Gadis Pemilik Hati

Gadis Pemilik Hati

Terlambat, hari pertama

Terlihat cahaya mentari sudah mulai muncul dari sisi timur, meskipun masih terlihat malu-malu. Cahayanya memberikan kehangatan disaat udara begitu dingin. Kicauan burung seolah sedang menyambut hari yang baru.

Terlihat beberapa siswa sudah berbaris rapi dilapangan. Mereka semua berbaris menurut kelas masing-masing, dengan seragam lengkap bertopi. Semua pemimpin barisan menyiapkan pasukannya. Ya, pagi ini mereka akan mengadakan upacara mengingat hari ini adalah hari senin.

Upacara pagi ini selain rutinitas setiap hari senin juga diperuntukkan untuk siswa kelas X yang sudah resmi menjadi warga SMA Nusa Bangsa. Setelah beberapa hari lalu mereka telah menyelesaikan masa orientasi siswa.

Siapa yang menyangka jika hari pertamanya masuk sekolah akan datang terlambat, ia datang tepat saat upacara akan berlangsung membuatnya menjadi pusat perhatian siswa yang berbaris paling belakang.

Arzya Geovanka Razeta, ia adalah salah satu siswa baru di SMA Nusa Bangsa. Gadis manis dengan rambut panjang yang tergerai indah apalagi ketika terkena angin membuatnya semakin menawan seperti sedang iklan sampo.

Meskipun wajahnya terlihat datar tanpa senyuman tidak membuat kecantikannya luntur. Bisa dibilang wajah datarnya mampu memancarkan aura yang berbeda dari gadis lainnya.

Untung saja Arzya dimaafkan dan diizinkan untuk mengikuti upacara bendera yang akan berlangsung itu.

Padahal jantungnya sudah hampir copot, ia mengira akan dihukum berdiri disebelah tiang bendera sama seperti yang lainnya.

Terdengar pembawa acara membacakan susunan acara yang akan dilalui selama upacara berlangsung. Dimulai dari masuknya pemimpin upacara, kemudian penghormatan dilanjutkan laporan pada pemimpin upacara. Kemudian pembina upacara memasuki lapangan upacara. Dilanjutkan pengibaran sang merah putih.

Semua acara demi acara terlewati sudah, setelah pembina upacara melakukan pidato singkatnya. Yang dilanjutkan dengan doa, maka upacara pada hari ini sudah selesai.

Setelah itu mereka kembali ke kelas masing-masing, karena pembelajaran akan segera di mulai.

Arzya sedang mengambil tasnya yang tergeletak dibawah pohon, hingga tidak menyadari jika ia sudah tertinggal oleh teman sekelasnya. Arzya yang baru pindah satu hari sebelum masuk sekolah belum hapal ruangan dan tatak letak sekolahnya ini.

Dengan langkah malas ia menyusuri setiap lorong untuk mencari kelasnya, untuk bertanya saja Arzya sangat malas dan akhirnya ia tersesat.

............

"Yo, pak ketos kita selalu berwibawa membuat seluruh kaum hawa terpesona!" ledeknya saat sang ketua osis berjalan menuju ruang kelas setelah ucapacara berakhir.

"Apaan sih, alay!" ucapnya sambil terkekeh.

"Fakta bosku! Lo gak liat tadi, tatapan kagum dari kaum hawa yang terpesona akan kegantengan seorang ketua osis, apalagi dari murid-murid kelas sepuluh!" cerocosnya tiada hentinya.

"Lo tadi sarapan apa sih, pagi-pagi udah berisik aja?" ucap sang ketos sambil menatap tajam temannya itu.

"Sarapan nasi lah, kalau sarapan makan hati mah sakit," katanya sambil terkekeh.

"Makanya jangan playboy, makan hati terus kan lo," saut ketua osis.

"Cih! Kek yang ngomong gak aja, padahal situ suhu nya playboy!"

Belum sempat ia menjawab ledekan temannya, dari arah belakang ada seseorang yang memanggilnya.

"Arzan! Lo dicariin wakasek, disuruh ke ruang osis sekarang!" teriak seorang gadis yang tak lain adalah teman satu organisasinya.

"Sekarang, Mel?" tanya Arzan.

"Tahun depan, astaga ya sekarang lah!" gerutu Amel orang yang meneriaki Arzan tadi.

"Wih serem, masih pagi udah nggas aja," ledek teman Arzan.

"Bodo amat!" judes Amel lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Mel?" panggil Arzan.

"Apa lagi?" Amel menoleh saat namanya dipanggil.

"Jangan marah-marah, nanti cantiknya ilang," teriak Arzan sambil terkekeh.

"Modus-modus," ledek Daffin, orang yang sejak tadi bersama Arzan.

Sedangkan Amel tidak menyahuti candaan Arzan, pipinya sudah merah karena malu. Terlebih lagi Amel sudah lama menyimpan rasa pada Arzan. Hanya saja Arzan tidak mengetahui hal itu, karena sebisa mungkin Amel menyembunyikan perasaannya itu.

"Semua cewek lo baperin, Zan... mentang-mentang lo cakep," gerutu Daffin.

"Suka-suka gue lah," ucap Arzan sambil mengendihkan bahunya.

Ya orang itu adalah Arzan Ravindra Malik, seseorang yang sudah terkenal sebelum ia menjabat sebagai ketua osis. Dan para penggemarnya semakim banyak saat ia dilantik sebagai ketua osis SMA Nusa Bangsa.

Banyak yang menyukainya karena kecakapannya dalam memimpin suatu organisasi. Arzan bisa menarik semuanya menjadi satu, sehingga jarang sekali terlihat beda peselisihan karena beda pendapat saat rapat. Karena Arzan akan memberikan kesempatan yang sama bagi anggotanya untuk mengemukakan pendapatnya.

Terlepas dari jabatannya Arzan sudah dikagumi banyak orang semenjak kelas sepuluh. Paras yang rupawan membuatnya banya disukai oleh kaum hawa, terlebih lagi keaktifannya dalam beberapa ekstrakurikuler membuatnya semakin dikenal banyak orang.

Tapi semua orang tidak ada yang sempurna sama seperti Arzan, dibalik semua kebaikannya ia memiliki kebiasaan buruk yang entah kapan bisa berubah. Arzan sang ketos terkenal playboy juga, banyak siswi yang menjadi korban harapan palsu sang ketos.

"Permisi, bapak cari saya?" kata Arzan setelah berada diruang osis.

"Iya, sini duduk!" perintah Pak Roni, selaku wakil kepala sekolah SMA Nusa Bangsa.

Kemudian Arzan duduk berhadapan dengan Pak Roni, disampingnya ada Daffin selaku wakil ketua osis dan juga teman satu kelas Arzan.

"Bapak cuma mau nanya proker yang bapak suruh buat apa sudah jadi?" tanya Pak Roni.

"Oh itu, belum selesai pak... masih setengah, kita belum rapat lagi. Kemarin kita masih sibuk dengan MOS," kata Arzan.

"Apa dibutuhkan secepatnya, Pak?" tanya Daffin.

"Tidak, saya cuma mau kasih beberapa tambahan dalam proker yang kalian buat," kata Pak Roni.

"Ohh!" jawab Arzan dan Daffin bersamaan.

Kemudian mereka mendengarkan setiap penjelasan yang disampaikan Pak Roni, dengan cekatan Daffin mencatat setiap poin penting yang akan dimasukkan dalam proker.

Setelah itu mereka kembali ke kelas, mengingat waktu istirahat setelah upacara hanya sebentar.

Arzan dan Daffin selalu saja menjadi sorotan dimana pun mereka berada, seperti saat ini tidak ada habisnya siswi yang menyapa mereka. Bahkan ada sisiwi yang sengaja bolak-balik melewati mereka hanya untuk mencari perhatian sang ketua osis.

Daffin Faaz, dia adalah sahabat sekaligus menjabat sebagai wakil ketua osis, Arzan. Dia juga terkenal dikalangan kaum hawa karena wajahnya yang tampan ditambah lagi dia juga anggota osis.

Arzan dan Daffin seperti amplop dan prangko kemana pun selalu bersama. Dimana ada Arzan disitu ada Daffin begitu sebaliknya.

Mereka berdua berjalan menyusuri lorong sekolah. Hingga mata elang Arzan menangkap sesosok gadis tengah kebingungan mencari ruang kelasnya. Wajahnya terlihat datar dan dingin walaupun sebenarnya menyimpan kebingungannya.

Arzan menghampirinya bersama Daffin yang selalu setia menemani Arzan. Daffin heran ketika Arzan berhenti didepan sebuah gadis.

"Kenapa berhenti?" tanya Daffin, tapi Arzan hanya diam saja.

"Ada yang bisa dibantu?" kata Arzan sopan.

Daffin tau jika Arzan sudah bersikap seperti itu pasti dia akan menunjukkan pesonanya membuat anak orang baper.

Gadis itu mendongak menatap Arzan dan Daffin bergantian, ia tahu jika yang ada dihadapannya saat ini adalah pemimpin upacara tadi.

"Ada yang bisa dibantu?" ulang Arzan sekali lagi.

Gadis itu masih diam, mulutnya seakan terkunci rapat-rapat. Membuat Arzan semakin penasaran, biasanya siswi lain akan langsung menjawab dan mencari perhatiannya. Tapi kali ini tidak, dia hanya diam sambil melihat kertas yang ada ditangannya.

"Oh, kelas X IPA 1," ucap Arzan setelah merebut kertas yang dipegang gadis itu.

"Lo kesasar apa gimana? Temen lo mana?" tanya Daffin.

"Gak tau," jawab gadis itu singkat.

"Hah?" Arzan dan Daffin kaget mendengarnya.

Mata Arzan menyipit melihat name tag yang ada pada dada kiri gadis itu.

"Arzya?" gumam Arzan yang masih bisa didengar oleh Daffin.

"Arzya siapa?" tanya Daffin.

Arzan tidak menjawab ia hanya menujuk gadis yang berdiri didepannya ini dengan dagunya.

"Ohh, nama lo Arzya?" tanya Daffin.

"Kalau udah tau kenapa tanya lagi!" ketus Arzya.

Sedangkan Arzan hanya terkekeh saja melihat wajah sahabatnya yang cengoh mendengar jawaban Arzya.

...----------------...

..."Mungkin untuk saat ini aku hanya bisa mengagumi mu dalam diam, tapi kita tak akan pernah tau bagaimana nanti :)"~ Amel Verlyana ~...

 

Terpopuler

Comments

Alviesha_athninamaisy

Alviesha_athninamaisy

Hatiku Padamu Kak
hadir neh.... nyicil yaaa. jejak dulu ah😁🥰

2022-03-03

0

Rhina sri

Rhina sri

baru mampir menarik ceritanya😃

2022-02-17

0

Lucy

Lucy

pengagum rahasia

2022-02-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!