Reinkarnasi: Rencana Balas Dendam Putri Duke

Reinkarnasi: Rencana Balas Dendam Putri Duke

Eps 01. Bunuh Diri (Revisi)

"Ternyata kau yang membunuh Jesslyn!"

Azalea mengerjapkan kedua matanya. Semua orang berkumpul mengerumuninya yang terduduk di lantai, dan tangannya memegang pedang yang sudah berlumuran darah. Lalu ia menoleh ke arah sang adik yang terkapar bersimbah darah di bagian perutnya. Azalea membuang pedang di tangannya itu. Saat ia mencoba berdiri tiba-tiba sekujur tubuhnya merasa sakit begitu juga dengan punggungnya.

Sebuah suara keras menggali masuk ke dalam telinga Azalea. Terlihat seorang pria berpakaian formal sedang menggenggam cambuk dengan tatapan tajam menyorot ke arahnya. Setelah membalas tatapan itu, Azalea bergidik ngeri dan langsung mengalihkan pandangannya. Saat ini ia berada di sebuah aula pesta ulang tahun ayahnya. Para tamu mulai menyoraki Azalea.

"Dasar pembunuh!" seru salah satu tamu.

"Aku bukan pembunuh!"

"Bukan pembunuh? Jelas-jelas kau menusuk adikmu, bodoh!"

Azalea menggelengkan kepalanya sambil memegangi kedua telinganya. Rasa takut terlukis di wajahnya, ia tak berani mendongakkan kepalanya ke atas. Namun, pria itu dengan kasarnya menarik rahang Azalea.

"Kenapa tidak menjawab? Apa kau takut mengakui kesalahanmu?" ucap pria itu lagi.

"Hiks.. aku tidak membunuhnya, ayah!" jawab Azalea. Pelupuk matanya mengeluarkan air mata, dan mulai membanjiri pipinya.

Azalea sudah berkata jujur tetapi pria itu masih tidak mempercayai kata-katanya. Gadis itu bersumpah di hadapan para tamu dan pria tersebut. Kalau ia tidak membunuh adiknya melainkan adiknya lah yang berusaha melindunginya dari serangan pria yang ingin membunuhnya.

"Ayolah, aku tidak membunuhnya! Kenapa diantara kalian tidak ada satupun orang yang mempercayaiku?"

"Ayah.. percayalah padaku.. aku mohon. Kali ini saja "

"Saat itu aku..."

***

Sebelum kematian Jesslyn, di aula pesta.

Aula pesta tampak ramai dan para tamu antusias menikmati alunan musik balad yang berirama. Kedua kakak beradik itu pun ikut menikmatinya juga dengan raut wajah bahagia. Gadis berpakaian gaun bernuansa merah terang serta rambut panjang berwarna cokelat tergerai, dan bola mata berwarna biru laut adalah. Jesslyn Kylie sedangkan di sampingnya Azalea Carolline yang memakai gaun sederhana berwarna cokelat gelap.

Jesslyn menggamit lengan kakaknya kemudian mengajaknya menepi di pinggiran kerumunan para tamu. Keakraban mereka menjadi pusat perbicangan. Pasalnya Jesslyn baru memunculkan dirinya setelah bertahun-tahun berdiam di mansion, kini gadis itu membuat para bangsawan terkagum-kagum oleh kedekatan mereka.

"Kakak, tolong ambilkan aku segelas wine." pinta Jesslyn. Matanya tak lepas dari segelas wine yang berjejer.

"Kau baru usia 19 tahun, belum cukup umur untuk meminum wine."

"Kak... boleh, ya? Hanya segelas."

Azalea tidak menjawab, ia segera berjalan ke arah gelas-gelas yang berisikan wine di atas meja. Ketika satu gelas berhasil ia genggam seseorang menyenggol meja tersebut. Wajahnya tidak terlalu jelas, mata pria itu membulat begitu Azalea berhasil mengetahui keberadaannya. Pria itu hendak menusuk Azalea. Namun, Jesslyn mendorong tubuhnya agar menjauh dari orang itu. Alhasil gadis itu yang tertusuk pedang.

"Sial!" pria itu kabur sesudah menusuk adiknya.

Jesslyn meringis kesakitan menahan pedang yang tertancap di perutnya. Azalea panik tak tahu harus berbuat apa sekarang. Gadis itu menitikkan air matanya.

"Kak... bantu aku... ini sakit sekali."

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Cabut.. pedangnya."

Tentu gadis itu tidak bisa menolak. Azalea memegang pedang itu dan berusaha mencabutnya supaya si adik tidak kesakitan. Dipikirnya setelah mencabut pedang tersebut Jesslyn akan selamat tetapi ia malah menghembuskan nafas terakhirnya. Azalea hanya bisa duduk diam di lantai melihat adiknya terkapar dipenuhi darah.

"Azalea, apa yang kau lakukan?" tanya seseorang di belakangnya. Gadis itu menoleh ke arah sumber suara.

"Ayah...?" sahut Azalea dengan bibir yang gemetar.

Ctaarr

Seseorang yang dipanggilnya ayah segera memukul tubuhnya menggunakan cambuk. Tangis Azalea pecah karena beberapa pukulan yang ia terima. Pria itu adalah Raymond Voldemort yang menyandang gelar sebagai Grand Duke. Walaupun tidak berperasaan, dan selalu menyiksa putri pertamanya tanpa belas kasihan. Azalea tetap menganggap Raymond sebagai ayahnya.

Raymond tidak pernah menganggap keberadaannya melainkan mengabaikannya bagaikan angin lewat. Netra berwarna biru laut itu lebih menyayangi putri keduanya, Jesslyn Kylie karena wajahnya mirip dengan mendiang sang ibu.

Ctaarr

Belum cukup sampai disitu, Raymond mencambuknya lagi hingga putrinya mau mengakui perbuatannya. Tak ada satupun orang yang menghentikan kekejaman ayahnya, ia mencoba berdiri. Namun, pria itu melayangkan cambuknya lagi dan lagi.

Azalea sudah terbiasa dengan penyiksaan yang dilakukan oleh ayahnya. Di keluarga Duke dirinya selalu mendapatkan perlakuan kasar bahkan pertumpahan darah pun sering terjadi jika salah satu pelayan membantunya. Sampai titik darah penghabisan Azalea tidak akan bisa berdekatan dengan Raymond seperti kebanyakan keluarga bangsawan lainnya. Meskipun seorang nona muda mereka tetap menyayangi putrinya dan tak berani menyakiti darah daging mereka sendiri.

Gadis itu merangkak meraih kaki sang ayah. Raymond yang enggan di sentuh oleh putrinya pada akhirnya menendangnya hingga tersungkur di lantai. Tatapan mata Azalea menunjukkan keputusasaan yang paling dalam. Azalea merasa tidak membutuhkan semua kekayaan itu selama ia bisa dekat dengan ayahnya. Tapi harapannya sia-sia.

"Itu artinya kau membunuh putriku!" teriak Raymond. Hanya dengan satu kata Pria itu berhasil membuat Azalea putus asa.

Kata-kata 'Putriku' belum pernah ia mendengar dari mulut sang ayah untuknya, jangankan menyebutnya begitu. Memperkenalkan Azalea kepada keluarga bangsawan lainnya pun tidak pernah.

Pakaiannya sudah menyatu dengan cairan merah kental yang membuat tubuhnya lengket. Darah mengucur deras dari punggung sampai ke bawah telapak kakinya. Dengan susah payah menahan perih di sekujur tubuhnya, Azalea terseok-seok ke arah pedang yang sudah terinjak-injak oleh para tamu. Kemudian Azalea memejamkan matanya dan menodongkan pedang itu pada dirinya sendiri.

"Mungkin memang benar, tidak ada lagi tempat bagiku. Selama ini ayah tidak tahu bagaimana rasanya dicampakkan oleh seseorang yang terus-terusan berharap.. seperti orang bodoh!"

Jleebb

Azalea memberanikan diri untuk menusuk dirinya sendiri meski rasanya sakit tetapi ia tidak punya pilihan lain. Raymond mengedarkan pandangannya ke arah para tamu dan mengusir mereka dari aula pesta. Tubuhnya hendak jatuh ke lantai. Pria itu dengan cepat berlari mendekati putrinya dan menahan tubuh Azalea menggunakan satu tangannya.

Raymond mengusap wajah putrinya untuk yang terakhir kalinya. Tatapan matanya terlihat sendu, terselip penyesalan di dalam hatinya. Malam itu menjadi malam duka bagi Raymond karena kehilangan kedua putrinya. Ia melirik kakak beradik itu secara bergantian.

"Aku akui sekarang aku menyesal."

Terpopuler

Comments

Lati

Lati

ini azaela nya gagal bunuh diri ya shay? atau gimana

2022-02-11

1

Elwi Chloe

Elwi Chloe

mampir tor
salam dari 'Transmigrate : Tubuh Yang Tertukar'
like and fav

2022-01-30

1

Noona_Nana

Noona_Nana

Hadir aku maaf baru sempet soalnya abis mampir yang lain dulu list nya panjang 😁😁😁

2022-01-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!