Dokter Rona And Hot Daddy
...Dari isak tangis ini...
...Kupahat wajahmu dengan airmata...
...Membanjiri jiwa-jiwa...
...yang kerontang atas ranum cinta...
...Kupersembahkan seluruh kerapuhanku...
...Untuk waktu...
...yang tak pernah sadar akan kerinduan...
...Menembus tiap larik puisi...
...dari mulut kelu ini...
...(Senja Merona)...
...***...
Suara nyaring dari terompet yang ditiup dan pekikan kembang api mewarnai langit yang kelam, menyambut pergantian tahun dengan penuh suka dan cita. Semua orang bersorak sorai, melampiaskan kebahagiaan yang membuncah, di antara bintang yang bersinar terang dengan cahaya indah berwarna-warni dan berkilauan.
Di sebuah kamar yang pencahayaannya temaram, ada dua sejoli yang sedang dimabuk cinta. Menikmati malam panjang dengan saling meneguk kenikmatan, menjemput khayalan.
"Happy New Year..." ucap seorang wanita pada kekasihnya. Ia memberi kecupan yang dibalas dengan cumbuan.
"Kamu selalu tahu apa yang aku mau sayang..." ucap laki-laki itu seraya membius wanitanya dengan bola mata yang dalam. Jemarinya menarik selimut yang menutupi tubuh polos kekasihnya dengan perlahan.
Laki-laki yang dirundung nafsuu menenggak saliva dengan rakus, menatap dengan jalangg. Matanya menikmati setiap inci keindahan yang telah disuguhkan untuknya.
"Kamu yakin akan memberikan kesucianmu padaku, Jessi?"
Gadis itu mengangguk kemudian terpejam. Saat sesuatu yang keras tengah menerobos dinding-dinding kehormatannya. Ia menggigit bibir bawah menahan rasa perih yang teramat sangat namun terbayarkan dengan kenikmatan pada akhirnya.
"Ah...!" Lenguh gadis itu.
"Sakit?" tanya si lelaki.
Kekasihnya mengangguk dengan tatapan yang begitu sayu, antara rasa nyeri dan rasa geli menggelitik ruang kewanitaannya.
.
.
"Roy pasti suka dengan hadiah yang akan aku berikan! Sebuah ciuman pertama di malam tahun baru."
"Maaf Roy, aku masih memegang teguh adat dan norma yang berlaku di negara dan keluargaku. Sebuah ciuman aku rasa sudah lebih dari cukup."
Seorang wanita yang akan memberikan kejutan di malam pergantian tahun, ia memutar-mutar tubuhnya di depan cermin. Merapikan pakaian yang lebih terbuka dari biasanya. Sebuah dress tanpa lengan dan tanpa kerah, hanya menutupi dada hingga sebatas paha. Tubuh mulusnya terpampang dengan sangat jelas, seolah dia ingin menggoda para pria hidung belang.
"Huh... kenapa aku grogi begini ya?"
Wanita yang berdiri di depan cermin, ia menatap pantulan dirinya di sana. Ia merapatkan tubuh rampingnya lalu menempelkan bibir manis miliknya ke atas cermin dengan mata yang terpejam. Dia membayangkan tengah memberikan ciuman pertama pada kekasihnya.
"Ahahaha... astaga aku seperti orang gila saja!"
"Ah, sudah jam 11 ternyata ... aku harus pergi sekarang. Kalau tidak nanti aku terlambat memberikan kejutan."
Wanita itu bergegas meraih kunci mobil dan berlari kecil menuju kendaraan roda empatnya terparkir. Kembali ia menarik napas, untuk meredakan perasaan aneh yang menjalari dirinya.
Ia melajukan kendaraannya dengan perasaan bahagia. Membayangkan sang kekasih menyambut dirinya dengan kedua tangan terbuka dan ciuman panas mendarat di atas bibir.
"Duh... kacau nih otak, makin lama makin oleng!" racau gadis itu dengan menetuk-netuk keningnya.
"Oke Rona, jangan terlihat seperti wanita murahan. Lakukan semuanya dengan perlahan dan penuh perasaan!"
"Huh... tegangnya seperti mau sidang tesis saja!"
Jalanan kota Sidney dengan cahaya langit yang dihiasi kerlipan kembang api, nampak sedikit ramai dari biasa. Banyak orang akan menyaksikan dan mengabadikan momen paling indah di setiap tahunnya. Apakah itu bersama keluarga atau dengan kekasih pujaan.
.
.
Apartemen Rising Star
"Se- selamat malam Nona Rona!" sapa seorang receptionist. Dia nampak gugup tidak seperti biasanya.
"Malam Jack, sepertinya kamu belum makan. Tangan kamu bergetar seperti itu!" tegur Rona yang sudah mengenali pria di depannya.
"A- aku sedang tidak enak badan," kilah laki-laki yang dipanggil Jack.
Rona mengangguk lalu berlalu pergi menuju arah lift seraya berteriak. "Istirahat Jack, banyak minum air putih ya."
Lantai demi lantai telah dilewati dan kini dia berdiri di lantai 20. "Ah, tinggal satu lantai lagi!"
Tidak menunggu lama, *l*ift telah terbuka. Rasa gugup semakin menyeruak seperti anak remaja yang baru saja merasakan jatuh cinta. Meski dia tinggal di negara di mana sek-s bebas bukan hal yang tabu. Tapi bagi seorang Rona, menjaga kesucian adalah amanah terbesar yang harus dia jaga dan dipertahankan.
"Huh... tenang Rona!"
Jemari lentiknya memasukan nomor password satu per satu, lalu pintu apartemen pun terbuka. Dia berjalan dengan mengendap-ngendap tidak ingin kedatangannya diketahui sang kekasih. Ia berjalan ke arah kamar dengan pintu terbuka. Namun, lampu yang remang-remang.
Telunjuknya menekan switch-on. Menyalakan lampu utama, hendak memberikan kejutan. "Surprise...!"
Mata Rona terbelalak karena bukan kekasihnya yang mendapat kejutan, justru dia sendiri yang mendapat kejutan. Dia mendapati lelakinya tengah menyatukan tubuh dengan seorang wanita yang dia kenal dengan baik.
"R- Roy!"
Bola mata gadis itu memanas, airmata menggenang di balik pelupuk mata. Pergelangan tangannya mengerat dengan urat kepala yang menegang.
"Apa yang kamu lakukan dengan wanita itu Roy?" tanya Rona geram.
"Seperti yang kamu lihat Rona," ucap si wanita lalu menarik tengkuk Roy dan memberikan ciuman ganasnya.
"Kamu mau memberikan kejutan ciuman pertamamu pada kekasihmu ini, kan? Tapi aku lebih dulu memberinya kejutan dengan kesucian dan kenikmatan!" jawab si perempuan.
Rona menutup mulut menggunakan tangan, kepalanya menggeleng dengan airmata yang berderai tiada henti.
"Brengsekk kamu Roy!" umpat Rona pada kekasihnya.
Roy hanya tertunduk, dia tidak cukup berani untuk memperlihatkan wajah penyesalannya ke arah Rona. Karena tujuan dia dengan wanita teman satu ranjangnya itu, hanya untuk bermain-main dan mencari pelampiasan semata, dari hasratnya yang selalu ditolak oleh Rona.
"Kita putus!" berang Rona.
Tidak sampai di situ, Rona meraih gelas yang berisikan air di atas nakas, lalu menyiramkannya pada pasangan mesum tidak tahu malu. Kemudian dia mengambil beberapa gambar menggunakan ponselnya.
"Jangan bermain-main denganku kalau foto-foto ini tidak mau tersebar!" ancam Rona.
Roy hendak berdiri untuk merebut ponsel milik Rona. Namun, dia tersadar saat ini tubuhnya tanpa sehelai benang pun. Hanya tertutup selimut yang melingkar di pinggangnya.
"Jessy, silakan ambil saja bekasku. Sampah memang sangat cocok dengan sampah!" bentak Rona.
Jessy membulatkan kedua mata. Dia tidak bisa berbuat apa-apa, meski ingin rasanya dia menjambak rambut wanita di hadapannya hingga terlepas. Mencakar wajah mulus, hingga meninggalkan bekas luka. Namun sayang, posisinya saat ini tidak memungkinan untuk dia merealisasikan gemuruh amarah di dalam dada.
"Terserah kamu mau bilang apa Rona, but now you are loser!" ucap wanita tersebut dengan mengacungkan ibu jari lalu menariknya ke bawah.
Rona tidak tersulut permainan wanita itu, dia tetap tenang dan menyunggingkan senyuman palsu. "Tunggu saja Jessy... suatu saat apa yang aku alami hari ini, akan kamu alami juga! Keep My word!"
Rona meninggalkan kedua pasangan menjijikan dengan jengah dan tanpa deraian di atas pipi. Dia menahan keterpurukan dengan bersikap seolah kuat dan tangguh.
...***...
...•Novel kedua nih, semoga bisa diterima dengan baik di hati pembaca sekalian ya•...
...•Author tunggu dukungan dari teman-teman semua•...
...•Terimakasih•...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Umi Nabila
msh nyimak
2022-10-16
0
titiek
baru mampir thor
2022-09-11
0
Elizabeth Zulfa
suka nih ma MC ceweknya... tetap tangguh meski trsakiti..
2022-05-24
0