ANTARA KAU DAN DIA
TOKOH
SYIFA AZZAHRA
Gadis sederhana yang bekerja keras untuk menyambung hidup dan meraih cita - citanya setelah kedua orangtuanya meninggal bersamaan dalam sebuah kecelakaan. Dia memiliki dua sahabat dekat sejak sekolah SMA yang diam - diam menyukainya.
REYHAN ADITAMA
Pria tampan, dingin dan tegas. Dia adalah seorang konglomerat yang hartanya takkan habis tujuh turunan. Walaupun terlihat cuek terhadap wanita, namun Reyhan sangat perhatian pada Syifa dengan caranya tersendiri.
ARDAN SYAHREZA
Pria yang satu ini secara blak - blakan mengungkapkan rasa sukanya terhadap Syifa walaupun terkenal playboy sejak masih duduk di bangku SMP.
SONY HIDAYAT
Pria kalem, lemah lembut namun tegas saat dalam situasi serius. Sony adalah orang yang selalu ada di sisi Syifa disaat gadis itu sedang ada masalah. Sony sudah menganggap Syifa sebagai adiknya sendiri.
# # #
" Syifa...!" teriak Ardan.
Syifa yang mendengar namanya di panggil langsung menoleh ke arah belakang. Ternyata disana sudah ada Reyhan, Ardan dan Sony yang sedari tadi mencarinya.
Hari ini adalah hari terakhir mereka ujian kelulusan sekolah. Syifa yang hendak pulang langsung ditahan oleh Ardan di depan gerbang sekolah.
" Ardan, jangan berteriak! Aku masih denger suaramu itu," omel Syifa.
" Apa kau juga bisa mendengar suara hatiku?" goda Ardan.
" Huft... jangan ngelantur, aku bukan paranormal." ketus Syifa.
" Jalan yuk? Kita refreshing sebentar setelah ujian selesai." rengek Ardan.
" Jangan dipaksa! Kau bisa pergi dengan para wanitamu itu," sahut Reyhan.
" Dari semua gadis yang jalan denganku, hanya Syifa yang bisa membuatku merasa nyaman." ucap Ardan.
Sony yang sedari tadi diam, langsung menarik lengan Syifa menuju parkiran meninggalkan Reyhan dan Ardan yang masih berdebat.
" Sony! Kita mau kemana?" bisik Syifa.
" Ikut saja, bukankah kau harus berangkat bekerja?" sahut Sony.
" Benar juga, tapi mereka?" Syifa menunjuk ke arah Reyhan dan Ardan.
" Biarkan saja, nanti juga mereka pulang," jawab Sony.
Dari ketiga sahabatnya, hanya Sony yang tahu jika Syifa bekerja paruh waktu di sebuah cafe yang tidak jauh dari rumahnya. Syifa dapat sekolah di sekolahan elit karena lewat jalur beasiswa. Reyhan, Ardan dan Sony adalah anak pengusaha kaya raya di kota tempat tinggal Syifa.
Syifa naik keatas motor milik Sony dan segera pergi meninggalkan area sekolah. Pria itu tidak langsung mengantar Syifa ke tempat kerja melainkan membawanya ke sebuah taman.
" Son, kenapa kita ke taman?" tanya Syifa setelah Sony menepikan motor sportnya di parkiran taman.
" Jam kerja kamu masih lama, kita cari angin sebentar disini." jawab Sony seraya berjalan menuju seorang pedagang makanan keliling.
Sony memesan dua mangkok bakso lalu mengajak Syifa duduk di bangku panjang di sudut taman. Gadis itu hanya bisa menuruti kemauan Sony yang sedikit memaksanya tadi.
" Son, kenapa tadi tidak mengajak Rey dan Ardan kesini? Pasti mereka marah kita tinggalkan?"
" Fa, apa kamu tidak tahu seperti apa perasaan mereka kepadamu?"
" Perasaan apa?"
" Huft... kau ini terlalu naif jadi orang. Sudah jelas mereka berdua itu suka sama kamu."
" Bisa berteman dengan kalian saja aku sudah bahagia, tidak perlu sampai sejauh itu. Perbedaan kita sangatlah jauh, biarlah kita seperti ini saja."
" Fa, kau itu sudah aku anggap sebagai adikku sendiri. Aku akan selalu menjagamu sampai kapanpun."
" Terimakasih. Apa mulai sekarang aku boleh memanggilmu kakak?"
" Tentu saja, aku akan merasa sangat senang."
Syifa dan Sony terlihat sangat bahagia. Senyum terkembang dari bibir keduanya. Seraya menghabiskan makanannya, mereka terus berbincang dan bergurau.
" Fa, apa kamu tidak menyukai salah satu dari mereka?"
" Syifa tidak berani melakukan itu,kak. Untuk berteman saja sebenarnya aku merasa rendah diri. Apalagi dengan Reyhan, karena dia terlalu dekat denganku semua gadis di sekolah memusuhiku."
" Aku tidak bisa memaksamu untuk memilih diantara mereka berdua." ujar Sony.
Saat mereka sedang berbincang, Reyhan dan Ardan datang dengan tatapan yang sulit diartikan. Syifa merasa sangat takut dengan tatapan dingin Reyhan.
" Kenapa pergi tidak bilang?" omel Reyhan datar seraya menatap Syifa.
" Apa sih Rey? Aku yang ngajak Syifa kesini," sahut Sony.
" Fa, tadi aku duluan yang ngajak kamu kenapa malah pergi sama Sony?" sungut Ardan.
" Aku mau pulang." ucap Syifa.
" Aku yang antar!" sahut Reyhan.
" Tidak usah, aku sama Sony aja pulangnya." tolak Syifa.
Reyhan sangat kesal dengan penolakan Syifa sehingga dengan cepat ia meraih tangan Syifa dan menariknya menuju ke mobilnya.
" Rey...!" pekik Syifa.
" Rey...! Jangan paksa Syifa!" teriak Sony.
" Diam! Bukan urusanmu...!" ketus Reyhan.
" Rey, kau tidak bisa memaksa Syifa seperti itu!" hardik Ardan.
" Sudah! Apa kalian akan terus berantem karena aku?!" pekik Syifa.
Syifa melepas dengan kasar genggaman tangan Reyhan lalu berlari ke jalan raya dan menaiki ojek yang kebetulan melintas di depannya.
" Maafkan aku, dulu kita bersahabat baik. Tetapi sekarang aku tidak tahu harus bersikap seperti apa. Aku tidak ingin persahabatan kita hancur hanya karena perasaan dalam diri kita." batin Syifa.
Syifa berhenti di sebuah danau yang sepi karena di siang hari cuacanya sangat panas. Tak banyak pengunjung yang datang pada saat seperti ini. Syifa duduk di bawah pohon dengan menatap air danau yang tertiup angin.
" Kenapa kau berubah seperti ini? Apa aku berbuat salah padamu?" Reyhan yang entah sejak kapan berada disana langsung duduk di samping Syifa.
" Rey? Sejak kapan kau disini?" tanya Syifa terkejut.
" Maaf soal yang tadi, aku hanya ingin bicara berdua denganmu sebentar,"
" Bicara soal apa? Aku tidak punya banyak waktu."
" Kenapa kau menghindariku?"
" Akhir - akhir ini aku merasa hubungan kita berempat semakin renggang terutama kau dan Ardan. Aku tidak mau persahabatan kita hancur seperti ini. Kau pasti tahu maksudku, Rey."
" Fa, memangnya ada yang salah dengan apa yang aku lakukan ini. Aku sangat mencintaimu dan tak ingin kau jauh dariku."
" Rey, Ardan juga mengatakan hal yang sama seperti dirimu. Aku tidak mau persahabatan kalian berdua hancur karena aku."
" Ini masalah hati, Fa. Kau harus memilih aku atau dia,"
" Maaf, Rey. Tapi aku tidak bisa melakukan itu. Aku tidak mau menyakiti hati siapapun,"
" Apa dengan menolak kau pikir tidak menyakitiku?"
" Rey, tolong beri aku waktu. Aku tidak bisa memutuskannya sekarang."
" Sampai kapan, Fa? Apa aku harus pergi jauh dulu baru kau memikirkan semua ini!"
Syifa memejamkan matanya sejenak untuk mengatur hatinya yang kini sedang gundah. Dia tidak pernah membayangkan sebelumnya jika kedua sahabatnya itu akan mengungkapkan cinta dalam kurun waktu yang bersamaan.
" Rey, kita masih muda. Jalan kita masih panjang, raihlah cita - citamu terlebih dahulu. Aku tahu kau anak seorang konglomerat, tapi aku lebih suka orang yang berusaha berdiri sendiri tanpa menggantungkan diri pada orang lain. Jadilah pria yang mandiri dan sukses, suatu saat cinta itu pasti akan datang kepadamu entah itu aku atau gadis di luaran sana."
" Tapi, Fa_..."
" Rey, kita tidak bisa memaksakan jodoh. Biarlah semua itu menjadi urusan Sang Pencipta. Sekuat apapun dirimu berusaha, tapi jika tidak berjodoh kita bisa apa,"
" Tunggulah aku, Fa. Aku janji akan kembali untukmu,"
" Rey, aku tidak bisa melakukan itu. Kita tidak tahu takdir apa yang akan kita jalani esok. Pasrahkan semua ini kepada Sang Maha Pencipta, kita hanya bisa ikhtiar dan berdo'a."
Reyhan menatap Syifa dengan sendu. Penolakan Syifa sungguh sangat menyakiti hatinya. Namun Reyhan juga yakin bahwa Syifa juga mencintainya walaupun gadis itu menolak. Syifa hanya merasa tidak enak hati pada Ardan yang juga menyukainya.
" Baiklah, mungkin sekarang kau belum mau membuka hatimu untukku. Tapi aku akan membuktikan padamu jika hatiku selamanya tidak akan berpaling darimu."
" Rey_..."
.
.
TBC
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Vera Diani
Mampir
2022-09-13
1