Rona meninggalkan kedua pasangan menjijikkan dengan jengah dan tanpa deraian di atas pipi. Dia menahan keterpurukan dengan bersikap seolah kuat dan tangguh.
Saat kamar kekasihnya telah jauh dari pandangan, gadis yang tengah patah hati meraung-raung melepaskan kesedihan yang menukik ke ulu hati. Sekuat apa pun menahan tangis dan bersikap tegar, tetap saja dia seorang wanita yang halus perasaannya. Airmata berderai menangisi hubungan yang telah dia rajut selama 4 tahun, telah berakhir dengan memilukan.
Cinta pertama yang aku bangun dengan kepercayaan dan kesetiaan, kau balas dengan pengkhianatan. Kau berkhianat dengan wanita yang menjadi musuh bebuyutanku. Demi wanita itu, wanita yang bisa memberimu kenikmatan, kau lupakan kisah cinta yang telah kita ukir selama empat tahun lamanya. Kau lupakan janji manis yang selalu terlontar dari bibir penuh bisa.
...***...
Night Club
Hingar bingah di dalam diskotik dengan dentuman musik yang memekakkan telinga, memacu jantung untuk berdebar lebih cepat. Tua muda, semua menggerakan tubuhnya mengikuti irama. Ada yang sibuk dengan minuman di tangan. Ada yang sedang meliuk-liukkan tubuh mencari perhatian para lelaki yang membutuhkan belaian. Ada juga yang menggoda pengunjung dengan tubuh indah demi mendapatkan lembaran uang.
Di tengah hiruk pikuk aktifitas yang tak wajar, seorang gadis duduk termenung seorang diri. Menangisi nasib yang tidak berpihak padanya. Diliputi perasaan bimbang, dia bisa sampai ke tempat yang paling dia hindari. Namun, kini dia sendiri yang menyerahkan diri.
"Mau minum apa nona?" tanya bartender.
"Yah, minum?" jawab Rona bingung.
Ini kali pertama dia menginjakkan kaki di tempat di mana orang-orang bersenang-senang. Melupakan keluh kesah urusan dunia yang tidak ada ujungnya.
"Berikan saya satu gelas wiski!" pinta Rona asal sebut.
Bartender memberikan apa yang dia minta. Rona meneguk saliva, memutar otak. Antara ragu-ragu dan frustrasi akan masalah yang dia hadapi saat ini. Dia membutuhkan pelampiasan, setidaknya untuk menghilangkan sedikit kemelut yang bersarang di dalam dada.
Rona memperhatikan orang lain bagaimana cara menikmati minuman 'surga dunia' tersebut. Setelah minumannya disuguhkan dia mengangkat gelas yang berisi wiski, lalu menyesap aroma yang memabukkan tersebut. Seteguk demi seteguk minuman itu berpindah ke dalam mulut. Semakin lama, Rona merasakan hawa panas di dalam kerongkongan. Lalu mengalir, hingga ke dalam dada dan menjalar melalui aliran darah.
Kepalanya mulai berkunang-kunang dengan penglihatan yang mulai memudar. Dia meracau dan kembali meminta minuman tersebut meski sudah diingatkan bartender yang melayaninya. Karena bartender tersebut bisa menduga kalau Rona tidak terbiasa dengan minuman beralkohol yang terus diteguknya.
"Lagi!" pinta Rona dengan mengetukkan gelas sloki ke atas meja bar.
"Nona, anda sudah terlalu mabuk!" seru laki-laki yang sedang meracik minuman.
"Berikan saya satu gelas lagi!" bentak Rona sontak membuat orang yang duduk di dekatnya mengerlingkan mata.
Di sudut meja bar, ada sepasang mata memandang ke arah Rona dengan sinar mata yang tajam. Dia menyoroti tubuh wanita yang tengah mabuk berat dari atas hingga ujung kaki. Sangat memikat dan menggiurkan dahaga orang-orang yang haus akan sek-s.
Aku akan mendapatkanmu malam ini sayang. Wanita baik-baik tidak akan datang ke tempat jahanam sendirian dengan pakaian terbuka seolah ingin ditelanjangi.
Kamu pasti wanita malam yang sok jual mahal. Pura-pura menolak dan menghardik laki-laki yang kamu anggap jelata. Tapi aku yakin kamu tidak akan menolakku. Dengan uang yang aku miliki ... jangankan tubuh indahmu, harga dirimu pun akan bisa aku beli, gadis bermata cokelat.
Rona berjalan sempoyongan. Dia memegangi kepalanya yang terasa pening dan nyeri. Para bajingan menatap tajam ke arahnya seolah ingin menerkam dan mencicipi tubuh indah yang hanya tertutup dress super mini.
"Mau kemana sayang? Ayo kita main-main malam ini!"
"Pergilah denganku, maka aku akan memuaskanmu!"
"Gadis cantik, aku akan menghangatkan tubuhmu!"
Tangan-tangan penuh dosa meraba-raba dan meremass tubuh Rona dari balik pakaiannya. Di sisa tenaga yang dia miliki, Rona memberontak dengan melantingkan tas kecil digenggaman ke sembarang arah. Beruntung ada seseorang yang menolong dirinya dan menghajar semua laki-laki yang sudah bersikap kurang ajar terhadapnya.
Selama mereka baku hantam, Rona menjauhkan diri dan berlari kecil sambil terhuyung-huyung. Sesekali dia terjatuh dengan terus saja bergumam tak tentu arah. Hingga kedua kaki jenjangnya membawa dia ke sebuah taman yang sangat indah. Namun, tidak ada satu orang pun di sana.
"Kamu brengsekk Roy!"
"Lihat aku sekarang begitu menyedihkan, dan itu semua gara-gara kamu bedebah!"
"Kamu mengkhianatiku dan aku akan membalasnya!"
"Roy sialan... aku ingin membunuhmu dan wanita terkutuk itu!"
Rona terus berteriak dengan tubuh yang sulit dikendalikan. Dia terhuyung. Namun, dengan sigap tangan kekar seseorang menahan pinggangnya. Rona menatap orang tersebut dengan mata yang menjuling. Dia tersenyum dan mengacungkan jari telunjuk.
"Kamu siapa? Kenapa tampan sekali?" puji Rona di antara tawanya.
Dia melingkarkan tangan ke leher seseorang tersebut, lalu mendekatkan wajahnya. "Happy New Year, Darling!"
Ciuman pertama yang seharusnya disuguhkan untuk sang kekasih, kini dia berikan pada pria yang tidak dia kenali. Pria yang pertama kali dia temui. Pria yang menganggapnya seorang wanita penghibur.
Pria yang dicumbu oleh Rona, menyunggingkan senyuman. Pikirannya tentang Rona tidak meleset sedikit pun. Bahwa wanita tak punya malu ini adalah seorang kupu-kupu malam, yang menjajakan tubuh demi uang dan kemewahan.
"Tidurlah bersamaku, aku akan membayarmu tiga kali lipat dari nominal yang sering kamu terima!"
"A... ku... bukan wanita penghibur, Tuan tampan dengan tubuh yang wangi!"
Rona mengelus dada pria itu dan mengenduskan indera penciumannya. "Aku yakin di balik kemeja putih ini ada dada bidang dan perut kotak-kotak, seperti aktor drakor yang sering aku tonton!"
Pria tersebut tercengang, saat tangan Rona tidak sengaja menyentuh miliknya yang telah lama terabaikan.
"Kamu... sedang on ya?" tanya Rona tanpa canggung.
Tidak ingin menunggu wanita dihadapannya terus berbicara, yang membuat wajah berubah merah padam. Dia mengangkat tubuh ringan wanita itu seperti memanggul karung beras. Kaki Rona meronta-ronta dengan terus berteriak, meski suara indahnya kini terdengar parau.
"Lepaskan aku!"
"Kamu mau membawaku kemana?"
Pria yang sudah tidak sabar ingin menikmati tubuh Rona, dia menurunkan tubuh mungil itu ke dalam mobil dengan kasar lalu duduk di sebelahnya.
"Feliks, kembali ke apartemen!" titahnya pada pemuda yang duduk di depan kemudi.
"Baik, Bos!"
"Wuidih... perempuan baru lagi, Bos?" sindir Feliks.
"Bukan urusanmu!" sungut pria yang dipanggil bos.
"Hati-hati Bos, kebanyakan main perempuan nanti kena penyakit kelamin!" cibir Feliks seraya mengemudikan mobil mewah buatan Italia.
"Kamu ingin saya pecat, Feliks?!"
"So- Sorry Bos! Saya cuman bercanda sambil mengingatkan!" kilah Feliks sang asisten.
Pria yang duduk di belakang kursi kemudi memicingkan mata. Perhatiannya kini teralihkan pada wanita yang terlelap di atas pangkuan. Napasnya turun naik saat mendapati sepasang keindahan yang menonjol seperti meminta untuk diremass saat ini juga.
.
.
Huh, awalnya semangat, tapi tiba-tiba stuck :D. Mungkin karena sedang fokus ke Real life dan chat story.
...***...
...☆Jangan lupa untuk memberikan dukungan ke karya Author yang kedua ini ya☆...
...☆Terimakasih☆...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Umi Nabila
😀😀😀
2022-10-16
0
Virgo Girl
Sekalinya patah hati aku malah minum kopi, sudahnya lgs kna asam lambung🤣🤣
2022-10-05
0
Monkey D Luffy
tempat jahannam.. 🤣🤣🤣🤣
2022-09-06
0