Berbagi Cinta : Dia Juga Suamiku
Hasbi Mubarak berumur 28 tahun. Kini dia sedang dalam perjalanan ke rumah sakit untuk menjenguk istrinya Fathiyah Azahra berumur 26 tahun yang telah dinikahinya selama empat tahun. Fathiyah mengalami koma setelah melahirkan tiga bulan yang lalu.
Hasbi pergi bersama dengan Kayla Azahra Mubarak, anak pertamanya yang berumur 3 bulan. Kayla duduk di kursi tengah menggunakan baby car seat. Begitu melihat toko bunga, Hasbi menepi dan parkir di pinggir jalan. Dia berniat membeli bunga untuk istrinya. Walau istrinya koma, dia selalu rutin membawa bunga, untuk memperindah kamar inap Fathiyah.
Hasbi turun dari mobil, lalu mengambil baby stroller di bagasi mobil. Setelah baby stroller terpasang sempurna, Hasbi menggendong Kayla, kemudian menidurkannya di baby stroller. Dia berjalan di pinggir jalan dengan santai, suasana tampak lengang. Hasbi berjalan dengan santai dan masuk ke dalam toko bunga, setelah selesai Hasbi menaruh bunga itu di kolong baby stroller, lalu dia keluar. Saat sebentar lagi sampai mobilnya, tiba-tiba ….
Ada orang yang mendorongnya hingga dia jatuh tersungkur dan kepalanya membentur aspal. Baby stroller terlepas dan terdorong ke depan beruntung ada yang menahan baby stroller itu, Hasbi bergegas bangun dan melihat keadaan anaknya, Alhamdulillah anaknya selamat dan tidak apa-apa.
“Terima kasih, Pak. Sudah menolong anak saya.” Hasbi mengangkat Kayla dari baby stroller, milik Hasbi. “Iya Mas, tetapi wanita itulah yang sebenarnya menolong Mas, dia mendorong Mas agar tidak tertabrak mobil yang ngebut tapi malah wanita itu yang tertabrak.” Perkataan Bapak itu mengejutkan Hasbi.
Tadi dia memang mendengar suara seperti benturan dan rem mobil. Rupanya ada kecelakaan.
“Terima kasih, Pak. Saya mau lihat kondisi wanita itu dulu, permisi Pak.” Hasbi segera mendekati kerumunan sambil menggendong Kayla.
Hasbi menerobos kerumunan itu, dilihatnya ada seorang wanita yang tergeletak tak sadarkan diri di atas aspal di tengah jalan, dengan darah yang menggenang di sekitar pahanya,
“Maaf, Bapak-bapak. Saya minta tolong, angkat wanita ini ke mobil saya, biar saya antar dia ke rumah sakit. Saya takut dia kehabisan darah karena darahnya terlihat semakin banyak.” Mohon Hasbi pada warga sekitar yang mengerumuni korban. Warga pun segera mengangkat korban ke mobil Hasbi, beberapa orang saksi di minta ikut untuk membantu menjelaskan jika dia ditanya kronologis kejadian, karena Hasbi sama sekali tidak mengetahuinya dia sendiri masih shock dan bingung.
Hasbi mendudukkan Kayla di baby car seat untuk bayi 3 bulan, di bangku depan karena di belakang ada wanita itu bersama dengan saksi kejadian. Hanya sekitar sepuluh menit dia sampai di IGD rumah sakit terdekat yang kebetulan rumah sakit itu adalah tempat istrinya di rawat. Para perawat datang membawa brankar lalu menggotong korban yang masih tak sadarkan diri dan terus mengeluarkan darah.
Perawat dan Dokter dengan cepat menangani pasien. Hasbi dilarang masuk ke dalam. Hasbi dimintai keterangan mengenai pasien oleh perawat.
Hasbi kini sedang berada di kamar Fathi, dia juga sudah diobati sikut serta lututnya, yang tadinya sedikit terluka. Hasbi juga sudah di CT SCAN, takutnya ada luka dalam. Hasbi lega hasilnya Alhamdulillah bagus.
Bunda Siti Aminah, ibunya Fathi dan Abdul Malik ayahnya Fathi yang saat itu sedang menuggui Fathi di kamar inap, terkejut melihat Hasbi yang datang dengan luka di kaki dan tangannya sambil menggendong Kayla. Hasbi menceritakan kejadian itu seraya membaringkan Kayla di samping Fathi.
“Sekarang bagaimana keadaannya?” tanya Bu Siti setelah mendengar cerita Hasbi.
“Masih dioperasi Bun,” jawab Hasbi.
“Keluarganya tahu?” tanya Pak Abdul
“Tidak Bun, tidak ada yang tahu siapa dia? Identitasnya tidak ada ponselnya nya juga rusak, jadi tidak ada yang bisa dihubungi, tapi polisi sudah menanganinya dan sedang mencari tahu siapa dia dan keluarganya?” Jawab Hasbi.
“Alhamdulillah, kamu dan Kayla tidak apa-apa, sekarang kamu pergi ke ruang operasi dan tunggui wanita itu, siapa tahu dokternya perlu keluarganya? Saat ini, kamu adalah penanggung jawabnya” Saran Abdul Malik.
“Baiklah Yah, Hasbi titip Kayla dan Fathi Bun, Yah.” Siti mengangguk. Hasbi pun pergi ke ruang operasi wanita itu, dan menunggu di depan ruangan operasi sampai operasi selesai.
Wanita itu dipindahkan ke kamar kelas satu berdekatan dengan kamar Fathi yang hanya terhalang satu kamar. Saat ini Hasbi berada di kamar wanita itu, lalu datang perawat yang ingin memeriksa pasien, perawat itu terkejut sebab dia mengenali pasien ini. Pasien ini adalah Kemala, anak dari bapak Abdul Azis, pasien yang di rawat karena liver.
“Mba Kemala!” ucap perawat itu begitu melihat Kemala .
“Maaf, suster kenal dengan pasien ini?” tanya Hasbi.
“Iya pak, ini adalah Kemala. Anak dari pasien yang dirawat di sini juga, karena itu saya mengenalnya,” jawab perawat itu.
“Benarkah kalau begitu, bisa Anda beri tahu keluarganya kalau Kemala mengalami kecelakaan dan dirawat di sini.”
“Baik Pak, akan saya sampaikan. Sebelumnya saya ingin periksa keadaannya dulu,” ucap perawat itu.
Setelah selesai, perawat itu kemudian pergi. Hasbi duduk di sofa dan mengingat perkataan dokter setelah operasi. Dokter mengatakan bahwa Kemala terpaksa diangkat rahimnya untuk menghentikan pendarahan. Rahimnya terluka parah akibat benturan. Entah bagaimana reaksi Kemala ketika Kemala sadar nanti?
Tok ... Tok ...
Mendengar suara ketukan pintu, Hasbi melangkah mendekati pintu yang terbuka.
“Assalamu'alaikum, ini benar kamar Kemala?” tanya seorang pria begitu melihat Hasbi mendekati pintu yang terbuka.
”Wa'alaikumsalam, iya benar. Anda siapa ya?” tanya Hasbi
“Saya Reyhan, tunangan Mala Saya tahu dari suster kalau Mala kecelakaan dan dirawat di sini.” Rey memperkenalkan dirinya dan masuk ke dalam. Dia berdiri di samping tempat tidur Mala.
“Anda siapa?” Tanya Rey .
"Saya Hasbi, Mala menolong saya ketika kecelakaan terjadi saat ....” Hasbi menghentikan ucapannya ketika mendengar suara dari brankar Kemala.
“Ngh” Kelopak mata Mala terbuka, Rey pun mendekati Mala.
“Mal … kamu sudah sadar. Alhamdulillah, bagaimana? Apa yang kamu rasakan sekarang?” Reyhan membelai rambut Mala, Hasbi keluar memberi waktu untuk mereka berdua.
“Mas Rey, aku di mana?”
“kamu di rumah sakit sayang,” Bayangan peristiwa kejadian kecelakaan terlintas.
Reyhan memencet tombol darurat memanggil dokter.
Dokter datang dengan dua orang perawat memeriksa Mala, dokter menyinggung tentang operasi rahim Mala, Mala dan Reyhan terkejut mendengar keterangan dokter.
Mala histeris sehingga dokter memberikannya obat penenang. Rey sendiri masih bingung hingga tak menyadari dokter sudah keluar, Rey memikirkan hubungannya dengan Mala padahal sebentar lagi mereka akan menikah namun jika Mala tidak bisa memberikannya keturunan, Rey menjadi ragu karena dia dan keluarganya sangat menginginkan keturunan.
“Maaf sayang, aku mencintaimu tapi kau tahu aku dan keluargaku mengharapkan penerus keluarga, hubungan kita sampai di sini saja, kau akan menemukan orang yang menerima dan mencintaimu apa adanya. Semoga kau cepat sembuh dan selalu bahagia.” Setelah mengatakan itu pada Mala yang sedang tidur, Rey pergi. Mala antara sadar dan tidak mendengar suara Rey. Dalam keadaan terpejam air matanya menetes.
“Selamat tinggal Rey, semoga kamu bahagia,” batin Mala.
Malam datang menyapa, langit gelap tanpa bintang. Suasana di kamar Fathi sunyi sepi hanya suara TV yang terdengar walau ada empat orang di kamar ini, semua terdiam. Fathi yang masih koma, ayah dan bunda yang menonton TV, Hasbi yang sedang bermain ponsel.
Terdengar suara pintu diketuk. Hasbi bangkit dan melangkah untuk membuka pintu. Saat dibuka terlihat seorang perawat.
“Maaf Pak, tapi ada pasien yang ingin bertemu dengan Pak Hasbi, dia tidak bisa ke sini karena keadaannya tidak memungkinkan.” Seorang perawat datang memberi tahu.
“Siapa sus, dan ada perlu apa ya?”
“Maaf Pak untuk alasannya saya tidak tahu, tapi dia sangat ingin bertemu dengan Bapak. Dia adalah Pak Abdul Azis ayah dari Kemala,”
“Baiklah Sus, mari kita pergi sekarang aja,” Hasbi pamit pada orang tuanya dan pergi dengan perawat.
Saat ini Hasbi sudah berada di dalam kamar pak Azis, pak Azis mengidap liver yang sudah kronis beliau juga menderita asma , saat ini beliau memakai masker oksigen, dan kateter, tangannya di infus. Hasbi duduk di samping brankar pak Azis.
Mereka pun berkenalan. Pak Azis berbicara dengan suara pelan dan nafas terengah, sambil meneteskan air mata dia meminta pada Hasbi untuk bersedia menikahi Mala .
Tentu Hasbi tidak bersedia, karena Hasbi sudah menikah dan mempunyai anak. Namun, pak Azis memohon kepada Hasbi karena Mala tidak bisa mempunyai anak setelah menolong Hasbi, tunangan Mala juga memutuskan hubungan dengan Mala, tidak akan ada laki-laki yang bersedia menikahi Mala karena Mala sekarang mandul.
“Bapak mohon Nak Hasbi, ini permintaan terakhir Bapak, umur saya tidak lama lagi, saya ingin pergi dengan tenang. Saya ingin menunaikan tugas terakhir saya sebagai seorang Ayah yaitu menikahkan Mala, saya mohon Nak Hasbi.” Pak Azis membujuk Hasbi agar mau menikahi Mala.
"Saya tidak bisa menjawab sekarang Pak. Ini terlalu tiba-tiba buat saya, akan saya diskusikan dengan keluarga saya. Akan tetapi jika boleh saya jujur, saya tidak ingin menikah lagi dan melukai hati istri saya Pak. Saya sangat mencintainya."
"Saya mohon Nak Hasbi pikirkan, bukan maksud saya menyakiti istri Nak Hasbi. Sebagai orang tua, saya ingin anak saya bahagia ... agar saya dapat pergi dengan tenang."
"Baik Pak akan saya pikirkan, saya pamit dulu Pak, assalamu'alaikum." Hasbi pergi tanpa menunggu jawaban salam dari ayah Mala dalam hati Hasbi berkata, “Tak ada yang bahagia dalam poligami Pak, Anda justru akan membuat tiga hati terluka, termasuk anak Anda."
Hasbi kembali ke kamar Fath. Di sana ada amih dan apih orang tua Hasbi juga ayah dan bunda orang tua Fathi.
Hasbi kemudian mengajak orang tuanya keluar dengan alasan mencari makan.
Oang tua Fathi saling tatap lalu melihat ke meja, banyak makanan di sana. Hasbi pergi ke kantin bersama orang tuanya dan memesan kopi. Hasbi berharap ada jalan keluar terbaik dari semua ini.
Hasbi membicarakan permintaan ayah Mala. Orang tua Hasbi tentu terkejut tapi mereka mengerti. Amih memberi saran agar Hasbi menikahi Mala, apalagi ini adalah permintaan terakhir seorang ayah yang sedang sakit.
Mereka merasa iba dengan Mala, juga agar ayah Mala bisa pergi dengan tenang. Nanti masalah orang tua Fathi mereka yang akan membantu membujuknya, Hasbi dan Kayla berutang nyawa pada Kemala.
Ayah Mala memberi waktu satu hari karena baginya waktu sangat berharga. Allah bisa mengambil nyawanya kapan saja, dia memohon pada Allah agar menundanya sampai hari pernikahan tiba. Dia sangat ingin menikahkan anaknya.
Hasbi pergi ke kamar Mala. Mala sedang tidur miring menatap jendela, Mala melihat Hasbi yang sedang masuk ke kamarnya. Mereka bicara dan berkenalan.
Hasbi membahas tentang keinginan ayah Mala, Mala menangis dan minta maaf pada Hasbi karena telah membuatnya susah. Hasbi bertanya apakah Mala bersedia menikah dengannya. Dia sudah menikah dan punya anak, istrinya koma saat melahirkan dan sedang dirawat di rumah sakit ini, anaknya perempuan berumur 3 bulan.
Hasbi tidak bisa berjanji akan memberikan kebahagiaan karena sejujurnya menurut Hasbi, tidak ada kebahagiaan dari poligami. Para istri yang terlihat bahagia saat poligami hanya menutupi kesedihan mereka agar tidak terlihat menyedihkan. Semua pasti merasa terluka.
Baginya sangat egois laki-laki yang berpoligami. Dia saja kalau dikhianati atau didua kan akan merasa sakit hati dan marah, apalagi istri yang harus berbagi cinta dan melihat kemesraan suaminya bersama orang lain.
Sungguh dia tak ingin berpoligami dan menyakiti istrinya, tapi situasi membuat dia bimbang, dia berhutang nyawa pada Mala dan ini juga permintaan terakhir seorang ayah.
Hasbi dilema, akhirnya Hasbi memutuskan akan menikahi Mala. Hasbi berjanji akan menjaganya dan memperlakukannya dengan baik seperti seorang teman. Mala sendiri dengan berat hati bersedia menikah dengan Hasbi demi agar ayahnya pergi dengan tenang dan bahagia, bagaimana nanti kehidupan yang akan dijalaninya? Dia pasrah kepada Allah.
Besoknya orang tua Hasbi pergi ke ayah Mala untuk melamar Mala. Pernikahan dilaksanakan lima jam setelahnya di kamar ruang rawat ayah Mala, perawat dan dokter bersedia menjadi saksi. Orang tua dari Fathi mengetahui pernikahan itu, mereka tidak ingin hadir serta melihatnya.
Mereka sedih dan marah karena anak mereka di madu tapi semua dipaksa keadaan, mereka tak bisa melarang. Entah bagaimana perasaan Fathi ketika dia sadar nanti dan mendapati suaminya telah menikah lagi?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
lina nurmulatifah
!,n!jnn!MHUBUnn!!m nnnnnK7iU
9 O <
2024-10-20
0
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-10-19
0
Neulis Saja
that's fate
2023-02-15
0