SUGAR BROTHER
Semua orang selalu menganggap seorang pelacur adalah wanita kotor, wanita tidak punya harga diri, tidak tahu malu, pecinta kemewahan, pelacur selalu dikaitkan kaitkan dengan hal hal yang buruk.
Begini lah Clara Aurora sekarang, Clara tidak perduli orang orang menggunjingkan dirinya dibelakang, Clara melakukannya demi dirinya sendiri, itu tidak akan membuatnya menyesal.
Clara bisa saja mendapat beasiswa di kampusnya namun itu semua terasa mustahil baginya, seandainya ia secerdas yang ia harapkan maka semuanya tidak akan begini, tapi apakah Clara harus terus menyalahkan kemampuannya? Memaksa dirinya untuk melewati batas kemampuannya?
Clara selalu berandai andai, andaikan saja sosok laki laki bernama Marvel Orlando tidak pernah ada atau tidak satu kampus dengannya, atau paling tidak Marvel Orlando tidak jauh lebih pintar darinya maka semua akan terasa mudah bagi Clara.
Namun Clara tidak bisa menyalahkan orang lain untuk masalah yang ia hadapi, Clara tidak bisa menuntut apa apa kepada Marvel, laki laki itu sama sepertinya hanya saja laki laki itu mampu menggapai apa yang ia mau sedangkan Clara tidak.
Clara terkadang bertanya tanya kenapa orang lain bisa sedangkan dirinya tidak? Apa yang membuatnya berbeda? Apakah karna Clara kurang waktu istirahat dan juga belajar? Apakah karna Clara memiliki lebih dari 2 pekerjaan part time sehingga semuanya kacau balau?
Apakah karna Clara berkali kali jatuh tertidur di jam pelajaran karna tidak tidur semalaman demi shift kerja nya? Clara tidak tahu bagaimana lagi harus menyimpulkannya.
Clara kembali berandai andai, seandainya ia memiliki seseorang yang bisa terus mendukungnya, berada disisinya membantunya meskipun tidak secara finansial melainkan mental semuanya mungkin akan sedikit terasa ringan, namun itu semua hanya andaian saja.
Nyatanya Clara tidak punya siapa siapa, orangtuanya saja sudah lama tiada, Clara hanya punya seorang kakak perempuan yang bahkan tidak perduli apakah Clara masih bernafas atau tidak.
Bukan sekali dua kali Clara memohon bantuan sang kakak namun kakaknya itu tidak pernah perduli, kakaknya selalu mengatakan bahwa adalah salah Clara sendiri.
Salahkah Clara berusaha mengejar cita citanya? Salahkah ia meminta bantuan sang kakak yang notabene nya adalah keluarganya, salahkah ia meminta bantuan kepada kakaknya yang hidupnya sudah mewah karna menikah dengan orang kaya, salah kah Clara mengharapkan bantuan dari orang yang satu satunya ia miliki di dunia ini?
Ya, semuanya berakhir sama. Kekecewaan, Clara tidak mendapatkan apapun meski ia mengemis, semuanya terasa memuakkan, cacian kakaknya pun membuat Clara hilang akal, tuntutan biaya kuliahnya pun juga membuat Clara bagai tercekik, Clara terlalu tertekan sehingga memilih jalan pintas yang Clara yakini suatu saat akan membawa petaka baginya.
Clara memilih untuk tidur dengan suami kakaknya sendiri, Damian Leonardus. Kakak ipar yang tidak punya hati, namun setidaknya memiliki uang yang banyak sehingga Clara rela harus bersembunyi, bermain kotor diranjang milik kakaknya dan juga kakak iparnya sendiri.
Clara menatap cek yang Damian letakkan di atas nakas, sudah jadi kebiasaan Damian meletakkan ‘upah’ Clara disana dan meninggalkan Clara begitu saja.
Miris memang, Clara akan dikunjungi tiap kali Damian tidak bisa meniduri kakak Clara. Mereka melakukannya diam diam tepat dikamar Clara, atau bahkan di hotel.
Merasa bersalah? Terkadang itu memang terbesit dihati Clara namun lenyap bersamaan dengan sikap kakaknya yang selalu menyakitinya, mengabaikannya, dan tidak pernah menyayanginya sebagai seorang adik.
Clara butuh uang dan juga salah kakaknya tidak bisa menjaga suaminya sendiri, salah kakaknya yang tidak bisa membuat suaminya hanya menyentuh dirinya. Salah kakaknya juga telah menyakitinya sehingga ia sudah tidak merasakan lagi rasa perduli kepada kakak satu satunya itu.
Clara bangkit dari ranjang, ia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Mungkin saat ini Damian sudah kembali ke kamarnya dan tidur memeluk kakak Clara.
Clara melangkah lunglai menuju kamar mandi, ia akan membersihkan tubuhnya dari bekas bekas kegiatan kotornya bersama kakak iparnya sendiri.
Dalam rintikan shower Clara berpikir, sampai kapan ia akan terus seperti ini? Sampai kebutuhannya terpenuhi dan ia sudah tidak membutuhkan lagi uang dari Damian? Tapi kapan hari itu datang?
“Ah dia lagi, dia memang anak kesayangan para dosen di kampus ini.”
Clara mengikuti arah pandang Josephine yang memandang sosok laki laki tinggi dengan wajah tampan yang disukai banyak wanita—Marvel Orlando.
Clara buang muka, ia malas melihat kearah laki laki itu. Clara tidak benci dengan Marvel, Clara hanya iri dengan kehidupan laki laki itu. Ya.. Clara akui bahwa ia sedikit jengkel dengan laki laki itu.
Clara jengkel lantaran Marvel adalah anak orang kaya, ia mampu membayar biaya kuliahnya lalu kenapa ia justru menerima beasiswa yang kampus mereka berikan? Seandainya Marvel menolak maka mungkin Clara lah yang akan menerimanya, dan Clara tidak akan perlu menjual dirinya kepada kakak iparnya sendiri.
Clara sudah tidak bisa ambil cuti kuliah terus menerus hanya karena ia tidak bisa bayar biaya kuliah, Clara ingin cepat lulus dan mengejar karir yang ia impikan dan pergi jauh dari kehidupan kakak dan kakak iparnya.
“Hah lihatlah dia sombong sekali, dia mengusir setiap orang yang duduk satu meja dengannya.” Josephine berkomentar melihat tingkah Marvel, Clara mau tak mau kembali menoleh kebelakang untuk melihat Marvel yang tengah mengusir seorang wanita yang mencoba untuk makan satu meja dengannya.
“Kita tidak perlu membahas dia ataupun memperhatikan dia, tidak ada untungnya.” Clara kembali menyibukkan diri dengan jus yang ia miliki.
Josephine mengangguk membenarkan perkataan Clara, “Oh ya, kau ada pekerjaan paruh waktu hari ini?”
Clara menggelengkan kepalanya, “Aku sudah keluar dari semua pekerjaan paruh waktu ku, aku akan fokus kuliah.”
Josephine menatap Clara dengan pandangan penuh selidik, ia mendadak curiga lantaran Clara selalu mengeluh tidak punya uang jika tidak berkerja, lalu dari mana Clara akan mendapatkan uang untuk keperluan kuliahnya?
“Kau tidak melakukan hal aneh demi uang kan Ra?”
Mendengar pertanyaan Josephine itu Clara nyaris saja tersedak, namun ia mencoba untuk mengendalikan dirinya, ia tersenyum palsu. “Melakukan apa? Haha, aku tidak melakukan apa apa, hanya saja kakak ku memutuskan untuk membayar segala biaya kuliah ku. Ia sudah mau mengerti permasalahan ku sekarang.”
Clara berbohong, jelas saja ia berbohong, tidak mungkin kan ia mengatakan yang sebenarnya kepada Josephine. Sebaik baiknya Josephine kepada dirinya pasti Josephine akan membencinya jika ia tahu kebenaran itu, mana ada orang yang mau memiliki sahabat seperti dirinya, selingkuhan dari kakak iparnya sendiri.
“Syukurlah kalau begitu, kalau begitu sore ini kau mau ikut dengan ku ke toko buku?” Josephine tersenyum manis, berharap senyumannya itu bisa membuat Clara luluh dan mau ikut dengannya. “Aku ingin membeli buku dari penulis favorit ku, kau tahu aku sudah menunggu buku itu tersedia di toko buku sangat lama sekali, sialnya aku tidak bisa ikut PO sebelumnya karna baru memiliki uang sekarang.”
Clara tertawa melihat kepolosan Josephine, ia mengangguk. “Iya aku akan ikut dengan mu.”
Clara meninggalkan Josephine yang sibuk dengan buku yang ingin ia beli, Clara melangkah melihat lihat buku yang ada disana. Clara tidak tertarik membaca novel ataupun buku hiburan lainnya, ia mencari buku buku yang bisa menambah ilmunya, Clara ingin maju, ia berharap ia bisa kaya suatu saat nanti sehingga ia tidak akan diremehkan orang lain lagi.
Pandangan Clara terjatuh pada buku bisnis, mungkin ia perlu banyak belajar tentang bisnis. Ia hendak mengambil buku tersebut namun gerakan tangannya terhenti ketika ia melihat ada tangan lain berhasil mengambil buku itu lebih dulu dibandingkan Clara.
Clara menoleh kearah sosok itu dan mengernyitkan alisnya, “Kau?” Clara menunjuk kearah laki laki itu, ia tidak menyangka akan bertemu dengan Marvel di toko buku ini, melihat wajah Marvel saja Clara sudah emosi rasanya.
“Hei, aku melihat buku ini lebih dahulu!” Clara tidak terima, ia ingin merampas buku tersebut dari Marvel namun ia kalah cepat dan kalah tinggi dari Marvel.
“Jangan bersikap kekanakan, kau bisa meminta kepada penjaga toko, mereka pasti memiliki buku seperti ini lagi. meski di rak habis bukan berarti tidak ada satupun buku ini lagi yang disimpan oleh penjaga toko.”
Clara mendengus mendengar perkataan Marvel, kenapa laki laki itu terdengar menceramahinya? Seharusnya Marvel lah yang meminta buku kepada penjaga toko bukan dirinya, Marvel kan laki laki seharusnya ia mengalah kepada perempuan!
Clara ingin menghentikan laki laki itu dan mendebatnya namun Clara tersadar bahwa ia tidak boleh cari gara gara dengan laki laki itu, Marvel adalah kesayangan orang orang di kampusnya jika ia cari gara gara dengan Marvel sama saja dengan cari gara gara dengan seluruh mahasiswi dan mahasiswa di kampus.
Clara bisa menjadi korban bully kedepannya jika ia melakukan hal itu, Clara hanya bisa memandang punggung laki laki itu dengan segenap rasa dongkol dan rasa iri.
Seandainya saja Clara berada di posisinya, semuanya pasti akan terasa indah bukan?
Clara terkejut ketika ponselnya tiba tiba saja bergetar, Clara merogoh saku celana jeans nya dan melihat ada pesan masuk dari Damian.
From : ATM Berjalan
Kau dimana? Ke kantor ku sekarang!
Clara menghela nafas membaca pesan tersebut, ia tidak membalas pesan tersebut dan memilih mengantongi kembali ponselnya dan menghampiri Josephine.
Ia harus cepat cepat mendatangi Damian, Damian itu tipikal laki laki yang tidak mau menunggu lama, jika Clara terlambat dayang maka Damian akan mengoceh panjang lebar dengan tatapan sinis nya, membayangkannya saja Clara sudah gelisah.
“Josephine, kau sudah selesai? Maaf aku ada urusan mendadak, aku harus buru buru.”
Clara melihat Josephine yang tengah membayar buku yang dibelinya, Josephine terlihat cemberut sesaat menerima uang kembalian dan menatap Clara kecewa.
“Kau ini bagaimana, kau sudah berjanji untuk menemani ku. Padahal setelah ini aku ingin mengajak mu ke cafe, aku masih ingin mengobrol dengan mu.”
“Kita masih bisa melakukannya lain waktu, maaf kan aku ya. Aku benar benar ada urusan mendadak.” Clara tidak bisa melakukan apa apa selain meninggalkan Josephine, ia tidak bisa melawan Damian dan menolak permintaan Damian. Clara sudah berjanji akan menuruti semua perintah Damian demi uang.
Lagi lagi karena uang, uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Lestari
uang segalanya
2022-05-05
0
Fa Rel
baru aja baca soal anaknya eh ii kisah emaknya
2022-02-28
0
dhapz H
Damian laki" yg dingin apa yg akan dibutuhkan dari clara
2021-07-14
1