BASRI
Sheyna POV
Nama ku Sheyna biasa di panggil Sensen, dan keluarga ku biasa memanggilku Nana. Aku anak tunggal dari pasangan Nani dan Seno.
Papa ku meninggal saat aku berumur 14 tahun tepatnya saat ujian kelas 3 SMP. Papa ku meninggal karena kanker, beliau merupakan pria terkuat yang pernah ku kenal, selama 7 tahun beliau menyembunyikannya dari kami hingga akhirnya dia menyerah dan kembali ke pangkuan sang ilahi.
Mama ku menjadi singel parents, kehidupan harus terus berjalan meski tertatih kami berusaha untuk bangkit dari keterpurukan. Enam bulan setelah kepergian papa, mama ku resmi menggantikan posisi papa ku di perusahaannya.
Sampai saat itu semuanya masih berjalan lancar, aku dan mama berusaha untuk saling menguatkan satu sama lain. kata mama " Meskipun papa sudah di surga kita harus tetap menjalani kehidupan dengan bahagia, jika kita bahagia maka papa di sana juga akan merasa bahagia ".
Aku tetap menjadi Sheyna yang ceria dan energik di sekolah ku. Namun sampai saat kelulusan SMP entah mengapa kondisi ku drop, aku harus di rawat selama satu minggu dan menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan.
" Ma Nana akan baik baik aja kan? kenapa banyak pemeriksaan yang harus Nana jalani ma? " tanyaku mulai gusar dengan pemeriksaan yang di lakukan para dokter.
" Mama harapan begitu " jawab mama ku tampak murung.
Tak berselang lama dokter yang merawatku memberikan sebuah amplop berisikan hasil pemeriksaan keseluruhan kepada mama ku.
" Ibu Nani ini hasil pemeriksaan saudari Sheyna, dan Ibu boleh ikut ke ruangan saya " ucap dokter tersebut berjalan keluar ruangan di ikuti oleh mama ku.
Karena penasaran aku membuka amplop yang berisikan hasil pemeriksaan ku yang mama ku letakkan di atas nakas.Secara perlahan aku buka, bak tersambar petir rasanya begitu mengetahui apa isinya.
Di dalam surat itu tertera bahwa 98 % aku mengidap penyakit yang sama dengan penyakit yang di derita oleh papa ku. Aku syok dan berharap ini hanya mimpi. Bagaimana mungkin aku tidak syok bahwa penyakit inilah yang merenggut orang yang paling aku sayangi, laki laki yang selalu ada untuk ku.
Aku menangis sejadi jadinya, aku belum siap untuk pergi dari dunia ini, aku masih ingin menghabiskan masa muda ku, aku ingin menemani mama ku, aku tidak ingin mama ku kesepian. Semua pikiran buruk berkecamuk di dalam otak ku membuatku sangat depresi.
Semenjak itu aku berubah menjadi pribadi yang murung, dan suka menyendiri. Tidak ada lagi Sheyna yang ceria dan energik, tidak ada lagi kehebohan yang aku buat, dunia ku hampa bahkan teman pun sekarang aku tak punya.
Namun setelah beberapa bulan aku berstatus anak SMA, aku kembali menemukan cahaya, cahaya yang menuntunku untuk kembali ke jati diriku.
Awalnya aku bertemu dengan Alvaro, dia membantu ku saat aku pingsan di ajang sekolah. Sejak saat itu aku menyukainya seakan lupa dengan penyakit ku, seiring berjalannya waktu aku dan Alvaro menjadi dekat, dan saat itu Alvaro mengenalkan ku dengan temannya yaitu Rania dan Iqbal.
Secara perlahan kehidupan ku yang hampa kembali ceria, saat bersama mereka aku seakan tersihir dan melupakan bahwa diriku ini sakit, aku merasa kembali sehat ketika bersama mereka.
Hari hari yang ku jalani kembali berwarna, sampai pada penghujung tahun entah bagaimana aku dan Alvaro berpacaran. Tapi rasanya aneh ketika kami menjalin hubungan Alvaro berubah dia seperti menghindar dari ku.Beberapa hari setelah kami berpacaran aku mengetahui alasannya mengapa Alvaro menghindar ternyata Alvaro memiliki pacar selain aku.
Kami putus secara baik baik, dan memutuskan untuk menjadi sahabat. Hari hari berikutnya Alvaro kembali menjadi Alvaro yang ku kenal, sepertinya kami memang di takdirkan untuk bersahabat tidak lebih. Walau dalam hatiku masih berharap bisa kembali menjadi kekasihnya.
Di semester kedua, semua kelas kembali di atur sesuai dengan nilai siswa. Entah memang nasib baik aku,Alvaro, Rania, dan Iqbal berada di kelas yang sama.
" Sen kita satu kelas loh " ucap Rania bersemangat.
" Iya waahhh asik Lo duduk bareng gue ya " ajak ku, dengan semangat Rania mengangguk.
" Wedeh akhirnya kita satu kelas, jadi gak perlu janjian kalau mau ke kantin " ucap Iqbal mengambil posisi duduk di belakangku dan Rania.
" Iya asik gue bisa dapet contekan dari dua cewek cantik sekaligus " goda Alvaro menepuk pelan kepalaku dan duduk di samping Iqbal.
" Yoi broo Lo tahu nilai terbaik anak kelas sepuluh siapa yang megang? " tanya Iqbal pada Alvaro.
" Siapa broo "
" Peringkat pertama Sheyna dan kedua Rania sohib kita broo" ucap Iqbal heboh. Aku dan Rania hanya geleng geleng kepala, sambil senyum satu sama lain.
Kamipun berbincang ringan membahas liburan kemarin, tidak ada yang tahu bahwa aku dan Alvaro menjalin hubungan. Tak berselang lama seorang guru memasuki kelas kami.
" Selamat pagi anak anak, perkenalkan saya Ibu Sinta saya adalah wali kelas kalian X IPA 1 " Ibu Sinta memperkenalkan dirinya dan mengabsen nama nama siswa untuk saling berkenalan. Saat di penghujung perkenalkan tiba tiba seorang guru lain datang dengan seorang murid dengan seragam yang berbeda.
" Silahkan masuk nak " Ibu Sinta mempersilahkan murid tersebut untuk masuk. Murid itupun masuk semua mata tertuju kepadanya terutama kaum adam.
" Silahkan perkenalkan nama kamu " intruksi Ibu Sinta.
" Perkenalkan nama saya Billa, saya pindahan dari SMA X (salah satu SMA terkenal di kota ku ) "
Tiba tiba kelas menjadi ricuh ketika Billa membuka suaranya, suaranya yang lembut lembut manja membuat kaum adam yang centil menggodanya.
" Baiklah Billa kamu boleh duduk di depan Sheyna dan Rania " ucap Ibu Sinta.
" Haii " sapa ku saat Billa duduk di depan ku.
" Haii... kenalin gue Billa " Billa memperkenalkan namanya.
" Rania "
" Billa "
Kami berlima pun saling berkenalan, Billa memang terlihat sedikit liar dengan seragamnya yang begitu presbody, tapi setelah mengenalnya beberapa hari kaki tahu sifat asli Billa.
Billa anak yang baik, manja, dan lucu. Walaupun baru beberapa hari tapi aku merasa sangat cocok dengan Billa kesan yang kurasakan sama dengan kesan ketika aku baru mengenal Alvaro, Rania dan Iqbal. Aku seakan terhipnotis dan bisa melupakan sakit yang menggerogoti tubuhku.
Semakin hari kami semakin dekat, bahkan kemana mana kami selalu berlima. Sampai banyak orang yang menjuluki kami kembar lima. Ya walaupun aku tau di antara kami berlima tidak ada kemiripan secara fisik. Tapi kami memiliki kemiripan dari aspek lain seperti kami sama sama menyukai hal hal berbentuk seni, kami sama sama menyukai bintang, dan kami sama sama anak tunggal.
...◦•●◉✿ Happy Reading ✿◉●•◦...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Maminya Nathania Bortum
godjob
2022-04-19
1
tristaSummy
good.. aku favorit thor
2022-03-28
2
Tin
hai Thor aku mampir
2022-03-09
1