Sinar mentari pagi menerobos masuk melewati sebuah gorden tipis disebuah kamar bernuansa putih. namun tak mampu membangunkan Kinara yang masih tertidur nyenyak mengarungi alam mimpinya. rasa kantuknya membuat ia enggan bangun dari alam bawah sadarnya.
Kringgggg
Kringgggg
Kringgggg
"Sial!" umpat Kinara karena bunyi nyaring alarmnya terus berbunyi.
Priscilla Kinara Sanjaya adalah anak bungsu dari keluarga Sanjaya. siapa yang tidak mengenal nama Sanjaya? Bahkan seluruh dunia tahu kesuksesan keluarga Sanjaya. Kinara tumbuh menjadi gadis cantik, pintar, dan rendah hati. walaupun begitu gadis bermata indah ini sangatlah manja.
Dengan kesal Kinara langsung bangun dan bergegas membersihkan tubuhnya.
Kinara keluar dari kamar mandi, memakai seragam dan tak lupa sedikit polesan bedak dan juga lipblam membuat perfect penampilannya hari ini.
*
*
*
Kinara menuruni anak tangga dan berjalan ke arah meja makan yang sudah ada kedua orangtuanya dan kakak satu-satunya Ignatius Kenzo Sanjaya.
"Pagi semua" ucap Kinara dengan senyum manis dibibirnya menyapa semua penghuni rumah.
"Pagi" jawab mereka serempak.
Kinara tersenyum manis dan langsung duduk di samping kakaknya yang sudah mulai sarapan.
" Papa pulang kapan?" Tanya Kirana pelan sambil mengoleskan selai roti cokelat lalu melahapnya.
"Tadi malam sayang" Ucap papa Sanjaya membelai lembut rambut kinara lalu menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga.
"Ohh pantesan Kinara nggak tahu. emm...papa jangan terlalu capek kerjanya harus jaga kesehatan dong! papa udah nggak muda lagi jadi staminanya juga berkurang." Tutur Kinara pelan sambil meminum susu coklat.
Mendapatkan perhatian kecil dari Kinara membuat papa Sanjaya tersenyum kecil. selama ini hari-harinya hanya untuk berkeja. Ia jarang meluangkan waktu untuk anak-anaknya, kadang jika ia ada meeting penting di luar negeri hanya istrinya saja yang diajak. untung Kakek Kinara selalu datang setiap seminggu sekali untuk menemani Kinara ketika kedua orangtuanya pergi berbisnis.
"Makasih sayang, papa kerja keras kayak gini kan untuk masa depan kalian juga kan?" Tanya papa menatap intens wajah Kinara.
"Iya sih. tapi seenggaknya papa bisa bagi beban. liat tuh kakak, tiap malam cuma keluyuran dijalan sama teman-temannya. atau kalau nggak tidur malam seharian dirumah, menyebalkan!" Jawab Kinara santai tanpa memedulikan lirikan tajam dari kakaknya.
"Hei bocah! jangan asal ngomong ya gue tiap malem keluyuran tu ngerjain tugas kuliah sampe begadang! mangkanya siangnya gue tidur ngumpulin stamina lagi. karna paginya gue capek harus ngikuti kegiatan kampus" Sungut Kenzo dengan muka datarnya.
Memang, Kenzo termasuk siswa berprestasi di kampusnya. otak cerdasnya itu membuat banyak orang berbondong-bondong mengantarkan uang untuk membiayai kuliahnya. ya dengan syarat setelah lulus ia harus kerja di perusahaan mereka, udah dapet fasilitas mobil mewah, gaji besar, dan beberapa uang tunjangan yang menguntungkan buat dia. tapi bodohnya Kenzo malah menolak tawaran menggiurkan itu dengan alasan klasik.
"Uppsss! Hahaha muka lo jelek banget sumpah! lebay deh, gua kan cuma bercanda." Ejek Kinara terkirim sendiri mendapati wajah masam Kenzo.
Kenzo yang melihat tawa lepas Kinara membuat gejolak hatinya memanas. tanpa pikir panjang ia tarik kuping Kinara dengan keras dan menggelitik pinggang ramping Kinara. mendapat serangan mendadak, Kinara tak bisa berkutik karena tenaganya kalah besar. ia hanya bisa tertawa terbahak-bahak menahan rasa geli dan sakit di sekitar telinganya.
"Awww, sakit ogeb! lepasin telinga gue panas tau....hahaha berhenti gue pengen pipis nih" Rayu Kinara tapi tidak digubris sama sekali oleh Kenzo.
"Ampun dulu! baru gue berhenti" ucap tegas Kenzo dengan senyum jahilnya.
"Akh, ampun iya ..... gue capek nih.... mama papa tolongin Kinara hahahaha." Tawa Kinara semakin kencang.
"Ken! udah kasian adik kamu!" Ucap mama membela Kinara.
Akhirnya dengan berat hati Kenzo melepaskan telinga Kinara dari capit tanganya. "Puas lo! Kalau lo berani nertawain lagi gue buat perhitungan!" Ancam Kenzo kepada Kinara.
"Iya deh" jawab Kinara manyun sambil mengusap telinganya yang memanas.
Sementara itu kedua orangtua mereka yang sedari tadi menjadi penonton hanya bisa menahan tawa melihat perdebatan kedua anaknya yang tidak pernah akur.
"Sudah siang, jangan bercanda terus malu kalau didengar tetangga. bilang sama mama apa yang bisa buat kalian diem sehari aja...mama pusing dengerinnya" jawab kesal mama sambil membereskan piring dan gelas di meja makan lalu membawanya ke dapur.
"Buatin adek lagi aja mah, pasti pada diem" Celetuk papa tanpa dosa.
"PAPAAAA" Teriak Kenzo dan Kinara bersamaan menggema di seluruh ruangan.
"Adek? wah ide bagus pah. yuk buat sekarang aja." Timpal Mama menanggapi banyolan suaminya.
"MAMAAA NGGAK LUCU" Teriak Kinara dan Kenzo bersama lagi.
"Hahaha sudah ayo berangkat, Ken Kinara bareng kamu ya papa masih mau ada urusan lain sebelum ke kantor." Ucap papa sambil membenarkan jasnya.
"Baik pah" jawab Kenzo menganggukkan kepalanya.
"Papa berangkat dulu ya" ucap papa sanjaya mengulurkan tangan. Kami pun menerima dan mencium punggung tangannya.
"Hati-hati pah" ucap Mama Delima.
"Iya mah, chup" ucapnya mengecup kening istrinya sambil melirik ke arah Kenzo "Ken jangan lupa anterin adek kamu! awas kalau ditinggal" tegas papa lalu beranjak pergi.
"Iya pah" Ucap Kenzo. "Mah, Kenzo berangkat dulu" Ucapnya lagi mencium punggung tangan mama.
"Kinara juga mah" Saut Kinara yang juga ikut mencium mamanya.
"Hati-hati sayang" jawab Mama lembut mencium kening kedua anaknya.
*
*
*
Kini Kinara dan Kenzo berada di mobil.
Tak sampai dua puluh menit kinara ada dihalaman sekolahnya. Dengan santai Kinara berjalan menyusuri koridor, sambil mendengarkan lagu di earphone nya. hari ini dia ada ulangan matematika di jam pertama, ia harus datang lima menit sebelum bel berbunyi.
Sampai di kelasnya ( XI IPA 1 ) ia langsung disambut kehebohan dua sahabatnya Tasya dan Kayla.
"Ra! lo tau nggak ada anak baru! Keren banget, kalau kata orang sih gantengnya nggak ada obat!" Ucap Tasya dengan antusias.
"Iya Ra! Idaman banget tau!" Timpal Kayla.
"Ohh" Jawab kinara sekenanya. Kinara memang berbeda, dia selalu cuek kalau soal cowok. dia juga anti kalau soal pacaran.
"Lo kok gitu sih, tanyalah namanya siapa? Asal mana? Nggak seru banget!" Gerutu Tasya kecewa karena respon Kinara tidak sesuai harapannya.
"Emang namanya siapa?" Tanya kinara dengan nada sabar. Harus sabar!! Kalau berhadapan dengan Tasya.
"Namanya Sean, emm. . . . Sean siapa La tadi?" Ucap Tasya menyenggol lengan Kayla.
"Sea. . . ndra Admajaya siapa gitu, Hehe sorry gue juga lupa." Ucap Kayla cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Admajaya? bukan kah itu marganya om Teguh? Bathin Kinara.
Kinara cukup kenal dengan keluarga Admajaya, pasalnya dari kecil Kinara sering diajak kakeknya main kerumah om Teguh. Tapi setelah kakeknya menetap di luar negeri Kinara sudah tidak pernah lagi bertemu dengan om Teguh.
"Kelas berapa emang?" Tanya Kinara penasaran.
"Cie....Kinara nggak biasanya lo kepo sama anak baru." Goda Tasya tersenyum menatap Kinara.
"Iya Ra, apalagi cowok lho ini." Ejek Kayla dengan senyum jahilnya.
"Sialan lo!! udah nggak usah cerewet, kasih tau gue dia kelas berapa!?" Tanya Kinara sewot.
"Lo nggak sakit kan Ra?" Kayla menatap Kinara heran, ia letakkan telapak tangannya di kening Kinara. "Nggak panas kok.... tapi sikap lo aneh! apa lo salah minum obat ya?" Ucapnya lagi tanpa dosa.
"Kayla rese banget sih!! lo pikir gue gila apa?" Sentak Kinara melototkan matanya.
"Hahaha udah-udah, kalian ini kayak anak kecil tau nggak." Tasya malah tertawa kencang.
"Kasih tau sekarang!! atau..... gue sumpal mulut lo sama gagang sapu ini biar diem?" Ancam Kinara mengambil gagang sapu dan mengacungkan ke depan, mendapat serangan mendadak dari Kinara reflek Tasya memundurkan badannya.
"oke. nggak bisa diajak bercanda emang!. . . . Dia anak kelas 12 Ipa 2 kakak kelas kita." Jawab Tasya mengacungkan dua jari tanda damai.
"Ohh....." Ucap Kinara santai dan berjalan masuk menuju bangkunya.
"Ishhhh, jawaban macam apa itu!" Sungut Tasya dengan muka masamnya melihat tingkah laku sahabatnya yang super dingin itu. "Apa jangan-jangan Kinara lesbi ya La?" Tanya Tasya dengan tatapan polosnya.
Pletak
Awwh
Kayla menyentil dahi Tasya dengan keras membuat Tasya memekik kesakitan. astaga!! rasanya Kayla ingin sekali mengacak- acak rambutnya.
"Kalau ngomong tu jangan ngelantur!" Ketus kayla meninggalkan Tasya didepan pintu sendirian.
"Hissh..... nggak Kinara, nggak Kayla sama aja suka ninggalin gue!" Tasya mencebik sebal sambil berjalan kedalam kelas dengan kaki yang dihentak-hentakan.
Untung Bu Dewi, guru matematika yang killernya setengah mati itu belum masuk. Jadi mereka bisa duduk dengan santai sambil membaca ulang materi matematika.
Kinara berjalan menyusuri koridor ketika mendengar bel tanda istirahat. Ia mempercepat langkahnya untuk segera sampai ke toilet.
Tanpa ia sadari ada cowok yang sedang berjalan kearahnya sambil memainkan handphonenya. Karena sama-sama tak sadar , akhirnya mereka . . . .
Brakkk!!
Jedugg!!
Dua tubuh beradu. Membuat keduanya tersungkur ke lantai. Kirana mengaduh kesakitan keningnya terasa nyeri karena terbentur lantai ,mungkin sekarang sudah bengkak dan membiru.
Dengan sisa tenaga kirana mengerahkan seluruh tenaganya untuk berdiri. ditatapnya cowok didepannya dengan tatapan mematikan.
"KALAU JALAN TU PAKE MATA" Teriak Kinara.
Tapi cowok itu hanya cuek dan berbalik meninggalkan Kinara. seketika Kirana naik pitam saat melihat cowok itu melanjutkan langkah tanpa meminta maaf atau sekedar menanyakan keadaannya.
"TERNYATA LO TULI YA!!" Bentak Kinara dengan senyum sinisnya.
"Kenapa?" Tanyanya dengan tenang. Ia Membalikan tubuhnya dengan ekspresi datar.
Whatt!! dia bilang kenapa? gilaaaa!!. Bathin Kinara.
"Kenapa? lo buta ya!! liat nih jidat gue benjol gara-gara lo nggak liat jalan." Kinara terus memegangi dahinya yang terasa nyeri dan perih.
"Trus lo mau apa?!" Tanyanya.
Kinara mendekat sambil menatap tajam ke arah cowok itu. darahnya langsung naik ke ubun-ubun membuat wajahnya memerah seketika.
"Lo salah!! harusnya minta maaf. nggak punya sopan santun banget sih jadi orang!" Kata Kinara sambil berkacak pinggang.
"Gue nggak sengaja dan gue nggak mau minta maaf sama lo! lagian disini nggk sepenuhnya gue yg salah" Jawabnya santai.
"Gue nggak peduli!!!minta maaf sekarang atau lo gue buat babak belur?!" Tanya Kinara sinis.
"Cewek lemah kaya lo emang bisa nandingin tenaga gue?!" Ucapnya menyungkirkan senyum remehnya.
Wah....wah.....ngajak tarung rupanya!. bathin Kinara.
Dengan senyum mengerikan Kinara menggulung lengan seragamnya ke atas . tangannya mengepal kuat-kuat, langkah nya semakin mendekat,dan . . . .
Bugghh!!
Bugghh!!
Dua pukulan mendarat mulus ke perut. membuat cowok itu terkejut karena tak menyangka Kinara memukulnya dengan keras. ia tampak meringis kesakitan sambil memegangi perut nya.
Para siswa yang ada di situ pun sontak melihat ke arah Kinara berada dengan tatapan tanda tanya. Berbagai pertanyaan muncul di benak mereka dan harus diberi penjelasan segera.
"Lo, awssshhh......cewek berandalan!!.......shhhhhh kuat bener pukulan lo" Jawab cowok itu terbata-bata. ia tertunduk lemas kebawah sembari merasakan rasah perih dan ngilu disekitar perutnya.
"Gimana?! mantepkan tenaga gue? hahaha lo aja yang cowok tidak sebanding sama gue" Ucap Kinara dengan senyum sinisnya.
"Gak usah membanggakan diri" Ketusnya memalingkan mukanya. sebenarnya ia berusaha menyembunyikan rasa malunya dari Kinara yg membuat wajahnya memanas dan merah disekitar pipi putihnya.
Sial! Ini wajah kenapa lagi kok panas banget! Ini nggak bener lo nggak boleh kalah sama cewek Berandalan ini. Bathin cowok itu.
"Kenapa?ini prestasi gue. lo tau nggak? ini pukulan pertama yang gue layangkan ke cowok rese kaya lo" Ucap Kinara menyombongkan diri, tanganya terlipat didepan dada sambil sesekali menyibakkan rambutnya kebelakang.
"Ohh, minggir gue mau lewat" Ucapnya singkat dengan ekspresi yang masih sama.
"Ckkk tidak semudah itu bro" Balas Kinara dengan senyum miring dibibirnya.
"Minggir! lo Nggak liat banyak murid yang liatin kita?" Ucapannya lagi menatap sekeliling dan benar saja banyak siswa yang sedang menatap kita. Bahkan hampir semua siswa keluar dalam kelasnya, seolah-olah mereka sedang mendapat tontonan seru dan diperlihatkan secara gratis.
Tiba-tiba terdengar suara yang tak asing bagi Kinara.
"CUKUP! SEMUA KEMBALI KE KELAS SEKARANG!!" Teriak pak Febry murka membubarkan kerumunan. Ya, dia pak Febry! guru BK tergalak dengan kumis tebal dan mata tajamnya.
"Dan kamu berdua! Ikut saya ke ruang BK." Ucapnya tegas.
"Cihh" decak Kinara sebal sambil memutar bola matanya malas karena setiap ujung masalah disekolah pasti harus ke ruang BK!.(kalian juga nggak?)
Dengan perasaan dongkol ia bergegas ke ruang BK sambil menghentak-hentakan kakinya. rasa panas didadanya masih berbekas, padahal ia korban disini tapi malah ikutan diseret ke ruang BK.
*
*
*
Saat ini Kinara berada diruang BK, ia duduk santai di ruang BK sembari memainkan kuku panjangnya. tak lama kemudian pak Febry datang dan duduk di depan Kinara dengan tatapan mengintimidas.
Sial mata pak kumis mau copot!! bathin Kinara.
"Apa kalian tau kesalahan kalian?" Tanya pak Febry lembut kepada murid keras kepala dihadapannya. siapa lagi kalau bukan Kinara.
"Tau pak, tapi saya ini korban yang lagi sakit harusnya dibawa ke ruang UKS dulu. lihat ini benjolan besar dijidat saya." Ucap Kinara membela diri menunjukkan luka di keningnya yang membengkak seperti bom yang siap untuk meledak.
"Tapi saya nggak sengaja" saut cowok itu dengan tenang.
"Harusnya minta maaf kalau nggak sengaja!!" Ucap Kirana menghela nafas dan melirik sekilas cowok disampingnya yang duduk tenang dengan ekspresi datar.
Dasar cowok kanebo!!! Padahal kalau ngomong banyak nggak bayar tapi apa? dia ngirit sekali,cih. bathin Kinara berdecak sebal.
"STOP!!" Bentak pak Febry ambil suara. "Kamu murid baru yang namanya sean ya?" Tanyanya.
"Iya pak" ucapnya tersenyum.
Degg
Jadi ini murid baru yang katanya keren itu?kenapa dia mirip Om Teguh?apa jangan-jangan dia anaknya. Bathin Kinara.
" Ohh " ucap pak Febry sambil mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Oke. bapak putuskan kalian bersihkan semu kamar mandi sekolah sampai bersih!" Ucapnya kejam.
" WHATTT?? " Teriakan cempreng Kirana memekakan telinga.
.
.
.
Like
Komen
Vote
Kinara benar-benar terkejut mendengar kata-kata yang di keluar pak Febry barusan. Bagaimana tidak, gayanya yang modis cetar membahana harus bersihin kamar mandi.
Arghh nggak! Jijik gue, mana bau lagi! Bathin Kinara bergidik ngeri membayangkan dirinya gosok-gosok closet dan sebagainya.
"Pak, ganti hukumnya kenapa? Bersihin halaman kek atau yang lain gapapa. Tapi jangan kamar mandi" Ucap Kinara memohon dengan tatapan memelas agar hati pak Febry luluh.
Ternyata nasib baik masih berpihak pada Kinara. Karena wajah pak Febry yang tadi seperti harimau kelaparan seketika memudar. Matanya beralih menatap Kinara sambil tersenyum kecil ya walaupun itu tidak ikhlas tapi ia memilih untuk sabar.
"Baiklah, bapak ganti! bersihin sampah lapangan basket sampai bersih!" Pak Febry memilih mengalah.
"Terimakasih pak" Jawab Sean dengan datar dan dingin.
Yesss, akhirnya harimaunya udah jinak hahaha Bathin Kinara dengan tawa jahatnya.
"Aww makasih pak Febry yang baiknya nggak ketulungan" Kinara menyunggingkan senyumnya karena aktingnya nggak sia-sia.
"Iya! cepat bersihkan atau bapak ganti lagi hukumannya!" Ancam pak Febry dengan suara naik satu oktaf.
"Slow pak! Marah terus bisa bikin perut buncit lho." Canda Kinara tanpa rasa takut, sementara pak Febry yang mendengar ledekan Kinara membulatkan mata. amarahnya memuncak dan siap meledak lagi, melihat itu Kinara langsung cepat menarik Sean. Berlari meninggalkan ruang BK sebelum harimau kembali mengaung. Dan . . . .
"KINARA SANJAYA." Teriak pak Febry menggema di seluruh ruangan.
*
*
*
Kinara dan Sean berjalan ke lapangan basket membawa sapu dan juga tong sampah. Mereka mulai mebersihkan lapangan basket, Kinara disebelah kanan dan Sean di sebelah kiri lapangan. Setelah dua jam berlalu akhirnya lapangan basket sudah bersih dari daun kering. mereka pun berjalan ke pohon beringin untuk berteduh karena siang ini sinar matahari cukup terik.
"Panas banget huft." keluh Kinara sambil mengibas-ngibaskan tangan nya dan sesekali mengelap keringat bercucuran di dahinya.
"sama." Jawab Sean masih menatap lapangan basket dengan nafas tak beraturan.
"Gue haus, minta tolong beliin air minum dong." Ucap Kinara mengeluarkan uang sepuluh ribu dan meletakkan di tangan Sean.
Mendengar itu mata Sean tergerak melirik wajah Kinara lalu beralih kebawah melihat uang sepuluh ribu yang sudah kusam dan sedikit robek di tangannya.
"Ckk, nggak mau! gue malu kalau beli pake uang buluk dari lo." Sinis Sean melempar uang ke wajah Kinara.
"Elah buluk gini masih laku tau! Kalau nggak mau yaudah lumayan bisa buat naik ojek." Jawab Kinara cemberut sambil memungut uangnya yang jatuh ke bawah dengan kasar.
"Katanya keluarga Sanjaya itu pengusaha sukses ya? Tapi kenapa keturunannya jajan pake ceban, buluk, bau, setengah robek lagi." Cibir Sean dengan wajah sinisnya. nadanya emang tanya tapi terkesan mengejek keluarga Sanjaya.
Dari dulu memang Kinara selalu hidup sederhana walaupun ia anak dari keluarga terpandang. ia mengikuti jejak kakeknya yang selalu bersikap biasa dan seandanya walaupun hidup bergelimang harta kepada semua orang.(nggak pandang sebelah mata)
"Lo tau dari mana kalau gue anak keluarga Sanjaya?" Tanya Kinara dengan tatapan menyelidik. Ia keheranan kenapa Sean bisa tau asal usulnya padahal Sean murid baru di sekolahan Dharma Bakti.
"Tentu saja dari emblem yang tertempel diseragam lo bodoh." Jawab Sean mengacak-acak rambut pirang Kinara dengan gemas.
"Ishhhh gue nggak bodoh ya! gue ini most wanted di Dharma Bakti yang terkenal kepintarannya....." Ujar Kinara dengan membanggakan diri.
Memang pantas jika Kinara disebut most wanted di sekolah karna selain pintar ia juga cantik itulah sebabnya banyak yang mengidolakan Kinara baik kaum Adam maupun Hawa. Selain itu Kinara juga terkenal sikap dermawan bahkan ia pernah menyumbangkan semua tabungannya untuk biaya sekolah anak yatim di kota Bangladesh.
"Dan jangan lupa sikap berandalannya." tambah Sean dengan senyum mengejek.
"Ihh bukan berandalan ya tapi pemberani." Gerutu Kinara memanyunkan bibirnya.
"Cih, udah jangan cemberut terus nanti perutnya buncit lho" Ledek Sean menirukan suara Kinara saat menggoda pak Febry tadi.
Kinara terbelalak kaget "Uhhhh, tumben ngomong banyak bang? tadi sariawan ya?." Ledek Kinara balik.
Sean hanya angkat bahu acuh tanpa membalas ucapan Kinara. Di liriknya jam tangan di pergelangan tangannya menunjuk bahwa 2 menit lagi mapel terakhir akan berlangsung.
"Sudah ayok kembali ke kelas." Ajak Sean membantu Kinara berdiri lalu beranjak menuju ke kelas masing-masing.
*
*
*
Sementara dikelas dua sahabat Kinara sedang khawatir karena sedari tadi Kinara tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
"Apa Kinara bolos ya?" Tanya Kayla menelungkupkan kepalanya diatas meja sambil mencatat materi yang diberikan bu Rolly.
"Mana mungkin, tasnya kan masih dikelas. lagian ya mana mungkin Kinara berani bolos bisa dicoret namanya dari keluarga Sanjaya." Jawab Tasya masih fokus mencatat.
" Kalian nyari Sahabat kalian yang sok kecakepan itu? Dia sedang dihukum sama pak Febry bersihin lapangan." Saut Tamara yang duduk dibelakang Kayla dan Tasya. ia merupakan ketua gank Cimoy dan salah satu rival berat Kinara.
"Maksud lo apa?!" Tanya Kayla membalikan badan dengan tatapan tak suka.
"Apa kalian nggak tau? Kalau tadi Kinara buat keributan mukulin murid baru itu." Jawab Tamara sambil memainkan rambut pendeknya menggunakan bolpoint. "Berani banget dia sama kakak kelas." Sambungnya sinis saat melihat Kinara memasuki kelas.
"Dari mana Ra, lagi sembelit ya? Atau tiba-tiba lo ber*k batu?!" Tanya Tasya melirik Kinara.
"Gue mau tidur! Capek!" Jawab Kinara cuek.
"Lo kenapa?sakit ya? ini jidat lo kenapa?" Tanya Kayla. "Dan apa ini, bau lo asem banget anj*r nggak pake deodoran ya lo tadi?" Sambungnya mengendus-endus tubuh Kinara.
"Enak aja! gue habis bersihin lapangan basket mangkanya bau asem dan masalah jidat panjang ceritanya." sungut Kinara.
"Lo utang penjelasan sama gue Ra? cerita sekarang gue penasaran ini kenapa lo bisa dihukum sama Sean?" Rengek Tasya menggoyang pundak Kinara.
"Diem lo!! gue mau tidur! bangunin gue kalau udah waktunya pulang." Ucap Kinara mendorong tubuh Tasya agar menjauh dari tempat duduknya.
Tidak butuh lama Kinara sudah tertidur pulas dengan mulut yang sedikit terbuka membuat Kayla dan Tasya melongo melihat Kinara tertidur sambil ngorok. padahal Bu Rolly masih menerangkan beberapa materi didepan.
Gila Kinara ngoroknya kenceng banget sih. Kalau Bu Rolly denger bisa gawat ini! Duhh pake apa ini biar nggak ketauan. Gumam kayla bingung.
" Sya minta tissue dong." Ucap Kayla.
"Ambil dilaci sebelah kanan." Jawab Tasya.
Dengan cepat Kayla menyumpal mulut Kinara menggunakan tissue dan menutupi wajah Kinara dengan buku paket yang besar.
Huhhh syukurlah suaranya nggak sekenceng tadi. Gue nggak nyaka anak Sultan juga bisa ngorok , sisi lain tersembunyi itu hehe. Bathin Kinara terkekeh geli mengingat tingkah Kinara saat tidur tadi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!