Hasbi Mubarak berumur 28 tahun. Kini dia sedang dalam perjalanan ke rumah sakit untuk menjenguk istrinya Fathiyah Azahra berumur 26 tahun yang telah dinikahinya selama empat tahun. Fathiyah mengalami koma setelah melahirkan tiga bulan yang lalu.
Hasbi pergi bersama dengan Kayla Azahra Mubarak, anak pertamanya yang berumur 3 bulan. Kayla duduk di kursi tengah menggunakan baby car seat. Begitu melihat toko bunga, Hasbi menepi dan parkir di pinggir jalan. Dia berniat membeli bunga untuk istrinya. Walau istrinya koma, dia selalu rutin membawa bunga, untuk memperindah kamar inap Fathiyah.
Hasbi turun dari mobil, lalu mengambil baby stroller di bagasi mobil. Setelah baby stroller terpasang sempurna, Hasbi menggendong Kayla, kemudian menidurkannya di baby stroller. Dia berjalan di pinggir jalan dengan santai, suasana tampak lengang. Hasbi berjalan dengan santai dan masuk ke dalam toko bunga, setelah selesai Hasbi menaruh bunga itu di kolong baby stroller, lalu dia keluar. Saat sebentar lagi sampai mobilnya, tiba-tiba ….
Ada orang yang mendorongnya hingga dia jatuh tersungkur dan kepalanya membentur aspal. Baby stroller terlepas dan terdorong ke depan beruntung ada yang menahan baby stroller itu, Hasbi bergegas bangun dan melihat keadaan anaknya, Alhamdulillah anaknya selamat dan tidak apa-apa.
“Terima kasih, Pak. Sudah menolong anak saya.” Hasbi mengangkat Kayla dari baby stroller, milik Hasbi. “Iya Mas, tetapi wanita itulah yang sebenarnya menolong Mas, dia mendorong Mas agar tidak tertabrak mobil yang ngebut tapi malah wanita itu yang tertabrak.” Perkataan Bapak itu mengejutkan Hasbi.
Tadi dia memang mendengar suara seperti benturan dan rem mobil. Rupanya ada kecelakaan.
“Terima kasih, Pak. Saya mau lihat kondisi wanita itu dulu, permisi Pak.” Hasbi segera mendekati kerumunan sambil menggendong Kayla.
Hasbi menerobos kerumunan itu, dilihatnya ada seorang wanita yang tergeletak tak sadarkan diri di atas aspal di tengah jalan, dengan darah yang menggenang di sekitar pahanya,
“Maaf, Bapak-bapak. Saya minta tolong, angkat wanita ini ke mobil saya, biar saya antar dia ke rumah sakit. Saya takut dia kehabisan darah karena darahnya terlihat semakin banyak.” Mohon Hasbi pada warga sekitar yang mengerumuni korban. Warga pun segera mengangkat korban ke mobil Hasbi, beberapa orang saksi di minta ikut untuk membantu menjelaskan jika dia ditanya kronologis kejadian, karena Hasbi sama sekali tidak mengetahuinya dia sendiri masih shock dan bingung.
Hasbi mendudukkan Kayla di baby car seat untuk bayi 3 bulan, di bangku depan karena di belakang ada wanita itu bersama dengan saksi kejadian. Hanya sekitar sepuluh menit dia sampai di IGD rumah sakit terdekat yang kebetulan rumah sakit itu adalah tempat istrinya di rawat. Para perawat datang membawa brankar lalu menggotong korban yang masih tak sadarkan diri dan terus mengeluarkan darah.
Perawat dan Dokter dengan cepat menangani pasien. Hasbi dilarang masuk ke dalam. Hasbi dimintai keterangan mengenai pasien oleh perawat.
Hasbi kini sedang berada di kamar Fathi, dia juga sudah diobati sikut serta lututnya, yang tadinya sedikit terluka. Hasbi juga sudah di CT SCAN, takutnya ada luka dalam. Hasbi lega hasilnya Alhamdulillah bagus.
Bunda Siti Aminah, ibunya Fathi dan Abdul Malik ayahnya Fathi yang saat itu sedang menuggui Fathi di kamar inap, terkejut melihat Hasbi yang datang dengan luka di kaki dan tangannya sambil menggendong Kayla. Hasbi menceritakan kejadian itu seraya membaringkan Kayla di samping Fathi.
“Sekarang bagaimana keadaannya?” tanya Bu Siti setelah mendengar cerita Hasbi.
“Masih dioperasi Bun,” jawab Hasbi.
“Keluarganya tahu?” tanya Pak Abdul
“Tidak Bun, tidak ada yang tahu siapa dia? Identitasnya tidak ada ponselnya nya juga rusak, jadi tidak ada yang bisa dihubungi, tapi polisi sudah menanganinya dan sedang mencari tahu siapa dia dan keluarganya?” Jawab Hasbi.
“Alhamdulillah, kamu dan Kayla tidak apa-apa, sekarang kamu pergi ke ruang operasi dan tunggui wanita itu, siapa tahu dokternya perlu keluarganya? Saat ini, kamu adalah penanggung jawabnya” Saran Abdul Malik.
“Baiklah Yah, Hasbi titip Kayla dan Fathi Bun, Yah.” Siti mengangguk. Hasbi pun pergi ke ruang operasi wanita itu, dan menunggu di depan ruangan operasi sampai operasi selesai.
Wanita itu dipindahkan ke kamar kelas satu berdekatan dengan kamar Fathi yang hanya terhalang satu kamar. Saat ini Hasbi berada di kamar wanita itu, lalu datang perawat yang ingin memeriksa pasien, perawat itu terkejut sebab dia mengenali pasien ini. Pasien ini adalah Kemala, anak dari bapak Abdul Azis, pasien yang di rawat karena liver.
“Mba Kemala!” ucap perawat itu begitu melihat Kemala .
“Maaf, suster kenal dengan pasien ini?” tanya Hasbi.
“Iya pak, ini adalah Kemala. Anak dari pasien yang dirawat di sini juga, karena itu saya mengenalnya,” jawab perawat itu.
“Benarkah kalau begitu, bisa Anda beri tahu keluarganya kalau Kemala mengalami kecelakaan dan dirawat di sini.”
“Baik Pak, akan saya sampaikan. Sebelumnya saya ingin periksa keadaannya dulu,” ucap perawat itu.
Setelah selesai, perawat itu kemudian pergi. Hasbi duduk di sofa dan mengingat perkataan dokter setelah operasi. Dokter mengatakan bahwa Kemala terpaksa diangkat rahimnya untuk menghentikan pendarahan. Rahimnya terluka parah akibat benturan. Entah bagaimana reaksi Kemala ketika Kemala sadar nanti?
Tok ... Tok ...
Mendengar suara ketukan pintu, Hasbi melangkah mendekati pintu yang terbuka.
“Assalamu'alaikum, ini benar kamar Kemala?” tanya seorang pria begitu melihat Hasbi mendekati pintu yang terbuka.
”Wa'alaikumsalam, iya benar. Anda siapa ya?” tanya Hasbi
“Saya Reyhan, tunangan Mala Saya tahu dari suster kalau Mala kecelakaan dan dirawat di sini.” Rey memperkenalkan dirinya dan masuk ke dalam. Dia berdiri di samping tempat tidur Mala.
“Anda siapa?” Tanya Rey .
"Saya Hasbi, Mala menolong saya ketika kecelakaan terjadi saat ....” Hasbi menghentikan ucapannya ketika mendengar suara dari brankar Kemala.
“Ngh” Kelopak mata Mala terbuka, Rey pun mendekati Mala.
“Mal … kamu sudah sadar. Alhamdulillah, bagaimana? Apa yang kamu rasakan sekarang?” Reyhan membelai rambut Mala, Hasbi keluar memberi waktu untuk mereka berdua.
“Mas Rey, aku di mana?”
“kamu di rumah sakit sayang,” Bayangan peristiwa kejadian kecelakaan terlintas.
Reyhan memencet tombol darurat memanggil dokter.
Dokter datang dengan dua orang perawat memeriksa Mala, dokter menyinggung tentang operasi rahim Mala, Mala dan Reyhan terkejut mendengar keterangan dokter.
Mala histeris sehingga dokter memberikannya obat penenang. Rey sendiri masih bingung hingga tak menyadari dokter sudah keluar, Rey memikirkan hubungannya dengan Mala padahal sebentar lagi mereka akan menikah namun jika Mala tidak bisa memberikannya keturunan, Rey menjadi ragu karena dia dan keluarganya sangat menginginkan keturunan.
“Maaf sayang, aku mencintaimu tapi kau tahu aku dan keluargaku mengharapkan penerus keluarga, hubungan kita sampai di sini saja, kau akan menemukan orang yang menerima dan mencintaimu apa adanya. Semoga kau cepat sembuh dan selalu bahagia.” Setelah mengatakan itu pada Mala yang sedang tidur, Rey pergi. Mala antara sadar dan tidak mendengar suara Rey. Dalam keadaan terpejam air matanya menetes.
“Selamat tinggal Rey, semoga kamu bahagia,” batin Mala.
Malam datang menyapa, langit gelap tanpa bintang. Suasana di kamar Fathi sunyi sepi hanya suara TV yang terdengar walau ada empat orang di kamar ini, semua terdiam. Fathi yang masih koma, ayah dan bunda yang menonton TV, Hasbi yang sedang bermain ponsel.
Terdengar suara pintu diketuk. Hasbi bangkit dan melangkah untuk membuka pintu. Saat dibuka terlihat seorang perawat.
“Maaf Pak, tapi ada pasien yang ingin bertemu dengan Pak Hasbi, dia tidak bisa ke sini karena keadaannya tidak memungkinkan.” Seorang perawat datang memberi tahu.
“Siapa sus, dan ada perlu apa ya?”
“Maaf Pak untuk alasannya saya tidak tahu, tapi dia sangat ingin bertemu dengan Bapak. Dia adalah Pak Abdul Azis ayah dari Kemala,”
“Baiklah Sus, mari kita pergi sekarang aja,” Hasbi pamit pada orang tuanya dan pergi dengan perawat.
Saat ini Hasbi sudah berada di dalam kamar pak Azis, pak Azis mengidap liver yang sudah kronis beliau juga menderita asma , saat ini beliau memakai masker oksigen, dan kateter, tangannya di infus. Hasbi duduk di samping brankar pak Azis.
Mereka pun berkenalan. Pak Azis berbicara dengan suara pelan dan nafas terengah, sambil meneteskan air mata dia meminta pada Hasbi untuk bersedia menikahi Mala .
Tentu Hasbi tidak bersedia, karena Hasbi sudah menikah dan mempunyai anak. Namun, pak Azis memohon kepada Hasbi karena Mala tidak bisa mempunyai anak setelah menolong Hasbi, tunangan Mala juga memutuskan hubungan dengan Mala, tidak akan ada laki-laki yang bersedia menikahi Mala karena Mala sekarang mandul.
“Bapak mohon Nak Hasbi, ini permintaan terakhir Bapak, umur saya tidak lama lagi, saya ingin pergi dengan tenang. Saya ingin menunaikan tugas terakhir saya sebagai seorang Ayah yaitu menikahkan Mala, saya mohon Nak Hasbi.” Pak Azis membujuk Hasbi agar mau menikahi Mala.
"Saya tidak bisa menjawab sekarang Pak. Ini terlalu tiba-tiba buat saya, akan saya diskusikan dengan keluarga saya. Akan tetapi jika boleh saya jujur, saya tidak ingin menikah lagi dan melukai hati istri saya Pak. Saya sangat mencintainya."
"Saya mohon Nak Hasbi pikirkan, bukan maksud saya menyakiti istri Nak Hasbi. Sebagai orang tua, saya ingin anak saya bahagia ... agar saya dapat pergi dengan tenang."
"Baik Pak akan saya pikirkan, saya pamit dulu Pak, assalamu'alaikum." Hasbi pergi tanpa menunggu jawaban salam dari ayah Mala dalam hati Hasbi berkata, “Tak ada yang bahagia dalam poligami Pak, Anda justru akan membuat tiga hati terluka, termasuk anak Anda."
Hasbi kembali ke kamar Fath. Di sana ada amih dan apih orang tua Hasbi juga ayah dan bunda orang tua Fathi.
Hasbi kemudian mengajak orang tuanya keluar dengan alasan mencari makan.
Oang tua Fathi saling tatap lalu melihat ke meja, banyak makanan di sana. Hasbi pergi ke kantin bersama orang tuanya dan memesan kopi. Hasbi berharap ada jalan keluar terbaik dari semua ini.
Hasbi membicarakan permintaan ayah Mala. Orang tua Hasbi tentu terkejut tapi mereka mengerti. Amih memberi saran agar Hasbi menikahi Mala, apalagi ini adalah permintaan terakhir seorang ayah yang sedang sakit.
Mereka merasa iba dengan Mala, juga agar ayah Mala bisa pergi dengan tenang. Nanti masalah orang tua Fathi mereka yang akan membantu membujuknya, Hasbi dan Kayla berutang nyawa pada Kemala.
Ayah Mala memberi waktu satu hari karena baginya waktu sangat berharga. Allah bisa mengambil nyawanya kapan saja, dia memohon pada Allah agar menundanya sampai hari pernikahan tiba. Dia sangat ingin menikahkan anaknya.
Hasbi pergi ke kamar Mala. Mala sedang tidur miring menatap jendela, Mala melihat Hasbi yang sedang masuk ke kamarnya. Mereka bicara dan berkenalan.
Hasbi membahas tentang keinginan ayah Mala, Mala menangis dan minta maaf pada Hasbi karena telah membuatnya susah. Hasbi bertanya apakah Mala bersedia menikah dengannya. Dia sudah menikah dan punya anak, istrinya koma saat melahirkan dan sedang dirawat di rumah sakit ini, anaknya perempuan berumur 3 bulan.
Hasbi tidak bisa berjanji akan memberikan kebahagiaan karena sejujurnya menurut Hasbi, tidak ada kebahagiaan dari poligami. Para istri yang terlihat bahagia saat poligami hanya menutupi kesedihan mereka agar tidak terlihat menyedihkan. Semua pasti merasa terluka.
Baginya sangat egois laki-laki yang berpoligami. Dia saja kalau dikhianati atau didua kan akan merasa sakit hati dan marah, apalagi istri yang harus berbagi cinta dan melihat kemesraan suaminya bersama orang lain.
Sungguh dia tak ingin berpoligami dan menyakiti istrinya, tapi situasi membuat dia bimbang, dia berhutang nyawa pada Mala dan ini juga permintaan terakhir seorang ayah.
Hasbi dilema, akhirnya Hasbi memutuskan akan menikahi Mala. Hasbi berjanji akan menjaganya dan memperlakukannya dengan baik seperti seorang teman. Mala sendiri dengan berat hati bersedia menikah dengan Hasbi demi agar ayahnya pergi dengan tenang dan bahagia, bagaimana nanti kehidupan yang akan dijalaninya? Dia pasrah kepada Allah.
Besoknya orang tua Hasbi pergi ke ayah Mala untuk melamar Mala. Pernikahan dilaksanakan lima jam setelahnya di kamar ruang rawat ayah Mala, perawat dan dokter bersedia menjadi saksi. Orang tua dari Fathi mengetahui pernikahan itu, mereka tidak ingin hadir serta melihatnya.
Mereka sedih dan marah karena anak mereka di madu tapi semua dipaksa keadaan, mereka tak bisa melarang. Entah bagaimana perasaan Fathi ketika dia sadar nanti dan mendapati suaminya telah menikah lagi?
Lembayung senja menjadi atap 2 insan yang baru saja menikah mereka sedang berada di taman rumah sakit. Mala duduk di atas kursi rodanya , Hasbi duduk di bangku taman di samping Mala.
“ Insan yang baru saja menikah seharusnya bahagia bukan mas , tapi kenapa hatiku sesak dan sakit mas !” ratap Mala sambil menghapus air matanya.
“ Karena kita tahu ada yang tersakiti dengan pernikahan ini, karena kita merasa bersalah pada Fathi dan karena kita tidak saling mencintai, semua dilakukan dengan terpaksa .”
“ Maafkan aku mas , karena aku.. kamu melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan, maafkan aku membuatmu menyakiti istrimu ,” Mala tertunduk dan memainkan tangannya .
“ Ini bukan maumu juga mauku,ini bukan salah siapa-siapa ini adalah takdir tak ada yang bisa menyalahkan takdir, kita jalani saja. Semoga ada hikmah dengan semua kejadian ini.
Dan kita harus kuat karena perjalanan ke depan tak kan mudah , kita bukan hanya berurusan dengan 3 hati tapi juga ada anak yang mau tidak mau akan terdampak dengan pernikahan ini.” Hasbi menatap langit yang berwarna orange, semoga semua bahagia
“ Ayo kita kembali ke ayahmu !” Hasbi mendorong Kursi roda Mala.
Mereka sampai di kamar ayah Mala , ayah Mala sedang melamun .
” Assalmu'alaikum..” Mala dan Hasbi mengucap salam.
” Wa'alaikumsalam..” Ayah Mala menjawab salam.
“ duduk sini nak ayah mau bicara !” Ayah Mala berbicara pelan.
Hasbi duduk di samping brankar ayah Mala dan Mala berada di sisi satunya.
“ Hasbi .. ayah harap kamu dapat menjaga Mala dan melindunginya , menyayanginya seperti ayah menyayangi Mala, ayah tahu kamu tidak mencintainya tapi cinta akan datang karena terbiasa , jika pun tidak, cukup perlakukan dia dengan baik, berbuatlah adil dengan kedua istrimu, semoga tidak ada perceraian di antara kalian bertiga dan kalian selalu bahagia,” Ayah Mala meneteskan air mata.
“ Maafkan ayah telah membuat kalian berada dalam posisi ini , Mala akan sebatang kara setelah ayah pergi, hanya kau tumpuan hidupnya , jangan pernah tinggalkan dia, berjanjilah"
“ Iya ayah aku berjanji tidak akan meninggalkan Mala .”
“ Terima kasih Hasbi atas semuanya , kau adalah orang yang baik, semoga kau selalu bahagia, ayah bisa pergi dengan tenang ...Mala jadilah istri yang baik dan ibu yang baik untuk anak-anak Hasbi kelak,... nurut perkataan suami, juga rukunlah dengan istri pertama Hasbi... Anggap dia kakakmu, sayangi dia !"
“ Iya ayah ,” Mala menahan tangisnya dan membekap mulutnya agar ayahnya tidak mendengar suara tangisnya.
“ Ayah dapat menyusul ibumu dan mengatakan kalau ayah sudah menunaikan tugas terakhir ayah yaitu menikahkan kamu, terima kasih,” Ayah Mala bernafas panjang , Mala menggenggam tangan ayahnya
“ La..ila..ha..illallah.. Mu..hammad..darrasulullah..” Ayah Mala menghembuskan nafas terakhirnya. Mala menangis dan memeluk ayahnya .
” Innalillahi wa inna ilaihirojiun..” Hasbi memencet tombol dan memeluk Mala.
” Sudah Mal ayah pergi dengan bahagia jangan beratkan dia dengan air matamu , do'akan ayahmu agar diterima di sisi Nya , ayahmu di sambut oleh ibumu, dia pasti bahagia Mal , kamu sudah melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan ayahmu.” Hasbi menenangkan Mala.
Dokter datang dengan perawat dan memeriksa pak Azis, dokter menggeleng dan menyebutkan jam kematiannya. Jenazah Ayah Mala dikuburkan di samping makam istrinya, Mala tidak boleh menghadiri oleh dokter dikhawatirkan akan terjadi pendarahan pada luka operasinya , sebab Mala baru 3 hari yang lalu dioperasi. Amih menemani Mala , Hasbi dan apih juga ayah mengurus pemakaman ayah Mala.
3 bulan sudah berlalu, pernikahan Hasbi dan Mala terasa dingin . Tak ada malam pertama, Mala telah pulih sepenuhnya, Mala sangat mencintai Kayla dia cantik lucu dan menggemaskan. Hanya Kaylalah yang dapat menghibur hatinya dan membuat hatinya hangat .
“ Mal.. maaf aku harus ke rumah sakit kalau malam, bergantian dengan bunda menjaga Fathi , aku titip Kayla ya ,”
“ Iya mas aku mengerti, orang tua Fathi pasti lelah setelah sepanjang hari menjaga Fathi , aku pasti akan menjaga Kayla dengan baik , dia itu menggemaskan mas, aku sudah jatuh cinta padanya . Mas tenang saja fokus saja sama kak Fathi, semoga kak Fathi cepat sembuh.”
“ Amiiin , terima kasih Mala,” Setiap hari Hasbi menginap di rumah sakit dan berangkat kerja dari sana , dia pulang sore setelah bekerja hanya untuk mandi dan berganti baju, bermain sebentar dengan Kayla lalu ke rumah sakit lagi .
Mala maklum karena Fathi memang lebih butuh Hasbi dan lebih berhak. Hasbi berada di kamar Fathi bersama ayah dan bunda, amih dan apih sedang ada acara ke luar kota.
“ Bagaimana Kayla, bunda rindu kenapa kamu tidak pernah ajak dia ke sini sekarang ?”
“ Maaf bunda semua demi kebaikan Kayla, tidak bagus anak kecil masuk rumah sakit.” Ucap hasbi sambil menatap Fathi yang masih terpejam, tapi Hasbi melihat kelopak mata Fathi bergerak-gerak.
“ Fathi ....” Hasbi cepat menghampiri Fathi. Ayah dan bunda segera ke sisi lain Fathi. Mata itu terbuka, dan berkedip menyesuaikan cahaya yang dilihatnya.
Hasbi senang Mala sudah sadar.
Ayah memencet tombol memanggil dokter.
“ Mas , ayah , bunda “ Fathi mengabsen semuanya.
“ Iya sayang... Alhamdulillah kamu sudah sadar.” Bunda memeluk Fathi dan merapikan hijab Fathi.
“ Fathi di mana?”
“ kamu di rumah sakit sayang, kamu koma selama 6 bulan. “ kata bunda . Lalu datang dokter dan perawat, dokter memeriksa Fathi dan menanyakan beberapa hal .
” Alhamdulillah ibu Fathiyah untuk sementara hasil pemeriksaan bagus, setelah dilakukan pemeriksaan lengkap mungkin 2- 3 hari lagi boleh pulang , selamat ya bu sudah kembali sadar , sekarang makan yang banyak biar cepat sehat , mari saya tinggal.”
“ Iya dokter terima kasih.” Jawab bunda.
“ Mas , dimana anak kita aku mau lihat dia mas !”
“ Dia di rumah sayang , tidak baik baby lama-lama di rumah sakit , besok pagi aku bawa dia ke sini .” ucap Hasbi.
“ Iya mas, seperti siapa dia, siapa namanya ? Mas ada fotonya ?”
“ namanya Kayla Azahra Mubarak, sebentar mas ada fotonya ,” Hasbi mencari foto di galeri hpnya .
“ Ini dia ,” Hasbi memberikan hpnya pada Fathi.
“ Subhanallah cantik sekali anak kita mas“ Fathi melihatnya sambil tersenyum anaknya begitu cantik .
” Maaf sayang bunda tidak ada di sisi kamu saat kamu lahir sampai sebesar ini,” Fathi meneteskan air mata. Hasbi memeluk Fathi
“ Sudahlah ini bukan kemauan kamu,”ucap Hasbi.
Tiba- tiba ada telepon masuk di hp Hasbi, Fathi melihatnya tertulis nama Kemala.
“Mas ada telepon ,” Fathi pikir itu adalah teman kantornya tapi kenapa telepon malam -malam . Hasbi mengambil hpnya dan mengangkat teleponnya
“ Halo Wa'alaikumsalam , ada apa Mal? “
“..........”
“ Oh iya gak apa-apa ,”
“..........”
“besok aku mau ajak Kayla ke rumah sakit, tolong siapin Kayla dan perlengkapnnya, “
“............”
“ Besok kan minggu, aku mungkin sampai sore ,”
“ .......”
“Iya wa'alaikumsalam “ Hasbi menutup telepon.
“ Siapa mas, kenapa dia harus siapin Kayla ?” Hasbi bingung menjawab pertanyaan Kayla, jika dia berbohong tetap saja suatu saat pasti Fathi akan tahu, dan itu lebih menyakitkan jadi lebih baik jika dia jujur sekarang.
“ Itu adalah Kemala, Ibu tiri Kayla ,” Fathi mencerna perkataan Hasbi ‘ibu tiri' bukankah itu berarti kalau suaminya menikah dengan wanita itu maka wanita itu menjadi ibu tiri Kayla.
“ Maksud kamu, kamu menikah dengan Kemala dan dia jadi ibu tiri Kayla begitu ?” Hasbi tak sanggup bicara melihat wajah Fathi yang Shock dan sedih dia hanya bisa mengangguk . Fathi langsung menangis
“ Kenapa mas , kenapa kamu menikah lagi, apakah kamu berpikir aku tidak akan sadar lagi, kamu sudah tidak tahan mas menahan hasratmu, kamu sudah bosan menunggu aku , aku tidak mau di madu mas ceraikan aku...ceraikan aku !” Fathi memukul dada Hasbi kemudian Fathi semakin menangis kencang dan beralih memukul dadanya yang terasa sesak.
“ Aku pikir setelah melahirkan dan punya anak kita akan hidup bahagia mas tapi kenapa setelah aku berjuang untuk anakku dan koma, ketika sadar ini yang ku dapat, balasanmu sungguh menyakitkan mas ,” bunda menghampiri Fathi dan memeluknya , Fathi menangis keras dalam dekapan bunda.
“ Apakah bunda tahu mas Hasbi menikah lagi ?”
“ Iya.. Hasbi sudah bicara pada bunda sebelumnya “ bunda menjawab pertanyaan Fathi dengan berurai air mata dia tak kuasa melihat anaknya menangis terluka merasa dikhianati.
“ Sayang.. dengarkan aku ada alasan di balik pernikahan ini ,”
“ Apapun alasannya ini tetap menyakitkan mas !”
“ mas tahu sayang tapi dengarkan dulu, agar kau tak menganggap mas berkhianat padamu , alasan mas melakukan ini karena mas berhutang nyawa pada Kemala , “
“ maksud mas ?”
“ semua ini berawal ketika......................,” Hasbi menceritakan semuanya sampai akhirnya dia menikah dengan Mala.
“ Tolong Fat jangan tinggalkan aku, aku menikah dengannya karena keadaan yang memaksa sayang, ini bukan mauku atau dia , dia yang lebih menderita harus kehilangan rahim, diputuskan tunangannya , ayahnya meninggal dia hanya sebatang kara Fat, dia kehilangan segalanya dalam waktu yang singkat itu semua karena dia menolongku dan Kayla, Cuma ini yang bisa ku lakukan untuk membalas hutangku . “
“ Cuma ini ..Cuma ini... menyakiti hatiku dan mungkin membuat keluargamu hancur Cuma ini kau bilang !”
“ pengorbanannya lebih besar Fat , “
“ Dia bukan berkorban tapi dia reflek menolong orang yang berada di hadapannya dia juga pasti menyesal setelah kehilangan rahimnya ! , lantas kenapa mas harus membayar hutang ? mas bahkan tidak tahu siapa dia ? mas tidak minta untuk ditolong, dan dia mengikat hidup mas dengan alasan telah menolong mas !!"
“ jangan begitu sayang coba kamu tempatkan dirimu di posisinya “
“coba mas tempatkan dirimu di posisiku!”
Hasbi terdiam , Fahi masih menangis.
“ Sayang sudah ,kamu harus istirahat kamu baru sadar sayang, kita bicarakan ini lagi nanti ya ,” Bunda mencoba mendinginkan suasana yang panas bukan maksudnya untuk ikut campur. Hasbi memeluk Fathi.
“Maaf.... maaf ,” Hasbi mengusap lembut punggung Fathi.
Pagi hari Fathi bangun diiringi terbitnya mentari, langit jingga terlihat dari jendela kamar Fathi. Alhamdulillah setidaknya Allah masih mengijinkan dia melihat keindahan ini, banyak hal yang dia syukuri lantas kenapa dia mengeluh saat Allah memberinya sedikit ujian, ya setelah berpikir dengan hati dingin dia akan mencoba bertahan dan menerima pernikahan suaminya , semoga Allah memberinya kekuatan dan kesabaran dia yakin semua akan indah pada waktunya.
...----------------...
Dua hari berlalu dan Fathi dinyatakan boleh pulang oleh dokter, Fathi pulang ke rumah Hasbi yang selama ini menjadi tempat ternyaman baginya, tempat mereka berteduh dan berbagi kasih dan kisah bahagia.
Namun sepertinya saat ini berbeda, tempat yang dulu nyaman kini membuatnya sesak , dulu mereka selalu berbagi kisah keseharian mereka dengan bahagia kini mungkin hanya kisah sedih yang dirasakan Fathi. Membayangkannya saja membuat dunianya hancur dalam sekejap.
Dalam berumah tangga memang tak selalu bahagia kan ada ujian yang membuat cinta mereka semakin dalam. Inikah ujian dalam rumah tangganya? mungkinkah ujian ini membuat cinta mereka semakin dalam ?, sepertinya tidak karena yang dia rasakan kini justru sakit yang dalam dan ingin pergi meninggalkan semuanya.
Tapi cintanya memang terlalu dalam pada Hasbi dan anaknya, dia akan mencoba menerima pernikahan kedua Hasbi , sebab ini bukan salahnya, ini adalah takdir dan mungkin inilah takdirnya untuk dipoligami.. benarkah?.
Fathi sudah pernah bertemu dengan Mala ketika di rumah sakit saat Mala mengantar Kayla, ternyata Kayla sangat dekat dengan Mala mungkin karena Mala yang merawat Kayla sejak Kayla berumur 3 bulan, ikatan batin diantara mereka sudah terbentuk, sifat bayi adalah dekat dengan orang yang sering dilihatnya dan bersamanya. Karena itu Hasbi membawa Kayla ke rumah sakit mengajak Mala agar Kayla tidak rewel karena jauh dari Mala.
Sebenarnya hati Fathi sedikit cemburu mengetahui Kayla lebih dekat dengan Mala tapi Fathi maklum selama ini Malalah yang mengurus Kayla.
Kesan pertama yang dapat dilihat oleh Fathi pada Mala adalah lembut, keibuan, penyayang, baik dan cantik ..wanita sempurna. Hasbi mendapatkan jackpot menurut Fathi. Walau Mala ada kekurangannya yaitu tidak dapat memiliki keturunan.
Saat ini Fathi sedang berada di kamarnya bersama Hasbi, ini adalah hari pertamanya di rumah. Hasbi menyuruhnya untuk beristirahat dulu dan jangan terlalu lelah. Hasbi memanjakan Fathi seperti biasanya.
“ mas, setelah kamu menikah dengan Mala apakah kamu tidur sekamar dengannya ?”
“ iya.. kadang, kalau Kayla menangis dan rewel aku akan tidur di kamar Mala , kita akan bergantian menggendong Kayla.” Ucapan Hasbi menoreh luka baru di hati Fathi karena itu mimpinya selama ini tapi Hasbi justru melakukannya dengan wanita lain. Air mata Fathi menetes tapi segera diusap dengan jarinya agar Hasbi tidak tahu.
“ Apakah mas sudah melakukan malam pertama dengan Mala ?” Apa yang sedang dilakukannya Fathi merutuki dirinya sendiri mengapa dia bertanya hal yang akan menyakitinya namun rasa penasaran sudah menghilangkan akalnya.
“Belum, walau mas tidur sekamar tapi kami tidak melakukan apapun , hanya mengurus Kayla agar dia bisa tidur dengan nyaman itu saja ,”
“Benarkah apa yang kau katakan mas?” batin Fathi , dia tidak percaya atau memang dia tidak mau percaya tidak mungkin baginya seorang lelaki yang tidur bersama wanita cantik tidak tergoda apalagi wanita ini sudah halal .
Inilah penyakit yang ditimbulkan poligami menimbulkan penyakit hati , dari mulai cemburu , merasa rendah diri, tidak percaya, iri hati, lalu menjadi benci. Lebih baik untuk wanita yang tidak sanggup jangan pernah berpoligami bukan hanya kesanggupan pria yang di tanyakan tapi apakah istrinya sanggup untuk di duakan . Sebab itu, tidak boleh menikah lagi tanpa ijin dari istri pertama, di sinilah letak kesalahan Hasbi yang menikah lagi tanpa sepengetahuan dan ijin istri pertamanya.
“oh begitu.. kenapa ?” oh Fathi kenapa kau malah terus bertanya protes hatinya.
“ Karena jika aku melakukannya aku merasa telah berkhianat dan melukai hatimu , aku menikah dengan Mala bukan karena cinta tapi terpaksa sebagai balasan Mala yang telah menolongku.”
Hasbi menatap mata Fathi yang biasanya bersinar ceria kini terlihat sendu .
“ Kau tidak usah khawatir aku hanya mencintaimu ,” lanjut Hasbi kemudian. Hasbi mendekatkan wajahnya dengan wajah Fathi, Fathi menikmati apa yang dilakukan Hasbi . Semakin lama tidak terasa Fathiyah sudah berbaring di tempat tidur dengan Hasbi yang makin intens melakukannya.
Tok...Tok...
Suara ketokan pintu mengganggu kegiatan suami istri yang sedang melepas rindu.
“ Siapa ?” tanya Hasbi dia kesal kegiatannya di ganggu.
“ maaf mas ini aku Mala ,” Hari pertama dirinya di rumah sudah mendapat gangguan sang madu batin Fathi.
“ Sebentar !” Teriak Hasbi
“ Sayang maaf ya, aku liat dulu dia ada perlu apa ?” Ijin Hasbi pada Fathi walau dia merasa tidak enak.
Ceklek...
“ Ada apa?” Tanya Hasbi dengan wajah datar .
“ Maaf mas tapi Kayla menangis ingin sama papahnya ,”
“ Mana Kaylanya kenapa tidak sekalian ajak ke sini?”
“ aku takut mengganggu kak Fathi jadi tidak dibawa , mas liat aja ke kamar ,”
“ Kau ketok pintu saja sudah mengganggu apa bedanya, apa kau ingin memonopoli Kayla untukmu sendiri, dia juga anakku tidak mungkin aku merasa terganggu dengan anakku sendiri, bawa dia ke sini !” Fathi datang menghampiri Hasbi di depan pintu.
“ iya kak ,” Mala pergi ke kamarnya dan menggendong Kayla yang sedang tidur.
“ Ini mas Kaylanya Alhamdulillah sudah tidur, tuh bekas air matanya.” Mala memberikan Kayla pada Hasbi.
“ Terima kasih Mal, kamu istirahat aja ya selagi Kayla sama kami ,” Fathi menutup pintu.
Mala termenung di depan pintu , apa yang harus dilakukannya saat Kayla dan Hasbi tidak ada di sisinya , dia merasa kesepian . Beginikah rasanya berbagi suami, protes pun tidak bisa karena dialah orang ketiganya di rumah tangga Hasbi.
Bagaimana jika Hasbi menceraikannya maka dia akan hidup sendiri semoga kak Fathi mau menerima dirinya serta tidak berusaha menjauhkan Kayla dan Hasbi darinya.
Hasbi membaringkan Kayla di tempat tidur, Fathi tersenyum melihat wajah Kayla yang damai dan menggemaskan saat dia tertidur .
“ Alhamdulillah ya mas , anak kita begitu cantik dan menggemaskan serasa mimpi mas akhirnya aku bisa punya anak.”
“ Iya .. sayang dia sangat mirip dengan kamu, cantik dan menggemaskan ,” Hasbi mengecup pipi Fathi.
“ Ah.. kamu bisa aja mas ,” Fathi memberi kecupan pada seluruh wajah Kayla .
Fathi berbaring di tempat tidur bersama Kayla di tengah dan Hasbi di sisi Kayla , mereka tidur miring menghadap Kayla . Satu jam berlalu dan Kayla menangis Hasbi menggendongnya tapi Kayla selalu memanggil bubu , bubu adalah panggilan Kayla untuk Mala.
Fathi mencoba menggendong Kayla namun Kayla semakin kencang menangis akhirnya Hasbi membawanya ke kamar Mala. Hasbi tidak kembali lagi ke kamar Fathi.
Fathi berusaha mengusir pikirian negatifnya tentang apa yang dilakukan Hasbi dan Mala. Ia mensugesti dirinya bahwa mereka pasangan halal dan wajar jika melakukannya, kadang dia menampiknya dengan pikiran Hasbi mencintainya dan tak mungkin berkhianat dengan melakukan hubungan suami istri .
Seperti yang tadi Hasbi bilang, dia cuma menidurkan Kayla , tapi kenapa harus sampai bermalam di kamar Mala.
“ Aku rindu kamu mas, aku ingin tidur bersamamu setelah 6 bulan aku koma , ketika sadar pun kini aku tak bisa bersamamu dan anak kita . Ini bagaikan mimpi buruk untukku mas .” Fathi bergumam seraya meneteskan air mata. Tak terasa lama-lama matanya terpejam.
Fathi membuka matanya setelah dia mendengar suara di mesjid , dinyalakannya lampu hias di meja samping tempat tidurnya. Lalu dia melihat Jam kecil di samping tempat tidur.
Jam 3 pagi, rupanya tadi itu ajakan untuk sholat tahajud. Rumah Hasbi memang tidak jauh dari mesjid.
Fathi bangun duduk sebentar . Lalu Ia ke kamar mandi untuk sikat gigi, cuci muka , kemudian mengeluarkan isi kandung kemihnya dan berwudhu untuk sholat tahajud.
Fathi memohon kepada Allah semoga selalu di beri kesabaran dan kekuatan untuk menghadapi semua cobaannya serta Fathi memohon selalu diberi kedamaian dalam hatinya.
Dan semoga dia bisa dekat dengan Kayla, sebagai ibu kandungnya dia ingin merawat Kayla mencurahkan kasih sayangnya, menyanyikan nina bobo untuknya, membelainya.
Semenjak dia sadar Kayla seakan tak tergapai , selalu bersama dengan Mala, jika Kayla menangis saat bersamanya itu wajar karena Kayla baru mengenalnya tapi seharusnya mereka berusaha mendekatkan Fathi dengan Kayla dan memberi waktu agar Kayla mengenalnya , bukannya dijauhkan seperti ini seolah-olah ia akan membuat Kayla menangis dan menderita.
"Aku rindu padanya , aku yang mengandungnya aku yang bertarung nyawa melahirkannya , ya Allah dekatkan aku dengan anakku, aku rela dia mengambil Hasbi tapi dekatkan aku dengan anakku biarkan aku bersama anakku ya Allah...ku mohon padaMu.... berikan yang terbaik untuk kami, bimbing suamiku agar dapat bertindak adil..... " Fathi berdo'a pada Allah dengan berurai air mata.
" Aku yakin ada hikmah di balik semua ini, takdir yang Kau berikan adalah yang terbaik untukku bimbing aku dan beri aku kekuatan agar bisa menjalaninya, aku pasrahkan hidupku padaMu ya Allah ... kabulkanlah do'aku amiiiiin " Fathi menutup do'anya dengan membaca al fatihah.
Kemudian dia mengaji sambil menunggu waktu subuh tiba.
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!