Awal

Mungkin bagi remaja pada umumnya masa SMA adalah masa yang sangat membahagiakan, terlihat dari siswa siswi yang berlalu lalang sambil tertawa dan tersenyum bahagia bersama teman temannya.

Sheyna menarik nafas panjang menetralkan perasaan sedih di hatinya. Dia masih belum bisa menerima keadaannya saat ini.Memang berat yang ia rasakan, kehilangan orang yang paling kita sayang bukanlah hal yang mudah di tambah ia di vonis mengidap penyakit yang sama dengan sang papa yang sudah pergi beberapa bulan lalu.

Perlahan tapi pasti Sheyna melangkahkan kakinya memasuki SMA X ( salah satu SMA favorit di kotanya). Sheyna tidak memiliki teman di sekolahnya sekarang. Teman temannya banyak yang memilih untuk melanjutkan pendidikan di SMA yayasan sekolah lamanya. Terlalu banyak kenangannya bersama sang papa di sana,membuatnya memilih untuk masuk ke SMA ini,

Sudah hampir tiga bulan ia bersekolah di sini, tapi dia tetap belum memiliki teman. Selain tidak ada yang ia kenal, Sheyna juga menutup diri jadi sulit jika ada yang ingin berteman dengannya.

Setelah tiba di kelas Sheyna, duduk di bangku paling belakang pojok sendirian.Dia sengaja mengambil posisi duduk di pojok agar saat penyakitnya kambuh dia bisa diam diam meminum obatnya tanpa ada yang tahu.

Seperti biasa sebelum bel masuk berbunyi Sheyna mengeluarkan novel dari dalam tasnya dan membacanya dengan khusyuk. Tak berselang lama bel pun berbunyi,Sheyna langsung memasukkan novelnya ke dalam tasnya dan guru yang mengajar pun sudah memasuki kelas, kegiatan belajar mengajarpun di mulai.

" Selamat pagi anak anak sebelum kelas di mulai ibu akan mengingatkan,untuk acara ulang tahun sekolah minggu depan ibu berharap semua murid bisa berpartisipasi di setiap mata lombanya " peringat Ibu Fitri selaku wali kelas mereka yang kebetulan mengajar di kelas mereka pagi ini.

" Bu " Andra selaku ketua kelas mengintrupsi.

" Iya Andra ada apa? " tanya Ibu Fitri.

" Bu semua mata lomba sudah saya data, hanya tersisa satu mata lomba estafet, kita masih kurang satu orang bu, dan masih ada yang belum berpartisipasi" ucap Andra sambil melirik ke arah Sheyna.

" Iya bu, setiap di tanya dia selalu diam bu" sambung Fenti sekretaris kelas dengan nyolot.

Dan seketika kelas menjadi ricuh, mereka semua memojokkan Sheyna. Bukannya dia tidak ingin berpartisipasi tetapi perlombaan yang di adakan adalah lomba olahraga, terlebih ini adalah lari estafet,Sheyna sadar diri bahwa dirinya tidak akan mampu mengikuti lomba tersebut.

" Stop... stop...! " Intrupsi Ibu Fitri.Ibu Fitri tahu siapa yang di maksud muridnya, melihat arah tatapan semua murid kelas tersebut.

" Setiap pelajaran olahraga Sheyna selalu izin, setiap ada kegiatan kerja bakti juga izin, dan ada lomba masa dia juga gak bisa ikut bu " protes Fenti.

" Iya bu, cuma Sheyna yang belum berpartisipasi " tambah yang lainnya.

" Eeemmm, anak anak Ibu Moh.... "

" Baiklah bu saya akan mengikuti berpartisipasi ll" ucap Sheyna dengan santainya. Ibu Fitri tampak terkejut mendengar penuturan Sheyna. Sheyna sengaja memotong ucapan Ibu Fitri karena Sheyna tahu Ibu Fitri pasti bingung harus bersikap apa di depan semua murid.

Ya Ibu Fitri sudah tahu kalau Sheyna memiliki penyakit, itu sebabnya setiap jam pelajaran olahraga Sheyna di perbolehkan untuk tidak mengikuti pelajaran tersebut.

" Eeeee baiklah, nanti saat istirahat kamu ke ruangan Ibu ya " minta Ibu Fitri dan Sheyna hanya mengangguk. Setelah itu mereka kembali melanjutkan kegiatan belajar mengajar.

...***...

Beberapa menit yang lalu bel istirahat berbunyi, Sheyna baru ingat bahwa dia di panggil ke ruangan Ibu Fitri. Sheyna berjalan keluar kelas dengan wajah dinginnya menuju ruang Bu Fitri.

" Permisi...Selamat siang Bu " salam Sheyna memasuki ruang Ibu Fitri.

" Eeem iya masuk Sheyna " Sheyna pun duduk di kursi yang berhadapan dengan Ibu Fitri.

" Sheyna Ibu tahu kondisi kamu, apa kamu yakin ingin berpartisipasi? " tanya Ibu Fitri.

" Saya yakin bu " jawab Sheyna seadanya.

" Tapi kesehatan kamu akan terganggu, Ibu harap kamu mengundurkan diri dan Ibu bisa mencari alasan kepada teman kelas kamu " bujuk Ibu Fitri, bagaimana pun Ibu Fitri juga mengkhawatirkan kondisi Sheyna.

" Ibu tenang saja saya sanggup bu, saya tidak harus memenangkan perlombaan kan? yang penting saya ikut berpartisipasi" jelas Sheyna.Ibu Fitri mengangguk yang di ucapkan Sheyna ada benarnya, dia tidak harus menang, dia hanya akan berpartisipasi, dan ibu Fitri rasa itu tidak akan mempengaruhi kesehatan Sheyna.

" Ya sudah itu hak kamu, tapi Ibu mohon jangan terlalu memaksakan ya, tetap perhatikan kesehatan kamu " ucap Ibu Fitri memegang tangan Sheyna.

" Ibu tenang saja, kalau begitu saya permisi ya bu " pamit Sheyna sambil mencium punggung tangan Ibu Fitri.

Setelah berbincang dengan Ibu Fitri, Sheyna kembali ke kelasnya. Tak berselang lama bel masuk berbunyi merekapun kembali dengan kegiatan belajar mengajar.

...***...

" Huuuuffffftttttt..... " Sheyna menghela nafas kasar dan merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Kepalanya terasa sangat sakit, dan tubuhnya terasa lemas.

" Anak mama sudah pulang " sapa Nani yang baru saja kembali dari dapur dengan potongan buah di tangannya.

" Mama kok udah pulang? " heran Sheyna, mendudukkan tubuhnya.

" Iya mama dapat telpon dari Ibu Fitri, dan mama langsung buru buru pulang deh " jelas Nani menyuapkan potongan buah kepada Sheyna.

" Huuhhh... andai Nana gak sakit semua mata lomba Nana jabanin ma " ucap Sheyna sedikit frustasi sambil mengunyah buah.

" Tapi Nana yakin bakalan ikutan? " tanya Nani lagi.

" Nana yakin ma, lagi pula beberapa hari ini Nana ngerasa cukup sehat " ucap Sheyna berusaha meyakinkan Nani.

Sheyna tahu dirinya tidak sanggup, tapi di dalam hati kecilnya dia sangat ingin mengikuti perlombaan tersebut.

" Tapi Na, mama khawatir d.... "

" Ma Nana baik baik aja, oh ya tadi kata om Nevan besok sore jadwal Cekup " ucap Sheyna berusaha mengalihkan pembicaraan. (Om Nevan adalah dokter yang menangani penyakit Sheyna).

" Ya ampun mama hampir aja lupa, untung kamu ngingetin " ucap Nani mengelus kepala Sheyna.

" Udah aa, Nana naik dulu ya ma mau bersih bersih,lengket " Sheyna menciun pipi Nani lalu berlari menaiki tangga.

" Nana jangan lari nanti kecapekan " teriak Nani.

Mendengar teriakan Nani, Sheyna tersenyum miris dan langsung masuk ke kamarnya.Di dalam kamar Sheyna kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.

" Miris jadi orang penyakitan, apa apa gak boleh, kecapekan sedikit minum obat, ngerasa sakit sedikit langsung kerumah sakit, huufffftt... " lagi lagi ia menghela nafas.

" Ya Tuhan kalau umur Nana gak panjang tolong beri Nana seseorang yang bisa buat Nana bahagia sebelum Nana pergi Ya, Nana janji deh gak bakal menutup diri lagi, Nana janji bakal jadi Nana yang ceria lagi. " Doa Sheyna dalam hati.

Setelah itu Sheyna langsung beranjak mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Dia akan melaksanakan rutinitas sorenya.

...◦•●◉✿Happy Reading✿◉●•◦...

Terpopuler

Comments

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

bagus alur ceritanya

2022-04-19

1

El_Tien

El_Tien

ayo saling dukung

2022-03-09

1

DEBU KAKI

DEBU KAKI

next

2022-02-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!