Ikatan Batin

"Kenapa, Ran? Siapa tau kan Dina mau ya, Din," ucap Bellanca seperti emak-emak rempong.

"Udah ah, Kak," sungut Randi.

"Din, jangan didengerin ya. Biasa emak-emak rempong," ucap Randi menirukan gaya Bellanca.

"Jahat banget si kamu, Ran." Bellanca berkacak pinggang.

"Iya santai aja, Ran." Dina tersenyum.

"Udah siap baju-bajunya Elgio yang mau di bawa pulang?" tanya Bellanca sambil membuka nakas.

"Tenang, sudah ku siapkan semuanya, Kak. Ini," ucap Dina sambil membawa tas Elgio siap di bawa pulang.

"Ya ampun, Din. Kamu pengertian banget, udah disiapin." Bellanca kagum.

"Cuma itu aja, cuma bantu aja, Kak," kilah Dina.

"Ya udah, yuk pulang, Kak." Randi yang sudah siap membawa perlengkapan Elgio.

"Oke," seru Bellanca.

Saat Randi membukakan pintu untuk Bellanca agar mudah keluar ruangan. Tiba-tiba Elgio menangis sangat keras membuat Bellanca kaget. Elgio seperti enggan dipisahkan dengan Dina. Dina mengambil alih Elgio dari gendongan Bellanca. Elgio langsung berhenti menangis, Randi dan Bellanca saling beradu tatapan beberapa detik.

"Wah, Elgio nggak mau pisah sama Mama Dina ya?" goda Bellanca sambil mengusap pipi mungilnya.

Seolah-olah Elgio mengerti ucapan Bellanca, ia tersenyum sekilas.

"Ya Tuhan, bocah ini kenapa? Apa dia merindukan kasih sayang ibunya," batin Randi, tiba-tiba air matanya terjatuh mengingat Renita.

"Hei, kenapa kamu menangis? Kamu bukan anak kecil lagi ya," ejek Bellanca.

"Siapa juga yang nangis, Kakak nih liat tuh yang bener," kilah Randi.

"Sayang, Mama nanti main ke rumah ya, sekarang Elgio pulang sama aunty," ucap Dina sangat tulus, ia menciumi pipi Elgio.

Dina memberikan Elgio kepada Bellanca lagi, agar bisa di bawa pulang.

"Kak, ini kotak pendingin, isinya asiku untuk, Elgio," terang Dina.

"Makasih ya, Din. Kalo nggak ada kamu, aku nggak tau," ucap Bellanca.

Randi dan Bellanca pun pergi dari rumah sakit lalu kembali ke rumah Randi.

*****

"Cucu Oma sudah pulang ternyata," sambut Riana sambil menggendong Salsa puteri dari Bellanca.

"Iya, Oma," sahut Randi dengan menggunakan suara anak kecil.

"Salsa gedong Om Randi ya, Oma mau gendong Adik Elgio." Riana memberikan Salsa kepada Randi.

"Uh-uh, keponakan Om tambah cantik," puji Randi.

Salsa hanya membuang mukanya dengan tatapan mengejek.

"Cie, yang dikacangin Salsa," goda Bellanca.

Tiba-tiba dari belakang ada seseorang memeluk Bellanca. Bellanca hanya mengusap-usap tangan si empunya. Pelukan itu semakin dieratkan oleh pria tersebut siapa lagi jika bukan sang suami.

"Papa! no-no," ucap gadis kecil itu, yang berumur hampir 4 tahun.

"Kenapa, Sayang? Papa, kangen Mama. Berapa hari ini nggak di peluk," curhat Andri kepada sang anak.

"Nyebelin banget si, Kak. Aku sebagai laki-laki jomblo yang sudah lebih dari seminggu, juga butuh," gerutu Randi.

"Papa itu milik aku, Mama nggak boleh deket-deket Papa," protes Salsa.

Bellanca mengetahui sang anak dan sang adik mulai protes, ia malah memanas-manasi. Bellanca membalikkan tubuhnya lalu mencium pipi Andri. Randi mulai bad mood memilih pergi, ia tiba-tiba teringat sang istri hampir 2 tahun pernikahan mereka.

"Sorry, Ran," ucap Bellanca.

"It's ok," jawab Randi pergi ke taman belakang rumahnya.

"Mas sih," gerutu Bellanca.

"Mama yang salah, kok nyalahin Papa," sahut Salsa.

"Duh-duh, kesayangan Papa. Makasih sayang udah memihak ke Papa," ucap Andri sambil menghujani Salsa ciuman di pipinya.

"Dasar kalian berdua," sungut Bellanca.

"Kabur!" teriak Salsa dan Andri bersama sambil berlari.

"Ya Tuhan, pusing aku Ma," keluh Bellanca sambil memijat-mijat pelipisnya.

Riana terkekeh mendengar keluhan sang anak. "Jadi ibu serukan?" ejek Riana.

"Maaf ya, Ma. Selama ini aku jarang pernah dengerin nasihat, Mama." Bellanca memeluk Riana dari samping.

****

Ternyata waktu sudah menunjukkan Pukul 17.00, Randi masih setia duduk di taman belakang rumah. Bellanca dan Riana masih sibuk mengurusi Elgio, sedangkan Salsa sibuk dengan dunianya sendiri. Andri mencoba menghampiri Randi yang masih sibuk dengan lamunannya.

"Udah nggak usah di pikirin terus, hidup kamu masih panjang, Ran," selah Andri menasehati Randi

"Aku bingung, Kak. Ini mau gimana? Apa bisa aku membesarkan Elgio sendirian," ucap Randi penuh keraguan.

"Carilah ibu sambung untuk Elgio, jika kamu mau," tawar Andri.

"Mungkin, Kak. Tapi tidak sekarang," terang Randi.

"Pelan-pelan saja, jika aku di posisi mu, mungkin aku tidak bisa hidup tanpa Kakak mu," ucapnya.

Randi tersenyum ia merasakan jika sekarang yang terpenting adalah Elgio dari pada yang lain pikirnya. Andri dan Randi akhirnya mereka masuk ke dalam rumah karena mulai petang. Di sambut oleh Dina sedang asik menggendong Elgio. Membuat Randi sedikit kaget, Dina mau repot-repot mengurusi anaknya.

"Ran, Kakak sama yang lain mau pulang, ada baby sister juga. Sementara ada Dina jagain Elgio," pamit Bellanca.

"Kakak beneran mau pulang? jangan pulang dong, di sini aja," rengek Randi.

"Kamu udah ada Dina, aku juga mau di urusin sama istriku juga kali," selah Andri.

"Sal, tinggal di sini aja ama Om Randi ya, nanti mau apa aja, Om beliin," rayu Rayu.

"Kalo Salsa mau tinggal ama Om Randi, nggak pa-pa kok, Papa izinin. Tapi Mama sama Papa pulang," sahut Andri.

"Kak Andri, mah gitu aku," sungut Randi.

"Itu Mama ada, kenapa harus Kakak mu?"

"Mama mah mana enak di ajak ngobrol, Kak," jawab Randi sedikit kesal.

"Udah, Kakak mau pulang," lugas Bellanca.

Randi hanya kesal melihat Bellanca dan keluarganya sekaligus Riana. Pergi meninggalkan Randi dengan Elgio sendirian di rumah. Hanya Randi yang terlalu mendramatisir keadaan. Sebenarnya di rumah ada beberapa pelayan, dan satu baby sister untuk Elgio. Menurut Randi, ia sangat kesepian jika tidak ada mereka.

"Tuan, maafkan aku, telah menggangu anda," ucap Dina terasa canggung.

"Seharusnya, saya ucapkan terima kasih untuk mu, Din. Bukan malah marah," jawabnya yang bijaksana.

Waktu cepat berlalu, ternyata hampir tengah malam Dina belum sama sekali pulang. Elgio rewel sekali, terus saja menangis jika berpisah dengan Dina. Membuat Dina tak tega meninggalkan Elgio bersama Randi. Sampai-sampai Dina tertidur di tempat tidur Elgio, kepalanya disandarkan ke ayunan. Randi tak tega melihat Dina tertidur dengan posisi duduk seperti itu. Dengan inisiatif Randi menggendong Dina ke ranjang dan menidurkannya. Lalu Randi mengambil Elgio dari ayunan, memindahkannya di samping Dina.

Bersambung.....

Happy reading guys,

Jagan lupa memberi like,komentar,vote & hadiah.

Stay tune terus ya guys,jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.

Terimakasih atas dukungan kalian.

1 like pun sangat berarti untuk ku ❤❤❤

Terpopuler

Comments

Anita_Kim

Anita_Kim

Hadir di sini.

2022-02-27

1

Lenkzher Thea

Lenkzher Thea

Lanjut kaka 💪❤

2021-12-20

1

nine june

nine june

next up Thor 😍🔥👍

2021-12-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!