My Future Husband
Sinar mentari pagi menerobos masuk melewati sebuah gorden tipis disebuah kamar bernuansa putih. namun tak mampu membangunkan Kinara yang masih tertidur nyenyak mengarungi alam mimpinya. rasa kantuknya membuat ia enggan bangun dari alam bawah sadarnya.
Kringgggg
Kringgggg
Kringgggg
"Sial!" umpat Kinara karena bunyi nyaring alarmnya terus berbunyi.
Priscilla Kinara Sanjaya adalah anak bungsu dari keluarga Sanjaya. siapa yang tidak mengenal nama Sanjaya? Bahkan seluruh dunia tahu kesuksesan keluarga Sanjaya. Kinara tumbuh menjadi gadis cantik, pintar, dan rendah hati. walaupun begitu gadis bermata indah ini sangatlah manja.
Dengan kesal Kinara langsung bangun dan bergegas membersihkan tubuhnya.
Kinara keluar dari kamar mandi, memakai seragam dan tak lupa sedikit polesan bedak dan juga lipblam membuat perfect penampilannya hari ini.
*
*
*
Kinara menuruni anak tangga dan berjalan ke arah meja makan yang sudah ada kedua orangtuanya dan kakak satu-satunya Ignatius Kenzo Sanjaya.
"Pagi semua" ucap Kinara dengan senyum manis dibibirnya menyapa semua penghuni rumah.
"Pagi" jawab mereka serempak.
Kinara tersenyum manis dan langsung duduk di samping kakaknya yang sudah mulai sarapan.
" Papa pulang kapan?" Tanya Kirana pelan sambil mengoleskan selai roti cokelat lalu melahapnya.
"Tadi malam sayang" Ucap papa Sanjaya membelai lembut rambut kinara lalu menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga.
"Ohh pantesan Kinara nggak tahu. emm...papa jangan terlalu capek kerjanya harus jaga kesehatan dong! papa udah nggak muda lagi jadi staminanya juga berkurang." Tutur Kinara pelan sambil meminum susu coklat.
Mendapatkan perhatian kecil dari Kinara membuat papa Sanjaya tersenyum kecil. selama ini hari-harinya hanya untuk berkeja. Ia jarang meluangkan waktu untuk anak-anaknya, kadang jika ia ada meeting penting di luar negeri hanya istrinya saja yang diajak. untung Kakek Kinara selalu datang setiap seminggu sekali untuk menemani Kinara ketika kedua orangtuanya pergi berbisnis.
"Makasih sayang, papa kerja keras kayak gini kan untuk masa depan kalian juga kan?" Tanya papa menatap intens wajah Kinara.
"Iya sih. tapi seenggaknya papa bisa bagi beban. liat tuh kakak, tiap malam cuma keluyuran dijalan sama teman-temannya. atau kalau nggak tidur malam seharian dirumah, menyebalkan!" Jawab Kinara santai tanpa memedulikan lirikan tajam dari kakaknya.
"Hei bocah! jangan asal ngomong ya gue tiap malem keluyuran tu ngerjain tugas kuliah sampe begadang! mangkanya siangnya gue tidur ngumpulin stamina lagi. karna paginya gue capek harus ngikuti kegiatan kampus" Sungut Kenzo dengan muka datarnya.
Memang, Kenzo termasuk siswa berprestasi di kampusnya. otak cerdasnya itu membuat banyak orang berbondong-bondong mengantarkan uang untuk membiayai kuliahnya. ya dengan syarat setelah lulus ia harus kerja di perusahaan mereka, udah dapet fasilitas mobil mewah, gaji besar, dan beberapa uang tunjangan yang menguntungkan buat dia. tapi bodohnya Kenzo malah menolak tawaran menggiurkan itu dengan alasan klasik.
"Uppsss! Hahaha muka lo jelek banget sumpah! lebay deh, gua kan cuma bercanda." Ejek Kinara terkirim sendiri mendapati wajah masam Kenzo.
Kenzo yang melihat tawa lepas Kinara membuat gejolak hatinya memanas. tanpa pikir panjang ia tarik kuping Kinara dengan keras dan menggelitik pinggang ramping Kinara. mendapat serangan mendadak, Kinara tak bisa berkutik karena tenaganya kalah besar. ia hanya bisa tertawa terbahak-bahak menahan rasa geli dan sakit di sekitar telinganya.
"Awww, sakit ogeb! lepasin telinga gue panas tau....hahaha berhenti gue pengen pipis nih" Rayu Kinara tapi tidak digubris sama sekali oleh Kenzo.
"Ampun dulu! baru gue berhenti" ucap tegas Kenzo dengan senyum jahilnya.
"Akh, ampun iya ..... gue capek nih.... mama papa tolongin Kinara hahahaha." Tawa Kinara semakin kencang.
"Ken! udah kasian adik kamu!" Ucap mama membela Kinara.
Akhirnya dengan berat hati Kenzo melepaskan telinga Kinara dari capit tanganya. "Puas lo! Kalau lo berani nertawain lagi gue buat perhitungan!" Ancam Kenzo kepada Kinara.
"Iya deh" jawab Kinara manyun sambil mengusap telinganya yang memanas.
Sementara itu kedua orangtua mereka yang sedari tadi menjadi penonton hanya bisa menahan tawa melihat perdebatan kedua anaknya yang tidak pernah akur.
"Sudah siang, jangan bercanda terus malu kalau didengar tetangga. bilang sama mama apa yang bisa buat kalian diem sehari aja...mama pusing dengerinnya" jawab kesal mama sambil membereskan piring dan gelas di meja makan lalu membawanya ke dapur.
"Buatin adek lagi aja mah, pasti pada diem" Celetuk papa tanpa dosa.
"PAPAAAA" Teriak Kenzo dan Kinara bersamaan menggema di seluruh ruangan.
"Adek? wah ide bagus pah. yuk buat sekarang aja." Timpal Mama menanggapi banyolan suaminya.
"MAMAAA NGGAK LUCU" Teriak Kinara dan Kenzo bersama lagi.
"Hahaha sudah ayo berangkat, Ken Kinara bareng kamu ya papa masih mau ada urusan lain sebelum ke kantor." Ucap papa sambil membenarkan jasnya.
"Baik pah" jawab Kenzo menganggukkan kepalanya.
"Papa berangkat dulu ya" ucap papa sanjaya mengulurkan tangan. Kami pun menerima dan mencium punggung tangannya.
"Hati-hati pah" ucap Mama Delima.
"Iya mah, chup" ucapnya mengecup kening istrinya sambil melirik ke arah Kenzo "Ken jangan lupa anterin adek kamu! awas kalau ditinggal" tegas papa lalu beranjak pergi.
"Iya pah" Ucap Kenzo. "Mah, Kenzo berangkat dulu" Ucapnya lagi mencium punggung tangan mama.
"Kinara juga mah" Saut Kinara yang juga ikut mencium mamanya.
"Hati-hati sayang" jawab Mama lembut mencium kening kedua anaknya.
*
*
*
Kini Kinara dan Kenzo berada di mobil.
Tak sampai dua puluh menit kinara ada dihalaman sekolahnya. Dengan santai Kinara berjalan menyusuri koridor, sambil mendengarkan lagu di earphone nya. hari ini dia ada ulangan matematika di jam pertama, ia harus datang lima menit sebelum bel berbunyi.
Sampai di kelasnya ( XI IPA 1 ) ia langsung disambut kehebohan dua sahabatnya Tasya dan Kayla.
"Ra! lo tau nggak ada anak baru! Keren banget, kalau kata orang sih gantengnya nggak ada obat!" Ucap Tasya dengan antusias.
"Iya Ra! Idaman banget tau!" Timpal Kayla.
"Ohh" Jawab kinara sekenanya. Kinara memang berbeda, dia selalu cuek kalau soal cowok. dia juga anti kalau soal pacaran.
"Lo kok gitu sih, tanyalah namanya siapa? Asal mana? Nggak seru banget!" Gerutu Tasya kecewa karena respon Kinara tidak sesuai harapannya.
"Emang namanya siapa?" Tanya kinara dengan nada sabar. Harus sabar!! Kalau berhadapan dengan Tasya.
"Namanya Sean, emm. . . . Sean siapa La tadi?" Ucap Tasya menyenggol lengan Kayla.
"Sea. . . ndra Admajaya siapa gitu, Hehe sorry gue juga lupa." Ucap Kayla cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Admajaya? bukan kah itu marganya om Teguh? Bathin Kinara.
Kinara cukup kenal dengan keluarga Admajaya, pasalnya dari kecil Kinara sering diajak kakeknya main kerumah om Teguh. Tapi setelah kakeknya menetap di luar negeri Kinara sudah tidak pernah lagi bertemu dengan om Teguh.
"Kelas berapa emang?" Tanya Kinara penasaran.
"Cie....Kinara nggak biasanya lo kepo sama anak baru." Goda Tasya tersenyum menatap Kinara.
"Iya Ra, apalagi cowok lho ini." Ejek Kayla dengan senyum jahilnya.
"Sialan lo!! udah nggak usah cerewet, kasih tau gue dia kelas berapa!?" Tanya Kinara sewot.
"Lo nggak sakit kan Ra?" Kayla menatap Kinara heran, ia letakkan telapak tangannya di kening Kinara. "Nggak panas kok.... tapi sikap lo aneh! apa lo salah minum obat ya?" Ucapnya lagi tanpa dosa.
"Kayla rese banget sih!! lo pikir gue gila apa?" Sentak Kinara melototkan matanya.
"Hahaha udah-udah, kalian ini kayak anak kecil tau nggak." Tasya malah tertawa kencang.
"Kasih tau sekarang!! atau..... gue sumpal mulut lo sama gagang sapu ini biar diem?" Ancam Kinara mengambil gagang sapu dan mengacungkan ke depan, mendapat serangan mendadak dari Kinara reflek Tasya memundurkan badannya.
"oke. nggak bisa diajak bercanda emang!. . . . Dia anak kelas 12 Ipa 2 kakak kelas kita." Jawab Tasya mengacungkan dua jari tanda damai.
"Ohh....." Ucap Kinara santai dan berjalan masuk menuju bangkunya.
"Ishhhh, jawaban macam apa itu!" Sungut Tasya dengan muka masamnya melihat tingkah laku sahabatnya yang super dingin itu. "Apa jangan-jangan Kinara lesbi ya La?" Tanya Tasya dengan tatapan polosnya.
Pletak
Awwh
Kayla menyentil dahi Tasya dengan keras membuat Tasya memekik kesakitan. astaga!! rasanya Kayla ingin sekali mengacak- acak rambutnya.
"Kalau ngomong tu jangan ngelantur!" Ketus kayla meninggalkan Tasya didepan pintu sendirian.
"Hissh..... nggak Kinara, nggak Kayla sama aja suka ninggalin gue!" Tasya mencebik sebal sambil berjalan kedalam kelas dengan kaki yang dihentak-hentakan.
Untung Bu Dewi, guru matematika yang killernya setengah mati itu belum masuk. Jadi mereka bisa duduk dengan santai sambil membaca ulang materi matematika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments