Germilang menghela nafas nya pelan.
Ia merasa bersalah telah memanggil Cahaya dengan sebutan itu.
"Maaf, tapi aku tidak tau harus memanggil mu apa? Kau lebih tua dari ku 3 tahun." Ujar Germilang.
"Panggil saja Cahaya." Jawab Cahaya.
"Kau ingin pulang?" Tanya Germilang.
Entah mengapa ia tiba-tiba ingin menanyakan itu.
"Iyah." Jawab Cahaya.
"Om mau anterin kita?" Tanya polos Aluna.
"Sayang, om ini pasti sibuk. Nanti kita naik taxi aja." Ujar Cahaya.
"Tidak apa-apa, lagian aku tidak ada kegiatan. Kasian Alula dan Aluna udah malam." Ucap Germilang
Eh..
Tidak ada kegiatan?
Bukan nya niat awal Germilang untuk berkumpul dengan teman-teman nya?
"Kau yakin?" Tanya Cahaya.
Germilang mengangguk pasti.
"Eh iya, siapa nama mu?" Tanya Cahaya yang lupa menanyakan nama Germilang tadi.
"Germilang." Jawab Germilang.
"Aku panggil saja milang." Ucap Cahaya.
Mendengar kata milang.
Ia teringat akan bintang.
Hanya dia lah yang memanggil dengan sebutan milang.
Germilang termenung.
"Ada yang salah kah?" Tanya Cahaya ketika menyadari sikap Germilang berubah.
Germilang menggelengkan kepala nya.
"Baik lah, panggil saja itu."
...
Germilang, Cahaya dan kedua Anak kembar itu Sudah sampai di halaman depan rumah kontrakan kecil.
Mereka turun dari mobil.
"Ini kah rumah nya?" Tanya Germilang Sambil melihat kearah rumah itu.
Cahaya mengangguk.
"Kenapa? Jelek ya?" Tanya balik Cahaya.
"Maksud saya bukan begitu." Jelas Germilang.
Cahaya tersenyum menyengir.
"Aku Hanya bercanda, milang."
Senyum Cahaya, membuat Germilang Terpikat seketika.
"Manis." Ucap Batin Germilang tanpa sadar.
Germilang dalam diam menatap senyum Cahaya.
"Milang, Kau ini dari tadi tiba-tiba diam." Tegur Cahaya.
"Kau sedang tidak kerasukan setan kan?" Lanjut Cahaya.
Pertanyaan macam apa itu.
Hahaha.....
"Mama nih ada-ada aja." Ucap Alula sambil tertawa mendengar Ucapan mama nya itu.
"Sayang, mama takut nya gitu." Balas Cahaya kepada anak pertama nya itu.
"Tidak, Saya hanya sedang memikirkan masalah pekerjaan."
Germilang beralasan, mana mungkin ia berbicara jujur kalo dia sedang terpukau dengan senyum Cahaya.
Germilang?
Bagaimana dengan bintang?
Hanya dengan senyum Cahaya kau bisa melupakan Bintang secepat itu?
"Aku kira, untung nya aja tidak." Balas Cahaya.
"Lula, Luna. Kalian masuk rumah dulu ya, Bersih-bersih setelah itu tidur. Besok kalian sekolah." Suruh Cahaya kepada Kedua anak kembar nya.
"Iya mama" Ucap Alula dan Aluna secara bersamaan.
"Selamat Malam, Kembar." Ucap Germilang sambil Tersenyum kepada Kedua anak itu.
Alula dan Aluna menengok Germilang, lalu membalas senyum Germilang.
"Iya om ganteng" Ucap Mereka berdua.
"Kita masuk dulu ya,om." Ucap Alula seraya berjalan ke arah rumah.
"Dadah mama, dadah om." Ucap Aluna sambil berjalan menyusul Alula.
Kedua anak kembar itu telah masuk ke dalam rumah, hanya meninggalkan Germilang dan Cahaya berdua.
Eh berdua?
Tidak, bertiga
Yang satu setan wkwk
Hening.....
Sunyi....
Tanpa pembicaraan....
Dan Mereka merasa canggung....
Germilang menggaruk tangan nya yang merasa gatal.
Cahaya melihat tangan Germilang, ia melihat terdapat bentolan merah.
"Tangan mu kenapa?" Tanya Cahaya.
Gemilang melihat kedua tangan nya
Memang terdapat bentolan berwarna merah.
"Aku tidak tahu." Jawab Germilang.
Cahaya meraih tangan Germilang dan melihat nya secara dekat.
Entah mengapa Jantung Germilang berdebar dengan cepat.
"Milang, ini jelas-jelas bekas gigitan nyamuk. Kau di gigit nyamuk" Ucap Cahaya memberitahu.
Germilang tetap terdiam, ia tak mampu untuk menjawab. Jantung di dalam terus berdebar seperti ingin copot.
"Huu, kenapa aku ini? jika aku dengan dia dekat selalu saja berdebar secepat ini?" Tanya Germilang dalam hati.
Apakah dia jatuh cinta dengan cahaya?
Apakah ini yang di namakan Cinta pada pandangan pertama?
"Tangan orang kaya memang sensitif ya"
Lanjut Cahaya bercanda.
Germilang tertawa kecil mendengar Candaan Cahaya itu.
"Tidak ada teori seperti itu, kau ini selalu bercanda."
"Itu kenyataan nya loh, haha." Ucap Cahaya yang ikut tertawa.
"Milang, Jika di ditekan seperti ini sakit tidak?" Ujar Cahaya lagi, sambil menekan tepat di bentolan itu menggunakan jari telunjuk nya.
Jika di lihat dari jauh
Mereka berdua seperti sepasang kekasih yang sedang melakukan adegan romantis.
Mendapat perilaku seperti itu dari Cahaya. Kecepatan debar jantung Germilang semakin bertambah cepat.
"Tolong lah, menjauh dari ku Cahaya!
Aku masih ingin hidup." Germilang membantin.
"Sakit kah?" Tanya Cahaya lagi, setelah tadi belum di respon oleh Germilang.
"Tidak." Jawab Germilang sambil menggelengkan kepala nya.
Cahaya melepaskan tangan Germilang.
Lalu ia berucap.
"Kau ingin mampir? Sekedar ngeteh, mungkin. Atau langsung pulang?"
Ardian!
Germilang tiba-tiba mengingat, ia ada janji dengan Ardian.
"Astaga" Batin Germilang.
Germilang melihat jam tangan yang ia pakai.
Menunjukkan pukul 21.00 Wib
Sedangkan ia dari Rumah saja berangkat pukul 18.00 Wib.
Pasti, Ardian akan merajuk.
"Aku langsung pulang saja, Tidak enak dengan tetangga mu." Balas Germilang.
"Ohh, yasudah."
"Aku minta maaf tadi sempat mengira mu penculik dan terimakasih untuk tadi." Ujar Cahaya.
Germilang mengangguk.
"Aku pulang dulu ya, Salam buat Kembar." Pamit Germilang.
...
Di Mobil.
Dalam perjalanan menuju untuk ke Club lagi, Germilang menelpon Ardian.
"Masih di sana?" Tanya Germilang to the point.
"Lu kemana aja? Lihat jam, Telat." Balas Ardian.
Terdengar dari suara nya, Ardian seperti sedang kesal dengan sahabat nya ini.
"Maaf tadi ada acara." Balas singkat Germilang.
"Seenggaknya kabarin dulu lah, gua cape nungguin lu 2 jam lebih." Ujar Ardian.
"Gua top up in skin legend gusion cosmic gleam."
Germilang yakin, itu cara yang paling tepat untuk membujuk sahabat nya yang sedang kesal dengan dirinya itu.
Walau dirinya rugi 3 juta.
"Gua mau banget. Oke, gua maafin."
Balas Ardian yang sangat-sangat bahagia itu.
Dan dugaan Germilang benar.
Akhirnya Ardian bisa mempunyai skin legend mobile legends yang ia impikan itu.
Tanpa mengeluarkan uang nya sendiri.
Telepon pun berakhir.
Germilang memutar mobil nya, ia tidak jadi untuk ke Club lagi.
...
Germilang sudah sampai di rumah.
Ia memakirkan mobil di garansi rumah nya.
Germilang memasuki rumah.
Ia berjalan berlangkah menuju kamar nya.
Langkah nya terhenti di ruang tengah.
Melihat kedua orang tua nya, Wijaya dan Tamaya.
Tamaya tersenyum melihat ke arah Germilang dan menghampiri anak nya.
"Anak mama, dari mana?" Tanya Tamaya sambil memegang bahu anak nya lembut.
"Keluar sama Ardian." Jawab Germilang.
"Kamu sudah merasa baik?" Tanya Tamaya lagi.
Germilang mengangguk.
"Syukur lah."
"Lihat lah papamu, dia sangat khawatir."
Ujar Tamaya.
Wijaya menatap ibu dan anak itu.
"Ma, berhenti lah menjual nama ku." Protes Wijaya kepada Tamaya.
Melihat Ekspresi wajah papa nya membuat Germilang ingin tertawa.
"Tidak apa lah, pa. Biar anak mu ini tersenyum." Balas Tamaya.
"Ma, pa. Germilang tidur dulu ya." Ucap Germilang.
"Tidur lah, jika besok kamu mau, datang lah ke kantor. Papa lihat Ardian kerepotan mengheadle semuanya sendiri" Ujar Wijaya.
Germilang mengangguk.
"Cuci kaki, Cuci Tangan, Cuci muka dan ganti baju." Pinta Tamaya kepada anak nya itu.
Mendengar ucapan mama nya itu
Germilang merasa seperti menjadi anak kecil.
"Iya mama." Balas Germilang.
Cup....
Germilang mengecup kening Tamaya sebelum ia berlangkah jalan menuju kamar.
Mendapat perilaku manis dari Germilang.
Membuat Tamaya menyungging senyum.
...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments