Sisi lain Kinara

Kinara benar-benar terkejut mendengar kata-kata yang di keluar pak Febry barusan. Bagaimana tidak, gayanya yang modis cetar membahana harus bersihin kamar mandi.

Arghh nggak! Jijik gue, mana bau lagi! Bathin Kinara bergidik ngeri membayangkan dirinya gosok-gosok closet dan sebagainya.

"Pak, ganti hukumnya kenapa? Bersihin halaman kek atau yang lain gapapa. Tapi jangan kamar mandi" Ucap Kinara memohon dengan tatapan memelas agar hati pak Febry luluh.

Ternyata nasib baik masih berpihak pada Kinara. Karena wajah pak Febry yang tadi seperti harimau kelaparan seketika memudar. Matanya beralih menatap Kinara sambil tersenyum kecil ya walaupun itu tidak ikhlas tapi ia memilih untuk sabar.

"Baiklah, bapak ganti! bersihin sampah lapangan basket sampai bersih!" Pak Febry memilih mengalah.

"Terimakasih pak" Jawab Sean dengan datar dan dingin.

Yesss, akhirnya harimaunya udah jinak hahaha Bathin Kinara dengan tawa jahatnya.

"Aww makasih pak Febry yang baiknya nggak ketulungan" Kinara menyunggingkan senyumnya karena aktingnya nggak sia-sia.

"Iya! cepat bersihkan atau bapak ganti lagi hukumannya!" Ancam pak Febry dengan suara naik satu oktaf.

"Slow pak! Marah terus bisa bikin perut buncit lho." Canda Kinara tanpa rasa takut, sementara pak Febry yang mendengar ledekan Kinara membulatkan mata. amarahnya memuncak dan siap meledak lagi, melihat itu Kinara langsung cepat menarik Sean. Berlari meninggalkan ruang BK sebelum harimau kembali mengaung. Dan . . . .

"KINARA SANJAYA." Teriak pak Febry menggema di seluruh ruangan.

*

*

*

Kinara dan Sean berjalan ke lapangan basket membawa sapu dan juga tong sampah. Mereka mulai mebersihkan lapangan basket, Kinara disebelah kanan dan Sean di sebelah kiri lapangan. Setelah dua jam berlalu akhirnya lapangan basket sudah bersih dari daun kering. mereka pun berjalan ke pohon beringin untuk berteduh karena siang ini sinar matahari cukup terik.

"Panas banget huft." keluh Kinara sambil mengibas-ngibaskan tangan nya dan sesekali mengelap keringat bercucuran di dahinya.

"sama." Jawab Sean masih menatap lapangan basket dengan nafas tak beraturan.

"Gue haus, minta tolong beliin air minum dong." Ucap Kinara mengeluarkan uang sepuluh ribu dan meletakkan di tangan Sean.

Mendengar itu mata Sean tergerak melirik wajah Kinara lalu beralih kebawah melihat uang sepuluh ribu yang sudah kusam dan sedikit robek di tangannya.

"Ckk, nggak mau! gue malu kalau beli pake uang buluk dari lo." Sinis Sean melempar uang ke wajah Kinara.

"Elah buluk gini masih laku tau! Kalau nggak mau yaudah lumayan bisa buat naik ojek." Jawab Kinara cemberut sambil memungut uangnya yang jatuh ke bawah dengan kasar.

"Katanya keluarga Sanjaya itu pengusaha sukses ya? Tapi kenapa keturunannya jajan pake ceban, buluk, bau, setengah robek lagi." Cibir Sean dengan wajah sinisnya. nadanya emang tanya tapi terkesan mengejek keluarga Sanjaya.

Dari dulu memang Kinara selalu hidup sederhana walaupun ia anak dari keluarga terpandang. ia mengikuti jejak kakeknya yang selalu bersikap biasa dan seandanya walaupun hidup bergelimang harta kepada semua orang.(nggak pandang sebelah mata)

"Lo tau dari mana kalau gue anak keluarga Sanjaya?" Tanya Kinara dengan tatapan menyelidik. Ia keheranan kenapa Sean bisa tau asal usulnya padahal Sean murid baru di sekolahan Dharma Bakti.

"Tentu saja dari emblem yang tertempel diseragam lo bodoh." Jawab Sean mengacak-acak rambut pirang Kinara dengan gemas.

"Ishhhh gue nggak bodoh ya! gue ini most wanted di Dharma Bakti yang terkenal kepintarannya....." Ujar Kinara dengan membanggakan diri.

Memang pantas jika Kinara disebut most wanted di sekolah karna selain pintar ia juga cantik itulah sebabnya banyak yang mengidolakan Kinara baik kaum Adam maupun Hawa. Selain itu Kinara juga terkenal sikap dermawan bahkan ia pernah menyumbangkan semua tabungannya untuk biaya sekolah anak yatim di kota Bangladesh.

"Dan jangan lupa sikap berandalannya." tambah Sean dengan senyum mengejek.

"Ihh bukan berandalan ya tapi pemberani." Gerutu Kinara memanyunkan bibirnya.

"Cih, udah jangan cemberut terus nanti perutnya buncit lho" Ledek Sean menirukan suara Kinara saat menggoda pak Febry tadi.

Kinara terbelalak kaget "Uhhhh, tumben ngomong banyak bang? tadi sariawan ya?." Ledek Kinara balik.

Sean hanya angkat bahu acuh tanpa membalas ucapan Kinara. Di liriknya jam tangan di pergelangan tangannya menunjuk bahwa 2 menit lagi mapel terakhir akan berlangsung.

"Sudah ayok kembali ke kelas." Ajak Sean membantu Kinara berdiri lalu beranjak menuju ke kelas masing-masing.

*

*

*

Sementara dikelas dua sahabat Kinara sedang khawatir karena sedari tadi Kinara tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Apa Kinara bolos ya?" Tanya Kayla menelungkupkan kepalanya diatas meja sambil mencatat materi yang diberikan bu Rolly.

"Mana mungkin, tasnya kan masih dikelas. lagian ya mana mungkin Kinara berani bolos bisa dicoret namanya dari keluarga Sanjaya." Jawab Tasya masih fokus mencatat.

" Kalian nyari Sahabat kalian yang sok kecakepan itu? Dia sedang dihukum sama pak Febry bersihin lapangan." Saut Tamara yang duduk dibelakang Kayla dan Tasya. ia merupakan ketua gank Cimoy dan salah satu rival berat Kinara.

"Maksud lo apa?!" Tanya Kayla membalikan badan dengan tatapan tak suka.

"Apa kalian nggak tau? Kalau tadi Kinara buat keributan mukulin murid baru itu." Jawab Tamara sambil memainkan rambut pendeknya menggunakan bolpoint. "Berani banget dia sama kakak kelas." Sambungnya sinis saat melihat Kinara memasuki kelas.

"Dari mana Ra, lagi sembelit ya? Atau tiba-tiba lo ber*k batu?!" Tanya Tasya melirik Kinara.

"Gue mau tidur! Capek!" Jawab Kinara cuek.

"Lo kenapa?sakit ya? ini jidat lo kenapa?" Tanya Kayla. "Dan apa ini, bau lo asem banget anj*r nggak pake deodoran ya lo tadi?" Sambungnya mengendus-endus tubuh Kinara.

"Enak aja! gue habis bersihin lapangan basket mangkanya bau asem dan masalah jidat panjang ceritanya." sungut Kinara.

"Lo utang penjelasan sama gue Ra? cerita sekarang gue penasaran ini kenapa lo bisa dihukum sama Sean?" Rengek Tasya menggoyang pundak Kinara.

"Diem lo!! gue mau tidur! bangunin gue kalau udah waktunya pulang." Ucap Kinara mendorong tubuh Tasya agar menjauh dari tempat duduknya.

Tidak butuh lama Kinara sudah tertidur pulas dengan mulut yang sedikit terbuka membuat Kayla dan Tasya melongo melihat Kinara tertidur sambil ngorok. padahal Bu Rolly masih menerangkan beberapa materi didepan.

Gila Kinara ngoroknya kenceng banget sih. Kalau Bu Rolly denger bisa gawat ini! Duhh pake apa ini biar nggak ketauan. Gumam kayla bingung.

" Sya minta tissue dong." Ucap Kayla.

"Ambil dilaci sebelah kanan." Jawab Tasya.

Dengan cepat Kayla menyumpal mulut Kinara menggunakan tissue dan menutupi wajah Kinara dengan buku paket yang besar.

Huhhh syukurlah suaranya nggak sekenceng tadi. Gue nggak nyaka anak Sultan juga bisa ngorok , sisi lain tersembunyi itu hehe. Bathin Kinara terkekeh geli mengingat tingkah Kinara saat tidur tadi.

Episodes
1 Murid Baru
2 Cewek Berandal
3 Sisi lain Kinara
4 Kedatangan Kakek
5 Bibit Unggul
6 Takbiran
7 Ularnya Raynad
8 Kunci?!Buat apa?
9 Parfum lo memikat hati gue
10 Pulang Bareng
11 Jatuh Cinta
12 Dompet Hilang
13 Suka Dalam Diam
14 Lamaran Dibatalkan
15 Ada Apa Dengan Kevin?
16 Kepergian Kevin
17 Nyawa dibayar nyawa
18 Halusinasi Kinara
19 Meja nomer 107
20 Apa jaminannya?!
21 Bahagia Itu Sederhana
22 Permen Laknat
23 Gadis aneh
24 Lo suka sama Kinara?
25 Arti Kebersamaan
26 Nomer Kinara
27 Kekhawatiran Kinara
28 Janji Dio
29 Cek Palsu (Kenzo)
30 Masih Satu Komplek
31 Nomer Asing
32 Gue Jagain Lo (Sean)
33 Menikah bersama
34 Perhatian Dio
35 Takut Terulang Lagi
36 Selamat Dari Sean
37 Guru Yang Baik
38 Kesialan Damar
39 Ileran
40 Lo Hebat Dio.....
41 Papa Sanjaya Merindu
42 Healing
43 Deal Kita Pacaran
44 Eva Cemburu
45 Kabar Baik
46 Panggilan Sayang
47 Jodoh Dari Tuhan
48 Sama Kerasnya
49 Berani Terluka
50 Api Unggun
51 Perdebatan....
52 Perdebatan 2
53 Penolakan
54 Sebuah Janji
55 Menolak Tua
56 Melupakan Kinara
57 Sean Marah
58 Ayang Kebo
59 Omong Kosong
60 Satu Macam (Sean)
61 Ibarat Udara
62 Perasaan Ibu (Delima)
63 Kacamata Kuda
64 Jalan Buntu
65 Mencari Kinara
66 Mencari Kinara 2
67 Kesedihan Sean
68 Jalan Aneh
69 Dugaan Penculikan
70 Serbuk Propofal
71 Perhatian Kenzo
72 Dibuang?
73 Sean Sakit
74 Perjuangan Kinara
75 Joe Datang
76 Ditangkap Polisi
77 Mau Dicium? (Dio)
78 Sean Pingsan
79 Sebuah Petunjuk
80 Kemarahan Joe
81 Deni Berkata Jujur
82 Bertahan Hidup
83 Menuju Jalan Keluar
84 Kinara Dalam Bahaya
85 Kenyataan Tentang Joe
86 Mencari Ketenangan
87 Memastikan Kebenaran
88 Menemukan Kinara
89 Pertarungan Sengit
90 Kekalahan Dimas
91 Dilanda Kesedihan
92 Baru Mengetahui
93 Apa Itu Serong?
94 Menjemput Sean
95 Mie Tetek
96 Perdebatan Suami Istri
97 Hanya Gadis Pengecut
98 Menyusul Kenzo
99 Evakuasi Korban
100 Menjadi Pembantu
101 Menemui Joe
102 Melampiaskan Semua
103 Sebuah Penawaran
104 Menyusun Rencana
105 Persiapan
106 Dikira Meninggal
107 Tanggung Jawab Sanjaya
108 Memastikan Semua
109 Membuat Joe Marah
110 Kinara Bukan Wanita Lemah
111 Berbagai Beban
112 Sebuah Tanggung Jawab
113 Harapan Joe
114 Masih Ragu
115 Bekerjasama
116 Operasi Gagal!!
117 Keluar dengan Selamat
118 Balas Dendam
119 Jabatan Baru
120 Surprise!
121 Memenangkan Pertempuran
122 Mengakhiri Semuanya
123 Kehilangan
124 Kinara Meninggal
125 Arti dari Takdir
126 Mengikhlaskan
127 127
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Murid Baru
2
Cewek Berandal
3
Sisi lain Kinara
4
Kedatangan Kakek
5
Bibit Unggul
6
Takbiran
7
Ularnya Raynad
8
Kunci?!Buat apa?
9
Parfum lo memikat hati gue
10
Pulang Bareng
11
Jatuh Cinta
12
Dompet Hilang
13
Suka Dalam Diam
14
Lamaran Dibatalkan
15
Ada Apa Dengan Kevin?
16
Kepergian Kevin
17
Nyawa dibayar nyawa
18
Halusinasi Kinara
19
Meja nomer 107
20
Apa jaminannya?!
21
Bahagia Itu Sederhana
22
Permen Laknat
23
Gadis aneh
24
Lo suka sama Kinara?
25
Arti Kebersamaan
26
Nomer Kinara
27
Kekhawatiran Kinara
28
Janji Dio
29
Cek Palsu (Kenzo)
30
Masih Satu Komplek
31
Nomer Asing
32
Gue Jagain Lo (Sean)
33
Menikah bersama
34
Perhatian Dio
35
Takut Terulang Lagi
36
Selamat Dari Sean
37
Guru Yang Baik
38
Kesialan Damar
39
Ileran
40
Lo Hebat Dio.....
41
Papa Sanjaya Merindu
42
Healing
43
Deal Kita Pacaran
44
Eva Cemburu
45
Kabar Baik
46
Panggilan Sayang
47
Jodoh Dari Tuhan
48
Sama Kerasnya
49
Berani Terluka
50
Api Unggun
51
Perdebatan....
52
Perdebatan 2
53
Penolakan
54
Sebuah Janji
55
Menolak Tua
56
Melupakan Kinara
57
Sean Marah
58
Ayang Kebo
59
Omong Kosong
60
Satu Macam (Sean)
61
Ibarat Udara
62
Perasaan Ibu (Delima)
63
Kacamata Kuda
64
Jalan Buntu
65
Mencari Kinara
66
Mencari Kinara 2
67
Kesedihan Sean
68
Jalan Aneh
69
Dugaan Penculikan
70
Serbuk Propofal
71
Perhatian Kenzo
72
Dibuang?
73
Sean Sakit
74
Perjuangan Kinara
75
Joe Datang
76
Ditangkap Polisi
77
Mau Dicium? (Dio)
78
Sean Pingsan
79
Sebuah Petunjuk
80
Kemarahan Joe
81
Deni Berkata Jujur
82
Bertahan Hidup
83
Menuju Jalan Keluar
84
Kinara Dalam Bahaya
85
Kenyataan Tentang Joe
86
Mencari Ketenangan
87
Memastikan Kebenaran
88
Menemukan Kinara
89
Pertarungan Sengit
90
Kekalahan Dimas
91
Dilanda Kesedihan
92
Baru Mengetahui
93
Apa Itu Serong?
94
Menjemput Sean
95
Mie Tetek
96
Perdebatan Suami Istri
97
Hanya Gadis Pengecut
98
Menyusul Kenzo
99
Evakuasi Korban
100
Menjadi Pembantu
101
Menemui Joe
102
Melampiaskan Semua
103
Sebuah Penawaran
104
Menyusun Rencana
105
Persiapan
106
Dikira Meninggal
107
Tanggung Jawab Sanjaya
108
Memastikan Semua
109
Membuat Joe Marah
110
Kinara Bukan Wanita Lemah
111
Berbagai Beban
112
Sebuah Tanggung Jawab
113
Harapan Joe
114
Masih Ragu
115
Bekerjasama
116
Operasi Gagal!!
117
Keluar dengan Selamat
118
Balas Dendam
119
Jabatan Baru
120
Surprise!
121
Memenangkan Pertempuran
122
Mengakhiri Semuanya
123
Kehilangan
124
Kinara Meninggal
125
Arti dari Takdir
126
Mengikhlaskan
127
127

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!