Duda Childish
Warning : sebelum membaca karya inj, diwajibkan membaca karya ku "Beautiful Crazy Woman"
"Sayang, kamu pasti kuat. Bertahanlah." Randi mengusap air mata sang Istri.
"Sakit Mas, aku sudah tidak kuat lagi, jika terjadi sesuatu kepada ku jagalah anak kita. Carilah wanita yang bisa menerima anak kita. Aku mencintaimu Mas." Renita pingsan.
Tuhan telah berkehendak lain, pernikahan Randi dan Renita baru 1 tahun masih sayang-sayangnya. Rumah tangga mereka berdua sangatlah harmonis walaupun baru menjalaninya. Renita yang pamit ingin ke pasar bersama pelayan, ternyata di jalan ada musibah. Mereka berdua mengalami kecelakaan sedangkan Renita sedang hamil tua, yang tinggal menunggu hari untuk melahirkan.
Flashback On
"Mas, pagi ini aku ke pasar ya sama Bik Inah," ucap Renita bergelayut ditangan suaminya.
"Aku antar ya." Randi menolak halus sang istri.
"Nggak usah Mas, nanti mas kan mau ke kantor nanti telat loh. Aku lagi ngidam bawa mobil sendiri lo Mas," nego Renita.
"Ya udah aku berangkat sekarang ya, Mas kan udah selesai sarapan pagi," pamit Renita lalu mencium tangan suaminya dengan takzim.
Randi membalas dengan mencium kening istrinya.
"Sayang hati-hati di jalan ya, jaga Mama mu, oke," ucap Randi sambil mengusap-usap perut Renita.
"Iya, Papa," jawab Renita dengan suaranya dibuat-buat seperti anak kecil.
Diperjalanan Renita perasaannya tidak enak, pikiran mulai tidak fokus saat membawa mobil. Padahal baru saja keluar dari rumah rasanya Renita ingin kembali pulang ke rumah saja.
"Astaga, Renita bisa-bisanya ke pasar lupa bawa dompet." Randi berinisiatif menyusul Renita.
Randi sudah memasuki jalan raya besar, melihat sangat macet membuatnya tidak sabar agar segera melewatinya kemacetan ini. Saat mobilnya berhenti ada tukang asongan melewati mobil Randi.
"Mas mau tanya, kenapa di depan macet?" tanya Randi penasaran.
"Ada kecelakaan Mas, mana wanita itu sedang hamil besar mas. Banyak banget darah yang keluar," terangnya.
Deg...
Rasanya jantung Randi berhenti berdetak menjadi teringat dengan istrinya. Dia berharap bukan istri dan calonnya yang mengalami kecelakaan.
Tin...
Tin...
Suara klakson mobil dari belakang mobil Randi tanda menginterupsi agar Randi cepat maju ke depan. Saat Randi hampir melewati mobil yang kecelakaan ia langsung turun dari mobil. Berlari menghampiri kecelakaan tersebut ternyata Renita sudah akan dinaikkan ke dalam mobil ambulans. Randi memeluk sang istri di dalam mobil ambulans rasanya seperti tersambar petir di siang bolong.
Flashback Off
"Sayang yang kuat yah." Randi menciumi kening Renita.
Sampai di rumah sakit Renita langsung dibawa keruang ICU, kaki Randi melemas saat pintu ICU tertutup.
"Kenapa Tuhan, harus terjadi kepadaku?" Randi memukul tembok dengan kuat.
Randi sudah melampiaskan emosinya sudah merasa tenang. Randi mengambil ponselnya lalu mencoba menelepon Bellanca sang kakak.
Bellanca📞"Halo Ran," sapa Bellanca.
Randi📞"Kak, Renita Kak. Sekarang di rumah sakit," ucap Randi dengan suara menahan tangisannya.
Bellanca 📞"Kenapa Renita? kenapa suara mu bergetar seperti itu," tanya Bellanca panik.
Randi📞"Aku di rumah sakit xxxx, ku tunggu." Randi mematikan teleponnya.
Randi kembali fokus ke pintu ICU, lalu keluarlah seorang perawat mendatangi Randi.
"Maaf Tuan, tolong ke resepsionis sebentar. Anda harus mengurus biaya administrasi karena pihak rumah sakit akan mengambil tindakan operasi untuk mengeluarkan bayinya," terang Perawat lalu pergi meninggalkan Randi.
Randi langsung melangkahkan kakinya ke meja administrasi untuk menyelesaikan biaya administrasinya. Selesai itu tak sengaja Randi bertemu dengan Romeo baru saja selesai dengan tugasnya dirumah sakit.
"Kamu kenapa Ran? kenapa baju mu sedikit berlumur darah?" tanya Romeo penasaran.
"Renita..." ucapnya terhenti.
"Aku harus ke ruang operasi," lanjutnya sendu.
"Renita melahirkan? wah selamat ya Bro, sekarang jadi ayah." Romeo memberikan selamat dengan meraih tangan Randi dengan menepuk-nepuk.
"Iya, Bro," jawab Randi dingin.
Randi berjalan kearah ruang operasi dengan santai ia melangkahkan mencoba untuk tenang semua pasti akan baik-baik saja pikirnya. Romeo sedikit aneh melihat Randi murung lesu tak semangat hidup.
"Biasanya orang yang akan menjadi ayah pasti akan bahagia, Randi kenapa?" Romeo bertanya-tanya dalam hatinya.
Karena Romeo penasaran ia berinisiatif bertanya kepada pekerja bagian administrasi.
"Kak, tadi teman saya kenapa ya murung sekali?" tanya Romeo.
"Istri nya kecelakaan Dok," jawabnya.
"Apa?!" ucap Romeo sedikit syok.
Romeo langsung berjalan mencari keberadaan Randi, ternyata di sana sudah ada Bellanca sedang memeluk Randi. Randi masih menangis tersedu-sedu mendengar pernyataan perawat jika Renita telah tiada.
"Kak! tidak mungkin. Ini hanya mimpi kan?" ucap Randi tak percaya dengan kenyataan.
"Sayang kamu harus kuat, lihat anak mu. Butuh kamu." Bellanca memeluknya dengan erat.
Romeo masih terdiam ditempatnya karena ia ikut syok mendengar pernyataan tersebut. Pintu ruang operasi telah terbuka perawat mendorong brankar yang membawa jenazah Renita sudah tertutup kain putih.
"Sayang! sayang!" teriak Randi dengan dramatis sambil memeluk jenazah sang istri.
Bellanca mendekati Randi lalu menahan bahunya agar tidak terus-menerus memeluk Renita. Perawat pun membawa jenazah Renita ke kamar jenazah.
"Maaf Tuan, saya sudah mencoba semaksimal mungkin. Namun Tuhan telah berkehendak lain," terang Dokter.
"Terima kasih Dok, anak saya bagaimana?" tanya Randi.
"Anak Tuan dimasukkan ke inkubator, karena fisiknya tidak memungkinkan, mungkin karena kecelakaan. Jenis kelamin anak Tuan adalah laki-laki," ucap Dokter lalu pamit pergi.
"Kamu mau lihat anak mu?" tanya Bellanca dengan hati-hati.
Randi hanya menganggukkan kepalanya tanda ia setuju dengan Bellanca.
"Romeo, tolong urus jenazah Renita agar cepat dibawa ke rumah, biarkan aku mengantar Randi sebentar," titah Bellanca.
Randi termangu saat melihat sang buah hati di dalam inkubator, tangannya yang bergerak-gerak di ikuti kakinya. Ada beberapa alat yang menempel ditubuhnya, membuat Randi menitikkan air matanya.
"Sayang ini Papa," ucapnya sambil menangis.
"Maafin Papa sayang, nggak bisa jaga kamu dan Mama. Sekarang Mama sudah di surga, kita doakan Mama bahagia di sana," lanjutnya hanya bisa melihat di balik kaca.
Bellanca memeluk Randi, mencoba menenangkan sang adik agar tetap kuat.
"Halo sayang, ini aunty. Besok sama aunty ya, cepat sehat ya biar bisa main bareng Kakak dirumah," ucap Bellanca sendu sambil mengusap-usap kaca, seolah ia sedang mengusapnya.
Bellanca menjadi teringat sang buah hati dirumah, ia menangis jika ia diposisi Renita bagaimana keluarganya nanti. Lalu Bellanca menyeka air matanya, mencoba kuat untuk menghadapi semua ini.
Bersambung.....
Happy reading guys,
Jagan lupa memberi like,komentar,vote & hadiah.
Stay tune terus ya guys,jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.
Terimakasih atas dukungan kalian.
1 like pun sangat berarti untuk ku ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
aku mampir
2023-01-03
0
🥀⃞Weny🅠🅛
aq dh mampir thor, up lagi dong masak gak nambah² sih thor
2021-12-08
1
nine june
hadir Thooorrr 🔥💪👍
2021-12-05
1