Eps_74. Hanya Harus Melahirkan Bayi Kita Dengan Selamat
75 Eps_75. Dapat Investor
76 Eps_76. Cerita Indah
77 Eps_77. Kritis
78 Eps_78. Biarkan Keajaiban Datang
79 Eps_79. Karina Sebenarnya Putri Saya
80 Eps_80. Karina dan Maria
81 Eps_81. Papamu
82 Eps_82. Karina Minta Pelukan
83 Eps_83. Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Eps 1. Hilangnya Mahhota
2
Eps 2. Memutuskan untuk Menikah
3
Eps 3. Pindah Ke Apartemen
4
Eps 4. Menjemput Karina
5
Eps 5. Kunjungan Nara
6
Eps 6. Tidak Biasa Memuji
7
Eps 7. Ingin Nasi Goreng
8
Eps 8. Perutnya Terbuat Dari Karet
9
Eps. 9. Kerjaan Bisma
10
Eps_10. Kebiasaan Pasangan Suami Istri
11
Eps. 11. Istri Ngidam Suami Kelimpungan
12
Eps_12. Ingin Ditemani Suami
13
Eps_13. Sugar Baby
14
Eps_14. Aku Temani Dari Sini
15
Eps_15. Bi Eni dan Nadia
16
Eps_16. Bisma Khawatir
17
Eps_17. Cara Lain Mengurangi Mual
18
Eps_18. Mengintip
19
Eps_19. Nobar
20
Eps_20. Mari Kita Coba
21
Eps_21. Langkah Pertama
22
Eps_22. Ingin, Tapi Tidak Bisa
23
Eps_23. Tidak Cukup Hanya Dengan Ucapan
24
Eps_24. Ucapan Terima Kasih Karina
25
Eps_25. Pulang Kampung
26
Eps_26. Meminjam Uang Lagi
27
Eps_27. Karina Yang Tidak Peka
28
Eps. 28. Perkataan Bibi Bermulut Pedas
29
Eps_29. Second...
30
Eps_30. Masih ingin Menipu?
31
Eps_31. Perlu Dipukul
32
Eps_32. Ketahuan Nara
33
Eps_33. Jalan-Jalan
34
Eps_34. Andra Nauval Abimanyu
35
Eps_35. Siapa Yang Mengusir Siapa?
36
Eps_36. Tentu Saja, Kan Aku Yang Membuatnya
37
Eps_37. Suami Mesum
38
Eps_38. Cie Ada Yang Tidak Bisa Pisah
39
Eps_39. Belum Bisa Jujur
40
Eps_40. Cara Memuaskan Istri
41
Eps_41. Kejutan Untuk Karina
42
Eps_42. Tora Dan Fania
43
Eps_43. Bisma Dikerjai
44
Eps_44. Karina Hilang
45
Eps_45. Bima Datang
46
Eps_46. Terlambat
47
Eps_47. Penangkapan
48
Eps_48. Dia
49
Eps_49. Terlambat Lagi
50
Eps_50. Jodi
51
Eps_51. Yang Muda Yang Bercinta
52
Eps_52. Nathan Tahu
53
Eps_53. Hampir Ketahuan
54
Eps_54. Curiga
55
Eps_55. Menguping
56
Eps_56. Ditampar
57
Eps_57. Membawanya Pulang Kampung
58
Eps_58. Minta Bantuan Bima Lagi
59
Eps_59. Nadia Sebenrnya Tahu
60
Eps_60. Permainan Nadia
61
Eps_61. Pengaturan Bi Eni
62
Eps_62. Percayalah Padaku
63
Eps_63. Penjelasan Vera
64
Eps_64. Mengaku Salah
65
Eps_65. Nyonya Muda
66
Eps_66. Gaji CEO
67
Eps_67. Membagikan Bingkisan
68
Eps_68. Ditangkap Polisi
69
Eps_69. Telepon Bisma
70
Eps_70. Aksi Ibu-ibu
71
Eps_71. Pelakunya
72
Eps_72. Donor Darah
73
Eps_73. Putri Yang Hilang
74
Eps_74. Hanya Harus Melahirkan Bayi Kita Dengan Selamat
75
Eps_75. Dapat Investor
76
Eps_76. Cerita Indah
77
Eps_77. Kritis
78
Eps_78. Biarkan Keajaiban Datang
79
Eps_79. Karina Sebenarnya Putri Saya
80
Eps_80. Karina dan Maria
81
Eps_81. Papamu
82
Eps_82. Karina Minta Pelukan
83
Eps_83. Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!