Marvel terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat, apakah ia tidak salah lihat? Atau kah ini hanya imajinasi nya saja?
Jikalau memang apa yang ia lihat itu benar adanya, lalu kenapa Clara berlutut kepada laki laki itu? Apa hubungan Clara dengan laki laki itu?
Banyak sekali pertanyaan pertanyaan yang bersarang di kepala Marvel, ia tidak suka melihat Clara lemah seperti tadi, ia tidak suka melihat Clara berlutut dihadapan laki laki itu. Marvel tidak suka.
"Kau baik baik saja?"
Marvel terkejut ketika kakaknya dengan tiba tiba menepuk bahunya, Marvel mengusap wajahnya kasar dan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa apa."
"Kau kelihatan aneh hari ini, apa benar kau tidak apa apa?"
Marvel hanya menganggukkan kepalanya, Marvel tidak mungkin memberi tahu kakaknya itu bahwa ia tengah risau mengenai perempuan yang bahkan tidak tertarik kepadanya.
"Bukan apa apa kak, apa kita sudah bisa pulang?" Marvel ingin cepat pergi dari pesta ini, pikiran Marvel tidak tenang setelah melihat kejadian sebelumnya.
"Ya kita bisa pulang sekarang, lagi pula aku pun ada urusan lain yang harus ku urus."
***
"Kenapa kalian bisa pulang bersama?"
Pertanyaan itu yang Clara dapat sesaat ia turun dari mobil Damian, Clara tidak menggubris pertanyaan dari kakaknya itu. Clara lebih memilih untuk pergi ke kamarnya, meninggalkan pasangan suami istri tersebut berbincang sesuka hati mereka.
"Sayang, kenapa kau bisa pulang dengan Clara?" Diana bertanya kepada Damian dengan nada lembut meski ia tidak bisa menyembunyikan ketidak sukaannya terhadap kebersamaan Damian dengan Clara.
"Kami kebetulan bertemu di pesta rekan kerja ku." Damian menjawab tanpa melirik Diana, Damian berfokus melepaskan jas dan juga jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Diana mengerutkan alisnya tidak senang, "Kau pergi ke pesta tapi tidak mengajak ku?" Diana sudah siap untuk merajuk namun reaksi yang Damian berikan membuat Diana tidak bisa mengelak.
"Bukan kah kau baru kembali dari rumah sakit setelah melakukan operasi panjang, mana mungkin aku mengganggu mu."
"Lalu kenapa kau pulang bersama dengan Clara? Dia bisa pulang sendiri, kenapa juga harus dengan mu." Diana melipat tangannya di depan dada, ia benar benar tidak suka dengan keberadaan adiknya itu.
Damian melirik Diana sejenak, ia melangkah mendekati Diana dan lagi lagi mengatakan hal yang membuat Diana mati kutu. "Kenapa dia harus pulang sendiri sementara ada aku kakak iparnya, dan kita juga tinggal serumah jadi apa masalahnya. Kenapa kau bersikap seolah kau membenci adik kandung mu sendiri?"
Diana menggigit bibirnya, ia tidak ingin Damian mengetahui bahwa ia benci sekali dengan adiknya itu. Diana tidak ingin Damian menganggapnya sebagai kakak yang jahat namun Diana selalu saja tidak bisa mengontrol perkataannya.
Ketika Damian pergi meninggalkan nya menuju kamar mandi saat itu lah Diana berdecak kesal, Diana berpikir kenapa juga harus ada Clara di dunia ini. Melihat Clara bernafas di sekelilingnya saja sudah membuat Diana kesal setengah mati.
Diana berpikir bahwa ia harus memikirkan bagaimana caranya untuk menyingkirkan Clara tanpa membuat Damian curiga sedikitpun.
***
Clara berdiri di balkon kamarnya memandang langit malam yang gelap, sejenak Clara memijat pelipisnya. Ia teringat kejadian yang sebelumnya terjadi, entah sampai kapan Clara harus bertahan dan rela harga dirinya di injak injak demi uang.
Terkadang Clara berpikir kenapa harus ia yang mengalami semua ini diantara banyak nya orang di dunia ini? Kehilangan orangtua, tidak punya tempat bersandar dan mengadu kemana pun dan bahkan hanya bisa diam saat harga dirinya di injak injak seolah olah tidak berharga.
Kuliahnya masih butuh waktu yang lama, kedepannya Clara masih membutuhkan uang. Clara tidak bisa lepas dari Damian jika ia sendiri bahkan tidak bisa memberi makan dirinya sendiri.
Clara harus bertahan, segala sesuatu memang harus ada pengorbanan kan? Maka ini lah pengorbanan yang harus Clara lakukan demi dirinya sendiri, Clara tidak akan menyerah.
Sesaat semuanya selesai Clara berjanji ia akan melepaskan dirinya dari semua siksaan yang ia alami ini.
Clara memilih masuk kembali ke kamar dan menutup pintu balkon rapat rapat, ia harus segera tidur. Besok ia ada kelas pagi.
***
"Clara! Kenapa kau pergi begitu saja dari pestanya semalam?! Aku pusing mencari mu kesana kemari dan ternyata kau sudah pulang, kau pulang dengan siapa?" Josephine langsung menyerbu Clara dengan pertanyaan pertanyaannya sesaat Clara menyapanya.
"Ahh.. aku ada urusan mendadak, kau tidak perlu khawatir aku pulang dengan selamat."
Josephine mendesah sebal, sebenarnya ia kesal karena semalam ia jadi tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengan Clara tapi mau bagaimana lagi. Semuanya juga sudah terjadi, mau marah marah juga percuma saja rasanya.
"Ku harap lain kali saat aku mengajak mu lagi kau tidak akan menghilang tiba tiba lagi seperti semalam."
Clara hanya tersenyum sebagai jawaban, ia tidak bisa berjanji kepada Josephine. Clara hidup dengan penuh masalah yang datangnya tiba tiba, Clara tidak bisa berjanji tentang hal yang bahkan ia sendiri tidak tahu bisa menepatinya atau tidak.
"Kau juga ada kelas pagi hari ini?" Josephine mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Iya, aku hanya ada satu kelas hari ini. Hanya pagi ini dan setelahnya aku akan ke perpustakaan."
Josephine menyipitkan matanya menatap Clara dengan pandangan tidak percaya, "Perpustakaan? Kau tidak muak apa terus menerus kesana. Aku tidak akan bertanya jika yang kau baca itu novel atau buku hiburan semacamnya tapi kau terus saja belajar, nikmati lah hidup mu Clara. Kau hanya hidup sekali jangan sampai kau mati tanpa pernah bisa merasakan kebahagiaan di dunia ini."
Clara terdiam, iya ia tahu bahwa dirinya sangat amat memaksa dirinya sendiri untuk melebihi batasannya, Clara terus belajar belajar dan belajar, Clara tidak ada waktu untuk hang out bersama teman temannya.
Clara juga sebenarnya ingin pergi ke rumah teman, menginap, pesta piama, membeli kado dan datang ke pesta ulang tahun teman, atau bahkan hanya sekedar berbincang di cafe, berbelanja bersama, karaoke, dan sebagainya.
Banyak yang ingin Clara lakukan tapi ia tidak bisa, Clara selalu terhalang oleh uang dan juga dirinya sendiri, Clara selalu mengatakan kepada dirinya tidak apa semuanya akan berakhir indah. Penderitaan ini hanya sementara saja, tapi terkadang Clara juga lelah akan semuanya. Sampai berapa lama lagi ia bisa bertahan?
"Jikalau kau tidak ada kelas lagi nanti lebih baik kau ikut dengan ku, kita perg-"
"Tidak." belum sempat Josephine menyelesaikan ajakannya Clara sudah lebih dahulu menolak, Clara tidak bisa menerima tawaran Josephine.
Sebelum datang ke kampus Clara sempat memeriksa rekeningnya, uang yang Damian kirimkan sebelumnya sudah harus Clara pakai untuk biaya semesteran nya. Clara tidak boleh boros, belum lagi jika ada keperluan mendadak untuk tugas tugas kuliah, Clara menanggung semuanya sendirian ia tidak ada tempat untuk mengeluhkan persoalan uang dan merengek minta uang.
"Kau ini.. kau seolah olah takut akan masa depan. Harusnya kau tidak perlu takut, lagi pula kakak ipar mu kan orang kaya, jika lulus nanti kau bisa minta bantuannya untuk memasukkan mu ke salah satu perusahaannya kan?"
Clara berdecih dalam hati, seandainya semudah itu. Clara diberi uang saja tidak secara cuma cuma. Clara harus mengorbankan tubuh dan harga dirinya untuk itu, apalagi posisi diperusahaan Clara mungkin harus mengorbankan nyawanya nanti.
Hidup itu kejam, kenyataannya dunia tidak pernah seindah yang kita bayangkan.
***
Clara membungkuk meminta maaf kepada mahasiswa dan mahasiswi yang lain yang terganggu karena suara dari ponselnya yang tiba tiba saja berdering mengganggu ketenangan yang ada.
Clara sempat mengernyitkan alisnya ketika melihat bahwa Damian lah yang menelepon nya. Clara sempat khawatir, ia takut jika Damian akan meminta hal aneh lagi sama seperti sebelumnya.
"Haloo.."
"Kau masih di kampus sekarang?"
"I-iya, ada apa?"
"Jika urusan mu sudah selesai datang lah ke kantor ku. Segera."
Sambungan telepon tersebut diputus begitu saja, Clara mengusap wajahnya dalam panik. Ada apa lagi ini? Clara takut jika Damian meminta nya untuk datang ke kantor karna masalah yang sama dengan sebelumnya. Melakukan hal ‘itu’ di kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Khalis Naufazha
knp Clara kamu lemah sekali mending ndak usah kuliah pergi sejauh mungkin dr kkk dan iparmu hiduplah dgn tenang
2021-08-15
0
Eno Cuttee
aduh Clara kamu tuh gak.usah maksain kuliah, kerja aja dulu kalo udah sukses baru lanjut lagi kuliah nya daripada jual diri begitu
2021-04-22
1
Salma Asyura
knp kknya benci banget sama adiknya
2021-03-30
0