Part 05

Tujuh hari sudah orangtua Syifa wafat, begitu pula dengan ketiga sahabatnya yang pergi keluar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Syifa berdiri di teras rumah menatap jalanan yang sedang basah sehabis hujan.

" Ya Allah, kenapa cobaan ini membuatku lemah? Aku ingin sekali tegar menghadapi semua ini, namun hatiku begitu lemah tak berdaya," batin Syifa.

Beberapa hari ini tak ada kabar dari ketiga sahabatnya, mungkin mereka sedang sibuk dengan aktifitasnya masing - masing. Syifa bersiap - siap untuk berangkat bekerja ke kedai makanan setelah lama tidak masuk.

Syifa berjalan kaki menuju tempat kerja karena masih punya banyak waktu sebelum jam kerjanya di mulai. Membutuhkan waktu sekitar 20 menit berjalan untuk sampai di tempat kerjanya.

Sampai di tempat kerja, Syifa langsung ke belakang untuk mengganti seragam kerjanya. Namun saat baru berjalan beberapa langkah, dia dipanggil oleh rekan kerjanya.

" Fa, kamu dipanggil boss keruangannya. Cepatlah menghadap!"

" Ada apa ya, kak?"

" Mana kutahu, cepat pergi sebelum boss marah."

" Iya, kak."

Syifa segera berjalan menuju ruang bossnya sebelum mengganti pakaiannya. Syifa mengetuk pintu sebelum masuk keruangan itu.

" Permisi, pak. Anda memanggil saya?"

" Syifa, satu minggu lebih kamu tidak bekerja. Saya tidak bisa mempekerjakanmu lagi."

" Tapi, pak... saya_..."

" Cukup! Sudah ada orang yang menggantikan posisimu, jadi saya tidak membutuhkanmu lagi."

" Pak, saya sudah meminta ijin. Kenapa bapak memecat saya?"

" Kau terlalu lama cuti, jadi sudah ada orang lain yang menggantikanmu."

" Pak, saya mohon... jangan pecat saya,"

" Maaf, silahkan keluar dari sini."

Syifa segera melangkahkan kakinya keluar dengan langkah yang terasa begitu berat.

" Fa, kamu kenapa?" tanya temannya.

" Tidak apa - apa, saya pulang dulu. Terimakasih, selama ini kakak sudah menjadi teman baik Syifa."

" Pulang? Maksud kamu apa, Fa?"

" Saya dipecat, kak."

" Di pecat? Tapi kenapa, Fa?"

" Saya tidak tahu, kak. Katanya sudah ada penggantinya selama saya tidak bekerja."

" Ya sudah, yang sabar ya? Semoga kamu mendapatkan pekerjan yang lebih baik diluaran sana."

" Iya, kak. Kalau begitu Syifa pamit ya,"

" Hati - hati, saya yakin kamu bisa menjadi orang sukses suatu hari nanti. Tetap semangat ya!"

" Terimakasih, kak."

Setelah berpelukan sebentar, Syifa segera pulang ke rumah karena saat ini belum memiliki tujuan yang lain. Sampai di rumah, Syifa dikejutkan dengan kehadiran pamannya yang merupakan adik dari sang ibu.

" Assalamu'alaikum, paman."

" Wa'alaikumsalam, dari mana saja kamu?"

" Syifa mau mencari pekerjaan, paman. Kenapa tiba - tiba paman tiba - tiba datang kesini? Kemarin saat ibu meninggal, paman tidak datang."

" Paman sedang sibuk, tak ada waktu."

" Lalu, sekarang?"

" Kau harus tahu tentang satu hal, Fa. Rumah ini milikku sekarang. Ini adalah peninggalan kakekmu, jadi paman juga berhak atas rumah ini."

" Tapi, paman... Syifa harus tinggal dimana jika paman mengambil rumah ini?" Syifa terduduk di lantai dengan airmata yang membasahi kedua pipinya.

" Aku tidak peduli! Sekarang kau harus pergi dari sini!" bentak paman.

" Paman, jangan mengusirku dari rumah ini. Syifa harus pergi kemana lagi, tak ada satupun keluarga Syifa selain paman."

" Kau pikir aku peduli! Cepat tinggalkan rumah ini!"

" Paman, Syifa mohon... aku ini masih keponakan paman,"

" Dari dulu aku sangat membenci keluargamu yang sok baik itu. Jangan harap aku akan mengasihimu!"

Syifa dipaksa untuk mengambil barang - barangnya dan segera menyuruhnya untuk angkat kaki dari rumah itu. Gadis itu hanya bisa menangis saat melangkahkan kakinya keluar dari rumah dan tatapan iba para tetangga. Mereka merasa kasihan dengan nasib Syifa, namun mereka tidak bisa menampung gadis itu karena rata - rata penduduknya bertaraf hidup rendah.

Syifa melangkahkan kakinya menapaki jalanan yang mulai basah karena rintik hujan yang semakin lama semakin deras. Airmatanya luruh bersama tetesan air hujan yang mengguyur seluruh tubuhnya. Tubuh kurusnya semakin menggigil kedinginan karena hujan yang semakin deras disertsi angin kencang. Syifa duduk di halte untuk berteduh sambil memikirkan kemana kakinya akan melangkah.

Duaaarrr!!!

Kilatan cahaya yang sangat menyilaukan mata seakan membelah langit disertai gemuruh petir yang menggelegar. Syifa langsung menutup mata dan telinganya karena ketakutan. Kini hidupnya benar - benar sendiri dan tak ada arah tujuan. Dia sudah menjadi gelandangan yang luntang lantung di jalanan.

" Ya Allah, kuatkanlah diriku untuk menjalani semua cobaan dariMu. Hamba yakin suatu saat akan ada kebahagiaan untukku ya Allah. Berilah kemudahan bagiku dalam menghadapi aral melintang dalam hidupku ini." batin Syifa.

Syifa terus berusaha untuk tegar menghadapi kenyataan hidup yang cukup sulit untuk ia jalani. Syifa hanya bisa berharap ada seseorang yang akan menolongnya.

Hujan sudah mulai berhenti, Syifa kembali melanjutkan langkahnya untuk mencari tempat berlindung malam ini. Kepalanya terasa berat dan pusing disertai suhu badan yang semakin naik. Syifa berusaha untuk tetap berjalan walau dengan tertatih - tatih. Saat akan menyeberang jalan, tiba - tiba pandangannya kabur saat di depannya ada sebuah mobil yang melaju kencang.

Braakkk!!!

# # #

Syifa berada di sebuah taman yang indah dengan aroma semerbak dari bunga - bunga yang tumbuh di sekelilingnya. Syifa terus berjalan di tempat yang menurutnya sangat asing. Dia merasa nyaman berada di tempat itu.

" Tempat apa ini? Aku belum pernah melihat tempat senyaman ini seumur hidupku." gumam Syifa.

Syifa terus berjalan lurus ke depan namun seperti tak ada ujungnya. Saat dia mulai lelah, netranya menangkap sosok pria dan wanita paruh baya sedang bercengkerama di dekat danau kecil yang airnya terlihat sangat jernih.

" A_yah... I_bu...!" gumam Syifa terkejut.

Syifa melangkah semakin dekat kepada kedua orangtuanya. Tak terasa airmata jatuh membasahi pipinya.

" Syifa, kenapa kamu ada disini?" tanya ibu dengan tersenyum.

" Ibu, ayah... kita ada dimana sekarang?" sahut Syifa.

Mereka bertiga saling berpelukan melepaskan kerinduan di hati. Syifa menangis haru bisa bertemu dengan kedua orangtuanya lagi.

" Sayang, bagaimana bisa kamu datang ke tempat ini?" tanya ibu lagi.

" Syifa merindukan ayah dan ibu, biarkan Syifa tetap disini bersama kalian," rengek Syifa.

" Nak, pulanglah! Tempatmu bukan disini, jalanmu masih panjang." ujar Ayah.

" Syifa tidak mau sendirian, Yah. Ijinkan Syifa ikut bersama kalian,"

" Tidak, Syifa. Kembalilah, belum waktunya kamu ikut dengan ayah dan ibu. Banyak hal yang harus kamu lakukan sebelum bersama kami, Nak." ucap ayah.

" Ayahmu benar, Syifa. Pergilah! Kau belum waktunya berada di tempat ini," kata ibu.

Syifa menangis saat orangtuanya menyuruhnya segera pergi. Syifa sudah terlanjur nyaman dekat dengan kedua orangtuanya. Dia tidak ingin berpisah lagi dengan ayah dan ibunya.

" Syifa tidak memiliki siapa - siapa lagi selain kalian. Tolong ijinkan aku tetap disini bersama kalian.".

Mereka kembali saling berpelukan untuk meluapkan rasa rindu dalam jiwa. Syifa heran melihat kedua orangnya yang selalu menyunggingkan senyumnya. Hidupnya seakan tidak ada masalah sama sekali.

Saat mereka berpelukan, tiba - tiba tubuh Syifa seakan tertarik ke belakang dan terlepas dari pelukan ayah dan ibunya.

" Ayaahhh...!"

.

.

TBC

.

.

Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 Part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100 ( END )
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
Part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100 ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!