NovelToon NovelToon

Reinkarnasi: Rencana Balas Dendam Putri Duke

Eps 01. Bunuh Diri (Revisi)

"Ternyata kau yang membunuh Jesslyn!"

Azalea mengerjapkan kedua matanya. Semua orang berkumpul mengerumuninya yang terduduk di lantai, dan tangannya memegang pedang yang sudah berlumuran darah. Lalu ia menoleh ke arah sang adik yang terkapar bersimbah darah di bagian perutnya. Azalea membuang pedang di tangannya itu. Saat ia mencoba berdiri tiba-tiba sekujur tubuhnya merasa sakit begitu juga dengan punggungnya.

Sebuah suara keras menggali masuk ke dalam telinga Azalea. Terlihat seorang pria berpakaian formal sedang menggenggam cambuk dengan tatapan tajam menyorot ke arahnya. Setelah membalas tatapan itu, Azalea bergidik ngeri dan langsung mengalihkan pandangannya. Saat ini ia berada di sebuah aula pesta ulang tahun ayahnya. Para tamu mulai menyoraki Azalea.

"Dasar pembunuh!" seru salah satu tamu.

"Aku bukan pembunuh!"

"Bukan pembunuh? Jelas-jelas kau menusuk adikmu, bodoh!"

Azalea menggelengkan kepalanya sambil memegangi kedua telinganya. Rasa takut terlukis di wajahnya, ia tak berani mendongakkan kepalanya ke atas. Namun, pria itu dengan kasarnya menarik rahang Azalea.

"Kenapa tidak menjawab? Apa kau takut mengakui kesalahanmu?" ucap pria itu lagi.

"Hiks.. aku tidak membunuhnya, ayah!" jawab Azalea. Pelupuk matanya mengeluarkan air mata, dan mulai membanjiri pipinya.

Azalea sudah berkata jujur tetapi pria itu masih tidak mempercayai kata-katanya. Gadis itu bersumpah di hadapan para tamu dan pria tersebut. Kalau ia tidak membunuh adiknya melainkan adiknya lah yang berusaha melindunginya dari serangan pria yang ingin membunuhnya.

"Ayolah, aku tidak membunuhnya! Kenapa diantara kalian tidak ada satupun orang yang mempercayaiku?"

"Ayah.. percayalah padaku.. aku mohon. Kali ini saja "

"Saat itu aku..."

***

Sebelum kematian Jesslyn, di aula pesta.

Aula pesta tampak ramai dan para tamu antusias menikmati alunan musik balad yang berirama. Kedua kakak beradik itu pun ikut menikmatinya juga dengan raut wajah bahagia. Gadis berpakaian gaun bernuansa merah terang serta rambut panjang berwarna cokelat tergerai, dan bola mata berwarna biru laut adalah. Jesslyn Kylie sedangkan di sampingnya Azalea Carolline yang memakai gaun sederhana berwarna cokelat gelap.

Jesslyn menggamit lengan kakaknya kemudian mengajaknya menepi di pinggiran kerumunan para tamu. Keakraban mereka menjadi pusat perbicangan. Pasalnya Jesslyn baru memunculkan dirinya setelah bertahun-tahun berdiam di mansion, kini gadis itu membuat para bangsawan terkagum-kagum oleh kedekatan mereka.

"Kakak, tolong ambilkan aku segelas wine." pinta Jesslyn. Matanya tak lepas dari segelas wine yang berjejer.

"Kau baru usia 19 tahun, belum cukup umur untuk meminum wine."

"Kak... boleh, ya? Hanya segelas."

Azalea tidak menjawab, ia segera berjalan ke arah gelas-gelas yang berisikan wine di atas meja. Ketika satu gelas berhasil ia genggam seseorang menyenggol meja tersebut. Wajahnya tidak terlalu jelas, mata pria itu membulat begitu Azalea berhasil mengetahui keberadaannya. Pria itu hendak menusuk Azalea. Namun, Jesslyn mendorong tubuhnya agar menjauh dari orang itu. Alhasil gadis itu yang tertusuk pedang.

"Sial!" pria itu kabur sesudah menusuk adiknya.

Jesslyn meringis kesakitan menahan pedang yang tertancap di perutnya. Azalea panik tak tahu harus berbuat apa sekarang. Gadis itu menitikkan air matanya.

"Kak... bantu aku... ini sakit sekali."

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Cabut.. pedangnya."

Tentu gadis itu tidak bisa menolak. Azalea memegang pedang itu dan berusaha mencabutnya supaya si adik tidak kesakitan. Dipikirnya setelah mencabut pedang tersebut Jesslyn akan selamat tetapi ia malah menghembuskan nafas terakhirnya. Azalea hanya bisa duduk diam di lantai melihat adiknya terkapar dipenuhi darah.

"Azalea, apa yang kau lakukan?" tanya seseorang di belakangnya. Gadis itu menoleh ke arah sumber suara.

"Ayah...?" sahut Azalea dengan bibir yang gemetar.

Ctaarr

Seseorang yang dipanggilnya ayah segera memukul tubuhnya menggunakan cambuk. Tangis Azalea pecah karena beberapa pukulan yang ia terima. Pria itu adalah Raymond Voldemort yang menyandang gelar sebagai Grand Duke. Walaupun tidak berperasaan, dan selalu menyiksa putri pertamanya tanpa belas kasihan. Azalea tetap menganggap Raymond sebagai ayahnya.

Raymond tidak pernah menganggap keberadaannya melainkan mengabaikannya bagaikan angin lewat. Netra berwarna biru laut itu lebih menyayangi putri keduanya, Jesslyn Kylie karena wajahnya mirip dengan mendiang sang ibu.

Ctaarr

Belum cukup sampai disitu, Raymond mencambuknya lagi hingga putrinya mau mengakui perbuatannya. Tak ada satupun orang yang menghentikan kekejaman ayahnya, ia mencoba berdiri. Namun, pria itu melayangkan cambuknya lagi dan lagi.

Azalea sudah terbiasa dengan penyiksaan yang dilakukan oleh ayahnya. Di keluarga Duke dirinya selalu mendapatkan perlakuan kasar bahkan pertumpahan darah pun sering terjadi jika salah satu pelayan membantunya. Sampai titik darah penghabisan Azalea tidak akan bisa berdekatan dengan Raymond seperti kebanyakan keluarga bangsawan lainnya. Meskipun seorang nona muda mereka tetap menyayangi putrinya dan tak berani menyakiti darah daging mereka sendiri.

Gadis itu merangkak meraih kaki sang ayah. Raymond yang enggan di sentuh oleh putrinya pada akhirnya menendangnya hingga tersungkur di lantai. Tatapan mata Azalea menunjukkan keputusasaan yang paling dalam. Azalea merasa tidak membutuhkan semua kekayaan itu selama ia bisa dekat dengan ayahnya. Tapi harapannya sia-sia.

"Itu artinya kau membunuh putriku!" teriak Raymond. Hanya dengan satu kata Pria itu berhasil membuat Azalea putus asa.

Kata-kata 'Putriku' belum pernah ia mendengar dari mulut sang ayah untuknya, jangankan menyebutnya begitu. Memperkenalkan Azalea kepada keluarga bangsawan lainnya pun tidak pernah.

Pakaiannya sudah menyatu dengan cairan merah kental yang membuat tubuhnya lengket. Darah mengucur deras dari punggung sampai ke bawah telapak kakinya. Dengan susah payah menahan perih di sekujur tubuhnya, Azalea terseok-seok ke arah pedang yang sudah terinjak-injak oleh para tamu. Kemudian Azalea memejamkan matanya dan menodongkan pedang itu pada dirinya sendiri.

"Mungkin memang benar, tidak ada lagi tempat bagiku. Selama ini ayah tidak tahu bagaimana rasanya dicampakkan oleh seseorang yang terus-terusan berharap.. seperti orang bodoh!"

Jleebb

Azalea memberanikan diri untuk menusuk dirinya sendiri meski rasanya sakit tetapi ia tidak punya pilihan lain. Raymond mengedarkan pandangannya ke arah para tamu dan mengusir mereka dari aula pesta. Tubuhnya hendak jatuh ke lantai. Pria itu dengan cepat berlari mendekati putrinya dan menahan tubuh Azalea menggunakan satu tangannya.

Raymond mengusap wajah putrinya untuk yang terakhir kalinya. Tatapan matanya terlihat sendu, terselip penyesalan di dalam hatinya. Malam itu menjadi malam duka bagi Raymond karena kehilangan kedua putrinya. Ia melirik kakak beradik itu secara bergantian.

"Aku akui sekarang aku menyesal."

Eps 02. Awal Yang Bagus (Revisi)

"Kenapa kau tidak menjawab? Apa kau takut mengakui kesalahanmu?"

Raymond berjalan mendekati putrinya yang sedang terduduk di lantai sambil kebingungan. Azalea merasa tidak asing dengan suasana aula pesta yang ramai. Dan lagi ia tidak nyaman dengan tubuhnya, seolah-olah ada cairan lengket menempel di kulit tubuhnya.

"Ternyata kau yang membunuh Jesslyn!" teriak Raymond dengan suara lantang.

"Lho kenapa suasananya sama? Kenapa ayah berteriak hal yang sama? Bukannya ini sudah kulalui?"

Raymond berjalan mendekati putrinya yang ketakutan dengan penampilan kacau. Azalea menghindari tatapan ayahnya kemudian ia terseok-seok memundurkan tubuhnya sebisa mungkin. Kini Raymond berhenti di hadapannya. Di tangan ayahnya sudah ada cambuk yang siap untuk melayang kapan saja ke wajah gadis itu.

Perlahan tangan Azalea terulur hendak meraih tangan sang ayah.

"Ayah—"

Ctaarr

Hantaman keras dari cambuk itu melayang ke bibirnya sampai Azalea memuntahkan darah dari mulutnya. Ia menunduk lemah menatap lantai, seketika air matanya jatuh ke lantai melewati pipinya begitu saja. Ia mendongakkan kepalanya ke atas dan bertemu dengan netra biru yang masih mengintimidasinya.

"Aku merasakan Dejavu."

"Matilah sana! Ikut ibumu ke alam baka!" hardik Raymond tangannya terangkat, ia melayangkan cambuknya lagi.

***

Sinar bulan pucat memantul di sungai. Semilir angin membelai lembut kulitnya. Seorang gadis pingsan di tepian sungai. Wajahnya pucat seperti mayat hidup, bibir putih dan sekujur tubuh yang dingin. seorang lelaki tampan mencoba memberikan nafas buatan guna menyadarkan gadis tersebut. Terlihat wajahnya ketakutan dan air menetes di pelipisnya.

"Ayah, jangan pukuli aku lagi!!"

"Putri, Azalea anda sudah sadar?" tanya pria itu yang duduk di sebelahnya. Azalea terperanjat diikuti oleh pria itu lalu ia memegangi seluruh tubuhnya serta memastikan keadaan telapak tangannya.

"Tadi.. itu apa? Mimpi atau.. aku hidup kembali?"

"Kau siapa?" tanya Azalea. Ia menatap pakaiannya yang sudah basah. Namun, ada jas yang melekat ditubuhnya.

"Saya Lucas Wilbert Valcke putra mahkota dari kekaisaran Valcke."

Lelaki itu benar-benar seperti malaikat, pakaian yang di kenakan juga memang terlihat seperti putra mahkota. Cincin yang melingkar di jari kelingkingnya menandakan bahwa Lucas adalah keluarga kekaisaran Valcke.

Azalea menyeringai penuh arti, ia menatap lekat-lekat lelaki itu dengan seksama.

"Lucas? Kekaisaran Valcke?" Azalea mulai mengamati tubuh, Lucas dari atas hingga ke bawah.

"Dia pasti tahu apa yang terjadi padaku." batin Azalea.

"Ya, saya juga yang menyelamatkan Anda. Saya pikir tadi itu mayat sungguhan yang mengapung."

Azalea membelalakkan matanya ketika mendengar perkataan lelaki yang bernama Lucas itu. Ia menghela nafas lega setidaknya bukan mati di tangan ayahnya. Ia mengangkat telapak tangannya kemudian menatapnya lekat-lekat.

"Bukankah seharusnya aku mati?" gumamnya.

"Mati? Anda ini bicara apa?" tanya Lucas penasaran.

Gadis itu menggelengkan kepalanya. Azalea jadi teringat akan sumpahnya saat di aula pesta ulang tahun ayahnya, ia ragu-ragu untuk membalas perlakuan Raymond terhadapnya. Akhirnya ia meminta pendapatnya Lucas mengenai sumpahnya.

"Menurutmu.. apa aku salah, balas dendam kepada ayahku sendiri?" tanya Azalea.

"Tidak, Justru itu cara membuat seseorang sadar. Agar dia menyadari dosanya sendiri."

Keheningan menyelimuti mereka berdua, perlahan Lucas mendekatkan wajahnya. Gadis itu memundurkan tubuhnya untuk menghindari kontak fisik. Jarak antara Azalea dan sungai hanya tinggal sejengkal lagi, ia bisa terjatuh ke dalam sungai jika memundurkan langkahnya.

"Anda mau jatuh lagi ke dalam sana!!" Lucas menarik pergelangan tangan Azalea, mereka terjatuh ke tanah. Posisi Azalea menindih tubuh tinggi lelaki itu.

Secepatnya Azalea menyingkir dari tubuh Lucas, kali ini mereka benar-benar canggung. Azalea sampai lupa ada sesuatu yang ingin dia bicarakan dengan si Putra Mahkota itu.

"Aku... minta maaf."

"Apa aku bisa melakukannya? Dengan bantuan pria ini?"

Azalea mengajak lelaki itu bekerja sama untuk menyusun rencana awalnya. Dengan mendapatkan dukungan dari putra mahkota akan membuat posisinya aman dan mudah untuk mencari perlindungan. Meski Azalea masih ragu mempercayai Lucas sepenuhnya.

"Aku ingin balas dendam."

"Balas dendam, ya.. Aku bisa saja membantumu. Tapi, kau harus membantuku juga." ujar Lucas. Ia tersenyum penuh kemenangan begitu mengetahui niat gadis itu.

"Ya, itu sih, hal yang mudah."

"Pertama-tama, tarik perhatian para bangsawan."

"Bagaimana caranya?"

"Ini sulit, tapi aku punya rencana."

Mereka akhirnya sepakat untuk berkerja sama dan Azalea berhasil membuat satu orang berpihak padanya. Azalea dan Lucas saling menguntungkan begitu juga kedudukan mereka lumayan setara walau masih terbilang kekuasaan putra mahkota lah yang paling tinggi.

"Percaya saja padaku, ini awal yang bagus." pungkas Lucas.

***

***

Pagi harinya Azalea segera bergegas untuk menunjukkan diri dihadapan para bangsawan bersama Jesslyn tentunya. Mereka berbisik-bisik setelah melihat keakraban keduanya.

Ada sebagian orang berasumsi Azalea dan Jesslyn benar-benar seperti kakak adik sungguhan.

"Kakak apa benar tidak apa-apa?" ucap Jesslyn mulai tidak nyaman.

"Apanya? Aku, kan sudah biasa." jawab Azalea santai sambil tertawa.

Mereka berjalan kaki sembari mengobrol tetapi alih-alih bercakap-cakap Azalea dan Jesslyn memanas seakan-akan ada api disekitarnya.

"Aku iri sekali denganmu."

"Iri? Kenapa kak?"

"Kau disayangi ayah sejak kecil, sedangkan aku hanya angin lewat. Lucu bukan?" Azalea tersenyum menahan emosinya yang sudah menggebu-gebu sedari tadi.

"Aku kan, mirip dengan ibu. Hehe, senang deh rasanya memiliki wajah ibu padahal--"

"Kau bukan anaknya?"

Secepatnya Azalea memotong perkataan Jesslyn, sungguh ia sudah muak sekarang karena adiknya berbicara tentang ibunya. Ditambah lagi ekspresi wajah Jesslyn terlihat bahagia sedangkan gadis itu malas menanggapi senyuman tersebut.

"Kakak benar, tapi ayah bilang aku adalah anak kandung ibu."

Azalea memalsukan senyumannya. "Kalau ternyata bukan? Apa kau masih menganggap dirimu anak ibuku?" tanyanya dingin.

"Kakak, kenapa bicara seperti itu? Bisa saja kan, aku ini anak ibu yang terbuang atau.. anak yang tertukar?" Jesslyn memberanikan dirinya bertanya kembali dan meminta pendapat sang kakak.

"Khayalanmu terlalu tinggi." cetus Azalea tidak menghiraukan adiknya.

Hubungan antara kakak beradik itu menjadi sorotan publik para bangsawan yang melintasi tepi jalanan tersebut. Obrolan mereka berganti menjadi adu mulut dan saling mengeluarkan pendapat mereka soal anak tertukar. Azalea tahu adiknya sengaja membicarakan hal seperti itu untuk mengundang emosi di dalam dirinya kemudian mengambil perhatian para bangsawan.

"Aku tidak berkhayal kakak!"

"Jesslyn, sejak kapan kau jadi tidak sopan begini?"

Rumor mengenai hubungan harmonis kakak beradik itu sudah menyebar di kalangan bangsawan kelas atas. Para warga berbondong-bondong merapat melihat kedekatan mereka dari dekat.

"Lihat mereka, hubungan yang sangat dekat sekali."

"Aku iri sekali. Bagaimana, ya rasanya menjadi saudara Putri Azalea?"

"Daripada itu aku ingin menjadi saudara Nona Jesslyn."

"Maafkan aku, kakak. Aku sudah lancang." Jesslyn membungkuk sambil menyesali atas perkataannya tadi.

"Dia sengaja, ya? Tapi memikirkan perkataannya barusan... aku jadi ragu dengan diriku sendiri."

Jesslyn anak yang dirampas paksa dari panti asuhan setelah Raymond memenangkan peperangan untuk kekaisaran. Lalu pria itu tidak kembali selama 3 tahun dan membiarkan anak kandungnya bersama para pelayan. Raymond kembali ke kediaman Duke sambil menggendong seorang anak kecil yang usainya tidak jauh berbeda dari Azalea.

***

Eps 03. Aula Pesta (Revisi)

Azalea dan Lucas membuat rumor tentang hubungan mereka. Orang-orang sampai tidak berhenti membicarakan kedua pasangan itu.

Raymond tidak percaya putrinya bisa terpikat oleh putra mahkota.

Awalnya, Raymond memang sudah berniat menjodohkan mereka berdua. Namun, saat itu Azalea menolak keputusannya, Tetapi sekarang begitu putrinya menerima, Raymond malah menjadi merasa tidak tenang melepas anak gadisnya itu.

"Kau benar-benar berhubungan dengannya?" tanya Raymond pada putrinya.

Azalea tersenyum manis, "Benar, kenapa Yang Mulia? Memangnya salah, ya jika saya ingin bahagia?"

"Tidak." jawabnya singkat.

"Kau tidak perlu khawatir, aku akan menjaga putrimu." ucap Lucas, dia meyakinkan Raymond.

"Saya percaya pada anda," sahut Raymond pada Lucas, lalu menoleh ke arah putrinya, "Azalea, berbahagialah."

Kata-kata yang seolah-olah melepaskan putrinya untuk laki-laki lain selain dirinya.

"Jangan goyah, aku tahu titik kelemahannya." kata Lucas, dia memetik bunga mawar.

"Aku tidak goyah."

"Kau punya rencana untuk pesta besok?"

Azalea menyuruhnya lebih mendekat padanya untuk membisikkan rencananya. Lucas menganggukkan kepalanya lalu dia menyelipkan bunga di telinga Azalea.

Mereka sedang berada ditaman yang menurut Azalea cocok untuk bersantai ditemani secangkir teh dan camilan.

Entah sampai kapan sandiwara mereka akan bertahan. Sejauh ini tidak ada yang mengetahui, itu artinya mereka masih aman.

Tanpa mereka sadari Jesslyn memperhatikan mereka. Dia menghampiri keduanya dan memberi salam kepada Lucas dengan hormat.

"Semoga kekaisaran Valcke menyertai anda." Jesslyn memberi salam.

"Jesslyn? Kau ada apa kemari?" tanya Azalea.

"Maafkan sikap lancang kakak saya Yang Mulia. Kak kenapa tidak memberi salam?"

Jesslyn bersikap layaknya adik yang memperingatkan kakaknya untuk menjaga sopan santun.

"Kau menyuruh calon putri mahkota begitu? Apa kau tahu posisimu sekarang?" Lucas menatapnya tajam.

"Calon putri mahkota?"

"Padahal rumornya sudah tersebar lho." jawab Azalea.

Reaksi yang sesuai dengan harapan mereka. Kekaisaran saja tahu mengenai hubungan Azalea dan Lucas.

"Anu.. kakak sudah menyiapkan kado untuk ayah?"

"Aku sudah menyiapkannya dan aku juga akan memberikanmu kado."

"Ya? Tidak usah repot-repot, kak."

"Hadiah yang tidak akan pernah kau dan ayah lupakan seumur hidup." batin Azalea.

🍃

Gaun yang sama dengan Jesslyn membuatnya enggan untuk mengenakannya. Azalea lebih memilih gaun yang diberikan Lucas kemarin.

Azalea dibantu para pelayannya sedang merias wajah berlian itu. Penyelesaian terakhir penataan rambut, mereka membiarkannya tergerai indah karena punggungnya terlalu terbuka.

"Putri Duke anda cantik sekali."

"Kau berlebihan! Oh iya, apa Yang Mulia Putra Mahkota sudah datang?" tanya Azalea.

"Sepertinya beliau sedang menunggu anda di depan." jawab pelayan itu.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi." dia pergi setelah merias dirinya.

Punggung yang membelakanginya kelihatan gagah dengan pakaian formal berwarna putih. Azalea juga menyadari pakaian mereka seperti pasangan sungguhan.

"Kau terlihat... Jelek." ejek Lucas.

"Aku tahu. Ayo berangkat pasti sudah banyak mulut yang membicarakan kita." sahut Azalea, lalu menggandeng tangan Lucas.

***

Aula pesta ramai diiringi gosip. Raymond sedang memperhatikan suasana kerumunan tamu. Pria itu mengedarkan pandangan, mencari-cari wajah kedua putrinya.

Azalea dan Lucas sudah memasuki ruangan diikuti oleh Jesslyn bersama kekasihnya, pasangan yang baru-baru ini akhirnya menjadi pusat perhatian para bangsawan.

"Melihat Azalea dan Putra Mahkota, saya merasa lega karena beliau mampu membuat putri saya tersenyum bahagia." ucap Raymond melirik Azalea dan Lucas.

Azalea kehilangan kata-kata, melihat banyak sekali orang yang datang ke pesta ulang tahun ayahnya.

"Bukan apa-apa Tuan Duke, saya hanya melakukan apa yang saya bisa." jawab Lucas.

"Baginda kaisar Aaron memasuki ruangan!"

Semua orang memberikan salam kepada Aaron John Valcke. Yah dia adalah ayah dari Lucas Wilbert Valcke. Aaron sengaja datang untuk memberi selamat kepada Raymond yang sedang berulang tahun.

"Kami menghadap Baginda kaisar."

"Tuan Duke sepertinya bertambah usia, ya? Umur berapa anda sekarang?" tanya Aaron memasang wajah ramah tamah.

"Saya kurang ingat, tetapi setahu saya 35 tahun." jawab Raymond.

"Kelihatan muda sekali padahal sudah memiliki dua anak."

Entah siapa diantara Azalea dan Jesslyn yang anak kandung Raymond. Mata kedua kakak beradik itu sekarang saling bertukar pandang.

"Anda benar sekali."

"Ayah.. selamat atas bertambahnya umur ayah," ucap Jesslyn penuh semangat.

"Terima kasih Putriku."

"Anda tidak lupa, kan keberadaan kami?" sindir Lucas.

Dengan anggunnya Azalea mengangkat gaunnya, lalu membungkuk di hadapan Raymond.

"Selamat ulang tahun, Ayahanda. Semoga kemakmuran selalu menyertai anda." Dia membungkuk, bola mata itu menatap kosong.

"Terima kasih." balas Raymond singkat. Wajahnya datar tanpa ekspresi apapun.

Di depan semua orang Azalea berusaha tersenyum bahagia walaupun mendapatkan respon singkat dari ayahnya. Sebenarnya sedari tadi Azalea menahan dirinya untuk tidak mengacaukan aula pesta. Namun, dia harus memberikan kesan yang baik pada para tamu maupun, Aaron.

Mata Azalea teralihkan oleh seseorang yang memakai jubah hitam. Gadis itu merasa kalau dia pernah melihat orang itu sebelumnya. Namun orang tersebut segera menyingkir, setelah keberadaannya berhasil membuat Azalea curiga.

"Dia.. siapa?" gumamnya.

"Hah? Kau bilang apa tadi?" tanya Lucas.

"Ada orang misterius, melihat kita."

Lucas dengan mata elangnya mencari sosok yang dimaksud Azalea.

"Aku tidak melihatnya."

Kegaduhan terjadi di antara para tamu, karena secara tak sengaja sosok berjubah hitam itu menyenggol gelas-gelas wine yang berjejer di atas meja.

"Jesslyn!!"

Jleebbb

Azalea berlari mendorong Jesslyn, dia membiarkan dirinya tertusuk pedang menggantikan adiknya.

Lucas berhasil menahan tubuh gadis itu agar tidak terjatuh.

Raymond hendak menghampiri putrinya. Terlambat Lucas menyembunyikan gadis itu ke dalam dekapannya, dia juga melepaskan jubahnya untuk menghentikan pendarahan.

"Kakak..." lirih Jesslyn.

"Kalau kau yang tertusuk ayah bisa sedih." batin Azalea.

"Tutup semua pintu masuk!" perintah Lucas.

"Baik Yang Mulia!!"

Pintu masuk ditutup, semua prajurit memeriksa para tamu. Namun anehnya, tidak ada yang mencurigakan. Orang itu lari setelah menusuk Azalea.

"Kakak!! Aku minta maaf selama ini sudah menyinggung perasaan kakak..."

Jesslyn merasa bersalah kepada Azalea, dia tak kuasa menahan air matanya, giginya menggertak dan nafasnya menderu menhan emosi.

"Aku tidak ingin kakak mati!!"

"Tenanglah, kakakmu tidak akan mati dia masih bernafas tapi.. detak jantungnya lemah!" kesal Lucas mendengar ocehan Jesslyn.

"Lapor Yang Mulia! Kami menemukan Sarung tangan."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!