Eps 04. Isabella Quella (Revisi)

Azalea memimpikan seorang wanita berparas cantik dan bermata Ruby, aneh ayahnya juga muncul di mimpinya.

"Tunggu! Biarkan aku melihatnya."

Hubungan Isabella dan Raymond awalnya baik-baik saja. Tetapi Edgar, yang merupakan teman baiknya, hadir di antara mereka. Alih-alih membantu Raymond dalam urusan politik, ia malah berambisi untuk merebut wanita yang dicintai sahabatnya.

"Kau menyukainya?!" tanya Raymond nada bicaranya tinggi.

"Mana mungkin Yang Mulia, saya tidak menyukainya sama sekali.." Jelas Isabella.

Mereka bertengkar karena Isabella tidak bisa menghindari kontak mata dengan, Edgar. Isabella dan Raymond pisah ranjang, wanita itu lebih memilih pergi mendinginkan kepalanya. Baru sampai di depan pintu seorang lelaki bermata hitam keunguan sudah berada di hadapannya. Pria itu adalah Edgar Addison, ia datang ke kediaman Grand Duke untuk menemui Isabella. Ia segera menarik lengan Edgar menjauh dari mansion.

"Azalea menangis, dia terus merengek ingin bertemu dengan ibunya." ucap Edgar. Wanita itu mengangguk mengerti lalu menyelipkan sepucuk surat di celah-celah pintu utama.

"Aku akan menemuinya." jawab Isabella. Mereka berjalan pergi menuju pintu gerbang mansion.

Hubungan mereka sebenarnya sudah lama terjalin, sebelum Isabella menikah dengan Raymond. Mereka berdua pernah menikah dan dikaruniai anak perempuan bernama Azalea Carolline. Tetapi pernikahan mereka tak bertahan lama karena mertuanya meminta Isabella berpisah dengan Edgar, hak asuh jatuh kepada mantan suaminya. Akan lebih baik begitu agar putri mereka tidak kesusahan jika hak asuh jatuh ke tangan wanita itu. Usia anak mereka baru menginjak 1 tahun.

Isabella Quella, tidak mempunyai darah keturunan kerajaan atau nona bangsawan. Ia terlahir di keluarga biasa-biasa saja tidak seperti kebanyakan wanita bangsawan pada umumnya dan lagi ia yatim-piatu. Itu sebabnya mengapa mertuanya memisahkan Edgar dan Isabella. Mungkin jika wanita itu berasal dari keluarga terpandang pernikahannya akan bertahan lama. Tapi takdir berkata lain.

Beruntungnya Edgar tidak mempermasalahkan statusnya, ia menerima mantan istrinya apa adanya. Baginya Isabella berbeda dari wanita-wanita lain yang hanya mengincar status dan kekayaannya. Berbeda setelah Isabella menikah dengan Raymond. Pria itu berbohong dan mengatakan bahwa Isabella berasal dari keluarga Baron. Raymond minder mengatakan yang sejujurnya kepada teman-temannya, kecuali Edgar.

Di hadapan mereka berdua sudah ada kereta kuda. Sebelum naik Isabella menoleh ke arah mansion, takut-takut jika Raymond mengetahui bahwa dirinya pergi bersama mantan suaminya. Namun, Edgar menepuk pundak wanita itu untuk menghilangkan rasa cemasnya.

"Tidak apa-apa. Lagipula anak kita lebih penting, kan?" tanya Edgar seraya menenangkan Isabella. Ia mengingatkan wanita itu akan putrinya yang sedang menunggu di kediaman rahasia Edgar.

"Baiklah." Isabella pun masuk ke dalam kabin kereta kuda, diikuti oleh pria itu.

Terlambat, Raymond sudah lebih dulu mengetahui kepergiannya bersama pria lain yang nyatanya adalah sahabatnya sendiri. Raymond buru-buru berlari kencang, berusaha mengejar kereta kuda tersebut. Dengan nafas tersengal-sengal ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghalangi perjalanan sang istri.

Brukkk

Raymond melompat naik ke atas kereta kuda tersebut. Ia menyuruh sang kusir berhenti dan menepi di pinggiran jalan. Keduanya sama-sama panik, tak tahu harus beralasan seperti apa. Lalu Edgar berniat untuk mengatakan yang sejujurnya. Namun, Isabella menggelengkan kepalanya.

Prok prok!

Raymond bertepuk tangan setelah melihat sang istri sedang duduk di dalam kabin bersama sahabatnya.

"Jadi, ini alasan kau pergi? Kau bilang tidak menyukai sahabatku? Apa ini yang dinamakan tidak suka?!" Raymond bertanya-tanya, lalu berteriak.

"Anda salah paham, Yang Mulia. Kami hanya—"

"Hanya ingin bermalam bersama?!" sanggah Raymond setengah berteriak pada istrinya dan memotong perkataannya.

"Berani kau berteriak kasar padanya?!" kesal Edgar melototi Raymond.

"Diam kau! Memangnya kau siapa? Suaminya?" tanya Raymond pada sahabatnya, lalu membuka pintu kabin kereta kuda dan menarik Isabella keluar. "Ayo, kita bicarakan ini di rumah!" bentaknya pada Istrinya.

"Aku ini su—"

"Baiklah, ayo kita pulang." kini Isabella yang memotong perkataan Edgar.

Situasi ini membuat Edgar tidak suka dengan posisinya yang berstatus mantan suaminya. Ia gagal menjadi seorang suami yang seharusnya bisa melindungi istrinya.

Edgar mengepalkan kedua tangannya kemudian hendak menarik lengan wanita itu tetapi, Isabella tersenyum mengisyaratkan agar dirinya tidak gegabah dalam bertindak. Ia pasrah dan menyuruh kusir tersebut menjalankan kereta kudanya.

***

Beberapa minggu kemudian, di kediaman Grand Duke.

"Semoga aku tidak hamil. Semoga aku hanya tidak enak badan saja." gumamnya sambil memejamkan matanya. Saat ini ia tengah bersama dokter yang sedang mengecek kesehatan Isabella.

"Selamat Duchess, anda positif hamil." kata dokter tersebut setelah selesai memeriksa Isabella.

Wanita itu membelalakkan matanya. Isabella bukannya senang ia malah merasa sedih karena telah mengecewakan Edgar. Mereka berencana untuk rujuk kembali. Tapi, mengetahui ia positif hamil Isabella memutuskan untuk membatalkan rencananya itu. Matanya dihujani air mata, ia mengusap perutnya dan menampilkan senyum getir.

Raymond yang mendengar kabar gembira itu langsung tak sabar ingin cepat-cepat anak mereka lahir ke muka bumi ini. Isabella memaksakan senyumnya di hadapannya suaminya itu.

"Aku tidak sabar ingin menjadi seorang ayah. Apa kau juga begitu, Isabella?" tanya Raymond yang berjongkok di depan perut sang istri.

"Ya, aku juga tidak sabar." Isabella tersenyum tipis.

Semenjak Isabella hamil Raymond selalu menghabiskan waktunya bersamanya bahkan sampai seharian tidak keluar kamar. Sikapnya yang seringkali kasar pada wanita itu kini tidak lagi, Raymond berubah 180 derajat. Lemah lembut dan manja seperti anak kecil.

Tak terasa kehamilannya sudah menginjak usia 8 bulan. Raymond masih setia menjaga sang istri sampai kelahiran anak mereka tiba. Tetapi belum waktunya untuk melahirkan Isabella sudah merasa mulas dan seperti ada yang mengganjal di bagian bawah perut. Raymond memanggil dokter dengan tergesa-gesa. Sayangnya pria itu tak kunjung kembali membawa sang dokter, terpaksa Isabella harus berjuang sendirian mengeluarkan bayi mereka.

"Ugh.. Akh!... hah!" Isabella mengambil nafas dalam-dalam sebelum menarik si jabang bayi keluar.

"Aku harus bisa mengandalkan diriku sendiri."

"Arghh...!!"

Nafasnya masih tersengal-sengal, Isabella berhasil melahirkan bayi itu dengan selamat. Kulit putih dipenuhi oleh darah dari rahimnya, bola mata berwarna biru laut yang membuatnya mirip seperti ayahnya. Sedangkan wajahnya mirip seperti ibunya. Suara tangisan bayi mulai terdengar kencang, Isabella yang sudah terkapar lemas pingsan di atas ranjang dengan bercak darah di sprei berwarna putih itu.

Tanpa seorang pelayan masuk ke dalam kamar sembari menggandeng seorang anak perempuan. Kemudian beralih menggendong bayi yang baru lahir itu dan meninggalkan anak tersebut bersama Isabella yang masih belum sadarkan diri.

Selang beberapa jam, Isabella terbangun dan mendapati seorang anak perempuan di sampingnya. "Azalea? Kenapa dia bisa ada disini?" katanya, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

"Bayi itu kemana?" kata Isabella lagi, mengusap wajahnya dengan kasar.

Tetapi Isabella senang putrinya berada bersamanya sekarang ini. Raymond belum juga kembali ke mansion, entah apa yang dilakukan pria itu jika mengetahui bayi mereka hilang. Isabella akhirnya memilih berkata jujur kepada suaminya bahwa Azalea adalah anaknya dan Edgar, sebelum dirinya menjadi istri sah Raymond.

Waktu berlalu begitu cepat, Azalea sudah menginjak usia 2 tahun bersamaan dengan kembalinya Raymond. Ternyata ia mendapatkan tugas dari istana kekaisaran Valcke untuk memimpin pasukan perang. Tentu wanita itu marah karena tidak mementingkan kelahiran anak pertama mereka, Raymond malah mementingkan pekerjaannya daripada dirinya. Pertengkaran terjadi di hadapan Azalea yang tak mengerti apapun.

"Kau tahu, betapa sulitnya berjuang sendirian? Kau malah pergi seenaknya? Apa begini caramu bertanggung jawab. Sebagai suami?!" sanggah Isabella setengah berteriak. Ia sadar telah membuat Azalea takut dengan suaranya, lalu ia menarik putrinya mendekat kepadanya.

"Maaf, aku..." Raymond tidak melanjutkan kata-katanya, ia berjongkok untuk menyesuaikan tinggi badannya dengan Azalea. "Dia putri kita? Manis sekali." katanya tersenyum kepada anak itu.

"Anakmu? Bukan. Dia adalah anakku dan Edgar." ungkap Isabella.

Raymond bagaikan diguyur air panas ketika mendengar kejujuran istrinya. Senyumnya yang cerah kini memudar, dan ia berjalan ke arah dapur untuk mengambil sesuatu. Ia kembali membawa pisau tajam dan menodongkannya ke arah Azalea.

"Jangan bunuh dia! Anak ini tidak bersalah, Ray!" Isabella memasang badan sebagai tameng untuk Azalea sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ternyata kau diam-diam berzinah di belakangku? Dasar wanita rendahan!" maki Raymond berteriak.

"Bunuh saja aku! Asalkan... biarkan putriku hidup!"

Raymond mendengus kesal. Lalu tanpa berlama-lama ia menarik kerah baju Isabella, ia yang sudah kalap menusuk-nusuk wanita itu di depan mata Azalea. Berkali-kali tusukan pisau itu dilayangkan membuat seluruh tubuhnya bergetar hebat. Namun, seorang pelayan menutupi matanya agar tidak melihat kekejaman pria itu.

"Ibu..."

Azalea menitikkan air matanya, ia menangis sekencang-kencangnya. Pelayan itu membawanya ke dekapannya dan menenangkan mengusap-usap punggungnya.

"Hiks! Ibu..."

***

Terpopuler

Comments

senja

senja

waw, psiko

amit2 dah, mending jauh2 MC kita dari keluarga ngeri ini

2022-02-18

2

IG: @author_ryby

IG: @author_ryby

Hubungan Isabella dan Ryamond awalnya baik-baik saja. Tetapi Edgar, yang merupakan teman baiknya, hadir di antara mereka. Alih-alih membantu Raymond dalam urusan politik, dia malah berambisi untuk merebut wanita yang dicintai sahabatnya.

2021-12-19

1

karya rai

karya rai

Lord kamu itu sebenarnya baik atau jahat ? kalau memang tulus tolong buang Jesslyn

kalo jahat mati aja di ujung pedang lucas

2021-12-16

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!