Clara menaiki lift dengan ragu ragu, Clara takut sekali menuju ruangan Damian. Ia hanya seorang adik ipar, seharusnya adik ipar apalagi perempuan tidak seintens ini kan berhubungan dengan kakak iparnya?
Clara takut orang orang akan curiga termasuk para karyawan Damian, belum lagi besar kemungkinan Kakak Clara datang mengunjungi suaminya itu, bukan kah kakaknya nantinya akan bertanya tanya mengapa Clara datang ke kantor suaminya?
Clara memang tidak begitu merasa bersalah kepada kakaknya tentang berselingkuh dengan suami kakak nya itu hanya saja Clara masih punya malu, ia malu jika suatu saat nanti ketahuan.
Clara tersenyum ketika ia melihat sekretaris Damian yang dengan sigap berdiri menyambut kehadiran nya. Jackson balas tersenyum dan mempersilahkan Clara masuk kedalam ruangan Damian tersebut.
Memasuki kantor Damian dan Clara mendapati laki laki itu tengah menghisap rokoknya dengan santai tak lupa kakinya yang dengan sombongnya diangkat diatas meja.
Clara tidak bisa komplain, Damian bisa melakukan apapun yang ia mau bahkan jika Damian ingin berguling guling dilantai saat ini pun itu semua terserah pada Damian, Clara tidak bisa melarang. Status Clara disini hanya sebagai alat pemuas nafsu Damian dan Damian sebagai pusat uang Clara.
“Kenapa kau lama sekali?” Damian bertanya tanpa memandang Clara, ia sibuk menyundut rokoknya itu ke asbak, memastikan rokoknya itu mati sebelum akhirnya ia menoleh kearah Clara dengan wajah datarnya.
“Ah aku bersama dengan teman ku sebelumnya jadi aku agak terlambat kemari.” Clara agak canggung, ia tidak pernah berbicara atau benar benar berbincang dengan Damian, hubungan mereka hanya sebatas hubungan fisik selama seminggu ini.
Clara sendiri tidak tahu kenapa Damian memintanya datang kemari, “Ada apa kau meminta ku datang kemari?” Clara menyuarakan isi pikirannya.
Clara memperhatikan Damian yang bangkit dari posisi duduknya, Clara agak canggung ketika Damian melangkah mendekatinya, entah apa yang ingin Damian lakukan.
“Kenapa kau bertanya apa alasan aku meminta mu kemari, apa kau ini bodoh?” Damian menangkap pipi Clara, ia menyelipkan anak rambut yang dengan nakalnya menutupi wajah Clara.
Clara menahan nafasnya ketika Damian mendadak mendekatkan wajahnya, “Aku membayar mu bukan untuk mempertanyakan tugas mu, kau tahu sendiri bukan berapa banyak uang yang aku keluarkan untuk mu?”
Clara melangkah mundur seketika, ia tahu Damian sudah mengeluarkan banyak uang untuknya dan Clara juga baru mengetahui apa maksud Damian menyuruhnya kemari.
“Ma-maksud mu kau mau kita melakukan nya disini? Di kantor mu?”
Clara menggelengkan kepalanya, semoga saja Damian tidak mengiyakannya, semua itu tidak mungkin. Mereka tidak bisa melakukannya disini, bagaimana jika ada yang memergoki mereka nantinya? Itu semua berbahaya.
“Kalau bukan disini lalu dimana lagi, salah mu sendiri datang terlambat dan aku sudah tidak punya waktu lagi untuk sekedar keluar mencari hotel.”
“Jangan gila kau Damian bagaimana bisa kita melakukannya disini, bagaimana jika ada yang datang?” Clara menatap horor kearah Damian, ia mengelak ketika Damian hendak mencium nya.
“Tenanglah aku sudah meminta sekretaris ku untuk berjaga agar tidak ada orang yang bisa masuk tanpa seijin ku.” Damian kembali mencoba untuk mencium Clara namun Clara sekali lagi mengelak, Damian berdecak tak senang melihat penolakan Clara.
“Ba-bagaimana jika ada yang mendengar, lalu bagaimana jika kakak ku datang? Jackson tidak akan bisa mencegah Kak Diana untuk masuk kan, dia istri mu.” Clara masih saja memberikan alasan alasan, tentu saja Clara terus mengelak, tempat ini bukanlah tempat yang bagus untuk melakukan itu, Clara tidak mau melakukannya disini.
“Berhenti membuat alasan alasan Clara, jika yang kau takutkan adalah desahan mu akan terdengar oleh orang diluar kau tidak perlu takut, ruangan ku ini kedap suara. Kau mau menjerit hingga pita suara mu lepas pun tidak akan ada yang mendengar.” Damian dengan kasar menarik dagu Clara, “Jangan buat alasan lain, aku membayar mu bukan untuk membantah ku.”
Damian dengan kasar mendorong Clara, memaksa Clara bersandar di meja kerja membelakanginya. Damian tidak memperdulikan permohonan Clara ataupun bujukan bujukan Clara untuk melakukannya di hotel terdekat.
Clara keluar dari ruangan Damian dengan langkah tertatih, Clara merasa kasihan terhadap dirinya sendiri, ia harus buru buru pergi dari ruangan Damian setelah apa yang Damian lakukan padanya, bukan karna Clara takut berlama lama disana melainkan karena Damian mengusirnya, Damian sendiri yang memintanya untuk segera pergi.
Clara merasa Damian begitu tidak punya hati, bagaimana bisa Damian tidak memberikannya waktu sejenak saja untuk mengumpulkan tenaga?
Clara mencoba untuk melangkah tanpa menimbulkan kecurigaan, Clara harus segera pergi, ia harus segera kembali kerumah dan membersihkan dirinya.
Damian melirik pintu ruangannya yang kembali tertutup setelah kepergian Clara, Damian mengusap wajahnya kasar. Ia merasa dirinya tidak terkontrol, Damian tidak tahu kenapa ia meminta Clara untuk melayaninya di kantornya. Damian bukan tipikal laki laki ceroboh yang tidak pikir panjang tapi entah kenapa ia tidak bisa mengontrol dirinya.
Maksud Damian awalnya meminta Clara datang ke kantornya lantaran Damian baru mengetahui bahwa tunjangan kuliah Clara selama ini tidak pernah di biayai oleh kakaknya dan Damian baru menyadari bahwa alasan Clara mau melayaninya adalah karna untuk biaya pendidikannya.
Awalnya Damian ingin bertanya kepada Clara apakah uang yang ia berikan cukup untuk menunjang kebutuhan pendidikan dan kebutuhan sehari harinya, hanya saja melihat Clara justru membuat Damian hilang kendali, belum lagi karna keterlambatan Clara, Damian tidak bisa menolerir kesalahan sekecil apapun, sikap perfeksionis nya itu sudah mendarah daging.
Damian mendesah ketika mengingat bahwa ia lupa memberikan uang kepada Clara lantaran ia terburu buru menyuruh Clara pergi dari ruangannya, Damian merasa kasihan namun juga kesal dalam waktu bersamaan tiap kali ia melihat Clara.
Damian kasihan lantaran Clara rela menjual tubuhnya demi biaya pendidikannya namun Damian juga kesal karena tiap kali melihat Clara ia teringat dengan istrinya, dan juga kesalahan kesalahan yang istrinya buat kepadanya.
Tiap meniduri Clara, Damian selalu berpikir bahwa kakak beradik itu sama saja, sama sama pengkhianat. Yang satu mengkhianati suaminya, yang satunya lagi mengkhianati kakaknya.
Damian meraih ponselnya yang tergeletak di meja kerjanya, ia mengirimkan nominal uang ke rekening Clara, ia tidak ingin berhutang kepada wanita itu, sudah seharusnya Damian membayar setelah memakai.
Setelah berhasil mengirimkan sejumlah uang ke rekening Clara, fokus Damian beralih pada pesan masuk dari nomer Istrinya—Diana.
From : Diana
Dam, sore ini aku mendadak ada jadwal operasi, kemungkinan aku tidak bisa pulang malam ini. Maaf ya.. ♥️
Damian membaca pesan itu dengan wajah datar, Damian tahu pesan itu berisikan kebohongan Diana yang kesekian kalinya, Damian tidak bodoh. Damian tahu bahwa Diana bukannya ingin melakukan operasi melainkan menghabiskan malam indah dengan selingkuhannya yang sama sama berprofesi sebagai dokter itu.
Damian sudah mengetahui bahwa Diana berselingkuh jauh hari, tepat di hari kedua setelah pernikahan mereka. Namun Damian masih belum bisa mengambil keputusan, Damian ingin sekali memutuskan hubungannya dengan Diana namun Damian tidak bisa bercerai begitu saja, Damian tidak ingin berita perceraiannya akan menjadi bumerang bagi keluarga besarnya, Ibu Damian sangat menyayangi Diana dan juga Ibu Damian dalam kondisi yang tidak sehat, Damian tidak ingin ibunya kenapa kenapa.
Lagi pula Damian tidak akan diam saja dan terima begitu saja menjadi korban, Jika Diana bisa berselingkuh maka sama dengan dirinya, ia juga bisa berselingkuh bahkan mungkin lebih menyakitkan karna berselingkuh dengan adik dari Diana sendiri.
Mengingat hal itu saja sudah membuat sudut bibir Damian terangkat, baginya perselingkuhan memang sepatutnya dibalas dengan perselingkuhan juga.
“Kau dari mana saja?!” Diana menatap sinis Clara yang baru saja masuk ke dalam rumah, “Kau makin hari makin sering berkeliaran, jangan berulah dan membuat ku malu!”
Clara mendelik sebal, “Urusi saja urusan mu. Kau tidak pernah perduli kan kepada ku maka terus saja bersikap tidak perduli!”
Diana menatap Clara berang, ia melangkah mendekati Clara dan dengan kencang menarik rambut adiknya itu.
“Berani beraninya kau melawan ku! Kau harusnya sadar kau itu berhadapan dengan siapa! Kau ini tinggal dirumah ku, aku bisa saja mengusir mu dari sini!”
Clara tidak gentar sama sekali dengan ancaman Diana, “Aku tidak takut kau mengusir ku, karena ini bukan rumah mu ini rumah Damian. Dan juga aku bingung kenapa kau terus saja memperlakukan aku seperti ini, aku meragukan kalau kau ini benar benar kakak ku, benar kah bahwa kita memiliki darah yang sama?!”
Diana menghempaskan hambatannya dengan kencang hingga Clara sedikit terhuyung kebelakang, “Kita memang sedarah, tapi sejak kau lahir di dunia ini aku tidak pernah menganggap mu sebagai adik ku. Setelah kehadiran mu kasih sayang ayah dan ibu berkurang, bahkan kau juga mengambil segala sesuatu yang seharusnya jadi milik ku! Maka dari itu aku tidak akan pernah membiarkan kau bahagia, liat saja aku akan membuat Damian mengusir mu dari rumah ini. Karna Damian adalah suami ku dan dia pasti akan mendengarkan apa saja yang aku katakan dan yang aku minta!”
Diana pergi begitu saja, meninggalkan Clara yang menatap bahu kakaknya itu dengan penuh dendam.
Suami yang kau bilang akan mendengarkan semua yang kau katakan dan semua yang kau minta itu bahkan tanpa sepengetahuan mu sudah tidur dengan ku.
Aku bukan orang lemah, aku tidak akan membiarkan manusia licik seperti mu menghancurkan ku. Jika salah satu diantara kita harus menderita maka aku akan memastikannya bahwa bukan aku yang akan berada di posisi itu.
Aku sudah tidak mau lagi berada di posisi itu, tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
✨️ɛ.
childish amat lu Diana, udah tuek jg masih aja berpikiran sempit kek gitu..
2024-10-23
0
dhapz H
kebohongan" diana hanya utk melakukan perselingkuhan
2021-07-14
0
Aisyah ❤️fik-ra
mampirr
2021-05-27
0