Pria yang duduk di belakang kursi kemudi memicingkan mata. Dan perhatiannya kini teralihkan pada wanita yang terlelap di atas pangkuannya. Napasnya turun naik saat mendapati sepasang keindahan yang menonjol seperti meminta untuk diremass saat ini juga.
"Shitt! Kenapa wanita ini cepat sekali membuatku bergairah? Padahal dia sama saja seperti yang lainnya, wanita panggilan!"
Feliks yang memperhatikan boss kesayangannya dari balik spion menggelengkan kepala lalu berujar, "Sikat saja Bos, jangan pakai lama! Lagipula saya sudah biasa lihat Bos anu-anu di dalam mobil!"
Pria itu hanya memandang jengah tanpa menjawab celotehan si asisten. Manik matanya kembali terfokus pada gumpalan yang terlihat semakin membusung, karena sang pemilik mengganti posisi tidurnya dengan memiringkan tubuh ke arah dirinya.
Seakan terhipnotis, tangan lancang itu me-remass gundukan yang kenyal dan padat. Matanya memejam dengan otak yang sudah berkelana ke atas ranjang. Dia terus me -remass dan memilin mainannya. Membuat miliknya ikut terbangun dan ingin segera menuntaskan tidur panjangnya.
Pria itu terus me-remass dan remasannya semakin kencang. Dia mulai tidak sabar dengan desakan yang ada dalam dirinya. Perasaan itu begitu menggebu-gebu, seperti pertamakali dia melakukan malam pertama dengan mendiang istri yang sangat dicintai.
"Lebih cepat Feliks!" titahnya dengan suara meninggi.
"Sudah tidak tahan ya Bos? Gimana mau tahan, perempuan itu bening banget!" seloroh Feliks yang menambah kecepatan laju mobilnya.
"Tapi rasa-rasanya saya pernah melihat wanita itu. Tapi di mana ya? Lagipula, saya tidak yakin kalau gadis itu wanita malam. Ah, tapi biarkan saja itu menjadi urusan si bos. Paling juga nanti dilaporkan ke polisi kalau memang salah mangsa!"
.
.
Apartemen Blue Kingdom
"Kamu pulang saja dan besok pagi handle semua urusanku di Rumah Sakit. Saya ingin bersenang-senang sampai puas!" perintahnya yang tidak ingin ditawar.
Sang asisten menganga mendengar tugas yang diberikan untuknya. Karena sekarang saja dia sudah merasa kelelahan, ditambah besok pagi harus menghadiri rapat dewan direksi dan para dokter.
"Apes banget punya bos yang memerintah seenak jidat!"
"Kenapa Feliks, apa kamu sedang mengumpat saya di dalam hati?"
Feliks mengerjapkan matanya, terheran-heran dengan selorohan pria di depannya. "Bos, sejak kapan bisa membaca pikiran orang?"
"Sejak saya ingin sekali memecatmu!"
Feliks menelan ludah, dia memilih untuk tidak lagi bersuara. Dan membiarkan pria di belakangnya membopong kembali tubuh ringan wanita itu di pundaknya.
"Itu wanita udah macam beras aja pakai dipanggul-panggul! Benar-benar punya bos, tidak punya perasaan!"
"Ingat, besok pagi. Jangan sampai telat!"
Pria dengan wajah mengantuk hanya bisa menganggukan kepala. Perintah bos adalah titah yang tidak bisa ditantang. Kamu siap melawan artinya siap kehilangan pekerjaan.
Kamar C 19
Ruangan yang gelap, kini terang-benderang. Satu-persatu lampu dinyalakan dengan alat pendingin dihidupkan. Ruangan yang telah meninggalkan berbagai cerita untuk pria yang saat ini membeku. Dia mengingat kembali di mana di setiap sudut ruangan, ada kenangan yang tertinggal. Rasa rindu menyeruak, batinnya teriris betapa dia menginginkan wanita itu kembali, wanita yang tanpa sengaja 'terbunuh' karena kelalaiannya.
"Huh, aku merindukanmu Marissa!"
Keinginan cinta satu malam, pupuslah sudah. Gairah yang semenjak tadi bergelora, tiba-tiba menciut. Dia menurunkan tubuh wanita yang tidak dia kenal ke atas ranjang, lalu membiarkannya terlentang begitu saja.
Tangan bergetar menggenggam sebuah potret wanita cantik dengan wajah natural. Wanita itu tengah memangku seorang bayi laki-laki. Pria yang terkenal arogan menitikkan air mata. Membelai dua wajah dengan rasa bersalah yang membuncah.
"Aku juga rindu anak kita! Semenjak kecelakaan itu, ibumu membawa Ezio dari tanganku. Aku merindukannya. Dialah satu-satunya kenangan paling berharga yang aku punya. Aku merindukan kalian!"
Tetesan-tetesan kerinduan mengalir tanpa jeda. Menggetarkan tubuh yang selama ini berdiri angkuh. Di balik kekuatan yang dia perlihatkan, ternyata menyimpan kelemahan dan batin yang kesepian.
.
.
Di bawah kucuran air dingin, pria yang teringat masa lalu meredakan isi kepala yang mengepul. Tubuhnya kini terasa lebih segar dan jauh lebihbaik. Dia melilitkan handuk sebatas pinggang dengan rambut dan dada yang masih basah.
Dahaga yang telah sirna, mendadak datang kembali. Saat kedua netra menangkap pemandangan yang menggelitik keinginan memadu kasih. Dia berjalan mendekati gadis itu dan melepaskan kain yang menutup tubuhnya. Baru kali ini dia akan melakukan percintaan dengan kondisi wanita yang tidak sadarkan diri. Seperti seorang pesakitan yang menyetubuhi korbannya.
"Ayo bangun! Biarkan kita menikmati malam ini bersama!" ucapnya sembari menghentak-hentakkan tubuh wanita dihadapannya. Namun wanita itu masih saja tertidur, tidak sadarkan diri.
"Dasar payah! Masa aku harus bermain sendiri?" rutuknya tanpa mendapatkan jawaban.
Tiba-tiba ide buruk muncul di kepala. Dia meraih kamera lalu menyalakannya. Kamera itu di hadapkan ke arah dirinya dan wanita yang tanpa berbalut kain sehelai pun.
Pria yang sudah didera rasa mabuk wanita, mulai merapatkan tubuhnya. Dia menyesap aroma tubuh yang bercampur dengan aroma whiskey, semakin membuat dirinya terbuai. Dia mencumbu bibir yang tertutup rapat dengan tangan menggenggam gundukan padat. Bibirnya mulai turun menyesap leher yang jenjang, menelusuri menggunakan lidah yang menari-menari di atas tubuh indah hingga sampai pada benda yang tengah dia remass.
Dengan rakus mulutnya meraup gumpalan itu, dengan lidah yang menggelitik puncak kenikmatan. Sentuhan-sentuhan yang dia berikan memberikan sengatan-sengatan aneh yang membuat si empunya melenguh di tengah lelapnya.
Pria itu menyeringai, meski hanya mendengar suara lenguhan namun membuat nafsuunya kian meninggi. Dia semakin semangat meraup, menyesap dan menikmati inci demi inci tubuh wanita yang terdiam pasrah.
Tangannya kini melepas lilitan yang ada di pinggangnya. Lalu kembali merapatkan tubuh yang kini tanpa penghalang apapun. Dia melesakkan miliknya dengan kasar, karena berpikir bahwa wanita yang tengah ia gagahi adalah seorang jalangg yang tidak memiliki kesucian. Namun anggapan dia salah besar, saat kepemilikannya menerobos dinding yang sering ia nikmati, ternyata milik gadis ini masih sangat sempit dan serat.
"Apa ini, dia masih perawan? Bagaimana bisa seorang wanita malam masih suci?"
Dia melepas miliknya dari dalam kehormatan wanita itu. Dan benar saja, darah segar menetes membasahi kain yang menutupi ranjang.
Bukannya merasa bersalah, pria yang sudah diliputi gairah, dia kembali melesakkan miliknya. Menghentak-hentakkan tubuhnya dengan cepat dengan tangan yang tak ingin lepas dari dua gundukan yang menjadi candunya.
"Oh, yess baby! I'm comming...!" racaunya dengan diakhiri lolongan panjang karena rasa nikmat yang dia dapatkan.
"Terimakasih cantik, mulai sekarang kamu adalah milikku. Hanya milikku."
"Tidak ada satu pun yang boleh menyentuhmu selain aku. Ya hanya aku...!"
.
.
Jangan lupa untuk memberikan dukungan pada Novel kedua Author ya. Kritik dan saran juga sangat saya tunggu. Terimakasih.
I Love You All
Salam,
Senja Merona
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Umi Nabila
duh si Abang ngak sabar bgt c
2022-10-16
0
Elizabeth Zulfa
apa krna saking mabuknya sampai diperkosa g bangun.. ediiiaaaannn tenaaaann...
2022-05-24
1
Ely
next.
2022-05-03
0