My Cute Boyfriend

My Cute Boyfriend

Chapter 1 Pawangnya Ezra

Rutinitas baru seorang Naila Nazhara adalah mengunjungi kelas kekasihnya dipagi hari, yang perlu ia lakukan adalah menyapa dan memberikan bekal berupa roti selai coklat yang telah ia buat. Hal ini sudah berlangsung dua bulan lamanya setelah ia resmi berpacaran dengan Ezra. Ini bukan sebuah beban baginya, ia benar-benar senang melakukannya.

Gadis yang kerap dipanggil Nanaz ini tersenyum malu. Jika mengingat tingkah laku Ezra saat berusaha mendekatinya benar-benar membuatnya tertawa. Cowok tampan itu hampir tiap hari menempel padanya dan terus mengajaknya berbicara, awalnya mungkin ia merasa sangat terganggu. Tapi semakin lama ia terbiasa, bahkan merasa ada yang berbeda bila Ezra tak ada disampingnya.

Dan bukannya ia tak tahu sifat pacarnya itu, Nanaz tau kalau Ezra hanya bersifat manis di depannya dan akan membuat onar jika tak ada dirinya. Tak hanya sekali atau dua kali Nanaz menemukan Ezra bergelut ditengah lapangan atau di kantin sekolah, tentu saja bertengkar. Dan Nanaz lah yang selalu menjadi penengahnya. Kalau mereka bilang Nanaz itu pawangnya Ezra, sebut aja nama Naila Nazhara biar Ezra jadi jinak lagi.

"Nanaazzz lo lama banget! Cepetan masuk."

"Ada apa Raf?

"Itu si Ezra ngulah lagi."

Niatnya Rafa baru aja mau cari Nanaz dikelasnya, tapi ternyata Nanaz udah berdiri disamping kelas. Hampir aja Rafa kelepasan mau pegang tangan Nanas, untung otaknya keinget sama tatapan membunuh Ezra, bisa gawat kalau Ezra beneran liat.

"Tuh liat kan?"

"Astagaa Ezraaa.." Teriak gadis itu panik liat Ezra lagi pegang sapu yang ditodongin ke lawannya.

"Loh, Nanaz udah datang?"

Seketika Ezra ngelempar sapunya dan kena lawannya beneran.

"Doni lo gapapa?!"

"Astaga sampe biru gini kepalanya."

"Gue gapapa Naz, urus aja tuh cowok lo!" Ketus Doni.

Nanaz masang wajah panik waktu liat kening Doni biru lebam. Kasian banget, pasti sakit.

"Don bawa ke UKS yuk, nanti kenapa-napa gimana."

"Ck! Nanaz ga liat Ezra juga disini?" Ucap Ezra mulai kesal.

"Liat kok aku kan punya mata."

"Terus kenapa nyamperin Doni, pacar kamu kan aku."

Ezra lagi pasang wajah sedihnya plus muka imut buat Nanaz dan cewek-cewek mencair kayak mentega meleleh. Lain lagi  sama Rafa dan Doni yang nyaris mau muntah darah liatnya.

"Kan kamu yang salah, liat deh kening Doni sampai lebam."

"Aku juga luka kok."

"Eh mana??"

"Ini.." Ucapnya sambil nunjuk tangannya yang merah, yah hanya merah sedikit. Mungkin bekas garukan digigit nyamuk.

"Ck! Ezra jangan main-main deh! Buruan kamu temenin Doni ke UKS sana sebelum bel masuk."

Cowok berparas rupawan itu memasang wajah cemberutnya,

"Nanaz gitu ya... udah ga perduli lagi sama Ezra."

Tolong siapapun, Rafa sama Aldo beneran bakalan muntah liat kealayan ini. Walaupun udah sering liat tapi entah kenapa belum kebiasa juga. Mereka berdua bahkan gak tau kenapa cewek-cewek dibelakang sana malah teriak baper.

"Bukan gitu... tunggu dulu, kenapa kamu mau mukul Doni pake sapu?"

"Kenapa ya?"

Ezra mikir sebentar

"Mukanya ngeselin, kayak kecoak terbang. Jadi pingin mukul deh." Jelasnya sambil cengengesan.

Doni udah masang muka gerem pingin nampol, tapi sayangnya gak berani, takut ganggu proses penjinakan ini dan malah buat dirinya malah kena serang balik.

"Astaga Ezra gak boleh gitu! Kalau aku sebel sama kamu emang kamu mau aku pukul?"

Ezra nggeleng, "Gak mau..."

"Makanya ga boleh gitu, kan emang Ezra yang salah, minta maaf ya sama Doni?"

Ezra mandang Nanaz dengan tatapan sedih yang dibuat buat kemudian beralih natap Doni dengan tatapan membunuhnya, Doni sampai nelen ludahnya susah payah. Memang perubahan ekspresi yang sangat cepat.

"Maaf!"

Bahkan sehabis mengatakan maaf cowok itu mengubah raut wajahnya kembali menjadi sosok yang menggemaskan.

"Pinter... jangan di ulangi yang zra.."

Ezra ngangguk bawa tangan Nanaz ke kepalanya, kode minta dipuk-puk. Nanaz yang sadar langsung ngelus rambut Ezra sayang, imut banget kayak kucing yang kesenengan dielus sama tuannya.

...➳༻❀☕❀༺➳...

"Nanaaazz, paham ga yang dibilang Bu Jeje?"

"Paham kok."

"Guee enggaa, pokoknya nanti gue kerumah lo ya! Ajarin."

"Iya datang aja, tapi sebelum itu chat gue dulu yah."

"Okay!" Yuna ngacungin jempolnya.

Pelajaran pertama oleh Bu Jeje guru Fisika mereka telah seselai, sekarang pergantian jam pelajaran Bahasa Indonesia selama satu jam, kemudian barulah Bel istirahat pertama akan dibunyikan. Nanaz lagi masukin buku Fisikanya dan mengganti dengan buku pelajaran selanjutnya sambil nunggu guru berikutnya datang.

"Eh Naz... tau gak? Anak baru dikelas sebelah?" Ucap Yuna memulai topik pergibahan.

"Oh iya, Jinan ya namanya?"

"Iyup, Jinan. Lo tau? Katanya nih ya, dia udah buat onar. Padahal baru juga 2 minggu disini, heran deh. Katanya juga dia pindah karena dikeluarin."

Nanaz hanya memasang ekspresi bingungnya, tak terlalu tertarik dengan yang mereka bahas.

"Oh ya?"

Yuna ngangguk, "Tau Kak Zain?"

"Kelas 12 IPA 1 itu bukan?"

"Nah, Kak Zain digodain sama tuh anak. Padahal Kak Zain udah punya pacar, emang ya tau aja mana yang cogan."

"Terus, Miko anak 11 IPS 3, dia juga caper sama Mikoo. Astaga, padahal gue lagi berusaha gebet dia! Emang dasar Play Girl tuh anak."

Yuna berujar menggebu-gebu merasa kesal.

"Bencana banget deh dia pindah kesini, semua stok cogan disekolah kita digodain."

"Lo suka Miko Yun? Kok gue baru tau?"

"Hehe... ya gitu deh, dia nolongin gue pas lagi nyebrang. Lo tau kan gue gak bisa nyebrang? Dia tiba tiba datang dong sambil gandeng tangan gue."

Raut kesal gadis itu telah sirna berganti dengan wajahnya yang berbinar membayangkan kejadian lalu.

"Ohiya Naz!"

"Apaa?"

"Tadi maksud gue tuh hati hati sama Jinan, Kali aja dia deketin Ezra."

Nanaz mengangguk paham, sambil ngingat-ngingat wajah Jinan. Cantik sih, Jinan itu cantik banget malah, Nanaz sering ngeliat Jinan karena kelas mereka emang sebelahan tapi mereka sama sekali belum pernah bicara. Terbesit juga rasa waspada dalam hatinya.

"Pokoknya hati-hati yah, dia juga gabung sama geng Barbie girls."

Gadis itu sedikit terkejut, Barbie girls adalah geng yang diketuai oleh Queen kakak kelasnya di 12 IPA 5.  Geng itu isinya hanyalah cewek-cewek cantik yang selalu membuat onar. Dulu ia ditawari langsung oleh Queen untuk bergabung, tapi tentu saja ia menolak. Pasti Tante nya akan marah kalau ia ikut geng tak berfaedah itu, akibatnya Queen menjadi sarkas saat melihatnya.

Nanaz heran kenapa banyak sekali yang berminat untuk bergabung dengan Barbie girls, yang ia tau jika kita bergabung dengan geng itu kita akan diakui sebagai gadis cantik dan tentu saja menjadi populer. Mudah mendapat pacar tentunya, geng ini juga terkenal hingga keluar sekolah.

"Selamat pagi, buka Pr kita minggu lalu. Kita periksa sama-sama ya. Yang gak siap tolong keluar aja."

Suara Bu Kiki yang memasuki kelas membuyarkan lamunan Nanaz. Gadis itu kaget saat melihat Yuna bangkit dari duduknya.

"Loh Yun, lo gak siap??"

Yuna ngangguk sambil nyengir.

"Kok nggak bilang dari tadi si?? Kan bisa liat punya gue."

"Tenang aja beb, gue sengaja kok."

"Hah sengaja??"

"Iyup! Miko jam olahraga hari ini. Gue mau liat wkwkwk."

Nanaz menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban Yuna, segitu sukanya dia sama Miko?

"Semoga beruntung deh..." batinnya dalam hati sambil melihat Yuna dan beberapa teman lainnya yang keluar kelas.

Tbc,

Haloo selamat datang diceritakuu, tolong luangkan satu detik kalian yang berharga untuk memberi vote di cerita ini ya. Jangan lupa komen nya juga ^^

Biar aku tetap semangat melanjutkan cerita ini.

Terpopuler

Comments

Vellyn

Vellyn

lanjut

2021-12-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!