4. Kerja baru

...

Pagi telah tiba.

Cahaya sedang memasak nasi goreng untuk sarapan Alula, Aluna dan dirinya sendiri.

Ia mematikan kompor dan mengambil 3 piring.

Cahaya menaruhkan nasi goreng yang sudah jadi di atas 3 piring.

Setiap piring dengan porsi yang pas.

Lalu meletakan nya di meja makan.

Belum sempat ia memanggil Alula dan Aluna.

Mereka datang dan sudah rapi.

Berseragam sekolah SD merah putih, bersepatu, dan sudah menggendong tas di punggungnya.

"Pagi mama." Sapa mereka sambil tersenyum ke arah mama nya.

Cahaya tersenyum.

"Pagi, Anak-anak mama." Balas Cahaya.

"Kalian Sarapan dulu ya, biar nanti di sekolah bisa semangat mikir nya." Pinta Cahaya kepada anak-anak nya itu.

Alula dan Aluna mengangguk nurut.

Lalu mereka duduk di kursi ruang makan.

Untuk menyantap nasi goreng buatan mama tercinta.

"Sebelum makan, baca doa dulu ya." Nasehat Cahaya kepada anak-anak nya itu.

Mereka mengangkat kedua tangan nya lalu membaca doa sebelum makan.

Cahaya bahagia melihat kedua anak nya yang begitu menurut.

Alula dan Aluna memulai memakan nasi goreng sesuap demi sesuap memasukan dalam mulut nya.

Tit....tit...

Ponsel Cahaya berdering.

Cahaya mengambil ponsel nya yang ada di atas meja makan.

Ia melihat layar ponsel nya.

Lita, Rekan kerja sekaligus teman dekatnya menelepon.

Rekan kerja? Sebagai pelacur?

Ya, benar.

"Ada apa, lit?" Tanya Cahaya setelah ia mengangkat telepon dari Lita.

"Katanya kau telah di pecat mami, benarkah?" Ujar Lita dalam sambungan telepon itu.

"Iya benar" Jawab Cahaya.

"Cahaya, kau tidak perlu bersedih, Aku sudah mencarikan perkerjaan untuk mu." Ucap Lita.

Raut wajah Cahaya berubah.

Ia menyunggingkan senyuman.

"Ini seriusan? Kau sedang tidak bercanda kan?" Tanya Cahaya memastikan.

"Aku tidak bercanda." Balas Lita.

"Mungkin gaji dari perkerjaan ini tidak terlalu besar, tapi setidaknya kau dapat mencukupi kebutuhan kembar." Lanjut Lita.

"Kerja sebagai apa?" Tanya Cahaya.

"Sebagai office girl." Jawab Lita.

Cahaya terdiam.

"Bagaimana? Tidak apa-apa kan?" Tanya balik Lita ketika dia tidak mendengar jawaban dari cahaya.

"Oh, gapapa lah." Balas Cahaya.

Cahaya berpikir.

Mau apa pun perkerjaan.

Mau apa pun pangkatnya.

Setidaknya kedua anak nya bisa makan dan sekolah.

"Dimana kantor nya?" Tanya Cahaya.

"Di PT. ARDANU SEJAHTERA." Jawab Lita.

"Nanti, kau datang jam 9 pagi." Lanjut Lita memberitahu.

"Baiklah, Aku akan anterin kembar sekolah dulu." Ujar Cahaya.

...

Di Kantor.

Germilang datang ke kantor, sesuai dengan perintah papa nya.

Saat ini ia sudah berada di ruangan kerja nya.

"Uhh, baru ku tinggal 1 hari saja suasana kantor memang membuat rindu." Ujar Germilang sambil menyenderkan kepala nya di kursi empuk ruangan kerja nya.

Matanya menjelahi setiap sudut ruangan itu. Pandangan nya terhenti, ia melihat bingkai foto di atas meja kerja nya.

Tangan nya meraih foto itu.

Raut wajahnya menjadi datar, tanpa ekspresi.

Apakah itu foto Bintang lagi?

"Bintang."

"Entah mengapa saat aku melihat foto mu atau mengingat mu. Hati ku sakit, benar-benar sakit."

"Mulai saat ini juga, Demi mama, demi papa dan demi masa depan ku. Bukan nya aku jahat, bukan nya aku tega. Aku akan berusaha untuk melupakan semuanya tentangmu. Aku tau itu akan sulit, namun aku akan terus berusaha. Maafkan ku, Bintang."

Setelah mengucapkan itu.

Air mata Germilang terus mengalir tanpa seijin nya.

Dalam tangisan itu.

Ia memeluk Bingkai itu ke dekepan nya.

Germilang harus berusaha untuk membuka lembaran baru.

Harus membuka kehidupan baru.

Dan harus membuka hati untuk orang baru.

Semuanya itu tanpa Bintang.

Ia harus bisa.

...

Cahaya sudah sampai di depan perusahaan yang bernama PT. ARDANU SEJAHTERA.

Ia menggunakan kemeja putih polos dan menggunakan rok span pendek di atas lutut.

Ia berjalan masuk.

"Aku harus mengecek berkas yang ku bawah, takut nya ada yang ketinggalan." Ucap nya sambil membaca satu persatu berkas yang ia bawah.

Dan tiba-tiba

BRAKKK.....

Karena Cahaya berjalan tanpa melihat ke depan, Akhirnya ia menabrak seseorang dan berkas-berkas yang ia bawah tadi jatuh berhamburan.

Seseorang pria itu memakai kemeja biru muda, berjas hitam dan bercelana hitam panjang.

Cahaya berjongkok untuk memunguti berkas-berkas nya yang berserakan di lantai.

Pria itu ikut berjongkok, untuk membantu Cahaya.

Ia mengambil sisa lembaran.

Karena lembaran berkas yang lain sudah di ambil oleh Cahaya.

Mereka berdiri.

Pria tadi menyodorkan berkas yang ia punguti tadi.

Cahaya menerima nya.

"Maafkan aku." Ujar Cahaya.

Pria itu tampak tersenyum.

"Tidak perlu meminta maaf, itu wajar untuk seseorang yang mendaftar kerja."

Cahaya hanya mengangguk, sebagai respon nya.

"Nama mu siapa?" Tanya pria itu.

"Cahaya." Jawab Cahaya.

"Perkenalan, Aku Ardian Abimanyu, Panggil saja Ardian. Aku adalah Asisten pribadi Big bos."

Ardian dengan percaya diri, memperkenalkan diri. Tanpa di tanya.

Cahaya yang mendengar nya pun, Senyum terpaksa.

"Ada kah manusia se pd ini?" Batin cahaya.

"Mau ku antar ke ruangan big bos?"

Ardian menawari Cahaya.

"Boleh." Balas Cahaya sambil menganggukkan kepalanya.

Walau dirinya sangat tidak nyaman dengan Ardian.

"Mari." Ucap Ardian.

Ardian berjalan duluan.

Cahaya mengikuti dari belakang.

Akhirnya mereka sampai di depan pintu ruangan bos.

"Aku masuk dulu, Kau tunggu disini." Ucap Ardian.

"Iya." Jawab Cahaya.

Ardian membuka pintu, ia masuk ke dalam ruangan itu.

Tanpa lupa untuk menutup pintu.

...

"Big bos, How are you?" Ucap Ardian dengan pria yang ia sebut Big bos.

Pria itu menatap datar Ardian.

"Sudah ku bilang. jangan pernah memanggil ku dengan sebutan itu, sialan" Ujar pria itu dengan kesal.

Ardian menyengir kan bibir nya.

Melihat pria di depan nya itu kesal, membuat diri nya merasa puas.

"Haha, Ayolah bro. Apakah aku harus memanggil mu Germilang sayang?" Ujar Ardian.

Yapss, benar. Pria itu adalah Germilang.

Germilang Terdiam dan tak membalas Ucapan Ardian.

"Ck, tak asik." Ucap Ardian yang merasa dirinya di cuekin.

"Ada apa?" Tanya Germilang.

"Kau pasti bahagia mendengarnya." Balas Ardian.

Ardian nih tipe-tipe orang yang suka mancing penasaran.

"Memang nya apa?" Tanya Germilang.

Ia harus berusaha sabar mengahadapi sahabat nya ini.

"Ada seseorang wanita yang mendaftar kerja, dia ingin bertemu dengan mu." Jawab Ardian.

"Baiklah, Suruh dia masuk." Ucap Germilang.

Ardian mengangguk.

"Masuklah" Ucap Ardian sedikit berteriak.

Klek....

Suara pintu terbuka.

Dan terdengar juga suara kaki berjalan mendekat.

"Ini lah wanita yang ingin bertemu dengan mu" Ujar Ardian.

"CAHAYA"

"GERMILANG"

Germilang kaget.

Orang yang ingin mendaftar kerja adalah wanita yang kemarin malam ia temui, Cahaya.

Dan satu lagi tidak Germilang lupakan Cahaya juga wanita yang berani mengatai dirinya seorang pedofil.

"Jadi kau yang ingin mendaftar Kerja?" Tanya Germilang, dirinya refleks bangkit dari duduknya.

"Iya" Jawab Cahaya, ia berusaha untuk tenang.

Cahaya pun sama kaget nya. Ia tidak mengira, bahwa calon bos nya adalah Germilang.

"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Ardian yang merasa penasaran.

"Ardian, kau tolong keluar dulu." Ujar Germilang yang bermaksud untuk mengusir Ardian.

"Hey kawan! Kau mengusir sahabat mu?" Ucap Ardian dengan memasang wajah kesal nya.

"Keluar lah, Akan ku belikan Skin ml. yang kau ingin kan." Ucap Germilang.

Wajah Ardian yang tadi nya kesal kini pun memasang senyum menyengir saat mendengar ucapan Germilang.

"Aku ingin skin Alucard obsidian Blade." Balas Ardian.

"Baik lah, Akan ku beli kan diamond nya nanti." Ucap Germilang.

Tadi malem ia rugi 3 juta

Sekarang ia rugi 3,6 juta

Jika di total Germilang habis 9,6 juta hanya untuk membelikan skin game Ardian, sahabat matre nya.

"Oke, Aku keluar. Bye Big boss, Bye Cahaya." Ujar Ardian sambil berjalan keluar dan melambaikan tangan ke arah Germilang dan Cahaya.

-Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!