"Ayah, Bunda, Kei pulang" ucap Keisha pada kedua orang sudah menantinya khawatir di ruang tamu.
"Kamu dari mana aja sih sayang? kami khawatir tau gak?" lembut wanita cantik berdiri menyambut putrinya, dalam balutan celana kulit panjang berwarna hitam.
"Maafin Kei bunda, tadi ada orang minta bantuan makanya Kei antar dulu ke rumahnya" cerita Kei.
"Ya udah engga apa apa, tapi lain kali kasih kabar kalau keluar biar ayah sama bunda engga khawatir" ucap Bram tidak ingin membahas, karena lega putrinya dalam kondisi baik.
"Kei ke kamar ya bunda, ayah" pamit Keisha lesu.
"Kamu kenapa nak?" lembut Sarah membelai rambut putrinya.
"Kei engga apa apa Bunda, cuma lelah aja mau istirahat" kilah Keisha memaksakan senyum.
"Ya udah kamu istirahat aja ya" lembut wanita dengan blouse bunga bunga itu tersenyum.
Mata Kei seolah sudah menjelaskan segala beban yang di tanggungnya, namun Sarah tidak mau bertanya dan menunggu hingga putrinya siap bercerita. Bram pun melihat sorot mata sama seperti istrinya, keduanya saling membicarakan putri mereka di bawah dengan mata menatap langkah lemas Keisha.
Begitu memasuki kamar, Keisha langsung menghempaskan tubuh ke atas tempat tidur. Kembali air mata itu mengurai seakan tidak pernah habis untuk menangisi Reza setiap hari. Ingin sekali ia berteriak menyerukan nama Reza mewakili luka hatinya saat ini, namun semua tertahan dan semakin menyakitkan dirasa Keisha.
Sementara di rumah Rey, ia mencoba membujuk putri kecilnya yang cemberut melipat tangan menghindari tatapan papanya. Reynand membuang napasnya kasar, menggeser duduknya mendekat pada gadis kecilnya. Tangannya lembut membelai rambut gadis tetap cemberut memunggungi, tangan masih saja melipat di depan dada terlihat lucu dan menggemaskan bagi Rey.
"Makan es krim yuk" ajak Rey membujuk, di balas gelengan kepala oleh Nabila.
"Mm, kalau nonton kartun gimana? sama makan camilan duduk di pangkuan papa?" bujuk kembali Rey tetap dijawab gelengan kepala.
"Oke, kalau tidur sama papa mau gak?" tambah kembali Rey, melebarkan senyum Nabila.
"Sayang nya papa" ucap Rey mengangkat tubuh putrinya, lalu membawa ke kamar.
Nabila menyukai tidur bersama papanya setiap hari. Dibacakan dongeng dalam dekapan hangat laki laki terlihat sabar tersebut. Tidak akan ada yang berani mengganggu ketika penguasa dunia kegelapan itu bersama putrinya. Rey akan sangat murka pada siapapun yang berusaha mengganggu walau untuk urusan apapun. Baginya tidak ada hal penting di dunia selain putrinya.
****
Beberapa minggu setelah Keisha menolong Reynand, keduanya dipertemukan kembali dalam situasi tidak terbayangkan. Sebuah penyerangan telah terjadi antar kedua kelompok mafia. Kei yang tidak mengetahui itu, berjalan dengan mengenakan earphone menyusuri jalanan sendiri dalam pandangan kosong.
Rey yang telah membalaskan dendam akan tusukan yang di berikan anak buah Johan, menarik lengan Keisha ke dalam sebuah gang kecil. Mata Keisha membulat saat seorang laki laki bertubuh kekar dalam balutan pakaian hitam sudah menghimpit tubuhnya ke dinding.
"Apa kamu tidak tahu seberapa bahaya berjalan sendirian dengan earphone terpasang?" santai Rey menempel pada tubuh depan Keisha.
"Menjauh!" teriak Keisha cepat di bungkam mulutnya oleh Rey.
Seorang kawanan Johan mendengar teriakan Keisha dan langsung menghampiri. Rey sigap melawan dengan tetap melindungi Key yang berteriak menatap kedua laki laki tinggi tersebut menghajar lawan tanpa henti. Pukulan demi pukulan dilayangkan Rey pada anak buah Johan, lalu menarik tangan Keisha berlari ketika tubuh lelaki yang dihajarnya tersungkur di tanah.
"Hancurkan Johan! bunuh semua!" perintah Rey pada satu anak buahnya, tetap menarik tangan Kei untuk berlari.
Keisha mendengar kata kata itu merasa ketakutan. Ia mencoba meronta dari genggaman tangan lelaki dengan satu pistol di tangan kiri. Namun semakin kuat Keisha mencoba melepaskan diri, Rey semakin kuat mencengkeram.
Sebuah mobil sport berwarna hitam langsung di buka Rey dan memasukkan paksa tubuh Kei ke dalam. Melihat seseorang bertubuh besar mengikuti, laki laki sudah di balik kemudi itu membuka jendela samping Keisha dengan mendorong tubuh gadis membulatkan mata hebat itu ke belakang. Sebuah pistol di tangan kiri sudah membidik tepat pada jantung pria tengah berlari mengejar, dan langsung membuatnya tersengkur di tanah.
"Aaaaaa!" teriak kuat Keisha mendengar suara pistol dari tangan kiri laki laki yang malah tersenyum santai di sampingnya.
Ia pun melajukan kendaraan dengan kecepatan maksimal. Sesekali laki laki bersorot mata dingin tersebut melirik ke arah gadis tetap menutup telinga dalam mata terpejam di sampingnya. Tetap melajukan kendaraan dan berhenti tepat di sebuah lahan kosong.
"Buka matamu" lirih Rey sudah mendekatkan wajah di hadapan wajah Keisha, dan membuka matanya perlahan lalu mendorong tubuh condong ke arahnya.
"Apa kamu sudah gila?! bagaimana jika kamu menembakkan itu ke kepalaku?! apa kamu akan bertanggung jawab akan apa yang terjadi padaku?!" teriak kesal Keisha masih dengan jantung berdetak cepat ketakutan.
"Sama sama" santai Rey menjawab, membingungkan gadis berbalut kaos putih serta celana jeans panjang di sampingnya.
"Gila!" teriak Keisha kembali menatap jengkel kearah wajah laki laki tetap santai di balik kemudi, memegang kemudi dengan tangan kanan dan memiringkan tubuh ke arahnya.
"Oh, aku pikir barusan kamu berterimakasih" santai kembali laki laki tersenyum tipis di samping Kei.
"Bagaimana bisa aku bertemu orang tidak waras sepertimu?! harusnya...." ucap Keisha terpotong oleh bibir yang mendarat pada bibirnya.
Tubuh Keisha menegang, matanya membulat, jantungnya semakin berdetak tak menentu ketika bibir itu menciumnya tanpa permisi. Kedua tangannya langsung mendorong dada bidang Reynand kuat begitu ia tersadar.
"Itu ciuman pertamaku! kenapa kamu merebutnya?!" teriak Keisha memaki, mengembangkan senyum Rey lebar.
"Ciuman pertama?" tertawa Reynand terbahak, dipukul keras lengannya berulang dengan tas pink oleh Keisha kesal.
Reynand menahan kuat kedua pergelangan tangan Keisha, dan menatap tajam mata gadis terengah karena amarahnya sendiri. Bibirnya terkatup kuat ketika wajah tampan di depannya semakin mendekat.
"Jangan menyentuhku! hanya Reza yang berhak atas diriku!" teriak Keisha membulatkan mata Reynand.
"Reza? kekasihmu? orang yang sudah mencampakkan dirimu pergi ke luar negri?" tertawa Reynand mengejek, mengejutkan Keisha akan apa yang diutarakan laki laki tak diingatnya sama sekali itu.
"Si, si, siapa kamu? kenapa kamu tahu tentang semuanya?" terbata Keisha bertanya.
"Aku bahkan mengenal Bramantyo, apa itu cukup membuatmu terkejut juga?" santai Reynand, makin membulatkan hebat mata Kei.
"Bagaimana kamu tahu ayahku?!" tegas Keisha menatap tajam laki laki terlihat santai dalam senyum.
"Kamu akan mengetahui saat tiba di rumah" santai Reynand, menyalakan mesin mobil.
"Kamu mencelakai orangtuaku?! jangan macam macam kamu, atau aku bisa membalasmu nanti!" ancam Keisha, terdengar seperti lelucon bagi laki laki sudah kembali mengemudi dengan tersenyum menggelengkan kepala dalam wajah selalu tenang, sama seperti ketika tadi ia menembak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
ERNA Wati
menarik wes koyo Mbah dukun
2021-05-11
0
Megawati Goanidjaja
mulai seru nih Thor....siapa Reynand ? 🤔🙃😀
2020-10-26
0
Badariah Suhaili
seruuuu..
2020-09-25
0