Part 04

" Ayaahhh...!" teriak Syifa.

Reyhan segera memanggil dokter agar segera memeriksa ayah Syifa. Dia ikut panik melihat keadaan pak Suryana yang semakin memburuk.

Dokter yang memeriksa keadaan pak Suryana menghela nafas panjang. Dengan perlahan ia melepas semua alat yang terpasang di tubuh pak Suryana.

" Dokter, kenapa alat - alat itu dilepas?" tanya Syifa.

" Maaf, Nona. Ayah Anda sudah tidak tertolong. Beliau sudah meninggal,"

" Tidak! Ayah tidak mungkin meninggal!" pekik Syifa.

" Sabar, Fa. Ikhlaskan ayah dan ibu." lirih Reyhan.

Tubuh Syifa semakin melemah dan tak sadarkan diri dalam dekapan Reyhan.

Beberapa perawat membantu Reyhan untuk membawa Syifa ke brankar untuk diberi perawatan. Reyhan tak kuasa menahan airmatanya yang kembali membasahi wajahnya.

" Fa, kamu harus kuat. Kamu gadis yang tegar, aku yakin kamu bisa melewati semua ini," lirih Reyhan.

Pak RT, Ardan dan Sony masuk untuk melihat keadaan Syifa setelah tadi mendapat informasi dari dokter diluar.

" Syifa... bangunlah, Nak. Bapak yakin kamu kuat, orangtuamu adalah orang yang baik, mereka pasti berada di surga-Nya Allah. Kamu harus melanjutkan hidupmu walau tanpa mereka." ujar pak RT seraya mengusap puncak kepala Syifa dengan lembut.

Ardan dan Sony menatap sendu keadaan Syifa yang sedari tadi belum sadar dari pingsannya. Mereka berdua tak kalah sedihnya dengan Syifa. Bagi mereka, orangtua Syifa adalah sosok panutan yang patut mereka contoh. Mereka juga menganggap pak Suryana dan bu Aisyah sebagai orangtua mereka sendiri.

Sony dan pak RT segera mengurus pemulangan jenazah kedua orangtua Syifa ke bagian Administrasi. Semua biaya rumah sakit di tanggung oleh Reyhan karena ini adalah kecelakaan yang disebabkan oleh seorang anak kecil yang berprofesi sebagai pengamen.

# # #

Pagi hari, warga membantu proses pemakaman kedua orangtua Syifa. Reyhan, Ardan dan Sony setia menemani Syifa yang tak berhenti menangis dari kemarin.

" Fa, ikhlaskan kepergian ayah dan ibu. Mereka tidak akan tenang jika melihatmu bersedih seperti ini," hibur Reyhan.

" Aku tidak punya siapa - siapa lagi, Rey. Aku sebatangkara sekarang." isak Syifa.

Setelah jenazah selesai dikebumikan, kini tinggal Syifa, Reyhan, Ardan dan Sony. Syifa tidak mau pulang ke rumah karena ingin berada disisi kedua orangtuanya.

" Fa, kita pulang ya? Matahari semakin terik, nanti kamu bisa sakit," bujuk Sony.

" Aku disini saja, kak. Aku tidak mau meninggalkan ayah dan ibu disini."

" Fa, kau tidak boleh seperti ini! Kau masih punya masa depan yang harus diraih,"

Syifa bersimpuh di depan pusara keduanya dengan meremas tanah yang menimbun orangtuanya. Dia tidak percaya bahwa kedua orangtuanya pergi secepat ini dalam waktu yang bersamaan. Kini hidupnya terasa hampa dan enggan untuk mempertahankan hidupnya lagi.

" Fa, kau tetap harus melanjutkan hidupmu. Buatlah kedua orangtuamu bangga dengan masa depanmu yang bahagia." ujar Ardan.

" Kalian pulanglah dahulu, nanti aku menyusul,"

" Tidak boleh seperti itu, Fa. Kita pulang bersama - sama." bujuk Reyhan.

" Rey, please...?" ucap Syifa menghiba.

" Pulang sekarang! Atau kau mau digendong?" bisik Reyhan.

Syifa menatap sendu kepada pria yang memaksanya untuk pulang itu. Namun dia juga tidak menolak saat Reyhan mengulurkan tangannya untuk berdiri.

Mereka berempat pulang ke rumah Syifa dengan berjalan kaki karena jarak rumah dan pemakaman tidaklah jauh. Seperti biasa, Reyhan dan Ardan berebut untuk mendekati Syifa. Sony yang jengah dengan tingkah keduanya, langsung menarik tangan Syifa lalu merangkul bahu gadis itu seraya mengajaknya berjalan mendahului Reyhan dan Ardan.

" Ish... gara - gara kau!" ketus Ardan.

" Hah... jangan kau pikir Syifa mau denganmu!" sahut Reyhan.

Sampai di rumah, Syifa langsung masuk ke dalam kamar orangtuanya. Dia kembali menangis seraya memeluk foto ayah dan ibunya.

" Ayah, ibu... Syifa tidak bisa hidup tanpa kalian. Kenapa kalian harus pergi secepat ini," batin Syifa.

Syifa merasa sangat kehilangan ayah dan ibunya. Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika ia akan menjadi sebatangkara di saat usianya yang masih remaja.

" Ayah, ibu... Syifa harus bagaimana sekarang? Aku tidak mau hidup sendirian, kenapa kalian tidak mengajak Syifa bersama kalian?"

Reyhan yang sedari tadi berdiri di depan kamar langsung masuk dan mendekap tubuh Syifa. Saat ini tak ada kata yang bisa ia lakukan kecuali memberikan ketenangan hati untuk gadis dalam pelukannya itu.

" Jangan bersedih, kamu harus kuat. Aku tidak suka melihat airmata kesedihan ini," lirih Reyhan.

" Rey, apa aku bisa hidup sendirian tanpa ayah dan ibu?"

" Yang sabar ya, Fa. Aku yakin kamu bisa menghadapi semua cobaan ini."

" Apa kau akan pergi juga meninggalkan aku?"

" Maaf, aku tidak bermaksud untuk meninggalkanmu. Tapi aku harus pergi untuk sementara waktu. Setelah lulus kuliah nanti aku pasti akan kembali sesuai janjiku kepada kedua orangtuamu."

" Aku tahu, Rey. Kau tidak perlu minta maaf dan juga tidak usah memikirkan aku lagi. Aku akan berusaha bertahan walau dalam kesendirian. Pergilah! Jangan kau pikirkan tentang permintaan orangtuaku."

" Fa, sampai kapanpun juga aku akan ada untukmu. Jangan pernah memutuskan komunikasi walaupun kita jauh. Aku mohon, tunggulah aku pulang," pinta Reyhan.

" Rey, aku tidak tahu seperti apa nasibku setelah ini. Jangan terlalu berharap lebih, semua kita serahkan pada Tuhan."

" Apa kau tidak mencintaiku, Fa?"

" Aku_...."

Syifa menunduk dan mundur dua langkah menjauhi Reyhan. Dia sendiri tidak tahu harus menjawab apa kepada Reyhan. Selama ini dia hanyalah menganggapnya sahabat seperti kepada Ardan dan Sony.

" Fa, kau disini sama Reyhan? Dari tadi aku mencarimu." kata Ardan yang langsung nyelonong masuk ke dalam.

" Mmmm... kalian tidak pulang?" tanya Syifa.

" Apa kau tidak senang kami menemanimu disini?"

" Bukan begitu, bukankah kalian akan pergi keluar negeri?"

" Bagaimana jika kamu ikut denganku saja, Fa?" kata Ardan.

" Tidak boleh! Lebih baik Syifa ikut denganku." timpal Reyhan.

Syifa menatap keduanya dengan heran. Bagaimana bisa mereka berpikir untuk mengajaknya keluar negeri.

" Heh... memangnya kalian punya apa mau mengajak Syifa pergi! Makan saja masih bergantung pada orangtua." ujar Sony.

" Iya, kak Sony benar. Aku tidak akan pergi dengan kalian, pergilah! Wujudkan cita - cita dan harapan orangtua kalian. Aku juga ingin mewujudkan mimpiku yang belum tercapai. Semoga suatu saat nanti kita berempat bisa berkumpul seperti ini lagi." ucap Syifa.

" Kita masih bisa komunikasi via telepon, Fa. Walaupun jauh, kita tidak boleh putus komunikasi." kata Ardan.

" Iya, insyaAllah kita berempat tidak akan putus komunikasi." sahut Syifa.

" Syifa, sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu," ucap Ardan.

" Cinta tidak bisa dipaksakan, Dan. Setelah sampai di tempat yang baru, kau pasti mendapatkan cinta yang lain." ledek Syifa.

" Kau berbeda, Syifa. Cintaku tulus untukmu, tidak seperti kepada gadis - gadis diluaran sana yang hanya menginginkan hartaku."

Ardan sangat senang melihat ada sedikit senyuman di wajah Syifa. Begitu pula dengan Reyhan dan Sony yang turut bahagia karena Syifa sudah sedikit lebih tenang.

" Terimakasih, kalian bertiga ada bersamaku di saat aku sedang terpuruk seperti ini." ucap Syifa.

" Tidak perlu mengucapkan terimakasih, Fa. Kita ini bersahabat, kami justru bersyukur bisa mengenalmu dan juga orangtuamu. Dari keluargamu, kami jadi tahu artinya sebuah keluarga yang harmonis. Orangtuamu memberikan kasih sayang yang tulus kepada kami. Kau tahu betapa sibuknya orangtua kami sehingga tak ada waktu untuk bersama anak - anaknya." sahut Sony.

Mereka berempat saling berpelukan sebelum akhirnya berpamitan untuk pulang ke rumah masing - masing. Malam ini Reyhan akan berangkat ke Amerika, Ardan ke London dan Sony ke Singapura.

Kini tinggalah Syifa sendirian yang kembali menangis setelah ketiga sahabatnya pergi. Di saat yang bersamaan, lima orang yang paling dekat dengannya pergi jauh.

.

.

TBC

.

.

Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 Part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100 ( END )
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
Part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100 ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!