Chapter 2 - Jinan

Ezra sekarang lagi duduk berdua sama Nanaz di kantin. Mereka makan bakso semangkok bagi dua, sengaja Ezra yang minta katanya biar romantis. Karena Nanaz sayang, walau perut laper dan agak malu-maluin akhirnya dia nurutin aja apa maunya si pacar.

"Naz.... mau minumnya dong."

"Nanaz, kuahnya panas. Tolong tiupin dulu."

"Nanaz aku ga suka tahunya, kamu aja yang makan yah."

"Naaz suapin doong."

Ezra masang wajah ngambek, Nanaz dari tadi sibuk sama HP nya. Ga tau apa yang dimainin Nanaz disana, tapi keliatannya seru banget.

"Nanaz... Hape nya lebih menarik ya daripada aku?"

"Eh... bukan gituu."

"Terus kok liat Hape aja. Kan aku juga mau diliatin kamu."

Nanaz ngehela nafas, agak kesel juga sih, Untung sayang. "Yaudah aku simpan Hapenya."

"Buruan makan deh."

"Suapin, tangan aku tiba-tiba ga bisa digerakin."

Nanaz tau itu cuman alasan Ezra aja, tapi dia nurut mulai motong bakso besar pake sendok terus disuapin ke Ezra. Tapi sebelum bakso itu mendarat di mulut Ezra, malangnya bakso yang terlihat mantap dan menggugah selera itu harus jatuh ke meja karena seseorang ya memukul meja mereka.

"Nanaaaz!! Gapapa kan?? Tangan kamu ga panas kan?!" Ucap Ezra panik sambil bolak-balik tangan Nanaz.

"Gapapa kok Zra.."

"Woii! Lo ga bisa santai hah?! Kalau sampai tadi tangan Nanaz merah gimana?! Mau gue koyak kulit lo buat gantiin kulit dia?!?"

Ezra udah teriak-teriak kayak orang kesetanan, sampai semua orang di kantin pada liatin. Dia marah sama cewek yang datang-datang merusak suasana romantisnya.

"E-eh... maaf gue sama sekali ga sengaja. Tali sepatu gue copot jadi kesandung."

Nanaz kaget denger suaranya, itu Jinan. Ezra refleks liat kebawah, emang bener sih tali sepatunya copot. Tapi segala sesuatu yang buat Nanaz dalam bahaya ga bole dibiarin.

"Makanya punya mata buat dipake. Masak gasadar tali sepatu lo lepas hah?!"

"Gue lupa, kalau lo mau pasangin gih. Biar gue ga jatuh lagi."

Nanaz dan seisi kantin kaget dengernya, bisa-bisanya cewek ini nyuruh Ezra buat pasang tali sepatunya yang lepas. Bahkan dia udah majuin kaki kirinya duluan, pede banget mau dipasangin.

Awalnya semua diem, pasti udah mikir kalau Ezra mau ngeluarin kemarahannya. Berani banget Jinan nyuruh Ezra, tapi tiba-tiba semua nya pada pasang muka syok waktu Ezra bangkit dari bangkunya dan jongkok di depan Jinan.

Nanaz sendiri udah nutup mulutnya ga percaya apa yang dilihat. Sedangkan Jinan? Gadis itu tengah meletakkan tangannya dipinggang dan manaikkan dagunya hingga menampilakn kesan sombongnya.

"Tuh kan.... siapa sih yang bisa nolak pesona gue??"

Tapi yang dilakukan Ezra malah hal tak terduga, mana sudi ia mengikatkan sepatu cewek satu ini. Ezra melepas tali sepatu kanan Jinan dan mengikatkan kedua tali sepatu kanan dan kiri menjadi satu.

Cowok itu bahkan tak segan-segan mendorong Jinan kebelakang hingga membuat gadis itu kehilangan keseimbangan. Untung dibelakang ada Doni sama Rafa yang baru aja datang, kalau engga udah keenakan lantainya kena pantat Jinan.

"Ee busett, gue nangkep bidadari." Ucap Rafa.

Jinan menggeram kesal, "Lo apa-apaan sih?!" Jinan berusaha mengakkan badannya kembali, walaupun terasa sulit karena kedua tali sepatunya masih menyatu.

"Kenapa? Kan udah gue ikatin tuh talinya. Kurang rapi? Sini gue copot, biar gue iket dileher lo aja."

Nanaz dan seisi kantin tertawa mendegar ucapan Ezra. Ya tentu saja, tidak mungkin Ezra mau mengikatkan tali gadis itu. Nanaz menggelengkan kepalanya karena sudah berfikir buruk duluan.

Sekarang Jinan lagi natap sinis Ezra, mereka saling beradu pandang pandangan yang mematikan. Jinan juga sempat natap Nanaz tajam hingga membuat gadis itu sedikit kaget. Karena merasa malu Jinan meninggalkan kantin.

Brakkkk?!

Dan terjatuh kembali karena lupa melepas ikatan sepatunya yang masih saling menyatu. Gadis itu mengumpat kesal saat mendengar suara tawa dari seisi kantin kembali.

"Awas aja kalian!"

...➳༻❀☕❀༺➳...

Bel pulang baru aja bunyi, Ezra yang udah ngebet banget pingin cepet-cepet liat wajah cantik pacarnya langsung lari keluar kelas. Bahkan ketua kelas aja baru mau nyiapin persiapan pulang, dan gurunya masih duduk menyimpan kaca matanya ke dalam tas. Memang tidak punya sopan santun, tapi guru-guru yang mengajar dijam terakhir sudah memaklumi, karena hal ini sudah terbiasa terjadi. Ya palingan bentar lagi juga diseret ke ruang BK.

"Nanaaazz boyfriend tercintamu ini datangg~~"

Dengan riang cowok dengan jaket abu-abu yang tersampir dibahunya sedikit berlari, membuat beberapa orang dari dalam kelas menatap keluar jendela. Para gadis terlihat sedikit memekik saat melihat Ezra mengelap keringatnya.

Ya awalnya Ezra senyum senyum sendiri sambil bayangin pulang bareng Nanaz, boncengan berdua di atas motor dengan tangan Nanaz yang melingkar diperutnya pasti menyenangkan. Ya awalnya gitu, sampai ketika dia liat Nanaz lagi berdiri diluar kelas lagi bicara sama cowok manis atau bahkan terbilang cantik. Siapa dia?

"Woi! Ngapain lo disini hah?"

"Eh Ezra udah datang?"

"Iya Nanaz Boyfriend tercinta mu udah datang."

Sehabis menerima elusan lembut di rambutnya, Ezra kini memandang tajam pada cowok manis yang masih berdiri pada posisinya. Bahkan cowok itu terlihat menahan tawanya saat melihat Ethan, ya siapa sih yang ga ketawa? Awalnya keliatan galak tapi langsung lembek waktu disapa pacarnya.

"Liat apa lo sialan?! Ngajak berantem hah!" Teriak Ezra.

"E-eh, Ezra kok gitu sih?

"Tenang Naz, aku ga bakal macem-macem. Cuman mau colok itu mata aja."

Nanaz natap kesel Ezra, takut kalau pacarnya beneran bakal nyolok mata Lucas.

"Ezra.. kenalin, ini Lucas. Anak kelas X IPA 1" Jelas Nanaz.

"Oh Lucas, Lo Cowok ya? Kirain cewek"

Lucas yang di tanya gitu langsung pasang eskpresi bingung plus kesel.

"Buta ya? Ga bisa bedain mana cewek atau cowok."

"Eh sianjir ga ada sopan ni anak ama kakak kelas."

"Bukannya gak sopan, saya bersikap sesuai bagaimana kakak memperlakukan saya." Jawab Lucas tenang.

Nanaz ngehela nafas, Ezra selalu aja begini, gampang tersulut api.

"Ezra, Lucas tadi nemuin kartu pelajar aku yang hilang."

Ezra berdecih, "Yaudah kan? Kalau udah di balikin cabut sana."

"Yasudah Kak, saya permisi dulu."

Setelah mengucap salam, dan melemparkan senyum tampannya pada Nanaz akhirnya Lucas balik badan dan pergi meninggalkan mereka. Ezra yang sempat melihat senyum Lucas tadi ingin menggapai kerah adik kelasnya itu, tapi untungnya sebelum itu terjadi Nanaz buru-buru memeluk lengan Ezra dan memasang senyum andalannya.

"Ezra! Pulang bareng kan? Tapi aku piket kamu tungguin aku yah?"

"Eh iya, sampai subuh pun bakal aku tunggu kalau itu kamu hehe."

Nanaz tersenyum, melepas pelukannya pada lengan Ezra dan memukul bahunya pelan. Kemudian masuk kembali ke dalam kelas.

Ezra lebih memilih duduk dibangku panjang depan kelas Ezra. Hatinya masih diskoan karena Nanaz meluk lengannya tadi, sekarang bahkan doi lagi senyum senyum sendiri buat orang-orang yang lewat didepannya pada lari, takut kalau Ezra kesurupan.

Tbc,

Hai, ketemu lagi. Gimana menurut kalian cerita ini? Jangan lupa vote dan komennya yaa

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

nanaz tidak peka sama pacarnya sendiri heheh....

2022-01-02

0

Regina

Regina

jujur aku ikut baper liat
salam Revenge (Xionan & Kaisar)

2021-12-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!