5. Makan siang bersama

...

Setelah Ardian pergi.

Akhirnya kini tinggal mereka berdua.

"Cahaya, duduk lah." Suruh Germilang sambil ia duduk di kursi meja nya.

Cahaya menganggukkan kepalanya pelan.

Cahaya pun duduk di kursi depan meja kerja Germilang.

"Ini seriusan? Kau yang mendaftar kerja?" Tanya Germilang, ia masih belum percaya.

"Tampar lah pipimu." Timpal Cahaya.

Karena pertanyaan Germilang yang di ulang terus itu, membuat wajah cahaya sedikit kesal.

Germilang mengerutkan keningnya, seakan berucap "jawaban macam apa itu?"

"Kenapa kau menyuruh ku untuk menampar pipi ku?" Tanya Gemilang.

Cahaya memutar bola matanya malas.

"Kan tadi kau bertanya. Jawaban ku benar, jika di tampar terasa sakit itu tanda nya kenyataan." Ujar Cahaya menjelaskan.

Germilang berpikir.

"Coba tampar."

Cahaya hampir saja tersedak air liur nya sendiri saat Germilang berucap seperti itu.

"What the hell!"

Cahaya menghela nafasnya.

Oke, sabar.

"Milang, aku ini kesini ingin mendaftar kerja bukan untuk membuat mu babak belur"

Ucap Cahaya dengan nada lembut yang dibuat-buat sambil ia tersenyum terpaksa.

"Baik lah." Balas Germilang.

"Maaf, Cahaya. Tapi untuk saat ini tidak ada lowongan kosong. Lagian aku juga sudah punya asisten pribadi dan sekretaris." lanjut Germilang.

Eh bentar

Lah yang mau daftar sebagai asisten pribadi atau pun sekretaris itu siapa?

"Lowongan untuk menjadi office girl." Ujar Cahaya.

Germilang terkejut.

"Office girl?"

Cahaya mengangguk.

"Kalo itu memang ada, tapi apa kau yakin?" Tanya Germilang.

"Aku yakin, memang nya kenapa?" Timpal balik Cahaya.

"Yah gapapa"

"Boleh aku lihat berkas-berkas nya?"

Cahaya menyodorkan berkas-berkas yang ia bawa tadi.

Germilang menerimanya.

Dengan teliti, Germilang membaca satu persatu setiap kertas berkas itu.

"Uhmm"

"Ijasah atau pun rapot semasa SMA ga ada?"

Tanya Germilang, ia menyadari berkas-berkas itu tidak lengkap.

"Aku tidak punya." Jawab Cahaya singkat sambil menggelengkan kepalanya.

Germilang mengerutkan keningnya, bagaimana mungkin tidak punya ijasah atau rapot saat masih SMA/SMK.

Tidak lulus?

Tidak sekolah?

"Tidak punya?" Tanya Germilang memastikan.

"Ya" balas singkat Cahaya.

"Sebelum kau melamar kerja di sini, perkerjaan mu sebagai apa?" Tanya Germilang lagi.

Cahaya terdiam.

Germilang menunggu jawaban Cahaya, namun gadis itu tetap terdiam dan menutup mulutnya.

"Oke, mungkin itu privasi bagi mu. Aku paham." Ucap Germilang.

"Langsung ke intinya saja. Kau mau Nerima lamaran kerja ku tidak?" Ujar Cahaya.

Sekarang giliran Germilang terdiam.

Banyak pertanyaan yang menyerbu di pikiran nya.

"Syaratnya kurang lengkap, tapi aku tidak tega untuk menolak nya. Baiklah aku terima saja." Isi batin Germilang.

Germilang mengangguk.

"Kau di terima" ucap Germilang.

Cahaya Tersenyum.

"Kapan aku mulai kerja?" Tanya Cahaya.

"Mulai sekarang juga bisa, namun untuk seragam office girl stok ukuran besarnya masih kosong." Jawab Germilang.

Cahaya melotot kan matanya.

"Apa kau bilang ukuran besar? Apa kau menghina ku dengan cara halus? Maksudmu aku gendut? Hah!?"

Germilang menghembuskan nafasnya.

"Tidak, bukan begitu. Kau salah paham." Ucap Germilang yang merasa bersalah.

"Terus apa?" Tanya Cahaya dengan nada kesal.

"Oke jujur, body badan mu bagus daripada karyawan ku yg bekerja sebagai office girl."

"Paham?"

Mendengar ucapan Germilang yang seperti memuji dirinya.

Pipi cahaya menjadi merah merona, tingkah nya seperti orang yang sedang salting.

Suasana menjadi hening, kedua nya merasakan canggung.

"Hmm, kau sudah makan siang?" Tanya Germilang yang memecahkan keheningan.

Cahaya menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Mungkin nanti" lanjut nya.

"Mau makan siang bersama?" Ajak Germilang.

"No problem" jawab Cahaya.

"Mau makan dimana? Oh iya apa makanan kesukaanmu, biar nanti ku ajak ke restoran sesuai dengan selera mu."

Cahaya membesarkan mata nya.

"Hah apa? Restoran?"

Germilang menganggukkan kepalanya.

"Kenapa? Ada yang salah" Tanya Germilang.

Cahaya tertawa terbahak-bahak.

"Restoran? Dasar orang kaya" balas Cahaya

"Tinggal makan ketoprak depan aja, ga usah jauh-jauh." Lanjut nya.

Germilang mengerutkan keningnya

"Ketoprak? Jenis makanan apa? Kaya gimana?" Tanya Germilang

Cahaya Terkejut.

Bagaimana mungkin bos baru nya ini tidak tau ketoprak itu apa.

"Seriusan, kau tidak tau ketoprak itu apa?" Tanya balik Cahaya.

"Pernah mendengar nama nya saja, tidak pernah makan dan tidak tahu seperti apa ketoprak itu." Jawab Germilang.

"Hidup mu sepertinya kurang berwarna."

Ujar Cahaya dengan jujur.

"Tapi Aku kaya" Balas Germilang.

"KAYA MONYET" Ledek Cahaya sambil ia tertawa lepas.

Baru kali ini, ada karyawan baru yang menghina bos nya sendiri haha.

Bukan nya marah atau kesal karena di ledek, Germilang malah ikut Tersenyum melihat Cahaya yang asik mentertawakan diri nya itu.

Cahaya baru tersadar, orang yang ia ledek itu adalah Bos nya.

"Astaghfirullah"

"Maaf pak, tadi saya kelepasan." Ucap Cahaya sambil menundukkan kepalanya seakan-akan dia menyesal.

"Aku akan memaafkan mu, dengan syarat jangan panggil aku pak. Aku masih muda" Balas Germilang

"Baik pak, eh baik milang"

-Di depan Kantor

Germilang dan Cahaya sudah duduk di bangku warung Abang-abang Ketoprak yang terletak pas seberang kantor Germilang.

Germilang menatap setiap sudut warung. baru kali ini, ia makan di pinggir jalan.

"Enakan tempat nya? Ada AC nya lagi"

Ucap Cahaya pada Germilang.

"AC? Dimana? Aku tidak melihatnya" Ujar Germilang.

"AC alam haha" Canda Cahaya.

"Kau mau pesen ketoprak pake berapa cabe? Dan minum apa?" Tanya Cahaya

"Uhmmm, aku jangan terlalu pedas. Minum nya samakan aja." Jawab Germilang.

"Baiklah"

"Bang, pesen 2 Ketoprak yang satu sedeng yang satunya lagi seperti biasa pedes banget yah bang. Minumnya 2 es teh." Ucap Cahaya dengan Abang warung nya

"Oke neng" sahut Abang warung.

"Oh pantes, mulutnya pedes." Batin Germilang.

"Pasti nanti kau akan ketagihan" Ujar Cahaya.

"Belum juga dicoba" Balas Germilang.

"Yah, lihat aja"

"Milang, nanti kau juga yang akan Bayar punya ku kan?" Tanya Cahaya.

"Saya ini cowo dan saya juga yang ngajak untuk makan siang bareng." Jawab Germilang.

"Boleh dong, aku nambah."

Cahaya hanya ingin menggoda bos baru nya itu.

"Ya, silakan aja"

"Mau beli sekalian warung nya juga gapapa, gas angkut." Ujar Germilang yang niatnya bercanda.

"Dih, sombong banget. Mentang-mentang kaya" sinis Cahaya sambil melirik tajam Germilang.

Entah mengapa....

Germilang saat bersama Cahaya

Bisa semudah itu melupakan Bintang

Seakan binatang dan kenangan nya ikut terkubur bersama Raga nya.

Makanan Meraka telah siap.

Abang ketoprak datang dengan membawa 2 porsi piring ketoprak.

"Ini neng pesenan nya." Ucap Abang nya sambil meletakkan piring nya di meja tempat Germilang dan Cahaya duduk.

"Terimakasih Abang ganteng, yang ganteng nya kek oppa Taehyung BTS." Ujar Cahaya.

Mendengar Cahaya memuji Abang itu dengan sebutan 'Ganteng', Germilang menatap dengan teliti wajah Abang ketoprak itu.

Ingin membuktikan Ucapan Cahaya.

Ada-ada saja.

"Apa selera Cahaya, Cowo umur 40an dan berkumis tebal?"

Ia bertanya pada dirinya sendiri di dalam hati.

"Bisa aja neng mah, Terima kasih kembali." Ucap Abang Ketoprak.

Setelah berucap, Abang ketoprak itu lalu berjalan pergi dari meja Germilang dan Cahaya.

"Dasar genit!" Cibir Germilang kepada Cahaya.

"Iri bilang bos" Balas Cahaya

_

Germilang menatap sepiring ketoprak di depan nya.

Ia tampak ragu untuk memakan nya.

Tangan nya hanya sibuk membolak-balikkan ketoprak dengan sendok.

Cahaya melihat nya.

"Kenapa tidak kau makan?" Tanya Cahaya.

Ia memasukkan sesendok ke dalam mulutnya.

"Ini enak" Lanjut nya sambil mengunyah makanan.

"Germilang menghentikan gerakan tangan nya lalu menatap Cahaya.

"Seriusan enak?" Tanya balik Germilang.

Sepertinya dirinya meragukan nya.

Cahaya mengangguk pasti.

Cahaya mengambil Alih Ketoprak Gemilang.

"Biar ku suapi, agar kau tidak ragu lagi." Ujar Cahaya sambil mengambil sesendok untuk Germilang.

"Ayo buka mulut nya" Pinta Cahaya.

Ia menyodorkan sesendok Ketoprak di depan mulut Germilang.

Jantung Germilang seketika berdegub kencang.

Posisinya dia saat ini begitu dekat dengan Cahaya.

Perlahan Germilang membuka mulut nya.

Dan happp....

Satu suapan masuk ke dalam mulut Germilang.

Germilang mengunyah nya.

Dan memang benar kata Cahaya.

Memang enak, tapi begitu asing di mulutnya mungkin karena ia baru pertamakali mencobanya.

"Gimana, enak?" Tanya Cahaya.

Germilang mengangguk.

Dan ini lah makan siang bersama dan pertama mereka berdua.

Sampai sini dulu ya

See you❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!