Ikhlas itu sulit

Tak ingin masalah diantara mereka tak ada kepastian, Mira memutuskan untuk menerima pernikahan siri suaminya walaupun dengan berat hati. Sore itu, Mira mengajak Nanda untuk mengatakan keputusannya.

" Apakah mama sudah punya keputusan?"

Tanya Nanda sambil memandangi istrinya yang mulai terlihat tenang.

" Ya, Papa pasti sudah tidak sabar ingin mendengarnya kan?"

" Tentu saja ma. Kita tidak mungkin selamanya begini."

" Sebenarnya, mama ingin bercerai."

" Mama, papa tidak akan menceraikan mama." Nanda terkejut dengan jawaban Mira.

" Pada awalnya mama sakit hati dengan kelakuan papa. Wanita mana yang ingin dimadu.Tapi, semua sudah terjadi, nasi sudah jadi bubur, mama tidak dapat mengubah apa yang sudah terjadi." Meski Mira berusaha tegar, namun airmatanya tetap tak dapat ditahannya.

" Maksud mama, mama menerimanya? Mama sudah memaafkan papa?"

" Tidak, aku memaafkan papa bukan berarti aku menerima penghianatan yang papa lakukan. Lakukan apa yang ingin papa lakukan. Jangan melibatkan mama. Mama tidak ingin hal ini mempengaruhi pertumbuhan Kasih. Papa harus berjanji papa akan memperlakukan Kasih sama seperti sebelumnya."

" Tentu ma, mama tidak perlu khawatir. Kasih adalah putriku. Tentu saja aku akan menyayangi putriku."

"Mulai hari ini, mama tidak akan ikut campur lagi urusan istri mudamu."

"Baik ma. Tapi Desy ingin bertemu orangtuaku. Mama tidak keberatan kan?"

" Sudah mama bilang, mama tidak mau ikut campur urusan papa dan istri muda papa."Kata Mira kesal.

Nanda termenung, ternyata Mira belum sepenuhnya menerima pernikahan sirinya. Nanda juga tidak bisa menyalahkan ataupun memaksa Mira menerimanya.

Nanda menjemput Desy untuk pergi kerumah orangtua Nanda. Desy tampak bahagia karena keinginannya akan segera terpenuhi. Dia ingin mengambil hati mertuanya dan mendapat restu serta menjadi menantu yang di sukai. Desy sudah menantinya selama hampir setahun.

Kedatangan Desy disambut baik oleh orangtua Nanda. Sebelum kedatangan Desy, ternyata Nanda sudah menceritakan semua tentang pernikahan sirinya dan memohon kepada orangtuanya untuk menerima Desy sebagai menantunya.

Nanda memperkenalkan istri barunya secara resmi kepada orangtuanya.

" Ayah, ibu. Ini Desy istri baru Nanda."

Desy menyalami ayah dan ibu Nanda. Namun sang ayah tidak begitu senang dengan Desy, tapi juga tidak melarang pernikahan baru Nanda.

" Nak Desy, silahkan duduk nak. Jangan sungkan anggap rumah sendiri.Ini juga rumah Nanda suamimu."

" Ya bu terimakasih. Ini ada sedikit oleh-oleh dari Desy untuk ayah dan ibu." Ucap Desy sambil menyerahkan bungkusan yang berisi parfum dan perlengkapan make up pada ibu mertuanya.

" Darimana kamu tahu ibu suka merk ini dan ini juga parfum kesukaan ayahnya Nanda, betul kan pa?" Ibunya Nanda tampak gembira.

Sementara sang ayah mertua hanya tersenyum penuh misteri. Antara senang dan sinis.

Usaha Desy sudah bisa dibilang berhasil. Desy pun meluapkan kegembiraannya pada Nanda.

" Mas Nanda, kayaknya oramgtua mas Nanda sudah mulai suka dan menerima aku menjadi menantunya. Terutama ibu." Kata Desy sambil membersihkan make up.

" Kamu senang sekarang? Aku juga sudah banyak membantumu, jangan lupa itu."

" Tentu saja aku tidak akan pernah lupa seberapa besar usaha mas Nanda demi Desy agar bisa diterima dirumah ini."

Dedy tersenyum kearah Nanda yang bersandar di ranjang sambil membaca buku.

" Besok, aku tidak bisa temani kamu disini. Aku harus kerja, banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan."

" Mas Nanda tenang saja, aku sudah ada janji dengan ibu mertua untuk berbelanja lalu belajar memasak. Ternyata ibu mertua jago masak ya mas."

" Baiklah aku tenang sekarang. Aku tidak ingin kamu merasa bosan selama disini."

" Tidak, aku sangat senang dirumah ini."

" Syukurlah."

Keesokan harinya, setelah Nanda pergi, Desy menemui ibu mertuanya.

"Ibu, bolehkah Desy bertemu mbak Mira?"

" Untuk apa kamu bertemu dengannya?"

" Desy ingin meminta maaf pada mbak Mira."

" Desy, kamu wanita yang baik. Tapi saat ini suasana hati Mira lagi tidak baik."

" Itulah sebabnya Desy harus bertemu dengannya."

" Begini saja, ibu akan menemui Mira dulu. Setidaknya ibu akan memastikan bahwa ketika kalian bertemu kalian tidak akan bertengkar."

" Baiklah, Desy menurut ibu saja."

" Pagi ini ibu akan pergi kerumah Mira dulu. Setelah itu baru pergi berbelanja."

Menantu dan mertua itu saling berpandangan dan saling tersenyum.

Kedatangan ibu mertua Mira kerumah Mira, membuat hati Mira agak curiga. Terlebih setelah kedatangan istri baru Nanda dirumah mertuanya. Dan benar saja, ibu mertuanya datang atas nama Nanda dan menantu barunya.

" Mira, kedatangan ibu kemari ingin meminta maaf atas kelakuan Nanda. Ibu tahu hatimu pasti sedih saat ini. Kecewa, marah semua campur aduk. Sebagai sesama wanita ibu mengerti keadaan kamu."

"Ibu tidak perlu meminta maaf atas kelakuan Mas Nanda. Dan terima kasih atas pengertian ibu pada Mira." Dalam hati Mira lega dengan sikap ibu mertuanya.Tapi...

" Ibu sudah bertemu dengan istri barunya Nanda, dia wanita yang baik. Sopan dan pengertian. Dia bukan wanita yang hanya menyukai uangnya Nanda, karena dia sendiri kaya. Dan yang terpenting dia mencintai Nanda."

Kata-kata itu memang halus, tapi cukup untuk membuat Mira meneteskan airmata.

" Benarkah bu." Suara Mira bergetar.

" Iya Mira. Jangan marah lagi baik pada Nanda maupun pada Desy. Kalau kamu mencintai suamimu, maka terimalah keputusannya. Istri yang baik harus menurut pada suami."

" Meskipun dia berbuat salah?"

" Meskipun dia berbuat salah. Kamu hanya wajib mengingatkannya. Tapi yang dilakukan Nanda bukan sebuah kesalahan, karena semua demi perusahaan, demi kamu dan anakmu."

Mira hanya terdiam.

" Ya sudah. Ibu pergi dulu. Pikirkam baik-baik perkataan ibu."

Ibu mertuanya melangkah pergi dengan tenang.

Hati Mira menjerit, dia ingin berteriak. "Aku juga manusia, aku bukan batu. Aku punya hati yang bisa sakit. Aku punya perasaan yang ingin dihargai."

Airmatanya tak dapat ditahannya lagi. Diapun berlari ke kamarnya lalu melemparkan tubuhnya diatas ranjang. Dia menekankan wajahnya diatas bantal agar suara tangisnya tak terdengar oleh putrinya.

Sementara itu, Desy pergi berbelanja dengan ibu mertuanya. Mereka tampak bahagia sekali.

Ternyata mereka mempunyai hobby yang sama yaitu berbelanja. Setelah bosan, mereka pulang kerumah.

Desy meminta ibu mertuanya untuk mengajarinya memasak makanan kesukaan Nanda. Desy ingin menyenangkan Nanda dengan memasak makanan kesukaannya.

Ibu mertuanya merasa senang dengan usaha Desy." Benar-benar wanita yang baik." Kata ibu mertuanya dalam hati.

Terpopuler

Comments

Endang Oke

Endang Oke

wanita baik2 tdk akan merusak rumah tangga orang . kpu dia oaham agama dia skan takut dgn cara menjadi duri dlm rumah tangga org. neraka abadi tempatnya. dan tidak diaku sbg umat dan golongan Rasullah. krn merusak ikatan pernikahan sepasang suami istri apalagi sampai cerai. itu perbuatan DAJAL

2024-03-09

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

bila desy Wanita baik...menolong tidak akan pamrih lah ini kan seolah kesempatan ingin menguasai nanda lewat mertuanya...Ak bisa pastikan Kel nanda pasti akan hancur karena istri sirinya dan ibu mertuan saling mendukung adanya kawin siri...sumpah sakit Thor bacanya apa kah pakai Bombay banyak ya mataku mrembes..😭😭😭😚😚😚😭😭

2022-11-21

0

Kl Celinaelin

Kl Celinaelin

Mana ada wanita baik ambil suami orang apa lg jd pelakor

2022-06-03

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!