Setelah mengajak dan mempersilahkan Sinta untuk duduk.
Jhon pun memanggil salah satu pelayan, dan Jhon meminta semua makanan yang paling enak untuk Sinta.
Tetapi Sinta yang berstatus pelayan ditempat itu, merasa tidak enak, walaupun ia pernah menginginkan makanan mewah di Restaurant ini, karena makanan untuk karyawan biasanya yang sederhana saja.
karena biasanya makanan mewah itu dia hanya mengantarnya untuk para pelanggan setianya, dan sekarang semuanya ada di hadapan dirinya sendiri, kini dia pun yang harus menghabiskan dan memakan ini semua.
Akan tetapi saat ini Sinta tidak bisa menikmati makanan yang dia inginkan itu, karena dalam hati Sinta tetap merasa tidak enak hati dengan rekan-rekannya yang sesekali menatap ke arahnya, bahkan Sinta ingin sekali menceritakan ini semua kepada rekan-rekannya itu, tetapi mungkin tidak untuk saat ini, karena di hadapan nya ada laki-laki tampan yang membuat dirinya semakin berdiam dan tidak bisa bicara.
"Kok kamu malah melamun, kenapa tidak di makan makanannya, mmmm apakah kau tidak menyukai menunya, atau kau mau pesan menu yang lain?" tanya John seketika membuyarkan lamunan nya Sinta.
"T-tidak pak, bukan begitu T-tetapi_" sahutnya semakin gugup.
"Tetapi kenapa?" tanya Jhon, dengan dahi berlipat yang bingung melihat Sinta semakin bertingkah aneh.
"Tidak apa-apa pak!" jawab Sinta canggung.
"Apa karena lukamu masih sakit, sehingga tidak mau makan?"
"Tidak pak tidak!" jawab sinta dengan tergesa-gesa.
Jhon pun menganggukan kepalanya, lalu jhon pun melanjutkan makannya, Sinta pun mulai makan walaupun hanya sedikit, dan hanya mencicipi saja, karena menghargai jhon.
Sementara Jhon berpikir mungkin Sinta masih kesakitan dan masih canggung karena belum kenal betul, padahal bukan karena itu, Sinta masih merasa tidak enak hati sama Rekan-rekannya disana yang selalu memperhatikan dirinya dengan tatapan aneh.
Iya Aneh mungkin mereka memikirkan yang tidak-tidak tentang dirinya, bukannya bekerja ko malah jalan dengan laki-laki tampan dan itu adalah anak dari pemilik restaurant ini.
Jhon yang tidak asing lagi dengan tempat ini dia terlihat santai-santai saja, karena restaurant ini milik mamanya, tetapi tidak dengan Sinta yang ingin cepat-cepat keluar dari Restaurant, hanya saja Sinta tidak berani berbicara karena malu dan tidak mungkin menceritakan semuanya.
Pikiran Sinta semakin kacau, Banyak yang ia Rasakan, kesakitan sudah pasti karena lukanya, Dan dia merasa malu oleh tatapan rekan-rekannya, kini dia bingung harus berbuat apa, pokonya Campur aduk ada dipikirannya, dan di tambah lagi Rasa takut, jika tiba-tiba bosnya datang ke restaurant.
Sinta yang benar-benar kebingungan ingin segera pulang, Jhon malah sibuk dengan ponselnya, Jhon mengangkat telpon, balas chat dari sekertarisnya, karena menanyakn kerjaan, karena hari ini Jhon belum sampai kantor miliknya.
Untung saja ibu pemilik Restaurant telpon ke kasir, bahwa hari ini dia tidak datang kesana, dan Sinta mendengar percakapan mereka, Sinta pun mulai agak sedikit lega.
Tetapi pikiran Sinta tetap saja merasa tidak enak lama lama di dalam Restaurant,
"Ummmzz." gumam Sinta lirih, hingga jhon tidak dapat mendengarnya, terlebih karena jhon masih sibuk dengan ponselnya.
Sinta ingin Sekali pulang ke kost-kostannya untuk istirahat, karena luka di lutut lumayan dalam, dan terasa sangat perih.
Semua Rekan-rekannya itu, ingin sekali bertanya apa yang terjadi dengan Sinta, tapi mereka semua hanya bisa berdiam pula tidak ada yangberani bertanya, namun dibelakang mereka saling berbisik-bisik.
"Ada apa ya dengan Sinta, kenapa Sinta bisa bareng sama pak jhon anaknya ibu bos, ketemu dimana ya mereka, terus Sinta ko bisa terluka begitu?"bisik salah satu dari mereka yang semakin kepo karena melihat Sinta berduaan dengan anak bos nya.
"Tetapi ada salah satu temen deketnya si Sinta, nanti kita tanyakan saja langsung sama dia, apa yang sebenarnya terjadi, kita tidak boleh berburuk sangka dulu pada temen kita ini." balas yang satunya.
"Iya-iya nanti saja kita tanyakan!" timpal yang satunya, walaupun ia merasa sangat penasaran apa yang terjadi dengan Sinta.
Namun setelah Jhon selesai membalas chat-chat dari sekertarisnya, Akhirnya Jhon mengajak Sinta pulang.
Sinta mulai sedikit lega, dan Sinta pun melangkahkan kakinya dengan sangat pelan karena lukanya itu terasa semakin sakit lagi, lalu jhon menyodorkan tangannya karena ingin membantu Sinta berjalan.
"Tidak usah pak, terima kasih saya bisa sendiri," ucapnya, akan tetapi jhon tetap memaksanya karena merasa kasihan dan merasa bersalah karena ini akibat dirinya yang ceroboh sehingga membuat Sinta terluka, namun bantuan Jhon ini di salah artikan oleh mereka yang melihat kejadian ini.
Setelah masuk ke dalam mobil, jhon terdiam sesaat.
"Dimana letak kost-kostannya?" ujar Jhon tanpa menoleh kearah Sinta.
Tetapi lagi-lagi Sinta gelisah karena masih memikirkan Rekan kerjanya itu dan tidak focus sama Jhon yang menanyakan alamat kost-kostannya itu.
Sinta pun mengerutu dalam hati, ummz apa ya, yang mereka pikirkan tentang aku, Bagaimana jika mereka mengira aku yang tidak-tidak, kini Sinta masih kebingungan, dan masih terus memikirkannya.
Namun Sinta pun mulai berpikir, tenang-tenang ucap Sinta dalam hati, sambil tarik napas lalu mengeluarkannya, terus dan terus begitu, walaupun Sinta masih saja bingung, tapi setidaknya sedikit berkurang.
Dan jhon pun bertanya kembali , soal alamat kost-kostannya, kali ini Sinta pun mendengarnya, lalu Sinta menunjukkan jalan menuju kost-kostannya itu.
karena letak kost-kostannya itu lumayan jauh jadi mereka agak lama didalam mobilnya, Sinta pun mulai kepedean lagi, Ya Allah ini beneran apa cuman mimpi, ini cowok ganteng banget kenapa sih ko aku bisa bertemu cowok ini gerutu Sinta dalam hati sambil sedikit melirik ke arah wajah jhon di kaca mobil.
Sinta selalu Salah tingkah jika melihat raut wajah jhon, maklum gadis desa yang baru merantau ke ibu kota, jadi masih sedikit norak.
Sinta bisa melihat wajah jhon dari kaca, karena Sinta duduk di bangku belakang, jhon yang sedikit cu'ek itu biasa aja tidak merasa ada yang aneh, karena jhon belum memikirkan hubungan dengan wanita.
Karena Jhon sudah terbiasa dekat dengan perempuan cantik-cantik di kantor nya, namun sikap dia biasa saja, karena Jhon memang belum memikirkan kehidupan yang layak nya seusianya itu yang sudah menikah atau hanya sekedar mempunyai hubungan dengan perempuan.
Jhon memang mempunyai segalanya, karier nya mapan wajahnya tampan, banyak perempuan cantik menggodanya, namun sikapnya yang dingin tidak pernah tergoda sedikitpun oleh rayuan perempuan-perempuan cantik walaupun mereka terus menggodanya, sehingga membuat mereka menyerah dan bosan karena tidak ada respon sedikit pun darinya.
.
.
Mohon dukungannya, jangan lupa tinggalkan jejak like dan komentarnya, agar makin semangat up lagi.
Mohon maaf masih banyak kekurangan, harap di maklum karena masih tahap belajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
👌👌👌
2022-08-27
1
Fira Ummu Arfi
smngattt nulisnyaa kak 😍😍
2022-08-27
1
Buna Seta
Hadir kak
2022-04-29
3