Berbagi Cinta : Maduku Seorang Janda

Berbagi Cinta : Maduku Seorang Janda

Pengakuan

Mira, ibu muda beranak satu. Wanita yang cantik, lembut dan setia. Menikah diusia muda dengan cinta pertamanya, Nanda. Mereka pacaran dari SMA hingga kuliah. Semua orang menganggap cinta mereka adalah cinta sejati.

Begitu pula bagi Mira.

Cinta sejati yang berakhir bahagia. Setelah Nanda selesai kuliah, dia meneruskan usaha ayahnya. Mira ikut bekerja disana untuk membantu membangun usaha Nanda agar berkembang. Dan tak lama setelah itu mereka memutuskan untuk menikah.

Usaha Nanda makin besar dan terus berkembang pesat. Dia sekarang telah menjadi bos besar dengan kekayaan yang melimpah dan memiliki seorang istri, Mira wanita yang cantik dan pintar.

Mira memutuskan untuk berhenti bekerja ketika hamil muda. Tubuhnya agak lemah hingga takut mempengaruhi kondisi bayi dalam kandungannya.

Mira dan Nanda sangat bahagia dengan kehamilan Mira. Sebagai hadiahnya, Nanda membelikan sebuah rumah yang sangat mewah dan megah serta perabot rumah yang lengkap.

Rumah impian bersama.

Rumah masa depan. Yang akan menjadi saksi kebahagiaan dan keharmonisan mereka. Saksi cinta sejati.

Kehidupan indah yang diimpikan Mira, nyaris sempurna. Memiliki suami yang baik, tampan, kaya, dan tentu saja setia.

Perhatian Nanda yang sangat berlebihan terhadap Mira ketika Mira hamil, membuat Mira semakin tersanjung.

Melahirkan anak pertama, seorang bayi perempuan yang cantik. Bayi kecil itu diberi nama Kasih. Suaminya, Nanda sangat menyayangi Kasih. Setiap akan berangkat maupun pulang kerja, dia pasti akan selalu menyempatkan diri untuk sekedar menyapa bahkan menggendongnya.

Pergi bertamasya setiap 3 bulan sekali, adalah merupakan hal yang paling di sukai Mira. Tentu saja kemanapun Mira ingin pergi pasti akan dituruti Nanda.

Mira selalu berharap bahwa kebahagiaan yang dia rasakan saat ini tidak akan pernah berakhir.

Akan tetapi, Mira tidak pernah menyangka dan bahkan dia tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari suaminya akan menghianatinya.

Kisah cinta sejati ini hanya bertahan lima tahun saja.

Suatu hari, sepulang kerja secara tak sengaja Mira menemukan sebuah nota pembelian sebuah cincin yang cukup mahal. Rasanya ingin sekali menanyakan hal itu pada suaminya, namun Mira takut jika suaminya marah dan menganggap dirinya wanita cemburuan. Bagaimana jika cincin itu akan diberikan kepadanya. Mira pun menahan rasa penasarannya.

Akhir pekan, Nanda mengajak Mira santai dirumah saja.

"Ma, papa ingin bicara sesuatu sama mama." Kata Nanda sambil duduk di kursi ruang keluarga.

"Ada apa pa. Kok serius banget."jawab Mira lalu duduk disamping suaminya.

"Ma, aku..." Nanda memegang tangan Mira.

"Papa, katakan saja pa. Mama siap mendengarnya." Mira tersenyum gembira. Dia mengira suaminya sedang menyiapkan kejutan manis untuknya.

"Ma, sebelumnya papa minta maaf. Papa ingin membawa seseorang menemui mama. Dan juga menemui ayah dan ibuku."

"Siapa dia, apa hubungannya denganku dan orangtua papa?"

"Dia, istri baru papa."

" Papa jangan bercanda." Kata Mira sambil melepaskan tangan suaminya.

" Papa sedang tidak bercanda, ma. Papa sudah menikah siri dengannya."

"Apa? Jadi papa sudah menikahinya?"

"Benar, ma."

Mendengar pengakuan suaminya itu membuat Mira tertegun, seolah jantungnya berhenti berdetak. Tatap matanya kosong dan tubuhnya terasa lemas. Diapun terjatuh tidak sadarkan diri dihadapan suaminya. Nanda sangat panik. Dia terus memanggil nama istrinya berharap Mira segera sadar.

Namun, usahanya tidak berhasil membangunkan istrinya.

" Bibi, cepat kesini." Bibi mei segera datang setelah mendengar suara Nanda yang terdengar panik. Bibi mei terkejut melihat nyonya mudanya pingsan.

"Tuan, kenapa nyonya tuan." Tanyanya panik.

" Tolong panggilkan dokter. Cepat bik."

"Baik tuan."

Bibi Mei segera menghubungi dokter Danu. Dokter Danu merupakan dokter keluarga Nanda. Sementara Nanda mengangkat tubuh istrinya dan dibawa kedalam kamar tidurnya.

Tak berapa lama, dokter Danu tiba dan segera memeriksa kondisi Mira.

" Bagaimana kondisi Mira dok?" Tanya Nanda.

" Ibu Mira sebenarnya baik-baik saja."

"Lalu kenapa dia bisa pingsan."

"Sebenarnya itu juga yang ingin saya tanyakan pada anda pak Nanda."

"Maksud dokter Danu apa." Nanda kaget mendengar perkataan dokter Danu.

"Ibu Mira sepertinya mengalami sesuatu tekanan mental yang sangat hebat yang tidak bisa diterimanya." Dokter Danu menjelaskan keadaan Mira pada Nanda.

Mendengar penjelasan dokter Danu, Nanda tertegun sambil memandangi tubuh istrinya yang masih belum sadarkan diri.

" Tapi pak Nanda tidak perlu khawatir, sebentar lagi pasti ibu Mira akan segera sadar. Ini vitamin untuk ibu Mira. Tolong berikan nanti kalau ibu Mira sudah sadar."

Dokter Danu menyerahkan beberapa lembar obat yang dikatakannya sebagai vitamin pada Nanda.

"Saya permisi dulu pak Nanda."

"Bibi Mei, tolong antar Dokter Danu."

"Baik Tuan.Silahkan Pak Dokter Danu."

Bibi Mei mengantar dokter Danu keluar.

Sementara itu Mira mulai sadar. Matanya terbuka perlahan. Tubuhnya masih terasa lemas. Nanda yang melihat istrinya sudah sadar, dia sangat gembira.

" Mama, mama sudah sadar? Syukurlah, tadinya papa takut sekali terjadi sesuatu pada mama."

Mira hanya terdiam mendengar perkataan suaminya. Namun di dalam hatinya Mira menangis saat teringat bahwa suaminya telah menghianati cintanya. Mira berharap itu semua hanya mimpi buruk yang akan segera berlalu pergi saat dia terbangun.

" Ma, ini minum obat dulu." Mira meminum obat

yang diberikan suaminya.

" Mama harus banyak istirahat, maafkan papa ma. Nanti kita bicarakan lagi masalah ini kalau keadaan mama sudah membaik."

"Mama ingin sendiri. Papa pergilah."

"Baiklah ma, istirahatlah.Papa tidak akan mengganggu."

Nanda pergi meninggalkan Mira yang mulai tak dapat menahan airmatanya.

Hati Mira benar-benar hancur berkeping tak bersisa. Ini bukan mimpi, ini kenyataan yang harus Mira hadapi. Tapi hati Mira tidak sekuat itu. Mira patah hati.

Saat Mira tenggelam dalam kesedihannya, sesosok gadis kecil berdiri dihadapannya. Dia adalah Kasih. Putri kecilnya yan baru berusia 4 tahun.

" Mama, mama kenapa menangis?" Tanya Kasih sambil memegang tangan ibunya.

" Sayang mama tidak menangis, sini peluk mama." Mira memeluk gadis kecilnya. Kekuatannya seakan kembali setelah setelah memeluk Kasih.

Dia memang harus kuat dan bertahan demi anaknya Kasih. Dia tidak boleh terlihat lemah dihadapan putrinya. Putrinya masih terlalu kecil untuk mengerti urusan orang dewasa. Dia tidak boleh salah bertindak. Dia harus siap menghadapi segala kemungkinan terburuk.

Semua yang dilakukan suaminya pastilah sudah dipertimbangkan semua akibatnya. Terlebih lagi suaminya tidak terlalu peduli dengan perasaan Mira. Artinya suaminya tidak hanya sekedar meminta izin dan restu dari Mira, akan tetapi dia sudah menentukan sikapnya untuk memaksa Mira setuju dengan pengaturan Suaminya.

Akan tetapi, Mira tidak ingin ditindas oleh siapapun termasuk oleh Nanda suaminya. Selama ini, dia tidak pernah berkata tidak pada putusan suaminya untuk semua hal. Haruskah kali ini dia akan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya?

Terpopuler

Comments

Kar Genjreng

Kar Genjreng

sudah tamat kan

2022-11-26

1

Kod Driyah

Kod Driyah

oh Nanda km pasti akan menyesal demi janda

2022-07-01

1

Mamah Ales

Mamah Ales

lanjut thor

2022-06-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!