Pendekar Geni Naraka

Pendekar Geni Naraka

1 | Gejolak

Malam di Kota  Mojokerto terasa gelap, rumah-rumah terkunci tak berpenghuni. Jalanan tempat hiburan malam yang biasanya ramai, kini sepi. Kemana mereka semua? Apa kota ini telah ditinggalkan? Atau mungkin mereka hanya sudah tertidur? 

Tentu saja tidak. Ada satu tempat yang penuh sesak, itu adalah Alun-alun kota. Hampir seluruh penduduk kota ada disini. Disana berdiri dua buah panggung. Satu panggung terlihat mewah ditempati oleh banyak orang dan terdapat singgasana dan satu lagi hanya ada tiga orang saja. 

Di panggung yang terlihat mewah, ada seorang pria hampir sepuh dengan pakaian bangsawan kelas atas duduk di singgasana yang mengarah langsung ke panggung yang jauh lebih sederhana. Disampingnya ada dua orang gadis yang senantiasa menyuapi buah-buahan ke pria hampir sepuh itu. Dibelakangnya, ada beberapa orang dengan pakaian serupa namun terlihat lebih sederhana, tanpa mahkota seperti pria hampir sepuh yang dikelilingi gadis itu. Dan banyak prajurit mengenakan pelindung yang terbuat dari besi baja dengan tombak tajam mereka. 

Di bagian bawah panggung, ada banyak manusia yang berkumpul. Kebanyakan dari mereka adalah pendekar yang mengabdi kepada pria sepuh di atas panggung itu.

Sang pria yang berpakaian bangsawan menatap lurus ke arah panggung di hadapannya. 

Seorang pria sepuh sedang berlutut di atas panggung. Pakaiannya sangat lusuh, tangannya dipasung, dan di lehernya menyilang dua golok. Bukan golok sembarangan, itu adalah pusaka tingkat penguasa bumi. Satu golok bernama Golok Pemenggal dengan warna merah di mata goloknya dan hitam pekat di bagian tumpulnya. Satu lagi bernama Golok Api Menangis dengan warna sepenuhnya merah darah. 

Masing-masing golok digenggam oleh pria yang lebih muda dari sang pria sepuh yang sedang berlutut. 

Panggung  ini adalah pusat perhatian dari keramaian ini. 

Kehadiran dua golok pusaka penguasa bumi yang sudah memiliki nama mengerikan di telinga para pendekar karena kekuatannya dan pria sepuh yang terkenal dengan kekuatannya yang dapat mengendalikan api. 

"Senior Adi Lungsang, apakah ada kata-kata terakhir untuk murid-murid padepokan dan keluargamu?" tanya salah seorang pemegang golok pusaka itu.

Adi Lungsang, pria sepuh yang sedang berlutut itu ditanyai wasiatnya. Dia seorang Pendekar tingkat Aatma dan sedikit lagi mencapai Moksa. Memimpin sebuah Padepokan di wilayah selatan Kadipaten Gendis Ireng, wilayah persemakmuran dari Kemaharajaan Jawadwipa. Disana dia menciptakan pendekar-pendekar hebat yang terkenal di dunia persilatan. 

Adi lungsang sendiri berada dalam keadaan ini karena sebuah alasan konyol. Dan hanya Kemaharajaan yang bisa membuat seseorang dihukum mati karena sebuah alasan konyol. Padahal Adi lungsang sangat yakin, ini adalah cara Maharaja Prabu Kertarasa mengambil Saitti, istri keempatnya. Adi Lungsang sangat ingin mengumpati sang Maharaja dan menginjak-nginjak wajahnya yang hampir menyerupai siluman Celeng Alas itu. Tapi apa daya? Dia sebentar lagi akan mati.

Adi Lungsang hanya bisa tersenyum dan menerawang jauh kedepan karna apa yang ada di benaknya itu. Bukan untuk melihat sang maharaja yang panggungnya berdiri di depannya. Hanya saja, bersama terawangannya itu, dia dapat melihat keempat istri dan seluruh anak cucu dengan menantu-menantunya berdiri di barisan terdepan dari rombongan padepokannya. Senyumnya semakin melebar saat melihat anaknya yang paling bungsu sedang digendong oleh Saitti. Namun, semakin lama senyum itu berubah dari senyum ramah yang yang menyejukan hati menjadi senyum penuh penyesalan.

Di Belakang keluarganya, anggota Padepokan Naga Geni berdiri tegak. Mereka sangat ingin melakukan serangan dan menyelamatkan ketua sekte mereka. Tapi, itu hanya angan belaka. Ada orang yang sangat berbahaya disini dan lebih parahnya lagi, orang itu bisa menghancurkan padepokan mereka tanpa perlu melihat. 

Dua Pendekar Aatma masih menunggu kalimat yang akan keluar dari bibir Adi Lungsang. Mereka sangat yakin, pasti ada satu atau dua rahasia yang akan terungkap sebelum kematian tua bangka ini.

"... Sebuah kitab, bagian dari 5 kitab Mitos Dunia yang dikumpulkan Empu Leksana. Aku menyimpannya di sebuah hutan..." Kata Adi Lungsang lirih, tapi semua orang bisa mendengarnya karena Adi Lungsang memasukan tenaga dalam di setiap kata yang diucapkannya. "Kalian akan berada dipuncak dunia persilatan jika memiliki kitab itu..." Kalimat Adi Lungsang terdengar mengambang dan tidak tuntas. Tapi setelah sekian lama kalimat dari Adi Lungsang tak kunjung berlanjut.

Semua orang yang mendengar apa yang dikatakan oleh Adi Lungsang terkejut bukan main. Bukankah kelima Kitab Mitos Dunia sudah hancur saat penyerangan di Padepokan Gigi Emas? Lagi pula sudah banyak pendekar yang menganggap kitab kitab itu benar-benar sebuah mitos belaka. 

"Hanya itu senior?" tanya pendekar pemegang Golok Darah Menangis. Dia sangat yakin jika apa yang dikatakan oleh Adi Lungsang adalah bualan belaka. Mana ada Kitab yang sehebat itu? 

"Kalian pikir aku akan banyak berbicara...?" timpal Adi Lungsang tanpa jeda. 

Mendengar itu, salah satu pendekar melihat ke arah singgasana dan pria yang duduk diatas singgasana memberi tanda untuk segera melakukan eksekusi. Pendekar itu mengerti tanda yang diberikan oleh pria itu, dia memandang rekannya sebelum mengangguk sekali. 

"Baiklah..." kata Pendekar Aatma yang membawa Golok Pemenggal. Dia mengangkat golok itu lebih tinggi dari kepalanya. Pendekar Aatma lainnya juga melakukan hal serupa. Dan kejapan mata selanjutnya, darah sudah mengucur dari leher Adi Lungsang yang sudah tanpa kepala.

Hal itu disambut dengan tangis oleh seluruh anggota padepokannya. Mereka tak rela ayah, kakek atau guru besar mereka wafat dengan cara demikian. Tapi mereka sadar, mereka tidak bisa berbuat banyak. Apa lagi dihadapan pria tua yang sedang menonton dari panggung kebesarannya. 

Maharaja dari Kemaharajaan Jawadwipa, Maharaja Prabu Kertorasa. Dia adalah sang keji sebenarnya. Dengan segala siasat dia memfitnah jika Adi Lungsang adalah pengkhianat kerajaan. 

Prabu Kertorasa baru naik tatah setahun yang lalu. Dia adalah adik dari raja sebelumnya, Prabu Jimbaran. Yang seharusnya dia tidak memiliki hak untuk duduk di singgasana, tetapi apa yang mau dikata? Anak dari Prabu Jimbaran belumlah dewasa.

Berbeda dengan kakaknya yang memerintah dengan damai, Prabu Kertorasa adalah diktator dalam kerajaannya. Sudah banyak sesepuh kuat yang dihabisinya. Kebanyakan adalah pendukung setia dari Prabu Jimbaran. Hal itu ia lakukan karena prinsipnya,"Bersihkan sampah sebelum itu mengganggumu".

"Wahai Rakyatku yang berbahagia. Hari ini seorang pengkhianat telah berhasil dihilangkan dari negri kita. Dengan ini, kedamaian berhasil kembali kujaga dan sekali aku mendapatkannya, tidak pernah kubiarkan sesuatu apapun mengusiknya!" kata Prabu Kertorasa dari singgasananya, "dan Adi Lungsang ada sesuatu yang mengganggu kedamaian kita dan aku sebagai Maharaja sudah berhasil menghilangkannya. Berbahagialah rakyatku!"

"Adi Lungsang adalah sebuah ancaman bagi seluruh kedamaian kita. Dia sangat berbahaya. Kalian tadi mendengarnya bukan? Dia mencoba membuat kalian para pendekar mencari dan saling berebut untuk kitab yang belum tentu kebenarannya itu! Dia ingin kalian terpecah belah dan saling bertarung! Kitab Mitos Dunia adalah bagian dari mitos itu sendiri! Berpegang teguhlah pada kedamaian kalian dan kalian akan tetap aman." Maharaja Prabu Kertorasa mengakhiri pidatonya. Memandang semua orang dengan senyum menjijikannya. Bahkan beberapa wanita mual dikarenakan senyum itu.

Selang beberapa lama setelah itu, Kertarasa bangkit dari singgasananya dan pergi meninggalkan area eksekusi dengan kereta kencananya. 

Para pendekar dan rakyat biasa mulai meninggalkan area, kecuali anggota Padepokan Naga Geni. Mereka ingin membawa tubuh Patriark mereka kembali ke padepokan. Tapi, sepertinya itu akan sulit. 

Enam Pendekar tingkat Adidaya menaiki panggung eksekusi, mereka bukan bagian dari Padepokan Naga Geni. 

"Hei! Apa yang kalian lakukan!?" Teriak pendekar Tingkat Aatma dari pihak Padepokan Naga Geni kepada 6 orang pendekar di atas panggung. 

"Apa yang kami lakukan?" salah satu dari enam pendekar itu bertanya balik dengan raut wajah heran, "tentu saja melenyapkan tubuh penghianat ini! Dan kalian," kata pendekar itu sambil menunjuk rombongan Padepokan Naga Geni,"sebaiknya tidak macam-macam jika tidak ingin Padepokan 'kecil' kalian menjadi sejarah!" Teriak pendekar itu lantang. 

Telinga anggota Padepokan Naga Geni menjadi panas, tangan mereka terasa akan sangan ringan jika memukul kepala pendekar itu dengan tenaga dalam yang besar!

"Apa!? Tidak berani bukan?" kata pendekar Adidaya lainnya dengan nada mengejek, "Kalau begitu, jangan ganggu pekerjaan kami!"

Keenam pendekar itu mulai membopong tubuh Adi Lungsan yang sudah tak bernyawa, dan membawanya ke gundukan kayu yang sudah disiapkan. Tubuh Adi Lungsang yang sudah terbaring diatas tumpukan kayu dan obor api sudah dekat dengan kayu-kayu itu. Beberapa menit tetap dilokasinya, mereka pergi setelah yakin tubuh Adi Lungsan sudah terbakar separuhnya. 

"Aku tidak bisa membiarkan kalian membawa tubuh Senior Adi Lungsang karena titah Maharaja, tapi beliau tidak mengatakan apa-apa tentang abunya," kata salah satu dari enam pendekar itu sebelum meninggalkan area kremasi,"Aku harap kalian mengerti."

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Note :

Novel ini adalah karya pertamaku. Mohon bantu vote dan share ya :v

Sudah di revisi sebanyak 1 kali.

Terpopuler

Comments

Lentera Jiwa

Lentera Jiwa

Jaman dulu ada kata, "Senior". Bukannya itu bahasa Inggris. Kenapa tidak pakai padanan kata yg lebih membutuhkan Nusantara???

2023-03-07

0

Mase Solo

Mase Solo

maaf,,,,kalau jaman dulu dan cerita indo,,,mungkin kata senior/patriark/apalh itu,akn lbh bagus dengan nama indo,,,sxlg maaf

2021-02-24

0

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

utk karya pertama... tata bahasanya lumayan... nampaknya menarik..

2021-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 1 | Gejolak
2 2 | Malam Bulan Berdarah
3 3 | Perahu Mayat
4 4 | Pendekar
5 5 | Bukan Sekedar Bakat Hebat
6 6 | Siluman Gajah Wulu
7 7 | Mustika Siluman Dan Koleksi
8 8 | Pendekar Adidaya
9 9 | Tamu
10 10 | Tamu II
11 11 | Tamu III
12 12 | Tamu IV
13 13 | Dendam
14 14 | Langkah Pertama
15 15 | Lakshita Chandrawinata
16 16 | Tempat Tidur
17 17 | Partai Sembilan Pedagang
18 18 | Baring Benar dengan Beritanya
19 19 | Ajian Cakra Geni
20 20 | Ajian Cakra Geni II
21 21 | Ajian Cakra Geni III
22 22 | Bandoso dan Niatnya
23 23 | Ketertarikan Abimayu
24 24 | Sastrowardoyo dan Cokroatmojo
25 25 | Kitab Kaditula
26 26 | Desa Demayu
27 27 | Pembeda Pendekar dengan Manusia Biasa
28 28 | Putar Haluan
29 29 | Murid dan Masalah Internal Keluarga
30 30 | Ragu
31 31 | Dwipangga Cokroatmojo
32 32 | Tolong
33 33 | Perampok
34 34 | Peringatan Guru
35 35 | Pil Lotus Putih
36 36 | Lelang
37 37 | Lelang II
38 38 | Lelang III : Golok Darah
39 39 | Lelang IV : Perjanjian
40 40 | Lelang V : Keris Naga Sona
41 41 | Lelang VI : Wesi Kuning
42 42 | Manusia Hitam
43 43 | Manusia Hitam II
44 44 | Kematian
45 45 | Kematian II
46 46 | Abimanyu dan Perjanjianya
47 47 | Aku Akan Tetap Hidup!
48 48 | Pemuda Berzirah Api
49 49 | Pemuda Berzirah Api II
50 50 | Mojokerto Setelah Pertempuran
51 51 | Pengantaran dan Abimayu
52 52 | Kondisi Jawadwipa
53 53 | Segitiga yang Rumit
54 54 | Kabar Burung
55 55 | Nasib Gelap Murid Adi Lungsang
56 56 | Pemberontakan
57 57 | Suara Hati Maya
58 58 | Perang Saudara
59 59 | Perang Saudara II
60 60 | Dampak
61 61 | Rencana Besar
62 62 | Tidak Ada Yang Gratis
63 63 | Kecantikan Rambut Nakal
64 64 | Hasrat
65 65 | Guru Baru
66 66 | Diantara Kuali, Api, Kayu Bakar dan Gulai Lembu
67 67 | Mempersiapkan Ibu Kota Masa Depan
68 68 | Apakah Mayu Menyembunyika Sesuatu?
69 69 | Sedikit Bersantai
70 70 | Ada Apa dengan Anda
71 71 | Hukum!
72 72 | Elemen Tanah : Ajian Paku Bumi
73 73 | Pertarungan Kakek dan Cucu
74 74 | Pertarungan Kakek dan Cucu II
75 75 | Dampak
76 76 | Kebenaran
77 77 | Bukit Watu Kabut
78 78 | "Kebebasan"
79 79 | Jalan Hidup
80 80 | Lempar Dia!
81 81 | Sekar dan Abimayu
82 82 | Sekar dan Abimayu II
83 83 | Pendekar Aatma
84 84 | Latihan
85 85 | Nasehat Lama
86 86 | Pengorbanan
87 87 | Moral
88 88 | Kesedihan dan Kegembiraan
89 89 | Kedai Arak
90 90 | Kashika
91 91 | Tempat Tidur II
92 92 | Hilang
93 93 | Ramai Diperbincangkan
94 94 | Kegaduhan di Kota Kapur I
95 95 | Kegaduhan di Kota Kapur II
96 96 | Kegaduhan di Kota Kapur III
97 97 | Rawa
98 98 | Pertarungan Musang dan Ular
99 99 | Kesedihan Sang Kepala Desa
100 100 | Tepi Sungai Kesas
101 101 | Cerita Tentang Padi I
102 102 | Cerita Tentang Padi II
103 103 | Kondisi Ratnasari yang Sesungguhnya
104 104 | Salah Paham
105 105 | Telik Sandi
106 106 | Lawan Yang Sulit I
107 107 | Lawan yang Sulit II
108 108 | Lawan Yang Sulit III
109 109 | Di Gondol Jubah Hitam
110 110 | Jalan Seorang Pendekar
111 111 | Kekalahan
112 112 | Pria Berlemak dan Pria Berkumis
113 113 | Kejutan
114 114 | Tentang Jawadwipa
115 115 | Senyum Darmono
Episodes

Updated 115 Episodes

1
1 | Gejolak
2
2 | Malam Bulan Berdarah
3
3 | Perahu Mayat
4
4 | Pendekar
5
5 | Bukan Sekedar Bakat Hebat
6
6 | Siluman Gajah Wulu
7
7 | Mustika Siluman Dan Koleksi
8
8 | Pendekar Adidaya
9
9 | Tamu
10
10 | Tamu II
11
11 | Tamu III
12
12 | Tamu IV
13
13 | Dendam
14
14 | Langkah Pertama
15
15 | Lakshita Chandrawinata
16
16 | Tempat Tidur
17
17 | Partai Sembilan Pedagang
18
18 | Baring Benar dengan Beritanya
19
19 | Ajian Cakra Geni
20
20 | Ajian Cakra Geni II
21
21 | Ajian Cakra Geni III
22
22 | Bandoso dan Niatnya
23
23 | Ketertarikan Abimayu
24
24 | Sastrowardoyo dan Cokroatmojo
25
25 | Kitab Kaditula
26
26 | Desa Demayu
27
27 | Pembeda Pendekar dengan Manusia Biasa
28
28 | Putar Haluan
29
29 | Murid dan Masalah Internal Keluarga
30
30 | Ragu
31
31 | Dwipangga Cokroatmojo
32
32 | Tolong
33
33 | Perampok
34
34 | Peringatan Guru
35
35 | Pil Lotus Putih
36
36 | Lelang
37
37 | Lelang II
38
38 | Lelang III : Golok Darah
39
39 | Lelang IV : Perjanjian
40
40 | Lelang V : Keris Naga Sona
41
41 | Lelang VI : Wesi Kuning
42
42 | Manusia Hitam
43
43 | Manusia Hitam II
44
44 | Kematian
45
45 | Kematian II
46
46 | Abimanyu dan Perjanjianya
47
47 | Aku Akan Tetap Hidup!
48
48 | Pemuda Berzirah Api
49
49 | Pemuda Berzirah Api II
50
50 | Mojokerto Setelah Pertempuran
51
51 | Pengantaran dan Abimayu
52
52 | Kondisi Jawadwipa
53
53 | Segitiga yang Rumit
54
54 | Kabar Burung
55
55 | Nasib Gelap Murid Adi Lungsang
56
56 | Pemberontakan
57
57 | Suara Hati Maya
58
58 | Perang Saudara
59
59 | Perang Saudara II
60
60 | Dampak
61
61 | Rencana Besar
62
62 | Tidak Ada Yang Gratis
63
63 | Kecantikan Rambut Nakal
64
64 | Hasrat
65
65 | Guru Baru
66
66 | Diantara Kuali, Api, Kayu Bakar dan Gulai Lembu
67
67 | Mempersiapkan Ibu Kota Masa Depan
68
68 | Apakah Mayu Menyembunyika Sesuatu?
69
69 | Sedikit Bersantai
70
70 | Ada Apa dengan Anda
71
71 | Hukum!
72
72 | Elemen Tanah : Ajian Paku Bumi
73
73 | Pertarungan Kakek dan Cucu
74
74 | Pertarungan Kakek dan Cucu II
75
75 | Dampak
76
76 | Kebenaran
77
77 | Bukit Watu Kabut
78
78 | "Kebebasan"
79
79 | Jalan Hidup
80
80 | Lempar Dia!
81
81 | Sekar dan Abimayu
82
82 | Sekar dan Abimayu II
83
83 | Pendekar Aatma
84
84 | Latihan
85
85 | Nasehat Lama
86
86 | Pengorbanan
87
87 | Moral
88
88 | Kesedihan dan Kegembiraan
89
89 | Kedai Arak
90
90 | Kashika
91
91 | Tempat Tidur II
92
92 | Hilang
93
93 | Ramai Diperbincangkan
94
94 | Kegaduhan di Kota Kapur I
95
95 | Kegaduhan di Kota Kapur II
96
96 | Kegaduhan di Kota Kapur III
97
97 | Rawa
98
98 | Pertarungan Musang dan Ular
99
99 | Kesedihan Sang Kepala Desa
100
100 | Tepi Sungai Kesas
101
101 | Cerita Tentang Padi I
102
102 | Cerita Tentang Padi II
103
103 | Kondisi Ratnasari yang Sesungguhnya
104
104 | Salah Paham
105
105 | Telik Sandi
106
106 | Lawan Yang Sulit I
107
107 | Lawan yang Sulit II
108
108 | Lawan Yang Sulit III
109
109 | Di Gondol Jubah Hitam
110
110 | Jalan Seorang Pendekar
111
111 | Kekalahan
112
112 | Pria Berlemak dan Pria Berkumis
113
113 | Kejutan
114
114 | Tentang Jawadwipa
115
115 | Senyum Darmono

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!