Part 03

" Pak, bu... kenapa semua berkumpul disini?" tanya Syifa heran.

" Syifa, akhirnya kau pulang juga. Kami semua sedang menunggumu," jawab pria paruh baya yang ternyata ketua RT.

" Memangnya ada apa, pak?"

" Kamu yang sabar ya? Ada kabar buruk mengenai orangtua kamu."

" Kabar buruk apa, pak? Saya sedari tadi berkeliling mencari ayah dan ibu,"

" Tadi ada petugas kepolisian yang datang kemari dan mengabarkan tentang orangtuamu yang mengalami kecelakaan di dekat pasar."

" Apaa? Tidak mungkin! Ayah dan ibu pasti baik - baik saja, kan?"

Syifa langsung menangis dan hampir jatuh seandainya Reyhan tak menangkapnya. Tubuh Syifa terlihat lemah dan pucat.

" Pak, dimana orangtua Syifa sekarang?" tanya Reyhan.

" Mereka dibawa ke rumah sakit XX dekat pasar, Nak."

" Terimakasih, pak. Bisakah Anda menemani kami untuk kesana? Bagaimanapun juga kami butuh pendampingan orang dewasa."

" Iya, saya akan ikut dengan kalian."

Reyhan memapah tubuh Syifa masuk ke dalam mobil diikuti pak RT yang turut serta untuk mendampingi. Menurut petugas kepolisian, keadaan kedua orangtua Syifa cukup parah karena menabrak pembatas jalan saat menghindari seorang anak kecil yang menyeberang sembarangan.

" Pak, bagaimana keadaan ayah dan ibu saya?" tanya Syifa.

" Bapak juga kurang tahu, Fa. Kamu berdo'a saja semoga orangtuamu baik - baik saja." jawab pak RT dengan wajah sendu.

" Tapi Syifa takut, pak. Syifa tidak punya siapa - siapa lagi,"

" Fa, jangan bicara begitu. Ayah dan ibu pasti selamat," ujar Reyhan.

Reyhan mengirimkan pesan kepada Ardan dan Sony agar menyusul ke rumah sakit. Tak lama, Reyhan memarkirkan mobilnya di tempat parkir rumah sakit XX.

" Ayo, Fa. Tenanglah, semua pasti baik - baik saja."

Reyhan menggenggam tangan Syifa yang tampak gemetar. Gadis itu semakin lemah dan tak kuat lagi untuk menopang tubuhnya sendiri saat sampai di depan ruang IGD. Reyhan dengan sigap merangkul bahu Syifa agar tidak terjatuh ke lantai.

Sementara itu, pak RT menuju ruang informasi untuk mengetahui keadaan orangtua Syifa hingga tak lama kemudian dokter keluar dari ruang IGD.

" Dokter, bagaimana keadaan ayah dan ibu saya?" tanya Syifa cemas.

" Anda keluarga pasien atas nama siapa?" sahut dokter itu.

" Saya keluarga dari bapak Suryana dan ibu Aisyah," jawab Syifa cepat.

" Maaf, Nona. Apa ada keluarga yang mendampingi?"

" Iya, dokter. Ada tetangga saya akan membantu saya disini."

Dokter mengajak Syifa dan yang lainnya untuk masuk ke dalam ruangannya. Setelah semua duduk, dokter mulai membuka percakapannya.

" Begini, sebelumnya saya meminta maaf dan saya berharap kalian tabah menghadapi ini semua."

" Maksud dokter apa?" tanya Syifa.

" Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan ibu Aisyah. Beliau sudah tenang dalam tidurnya."

" Tidak mungkin, dokter! Ibu saya tidak mungkin meninggal." teriak Syifa.

" Syifa, tenanglah. Kuatkan dirimu, jangan seperti ini."

Reyhan memeluk erat gadis yang tampak sangat rapuh itu. Hatinya sangat terluka melihat gadis yang dicintainya menangis pilu.

" Dokter, bagaimana keadaan pak Suryana?" tanya pak RT.

" Maaf, keadaan pak Suryana sekarang juga sangat buruk. Sekarang beliau kritis dan hanya mu'jizat Allah yang bisa menyelamatkannya. Luka di kepalanya sangat parah, kami sebagai dokter terpaksa harus menyerah."

" Dokter tidak boleh menyerah! Selamatkan ayah saya...!" pekik Syifa.

" Syifa, sudah! Kendalikan dirimu, kita lihat keadaan ayah dulu dan mengurus jenazah ibu," ujar Reyhan yang merasakan tubuh Syifa semakin melemah.

Melihat Syifa yang histeris, Reyhan tak mampu lagi untuk menahan airmatanya. Hatinya ikut rapuh dengan kepergian ibu Aisyah. Walaupun tidak sering bertemu, namun orangtua Syifa telah mengajarkan tentang kebahagiaan dengan cara yang sederhana.

Reyhan ingat dengan pesan ibu Aisyah saat bertemu dengannya tadi pagi di sekolah. Reyhan yang merasakan betapa tulusnya kasih sayang orangtua Syifa.

FLASHBACK ON

Reyhan sedang duduk di taman saat semua teman - temannya berkumpul di aula sekolah. Hari ini kedua orangtuanya sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri. Saat semua teman - temannya di dampingi orangtuanya, Reyhan hanya bisa datang sendiri tidak mungkin ia mengajak tukang kebun di rumahnya.

Saat Reyhan sedang melamun, ibu Aisyah yang habis dari toilet datang menghampirinya dengan senyum di bibirnya yang begitu menentramkan jiwa Reyhan. Dia sempat berkhayal seandainya orangtuanya seperti ibu Aisyah dan pak Suryana, mungkin hidupnya akan terasa sangat sempurna.

" Rey... kenapa kamu ada disini?" tanya bu Aisyah.

" Ibu, mmm... Reyhan tidak suka keramaian. Disini adalah tempat paling nyaman untuk saya." jawab Reyhan seraya tersenyum.

" Orangtuamu tidak datang?"

" Tidak,bu. Mereka sedang pergi keluar negeri, saya juga akan berangkat malam ini ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan disana selama beberapa tahun."

" Rey, semoga kamu berhasil meraih cita - citamu. Kau adalah anak yang baik, ibu hanya ingin menitipkan Syifa kepadamu. Tolong jaga dia, ibu bisa tenang jika Syifa bersamamu,"

" Ibu jangan bicara seperti itu, Syifa itu butuh ayah dan ibu. Memangnya ibu dan ayah mau pergi kemana?"

" Ibu dan ayah tidak pergi kemana - mana, Rey. Hanya saja, jika suatu saat nanti kami tiada... ibu mohon jagalah Syifa, dia gadis yang terlihat kuat walaupun sebenarnya sangat rapuh."

" Rey janji akan menjaga Syifa, bu. Setelah Rey pulang dari luar negeri, Rey akan datang menjemput Syifa. Jujur, Rey sangat mencintai Syifa. Rey ingin sekali menjaga dan melindungi Syifa seumur hidup Reyhan."

" Terimakasih, Nak. Ibu senang jika Syifa bisa bersamamu."

Ibu Aisyah menggenggam erat tangan Reyhan seperti mengharapkan sesuatu yang besar pada putranya sendiri.

FLASHBACK OFF

Reyhan memapah Syifa ke ruang IGD untuk melihat ayahnya. Saat memasuki ruangan itu, Syifa menangis melihat keadaan ayahnya yang sangat memprihatinkan. Kepalanya penuh dengan luka dan tubuhnya terpasang beberapa alat medis.

" Ayah... kenapa jadi seperti ini," lirih Syifa.

Syifa meraih tangan ayahnya yang sudah lemah tak bertenaga. Dia hanya bisa menangis dengan terus menciumi tangan sang ayah.

" Syifa, kamu harus tegar. Aku tahu kamu gadis yang kuat." ucap Reyhan.

Reyhan membawa Syifa ke dalam dekapannya. Saat ini hanya hal kecil inilah yang bisa Reyhan lakukan untuk menenangkan Syifa yang sedang bersedih.

" Kenapa semua ini harus terjadi padaku, Rey. Ibu sudah pergi, keadaan ayah juga seperti ini. Aku tidak akan sanggup hidup seperti ini," tangis pilu Syifa seakan menghujam hati Reyhan.

" Kau harus kuat, aku akan selalu bersamamu." lirih Reyhan.

Tak lama, ayah Syifa membuka matanya dan menatap lekat anak gadisnya. Dengan perlahan ayah mengulurkan tangannya kepada Syifa yang langsung disambut dengan tangisan yang semakin kencang.

" Syifa, dimana ibumu?"

" Ayah... ibu baik - baik saja. Ayah harus segera sembuh,"

" Maafkan ayah, Nak. Sepertinya cukup sampai disini ayah bisa mendampingimu. Jadilah gadis yang kuat dan mandiri, jangan bergantung pada orang lain."

" Ayah jangan bicara seperti itu, Syifa masih membutuhkan ayah..."

" Ayah sudah tidak kuat lagi, Nak. Tadi ibumu datang dan mengajak ayah pergi,"

" Ayah... Syifa tidak mau sendirian. Syifa mohon jangan meninggalkan Syifa, yah."

Detak jantung pak Suryana semakin melemah dan genggaman tangannya hampir terlepas. Pria paruh baya itu menatap Reyhan memberi kode agar mendekat ke arahnya.

" Ayah, bertahanlah. Bukan hanya Syifa, Rey juga butuh ayah. Ayah harus berjuang untuk sembuh." ucap Reyhan sendu.

" Tidak, Rey. Sudah waktunya ayah pergi, ayah sudah tidak bisa menahan rasa sakit ini. Ayah punya satu permintaan padamu, tolong kabulkan permintaan ayah,"

" Apapun yang ayah minta, pasti Reyhan kabulkan. Ayah harus sembuh."

" Terimakasih, Nak. Ayah hanya minta kepadamu untuk menjaga Syifa setelah ayah pergi. Buatlah Syifa bahagia, jangan biarkan dia menangis. Berjanjilah untuk membuat Syifa selalu tersenyum."

" Reyhan janji akan menjaga Syifa, yah. Reyhan akan membuat Syifa bahagia bersama Reyhan."

" Terimakasih, Rey. Ayah titip Syifa kepadamu."

Uhuukkk! Uhuukkk! Uhuukkk!!!

Pak Suryana batuk sembari mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya.

" Ayaahhh...!"

.

.

TBC

.

.

Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 Part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100 ( END )
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
Part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100 ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!