Setelah keadaan Mira mulai membaik, Nanda mengajak Mira untuk kembali membicarakan tentang pernikahan sirinya.
Mira berusaha menyiapkan hatinya untuk mendengar hal yang pastinya akan bisa menyakiti hatinya.
Bagaimanapun Mira tidak bisa selamanya melarikan diri dari kenyataan. Mau tidak mau dia harus bisa menghadapi semua ini. Karena cepat atau lambat dia harus bisa membuat keputusan untuk hidupnya sendiri.
" Ma, papa tidak pernah berniat untuk menghianati mama. Ini benar-benar keputusan yang sulit bagi papa."
" Papa tidak perlu mencari pembenaran atas kelakuan papa."
" Mama, papa selalu mencintai mama. Mama tahu itu. Papa mempunyai kesulitan sendiri."
Nanda menghela nafas berat.
" Kesulitan apa pa. Mama ingin tahu kenapa kalian harus menikah?" Mira merasa kesal.
" Setahun lalu perusahaan papa mengalami krisis keuangan karena ada salah satu pegawai papa yang korupsi. Desy yang membantu papa menyuntikkan dana agar perusahaan tetap bisa beroperasi secara normal. Jika tidak ada dia, perusahaan bisa bangkrut." Penjelasan Nanda seolah mengagungkan wanita itu sehingga membuat Mira bertambah kesal.
" Desy, jadi namanya Desy. Papa sudah menikahinya selama setahun. Papa pandai sekali menyimpan rahasia ini dari mama sampai selama itu. Dan dia pasti cantik, kaya, berpendidikan dan mempesona. Seperti itukah dirinya ?"
" Ma, maafkan papa. Papa memang egois tidak memberitahu mama, percayalah ini demi kita dan semua karyawan perusahaan papa. Mereka tidak akan punya pekerjaan lagi. Bagaimana dengan keluarga mereka?"
" Suamiku memang pahlawan. Pahlawan semua karyawan papa. Sedang mama..." Mata Mira berkaca-kaca dan tak lama butiran air mengalir deras.
" Bukan begitu. Mama jangan marah. Papa hanya ingin membalas kebaikannya. Dia minta papa untuk menikahinya dan itu hanya nikah siri. Jika tidak ada dia kita tidak akan mungkin bisa tinggal di rumah ini lagi. Bukankah yang kulakukan ini juga demi mama dan Kasih."
" Cukup pa, aku tidak mau dengar lagi." Mira beranjak pergi meninggalkan Nanda.
" Mama mau pergi kemana?" Mira berhenti sejenak.
" Aku ingin menenangkan diri kerumah orangtuaku. Tolong kamu jaga Kasih anak kita baik-baik."
"Baiklah ma.Pikirkan baik-baik semuanya. Dua hari lagi papa jemput mama."
Lelah rasanya hati Mira melihat kenyataan hidup yang dialaminya. Langkahnya gontai dan dadanya sesak. Rasanya dia ingin berteriak sekencangkencangnya untuk melepas beban ini.
Sampailah Mira dirumah ibunya. Ibunya kaget melihat Mira datang dengan keadaan seperti itu. setelah mengajak Mira masuk, ibunya meminta Mira untuk menceritankan apa yang sebenarnya terjasi.
Tak ada pilihan lain bagi Mira selain memberitahu ibunya apa yang sedang terjadi dengan rumahtangganya. Setelah mendengar cerita Mira, ibunya tampak marah.
" Ibu tidak pernah menyangka Nanda akan memperlakukan anak ibu seperti ini. Lalu apa yang akan kamu lakukan Mira?"
" Aku ingin cerai."
" Apa? Cerai? " Ibunya kaget dengan keputusan Mira.
" Mira, jangan terlalu cepat mengambil keputusan. Sebenarnya ibu juga marah atas tindakan suamimu, tapi ingat, kamu tidak sendirian. Ada kasih, bagaimana dengan putrimu. Jika benar kamu bercerai, apakah kamu sanggup melihat putrimu besar tanpa ayahnya, terlebih lagi membesarkan anak tanpa suami sangat sulit. Ibu mohon pertimbangkan lagi keputusanmu untuk bercerai."
Nasehat ibunya cukup mampu membuat hati yang tadinya ingin bercerai kini menjadi bimbang. Dilain sisi ada egonya dan disisi lainnya lagi ada putrinya. Pertentangan batin di hati Mira semakin menambah pedih hatinya. Airmata ini tiada berhenti menetes.
Dua haripun telah berlalu. Nanda pergi menjemput Mira dirumah ibunya. Melihat kedatangan Nanda, ibunya Mira tersenyum getir.
" Nanda, kamu datang menjemput Mira?"
" Benar bu."
" Ibu sudah mendengar semua permasalahan kalian dari Mira."
"Bu, Nanda minta maaf atas tindakan Nanda." Kata Nanda agak gemetar.
" Ibu tidak ingin dan juga tidak akan ikut campur urusan rumah tangga kalian. Tapi ibu hanya mengingatkan, Mira juga punya hati yang akan merasa sakit jika kamu sakiti. Apa yang kamu lakukan ini sungguh sangat mengecewakan dan menyakiti hatinya."
" Nanda tahu Nanda salah. Nanda akan terus minta maaf pada Mira sampai dia memaafkan Nanda."
" Ya sudah.Itu Mira bawalah dia pulang."
Mira keluar dari kamar lalu pamit pada ibunya untuk pulang.
Sepanjang perjalanan, Mira hanya diam seribu bahasa. Nanda juga diam untuk menghormati sikap Mira. Mungkin kali ini Mira masih marah padanya. Yang terpenting Mira bersedia kembali pulang bersamanya.
Sampai dirumah, putrinya menyambut kedatangan Mira dengan senyum riangnya.
" Mama, Kasih kangen sama mama." Kasih memeluk ibunya dengan erat seolah takut mamanya meninggalkannya.
"Anak mama yang cantik, maafkan mama." Mira membalas pelukan putrinya dengan pelukan hangat.
" Mama jangan pergi lagi ya ma." Ucap Kasih pelan. Mira hanya mengangguk. Tak terasa airmata Mira menetes dan Mira berusaha menahannya. Dia tidak ingin putrinya melihatnya menangis.
Nanda yang sejak tadi memperhatikan istri dan anaknya yang saling melepas rindu, mendekati mereka sambil tersenyum.
" Kasih, ayo main sama papa. Mama baru saja pulang, biarkan mama istirahat."
Kasih melepaskan pelukannya.
"Baik pa."
" Kasih mau main apa?"
" Kuda-kudaan boleh ya pa?"
" Tentu saja boleh. Putri papa mau jadi pablawan berkuda."
" Hore..."
Mira semakin tak dapat menahan derai airmatanya melihat suami dan anaknya bermain dan terawa bersama.Mereka tampak bahagia, terutama Kasih putrinya.
Haruskah Mira memisahkan ayah dan anaknya hanya untuk keegoisannya? Merenggut tawa dan kebahagiaan putrinya? Sanggupkah dia melihat putrinya menangis karena merindukan ayahnya?
Pikiran Mira menjadi kacau dan hampir terjatuh ke lantai karena kakinya tiba-tiba lemas. Untunglah ada bibi Mei yang sejak tadi memperhatikannya segera menahan tubuh majikannya. Bibi lalu memapah Mira masuk kekamarnya untuk beristirahat.
Bibi Mei membantu Mira berbaring di tempat tidur.
" Nyonya..."
" Aku tidak apa-apa bik, pergilah kerjakan tugas bibi saja. Biarkan aku sendiri."
Bibi Mei melangakah pergi. Sebelum menutup pintu, dia melihat Mira dengan tatapan sedih.
Tapi tak ada yang bisa dia lakukan untuk bisa mengurangi kesedihan nyonya mudanya. Dia hanya seorang pembantu.
Mira masih saja menangis. Mata yang dulunya indah, kini terlihat bengkak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Kar Genjreng
wanita mana yang tidak sakit hati nya... mengetahui Suaminya punya siri di luar...memang semua demi membayar hutang...tetapi tetap saja saki...di satu sisi sudah punya putri yang mash kecil mungkin.. semangat...berjuanglah bila bila tidak cari jalan lain jangan memaksakan..masalah hati... biasa nya wanita cenderung lebih bisa hidup mandiri bersama Anaknya..😭😭😭😭😚😚😚😚
2022-11-21
0
Kod Driyah
Nanda suami penghianat
2022-07-01
1
Sulati Cus
kebohongan yg haqiqi
2022-02-11
1