NovelToon NovelToon

Dokter Rona And Hot Daddy

Awal

...Dari isak tangis ini...

...Kupahat wajahmu dengan airmata...

...Membanjiri jiwa-jiwa...

...yang kerontang atas ranum cinta...

...Kupersembahkan seluruh kerapuhanku...

...Untuk waktu...

...yang tak pernah sadar akan kerinduan...

...Menembus tiap larik puisi...

...dari mulut kelu ini...

...(Senja Merona)...

...***...

Suara nyaring dari terompet yang ditiup dan pekikan kembang api mewarnai langit yang kelam, menyambut pergantian tahun dengan penuh suka dan cita. Semua orang bersorak sorai, melampiaskan kebahagiaan yang membuncah, di antara bintang yang bersinar terang dengan cahaya indah berwarna-warni dan berkilauan.

Di sebuah kamar yang pencahayaannya temaram, ada dua sejoli yang sedang dimabuk cinta. Menikmati malam panjang dengan saling meneguk kenikmatan, menjemput khayalan.

"Happy New Year..." ucap seorang wanita pada kekasihnya. Ia memberi kecupan yang dibalas dengan cumbuan.

"Kamu selalu tahu apa yang aku mau sayang..." ucap laki-laki itu seraya membius wanitanya dengan bola mata yang dalam. Jemarinya menarik selimut yang menutupi tubuh polos kekasihnya dengan perlahan.

Laki-laki yang dirundung nafsuu menenggak saliva dengan rakus, menatap dengan jalangg. Matanya menikmati setiap inci keindahan yang telah disuguhkan untuknya.

"Kamu yakin akan memberikan kesucianmu padaku, Jessi?"

Gadis itu mengangguk kemudian terpejam. Saat sesuatu yang keras tengah menerobos dinding-dinding kehormatannya. Ia menggigit bibir bawah menahan rasa perih yang teramat sangat namun terbayarkan dengan kenikmatan pada akhirnya.

"Ah...!" Lenguh gadis itu.

"Sakit?" tanya si lelaki.

Kekasihnya mengangguk dengan tatapan yang begitu sayu, antara rasa nyeri dan rasa geli menggelitik ruang kewanitaannya.

.

.

"Roy pasti suka dengan hadiah yang akan aku berikan! Sebuah ciuman pertama di malam tahun baru."

"Maaf Roy, aku masih memegang teguh adat dan norma yang berlaku di negara dan keluargaku. Sebuah ciuman aku rasa sudah lebih dari cukup."

Seorang wanita yang akan memberikan kejutan di malam pergantian tahun, ia memutar-mutar tubuhnya di depan cermin. Merapikan pakaian yang lebih terbuka dari biasanya. Sebuah dress tanpa lengan dan tanpa kerah, hanya menutupi dada hingga sebatas paha. Tubuh mulusnya terpampang dengan sangat jelas, seolah dia ingin menggoda para pria hidung belang.

"Huh... kenapa aku grogi begini ya?"

Wanita yang berdiri di depan cermin, ia menatap pantulan dirinya di sana. Ia merapatkan tubuh rampingnya lalu menempelkan bibir manis miliknya ke atas cermin dengan mata yang terpejam. Dia membayangkan tengah memberikan ciuman pertama pada kekasihnya.

"Ahahaha... astaga aku seperti orang gila saja!"

"Ah, sudah jam 11 ternyata ... aku harus pergi sekarang. Kalau tidak nanti aku terlambat memberikan kejutan."

Wanita itu bergegas meraih kunci mobil dan berlari kecil menuju kendaraan roda empatnya terparkir. Kembali ia menarik napas, untuk meredakan perasaan aneh yang menjalari dirinya.

Ia melajukan kendaraannya dengan perasaan bahagia. Membayangkan sang kekasih menyambut dirinya dengan kedua tangan terbuka dan ciuman panas mendarat di atas bibir.

"Duh... kacau nih otak, makin lama makin oleng!" racau gadis itu dengan menetuk-netuk keningnya.

"Oke Rona, jangan terlihat seperti wanita murahan. Lakukan semuanya dengan perlahan dan penuh perasaan!"

"Huh... tegangnya seperti mau sidang tesis saja!"

Jalanan kota Sidney dengan cahaya langit yang dihiasi kerlipan kembang api, nampak sedikit ramai dari biasa. Banyak orang akan menyaksikan dan mengabadikan momen paling indah di setiap tahunnya. Apakah itu bersama keluarga atau dengan kekasih pujaan.

.

.

Apartemen Rising Star

"Se- selamat malam Nona Rona!" sapa seorang receptionist. Dia nampak gugup tidak seperti biasanya.

"Malam Jack, sepertinya kamu belum makan. Tangan kamu bergetar seperti itu!" tegur Rona yang sudah mengenali pria di depannya.

"A- aku sedang tidak enak badan," kilah laki-laki yang dipanggil Jack.

Rona mengangguk lalu berlalu pergi menuju arah lift seraya berteriak. "Istirahat Jack, banyak minum air putih ya."

Lantai demi lantai telah dilewati dan kini dia berdiri di lantai 20. "Ah, tinggal satu lantai lagi!"

Tidak menunggu lama, *l*ift telah terbuka. Rasa gugup semakin menyeruak seperti anak remaja yang baru saja merasakan jatuh cinta. Meski dia tinggal di negara di mana sek-s bebas bukan hal yang tabu. Tapi bagi seorang Rona, menjaga kesucian adalah amanah terbesar yang harus dia jaga dan dipertahankan.

"Huh... tenang Rona!"

Jemari lentiknya memasukan nomor password satu per satu, lalu pintu apartemen pun terbuka. Dia berjalan dengan mengendap-ngendap tidak ingin kedatangannya diketahui sang kekasih. Ia berjalan ke arah kamar dengan pintu terbuka. Namun, lampu yang remang-remang.

Telunjuknya menekan switch-on. Menyalakan lampu utama, hendak memberikan kejutan. "Surprise...!"

Mata Rona terbelalak karena bukan kekasihnya yang mendapat kejutan, justru dia sendiri yang mendapat kejutan. Dia mendapati lelakinya tengah menyatukan tubuh dengan seorang wanita yang dia kenal dengan baik.

"R- Roy!"

Bola mata gadis itu memanas, airmata menggenang di balik pelupuk mata. Pergelangan tangannya mengerat dengan urat kepala yang menegang.

"Apa yang kamu lakukan dengan wanita itu Roy?" tanya Rona geram.

"Seperti yang kamu lihat Rona," ucap si wanita lalu menarik tengkuk Roy dan memberikan ciuman ganasnya.

"Kamu mau memberikan kejutan ciuman pertamamu pada kekasihmu ini, kan? Tapi aku lebih dulu memberinya kejutan dengan kesucian dan kenikmatan!" jawab si perempuan.

Rona menutup mulut menggunakan tangan, kepalanya menggeleng dengan airmata yang berderai tiada henti.

"Brengsekk kamu Roy!" umpat Rona pada kekasihnya.

Roy hanya tertunduk, dia tidak cukup berani untuk memperlihatkan wajah penyesalannya ke arah Rona. Karena tujuan dia dengan wanita teman satu ranjangnya itu, hanya untuk bermain-main dan mencari pelampiasan semata, dari hasratnya yang selalu ditolak oleh Rona.

"Kita putus!" berang Rona.

Tidak sampai di situ, Rona meraih gelas yang berisikan air di atas nakas, lalu menyiramkannya pada pasangan mesum tidak tahu malu. Kemudian dia mengambil beberapa gambar menggunakan ponselnya.

"Jangan bermain-main denganku kalau foto-foto ini tidak mau tersebar!" ancam Rona.

Roy hendak berdiri untuk merebut ponsel milik Rona. Namun, dia tersadar saat ini tubuhnya tanpa sehelai benang pun. Hanya tertutup selimut yang melingkar di pinggangnya.

"Jessy, silakan ambil saja bekasku. Sampah memang sangat cocok dengan sampah!" bentak Rona.

Jessy membulatkan kedua mata. Dia tidak bisa berbuat apa-apa, meski ingin rasanya dia menjambak rambut wanita di hadapannya hingga terlepas. Mencakar wajah mulus, hingga meninggalkan bekas luka. Namun sayang, posisinya saat ini tidak memungkinan untuk dia merealisasikan gemuruh amarah di dalam dada.

"Terserah kamu mau bilang apa Rona, but now you are loser!" ucap wanita tersebut dengan mengacungkan ibu jari lalu menariknya ke bawah.

Rona tidak tersulut permainan wanita itu, dia tetap tenang dan menyunggingkan senyuman palsu. "Tunggu saja Jessy... suatu saat apa yang aku alami hari ini, akan kamu alami juga! Keep My word!"

Rona meninggalkan kedua pasangan menjijikan dengan jengah dan tanpa deraian di atas pipi. Dia menahan keterpurukan dengan bersikap seolah kuat dan tangguh.

...***...

...•Novel kedua nih, semoga bisa diterima dengan baik di hati pembaca sekalian ya•...

...•Author tunggu dukungan dari teman-teman semua•...

...•Terimakasih•...

Ciuman Pertama Salah Sasaran

Rona meninggalkan kedua pasangan menjijikkan dengan jengah dan tanpa deraian di atas pipi. Dia menahan keterpurukan dengan bersikap seolah kuat dan tangguh.

Saat kamar kekasihnya telah jauh dari pandangan, gadis yang tengah patah hati meraung-raung melepaskan kesedihan yang menukik ke ulu hati. Sekuat apa pun menahan tangis dan bersikap tegar, tetap saja dia seorang wanita yang halus perasaannya. Airmata berderai menangisi hubungan yang telah dia rajut selama 4 tahun, telah berakhir dengan memilukan.

Cinta pertama yang aku bangun dengan kepercayaan dan kesetiaan, kau balas dengan pengkhianatan. Kau berkhianat dengan wanita yang menjadi musuh bebuyutanku. Demi wanita itu, wanita yang bisa memberimu kenikmatan, kau lupakan kisah cinta yang telah kita ukir selama empat tahun lamanya. Kau lupakan janji manis yang selalu terlontar dari bibir penuh bisa.

...***...

Night Club

Hingar bingah di dalam diskotik dengan dentuman musik yang memekakkan telinga, memacu jantung untuk berdebar lebih cepat. Tua muda, semua menggerakan tubuhnya mengikuti irama. Ada yang sibuk dengan minuman di tangan. Ada yang sedang meliuk-liukkan tubuh mencari perhatian para lelaki yang membutuhkan belaian. Ada juga yang menggoda pengunjung dengan tubuh indah demi mendapatkan lembaran uang.

Di tengah hiruk pikuk aktifitas yang tak wajar, seorang gadis duduk termenung seorang diri. Menangisi nasib yang tidak berpihak padanya. Diliputi perasaan bimbang, dia bisa sampai ke tempat yang paling dia hindari. Namun, kini dia sendiri yang menyerahkan diri.

"Mau minum apa nona?" tanya bartender.

"Yah, minum?" jawab Rona bingung.

Ini kali pertama dia menginjakkan kaki di tempat di mana orang-orang bersenang-senang. Melupakan keluh kesah urusan dunia yang tidak ada ujungnya.

"Berikan saya satu gelas wiski!" pinta Rona asal sebut.

Bartender memberikan apa yang dia minta. Rona meneguk saliva, memutar otak. Antara ragu-ragu dan frustrasi akan masalah yang dia hadapi saat ini. Dia membutuhkan pelampiasan, setidaknya untuk menghilangkan sedikit kemelut yang bersarang di dalam dada.

Rona memperhatikan orang lain bagaimana cara menikmati minuman 'surga dunia' tersebut. Setelah minumannya disuguhkan dia mengangkat gelas yang berisi wiski, lalu menyesap aroma yang memabukkan tersebut. Seteguk demi seteguk minuman itu berpindah ke dalam mulut. Semakin lama, Rona merasakan hawa panas di dalam kerongkongan. Lalu mengalir, hingga ke dalam dada dan menjalar melalui aliran darah.

Kepalanya mulai berkunang-kunang dengan penglihatan yang mulai memudar. Dia meracau dan kembali meminta minuman tersebut meski sudah diingatkan bartender yang melayaninya. Karena bartender tersebut bisa menduga kalau Rona tidak terbiasa dengan minuman beralkohol yang terus diteguknya.

"Lagi!" pinta Rona dengan mengetukkan gelas sloki ke atas meja bar.

"Nona, anda sudah terlalu mabuk!" seru laki-laki yang sedang meracik minuman.

"Berikan saya satu gelas lagi!" bentak Rona sontak membuat orang yang duduk di dekatnya mengerlingkan mata.

Di sudut meja bar, ada sepasang mata memandang ke arah Rona dengan sinar mata yang tajam. Dia menyoroti tubuh wanita yang tengah mabuk berat dari atas hingga ujung kaki. Sangat memikat dan menggiurkan dahaga orang-orang yang haus akan sek-s.

Aku akan mendapatkanmu malam ini sayang. Wanita baik-baik tidak akan datang ke tempat jahanam sendirian dengan pakaian terbuka seolah ingin ditelanjangi.

Kamu pasti wanita malam yang sok jual mahal. Pura-pura menolak dan menghardik laki-laki yang kamu anggap jelata. Tapi aku yakin kamu tidak akan menolakku. Dengan uang yang aku miliki ... jangankan tubuh indahmu, harga dirimu pun akan bisa aku beli, gadis bermata cokelat.

Rona berjalan sempoyongan. Dia memegangi kepalanya yang terasa pening dan nyeri. Para bajingan menatap tajam ke arahnya seolah ingin menerkam dan mencicipi tubuh indah yang hanya tertutup dress super mini.

"Mau kemana sayang? Ayo kita main-main malam ini!"

"Pergilah denganku, maka aku akan memuaskanmu!"

"Gadis cantik, aku akan menghangatkan tubuhmu!"

Tangan-tangan penuh dosa meraba-raba dan meremass tubuh Rona dari balik pakaiannya. Di sisa tenaga yang dia miliki, Rona memberontak dengan melantingkan tas kecil digenggaman ke sembarang arah. Beruntung ada seseorang yang menolong dirinya dan menghajar semua laki-laki yang sudah bersikap kurang ajar terhadapnya.

Selama mereka baku hantam, Rona menjauhkan diri dan berlari kecil sambil terhuyung-huyung. Sesekali dia terjatuh dengan terus saja bergumam tak tentu arah. Hingga kedua kaki jenjangnya membawa dia ke sebuah taman yang sangat indah. Namun, tidak ada satu orang pun di sana.

"Kamu brengsekk Roy!"

"Lihat aku sekarang begitu menyedihkan, dan itu semua gara-gara kamu bedebah!"

"Kamu mengkhianatiku dan aku akan membalasnya!"

"Roy sialan... aku ingin membunuhmu dan wanita terkutuk itu!"

Rona terus berteriak dengan tubuh yang sulit dikendalikan. Dia terhuyung. Namun, dengan sigap tangan kekar seseorang menahan pinggangnya. Rona menatap orang tersebut dengan mata yang menjuling. Dia tersenyum dan mengacungkan jari telunjuk.

"Kamu siapa? Kenapa tampan sekali?" puji Rona di antara tawanya.

Dia melingkarkan tangan ke leher seseorang tersebut, lalu mendekatkan wajahnya. "Happy New Year, Darling!"

Ciuman pertama yang seharusnya disuguhkan untuk sang kekasih, kini dia berikan pada pria yang tidak dia kenali. Pria yang pertama kali dia temui. Pria yang menganggapnya seorang wanita penghibur.

Pria yang dicumbu oleh Rona, menyunggingkan senyuman. Pikirannya tentang Rona tidak meleset sedikit pun. Bahwa wanita tak punya malu ini adalah seorang kupu-kupu malam, yang menjajakan tubuh demi uang dan kemewahan.

"Tidurlah bersamaku, aku akan membayarmu tiga kali lipat dari nominal yang sering kamu terima!"

"A... ku... bukan wanita penghibur, Tuan tampan dengan tubuh yang wangi!"

Rona mengelus dada pria itu dan mengenduskan indera penciumannya. "Aku yakin di balik kemeja putih ini ada dada bidang dan perut kotak-kotak, seperti aktor drakor yang sering aku tonton!"

Pria tersebut tercengang, saat tangan Rona tidak sengaja menyentuh miliknya yang telah lama terabaikan.

"Kamu... sedang on ya?" tanya Rona tanpa canggung.

Tidak ingin menunggu wanita dihadapannya terus berbicara, yang membuat wajah berubah merah padam. Dia mengangkat tubuh ringan wanita itu seperti memanggul karung beras. Kaki Rona meronta-ronta dengan terus berteriak, meski suara indahnya kini terdengar parau.

"Lepaskan aku!"

"Kamu mau membawaku kemana?"

Pria yang sudah tidak sabar ingin menikmati tubuh Rona, dia menurunkan tubuh mungil itu ke dalam mobil dengan kasar lalu duduk di sebelahnya.

"Feliks, kembali ke apartemen!" titahnya pada pemuda yang duduk di depan kemudi.

"Baik, Bos!"

"Wuidih... perempuan baru lagi, Bos?" sindir Feliks.

"Bukan urusanmu!" sungut pria yang dipanggil bos.

"Hati-hati Bos, kebanyakan main perempuan nanti kena penyakit kelamin!" cibir Feliks seraya mengemudikan mobil mewah buatan Italia.

"Kamu ingin saya pecat, Feliks?!"

"So- Sorry Bos! Saya cuman bercanda sambil mengingatkan!" kilah Feliks sang asisten.

Pria yang duduk di belakang kursi kemudi memicingkan mata. Perhatiannya kini teralihkan pada wanita yang terlelap di atas pangkuan. Napasnya turun naik saat mendapati sepasang keindahan yang menonjol seperti meminta untuk diremass saat ini juga.

.

.

Huh, awalnya semangat, tapi tiba-tiba stuck :D. Mungkin karena sedang fokus ke Real life dan chat story.

...***...

...☆Jangan lupa untuk memberikan dukungan ke karya Author yang kedua ini ya☆...

...☆Terimakasih☆...

Hilang!

Pria yang duduk di belakang kursi kemudi memicingkan mata. Dan perhatiannya kini teralihkan pada wanita yang terlelap di atas pangkuannya. Napasnya turun naik saat mendapati sepasang keindahan yang menonjol seperti meminta untuk diremass saat ini juga.

"Shitt! Kenapa wanita ini cepat sekali membuatku bergairah? Padahal dia sama saja seperti yang lainnya, wanita panggilan!"

Feliks yang memperhatikan boss kesayangannya dari balik spion menggelengkan kepala lalu berujar, "Sikat saja Bos, jangan pakai lama! Lagipula saya sudah biasa lihat Bos anu-anu di dalam mobil!"

Pria itu hanya memandang jengah tanpa menjawab celotehan si asisten. Manik matanya kembali terfokus pada gumpalan yang terlihat semakin membusung, karena sang pemilik mengganti posisi tidurnya dengan memiringkan tubuh ke arah dirinya.

Seakan terhipnotis, tangan lancang itu me-remass gundukan yang kenyal dan padat. Matanya memejam dengan otak yang sudah berkelana ke atas ranjang. Dia terus me -remass dan memilin mainannya. Membuat miliknya ikut terbangun dan ingin segera menuntaskan tidur panjangnya.

Pria itu terus me-remass dan remasannya semakin kencang. Dia mulai tidak sabar dengan desakan yang ada dalam dirinya. Perasaan itu begitu menggebu-gebu, seperti pertamakali dia melakukan malam pertama dengan mendiang istri yang sangat dicintai.

"Lebih cepat Feliks!" titahnya dengan suara meninggi.

"Sudah tidak tahan ya Bos? Gimana mau tahan, perempuan itu bening banget!" seloroh Feliks yang menambah kecepatan laju mobilnya.

"Tapi rasa-rasanya saya pernah melihat wanita itu. Tapi di mana ya? Lagipula, saya tidak yakin kalau gadis itu wanita malam. Ah, tapi biarkan saja itu menjadi urusan si bos. Paling juga nanti dilaporkan ke polisi kalau memang salah mangsa!"

.

.

Apartemen Blue Kingdom

"Kamu pulang saja dan besok pagi handle semua urusanku di Rumah Sakit. Saya ingin bersenang-senang sampai puas!" perintahnya yang tidak ingin ditawar.

Sang asisten menganga mendengar tugas yang diberikan untuknya. Karena sekarang saja dia sudah merasa kelelahan, ditambah besok pagi harus menghadiri rapat dewan direksi dan para dokter.

"Apes banget punya bos yang memerintah seenak jidat!"

"Kenapa Feliks, apa kamu sedang mengumpat saya di dalam hati?"

Feliks mengerjapkan matanya, terheran-heran dengan selorohan pria di depannya. "Bos, sejak kapan bisa membaca pikiran orang?"

"Sejak saya ingin sekali memecatmu!"

Feliks menelan ludah, dia memilih untuk tidak lagi bersuara. Dan membiarkan pria di belakangnya membopong kembali tubuh ringan wanita itu di pundaknya.

"Itu wanita udah macam beras aja pakai dipanggul-panggul! Benar-benar punya bos, tidak punya perasaan!"

"Ingat, besok pagi. Jangan sampai telat!"

Pria dengan wajah mengantuk hanya bisa menganggukan kepala. Perintah bos adalah titah yang tidak bisa ditantang. Kamu siap melawan artinya siap kehilangan pekerjaan.

Kamar C 19

Ruangan yang gelap, kini terang-benderang. Satu-persatu lampu dinyalakan dengan alat pendingin dihidupkan. Ruangan yang telah meninggalkan berbagai cerita untuk pria yang saat ini membeku. Dia mengingat kembali di mana di setiap sudut ruangan, ada kenangan yang tertinggal. Rasa rindu menyeruak, batinnya teriris betapa dia menginginkan wanita itu kembali, wanita yang tanpa sengaja 'terbunuh' karena kelalaiannya.

"Huh, aku merindukanmu Marissa!"

Keinginan cinta satu malam, pupuslah sudah. Gairah yang semenjak tadi bergelora, tiba-tiba menciut. Dia menurunkan tubuh wanita yang tidak dia kenal ke atas ranjang, lalu membiarkannya terlentang begitu saja.

Tangan bergetar menggenggam sebuah potret wanita cantik dengan wajah natural. Wanita itu tengah memangku seorang bayi laki-laki. Pria yang terkenal arogan menitikkan air mata. Membelai dua wajah dengan rasa bersalah yang membuncah.

"Aku juga rindu anak kita! Semenjak kecelakaan itu, ibumu membawa Ezio dari tanganku. Aku merindukannya. Dialah satu-satunya kenangan paling berharga yang aku punya. Aku merindukan kalian!"

Tetesan-tetesan kerinduan mengalir tanpa jeda. Menggetarkan tubuh yang selama ini berdiri angkuh. Di balik kekuatan yang dia perlihatkan, ternyata menyimpan kelemahan dan batin yang kesepian.

.

.

Di bawah kucuran air dingin, pria yang teringat masa lalu meredakan isi kepala yang mengepul. Tubuhnya kini terasa lebih segar dan jauh lebihbaik. Dia melilitkan handuk sebatas pinggang dengan rambut dan dada yang masih basah.

Dahaga yang telah sirna, mendadak datang kembali. Saat kedua netra menangkap pemandangan yang menggelitik keinginan memadu kasih. Dia berjalan mendekati gadis itu dan melepaskan kain yang menutup tubuhnya. Baru kali ini dia akan melakukan percintaan dengan kondisi wanita yang tidak sadarkan diri. Seperti seorang pesakitan yang menyetubuhi korbannya.

"Ayo bangun! Biarkan kita menikmati malam ini bersama!" ucapnya sembari menghentak-hentakkan tubuh wanita dihadapannya. Namun wanita itu masih saja tertidur, tidak sadarkan diri.

"Dasar payah! Masa aku harus bermain sendiri?" rutuknya tanpa mendapatkan jawaban.

Tiba-tiba ide buruk muncul di kepala. Dia meraih kamera lalu menyalakannya. Kamera itu di hadapkan ke arah dirinya dan wanita yang tanpa berbalut kain sehelai pun.

Pria yang sudah didera rasa mabuk wanita, mulai merapatkan tubuhnya. Dia menyesap aroma tubuh yang bercampur dengan aroma whiskey, semakin membuat dirinya terbuai. Dia mencumbu bibir yang tertutup rapat dengan tangan menggenggam gundukan padat. Bibirnya mulai turun menyesap leher yang jenjang, menelusuri menggunakan lidah yang menari-menari di atas tubuh indah hingga sampai pada benda yang tengah dia remass.

Dengan rakus mulutnya meraup gumpalan itu, dengan lidah yang menggelitik puncak kenikmatan. Sentuhan-sentuhan yang dia berikan memberikan sengatan-sengatan aneh yang membuat si empunya melenguh di tengah lelapnya.

Pria itu menyeringai, meski hanya mendengar suara lenguhan namun membuat nafsuunya kian meninggi. Dia semakin semangat meraup, menyesap dan menikmati inci demi inci tubuh wanita yang terdiam pasrah.

Tangannya kini melepas lilitan yang ada di pinggangnya. Lalu kembali merapatkan tubuh yang kini tanpa penghalang apapun. Dia melesakkan miliknya dengan kasar, karena berpikir bahwa wanita yang tengah ia gagahi adalah seorang jalangg yang tidak memiliki kesucian. Namun anggapan dia salah besar, saat kepemilikannya menerobos dinding yang sering ia nikmati, ternyata milik gadis ini masih sangat sempit dan serat.

"Apa ini, dia masih perawan? Bagaimana bisa seorang wanita malam masih suci?"

Dia melepas miliknya dari dalam kehormatan wanita itu. Dan benar saja, darah segar menetes membasahi kain yang menutupi ranjang.

Bukannya merasa bersalah, pria yang sudah diliputi gairah, dia kembali melesakkan miliknya. Menghentak-hentakkan tubuhnya dengan cepat dengan tangan yang tak ingin lepas dari dua gundukan yang menjadi candunya.

"Oh, yess baby! I'm comming...!" racaunya dengan diakhiri lolongan panjang karena rasa nikmat yang dia dapatkan.

"Terimakasih cantik, mulai sekarang kamu adalah milikku. Hanya milikku."

"Tidak ada satu pun yang boleh menyentuhmu selain aku. Ya hanya aku...!"

.

.

Jangan lupa untuk memberikan dukungan pada Novel kedua Author ya. Kritik dan saran juga sangat saya tunggu. Terimakasih.

I Love You All

Salam,

Senja Merona

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!