Bab 4

"Bolehkah saya mengajaknya?" ragu ragu Keisha bertanya.

"Ikut dengan tante sebentar, Papa mau mandi dulu ya" lembut laki laki di jawab anggukan oleh putrinya itu berucap.

Keisha meraih tubuh Nabila dan meletakkan pada pelukannya. Sementara Reynand langsung masuk ke dalam rumah meninggalkan keduanya di teras. Reynand langsung masuk kedalam kamar membersihkan lukanya sendiri.

"Sial!" gumam Reynand melihat lukanya di kaca.

Seorang kepala pelayan memasuki kamar tersebut dengan kotak obat di tangan. Kaos sudah berlumuran darah itu di lepas oleh Rey dan duduk di tepi ranjang, dengan kepala pelayan rumahnya mengobati luka tusukan di perut sixpack Tuannya.

"Apa tidak seharusnya kita ke Dokter Tuan?" ucap pelayan tengah duduk di hadapan Tuan tengah mencoba menghubungi seseorang itu.

"Tidak, bukan luka serius" santai Rey dengan ponsel sudah di samping telinga.

"Cari Johan dan bawa dia kehadapanku!" perintah tegas Reynand pada tangan kanannya di ujung telpon.

Penyerangan mendadak pada Reynand di jalan, tentu saja membuatnya murka. Reynand adalah seorang CEO juga pemimpin mafia paling berpengaruh di Kota tempatnya tinggal. Siapa yang tidak mengenal kekejamannya dalam memangsa musuh.

Dia terkenal sebagai seorang yang sadis dan tidak berperasaan. Namun sikap itu berubah seketika saat dia berhadapan dengan putri cantiknya, Abrisan Nabila Arzani. Dia memang memiliki satu orang anak, tapi dia belum menikah.

Ya, beberapa tahun lalu salah satu mantan kekasih Rey datang dengan membawa putri serta hasil DNA yang menyatakan jika bayi merah dalam gendongannya itu adalah anak kandung Rey. Rey bukanlah seorang laki laki baik, bahkan terkenal sebagai penjahat wanita.

Tidak lagi terhitung berapa wanita telah menemani hari hari yang selalu berakhir di atas ranjang. Reynand mengambil darah dagingnya dan merawatnya sendiri, karena memang tak ingin untuk menikah dengan siapapun yang akan berusaha mengatur seluruh hidupnya nanti.

Kasih sayang serta kemewahan diberikan Rey pada putri cantiknya. Tidak satu haripun terlewat untuk menemani malam putrinya dan tidur bersama. Sesibuk apapun, Rey akan berusaha untuk bisa selalu tidur bersama bocah bertubuh gemuk kesayangannya.

Hanya putrinya yang mampu memberikan Rey semangat untuk tetap menjaga nyawanya melekat pada dirinya. Semenjak kedatangan Nabila dalam hidupnya, Rey telah berangsur berubah dan tak lagi membawa wanita pulang kerumah.

Kalaupun menginginkan, ia hanya akan melakukan hal itu di luar. Bahkan Rey tak pernah lagi memaki siapapun dalam rumahnya, ataupun minum minuman di rumahnya seperti dulu. Meski tidak sepenuhnya berubah, karena memang tubuh wanita adalah kebutuhan untuknya sama halnya dengan minuman, tapi Rey sudah berusaha untuk menguranginya.

Setelah lukanya terbalut perban dan mengganti pakaian, laki laki tinggi tampan dengan sorot mata dingin itu, kembali menghampiri putrinya. Dilihatnya Nabila tengah bermain dengan tersenyum bersama gadis telah mengantarnya pulang tadi.

"Papa...." seru bocah kecil menyadari kehadiran Papanya.

"Kalau begitu saya permisi dulu" pamit Keisha pada laki laki sudah berjongkok di samping tubuh putrinya.

"Hm, terima kasih atas bantuanmu" dingin Rey berucap.

"Sama sama. Tante pulang dulu sayang ya" jawab Keisha, lalu menatap ke arah Nabila yang menahannya pergi.

"Nabila, biarkan tante pulang. Kamu bisa main bersama papa sekarang" lembut Reynand meletakkan telapak tangan di ujung kepala putrinya.

"Iya pa" menurut Nabila akan ucapan laki laki yang masih ada di sampingnya.

"Kita akan bertemu lagi nanti" senyum Keisha lalu mencium pipi tembem Nabila, diiringi tatapan Rey.

Usai berpamitan, Keisha keluar dengan seorang pelayan mengantar hingga gadis cantik tersebut naik ke dalam mobilnya lagi. Mata Rey masih tertuju pada Keisha, yang sempat dilihatnya tengah dalam keadaan buruk tadi. Jelas tersirat dari ekspresi Keisha jika dirinya tengah bersedih dengan mata sembabnya.

Tidak tahu siapa gadis yang telah menolongnya tadi, tapi yang jelas baru kali ini seorang pemimpin besar kerajaan gelap mengucapkan terima kasih seumur hidupnya. Dia pun tersenyum tidak percaya akan apa yang telah terlontar dari mulutnya begitu saja.

"Papa, aku ingin mama" ucap Nabila tiba tiba, menyentak Rey dalam lamunan.

"What?!" terkejut Rey akan permintaan polos putrinya.

"Aku ingin mama" kembali Nabila mengatakan dengan bergelayut pada tengkuk laki laki masih terkejut memeluk putrinya.

"Bukankah ada tante Anita? kamu tidak lagi membutuhkan mama" lembut Rey mengatakan.

"Aku mau mama!" teriak Nabila usai melepaskan pelukan dan berlari pergi ke kamarnya.

Rey hanya menatap kepergian putrinya, tidak pernah sebelumnya Nabila menyinggung masalah itu. Apalagi dia hanyalah bocah berusia 3 tahun yang tidak mengerti apapun. Rey tertegun akan permintaan pertama dari putrinya, pasalnya Nabila memang tidak pernah meminta apapun pada Rey sebelum ini dan bahkan menolak untuk hadiah atau lainnya.

Kepala pelayan berusia 50 tahun yang berdiri di dekat laki laki masih berjongkok menoleh ke belakang tersebut, juga ikut menoleh menatap kepergian Nabila. Usul untuk memberikan mama pada putri semata wayangnya itu, sudah pernah dilontarkan oleh kepala pelayan, namun tak dihiraukan oleh Rey yang mengaggap dirinya sudah cukup untuk Nabila.

"Ada apa dengannya?" gumam lirih Rey seraya bangkit dari posisinya.

"Dia hanya menginginkan kasih sayang seorang mama, Tuan" sahut kepala pelayan yang sudah setia menemani dari 20 tahun terakhir.

Rey hanya menatap ke arah kepala pelayan berkaca mata di sampingnya, lalu berjalan menuju kamar putrinya. Tak ada satu orang pun yang mampu memahami laki laki tampan tersebut, mengapa hingga saat ini dia tidak pernah ingin menikah dan asik menjajahi tubuh wanita di luar.

Sebenarnya apa yang ditakutkan Rey akan sebuah hubungan pernikahan? tak pernah ada yang bisa memahami hal itu. Rey terlihat sangat menikmati hidupnya selama ini bersama banyak wanita mengelilingi. Kekayaan, kekuasaan serta paras tampan juga postur tubuh menggoda, mampu membuat siapapun terpikat. Tapi tidak satupun dari mereka mampu memikat hati Rey, walau sudah berlomba lomba dengan berbagai cara untuk memikatnya.

Sementara Keisha, dalam perjalanan pulang tetap saja menangkap bayangan Reza dalam benaknya. Masih tetap tidak bisa percaya jika laki laki yang dicintainya itu sudah pergi jauh meninggalkan. Ia hanya berharap suatu hari nanti bisa bertemu dan menjalin lagi kasih di antara mereka.

Hidupnya kini terasa hampa tanpa adanya Reza menemani, hatinya kosong. Namun pikirannya penuh akan bayang bayang cinta mereka berdua. Andai saja malam itu bisa untuk terulang kembali, mungkin saja Keisha sudah mengulangnya. Dan tidak akan pernah mengatakan hal bodoh pada Reza yang membuatnya amat menyesal saat ini.

Terpopuler

Comments

꧁ 🇨 🇭 🇾 🇾 🇾 🇷 🇦 🇦 🇦 ꧂

꧁ 🇨 🇭 🇾 🇾 🇾 🇷 🇦 🇦 🇦 ꧂

mungkin Reza keisya memang ngk berjodoh walaupun Uda pacaran 7th. kalau memang bener2 cinta SM keisya seharusnya Reza memperjuangkan perasaannya dulu bukannya malah pergi. pacaran terlalu lama memang pasti merasakan kejenuhan tinggal pasangannya mau ngk ttap berjuang. ya sudahlah semoga suatu saat mereka dapet yang terbaik..

2020-09-24

1

Rini Widyaningsih

Rini Widyaningsih

Haaaa....ngelepas Reza malah ketemu pria anak satu n penjelajah wanita...ups😳

2020-09-07

0

Mery Suhailis

Mery Suhailis

keisha sama papa nabila aja

2020-08-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!