Cerita Mawar Suamiku Menikah Lagi
Mawar merah, menikah muda dengan Wahyu Aditya. Yakni, masih berusia 18 tahun, kemudian Aditya 21 tahun.
Mawar adalah gadis yang lembut, baik, pekerja keras dan penyabar.
Walaupun, pernikahanya tidak di restui oleh kedua orang tuanya, kedua belah pihak. Karena masih terlalu muda. Namun,
kedua sejoli yang sudah menjalin kasih sejak SMA itupun, teguh dengan pendirian.
Mau tidak mau Pak Renggono Ayah Adit. Dan Pak Sutisna Bapak Mawar. Mengalah dan sepakat menikahkan anak beliau.
Yang mereka tahu, hanyalah saling mencintai, padahal Aditya belum mempunyai pekerjaan tetap. Hanya berbekal Ijazah SMA tentu sulit mendapatkan pekerjaan.
"Kripik... kripik..." Itulah yang dilakukan Mawar demi membantu suaminya. Aditya bekerja sebagai kuli bangunan itupun jika ada yang mengajaknya. Namun, jika tidak ada yang mengajak, terpaksa menganggur.
"Mbak... beli kripiknya..." pekik seorang Ibu dari kejauhan. Mawar pun berhenti. Dengan rasa semangat Mawar balik badan dan berjalan cepat menghampiri pembeli.
"Silahkan di pilih Bu..." ucap Mawar, menyodorkan keranjang yang selalu ia jinjing.
"Berapa sebungkus Mbak?" tanya seorang Ibu.
"Sepuluh ribu Bu" sahutnya.
"Saya beli 5 bungkus Mbak" ujar pembeli. Mawar memasukkan keripik 5 bungkus ke dalam kantong plastik, kemudian menyerahkan kepada Ibu pembeli.
Mawar senang sekali bisa menerima uang 50 ribu dari pembeli dan memasukkan kedalam dompet.
Mawar kembali berjalan kaki menyusuri jalanan. Tidak perduli dengan sengatan matahari. Menyeka keringat dengan tisue. Jika terasa lelah duduk sebentar kemudian berjalan kembali. Begitukah yang di lakukan Mawar setiap hari tanpa mengenal lelah.
Sebagai kuli bangunan, Aditya mendapat upah 80 ribu perhari. Namun, tidak selalu keberuntungan berpihak kepada keluarga kecilnya. Kadang selama sebulan bekerja. Tetapi, jika habis proyek. Menjadi pengangguran malah pernah sampai dua bulan hanya lontang lantung.
Mawar memutar otak, bagaimana caranya bisa menghasilkan uang. Untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk meminta-minta kepada orang tuanya. "Oh tidaak..." Monolognya.
Bagaimana mungkin, Mawar berani berkeluh kesah dengan kedua orang tuanya. Yang ada, malah hanya rasa malu, karena sudah membangkangnya.
Sedangkan penghasilan Aditya hanya cukup untuk membayar kontrak rumah, dan membayar listrik. Itupun kadang Mawar harus mencari tambahan jika uang belum cukup.
Mawar membeli singkong langsung dari kebun. Ia kupas dan di iris tipis-tipis kemudian di goreng. Setelah menjadi kripik di kemas dalam plastik.
Senang maupun susah Mawar harus berani menghadapi. Karena menikah muda sudah menjadi keputusan dia dan juga Aditya. Tidak ada gunanya kata menyesal selain berikhtiar. Mereka menjalin hubungan kekasih sampai tiga tahun setelah lulus SMA, Mawar lansung menikah.
Flashback on.
"Mawar... pikirkan dulu, menikah tidak cukup hanya sekedar saling mencintai"
"Sebaiknya, nikmati dulu masa mudamu, cari kerja buat kamu senang sendiri"
"Sukur-sukur kamu bisa kuliah nak" nasehat Ibu Riska kepada Mawar.
Pak Sutisnya yang hanya penjual ice dawet keliling, tidak bisa mengantarkan pendidikan anaknya hingga sampai perguruan tinggi. Sedangkan bisa menyekolahkan sampai SMA saja sudah empot-empot tan. Di tambah lagi Pak Sutisnya menyekolah Melati adik Mawar yang masih SMP.
Flashback off.
Setahun kemudian, dengan kerja kerasnya, Mawar bisa menyisakan 20 ribu bahkan 30 ribu laba bersih penjualan kripik sisa belanja beras, lauk pauk, dan sayur setiap hari.
"Prak. Mawar memecahkan celengan boneka berbentuk beruang dari tanah liat. Dengan rasa bahagia yang membucah, ia menghitung uang pecahan puluhan dan 20 han ribu.
"Alhamdulillah...sudah 12 juta" gumamnya berbinar.
Malam harinya Aditya sudah beristirahat. Hari ini ada yang menyuruh mengecat rumah tetangga.
"Mas..." pangil Mawar yang sedang dalam dekapan aditya.
"Heemm..."sahut Aditya sambil terpejam.
"Sebaiknya, Mas Adit kuliah dech" saran Mawar.
"Kuliah..." sahut Adit, mendadak bangun dari tidur, kemudian duduk. Adit tampak berbinar mendengar kata kuliah karena sudah menjadi impianya.
"Iya Mas...kuliah" sahut Mawar ikut antusias.
"Yah...jangan bahas kuliah Maw, hanya membuat aku berharap." sahut adit. "Uang dari mana aku bisa kuliah" sambungnya. Adit kemudian kembali menjatuhkan tubuhnya ke kasur.
"Aku yang biayai Mas, aku punya celengan. Kita harus maju, biar jangan begini terus" usul Mawar.
"Aku sudah lihat formulir, di kampus UP masuknya 6 juta. Ya... untuk ini itu paling 8 jutaan" terang Nawar. Adit hanya mendengarkan celotehan istrinya tidak berniat menimpali sebab uang dari mana ia pikir.
"Mas...ihh, dengar apa! orang di ajak ngobrol malah merem!" Tukas Mawar kesal.
"Udah ah, tidur saja, nggak usah bahas kuliah" tolak Adit balik badan memunggungi istrinya.
"Mas... dengarkan aku" Mawar menarik tubuh Adit hingga terlentang.
"Bangun dulu, duduk!" Tukas Mawar serius.
Adit pun duduk. "Aku punya tabungan boleh ngumpulin tiap hari" "Mas pake saja dulu, buat kuliah." ucap Mawar kekeh.
"Tapi... itukan tabungan kamu Maw" sahut Adit.
"Iya... Mas pakai dulu, nanti kalau Mas kuliahnya berhasil dan mendapatkan pekerjaannya... gantian dech, aku yang kuliah" saran Mawar. Tidak di pungkiri Mawar sebenarnya ingin kuliah. Namun, biar bagaimana ia harus menghormati suaminya.
"Bagaimana Mas?" tanya Mawar setelah saling merenung.
"Tapi kalau aku yang kuliah... kamu nggak apa-apa Maw?" tanya Adit tidak enak hati.
"Nggak apa-apa Mas... nanti kalau Mas berhasil kan, aku juga yang menikmati." pungkas Mawar.
Aditya akhirnya mengikuti saran istrinya kuliah malam hari sedangkan siang hari akan bekerja srabutan.
Namun, hati wanita mana yang tidak akan hancur? jika sudah mati-matian memperjuangkan pernikahanya. Tetapi, justeru suaminya menikah lagi? apapun alasanya. Apakah, Mawar akan kuat menghadapinya?
"Kita ikuti yuk"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Aninda Peto
aku mampir budhe, dukung karyaku juga yah.... judulnya Dark Romance. karya baruku heheheh
2023-05-19
1
Zenun
penasaran
2022-09-25
2
𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪🇱❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐
saya di sini membawakan 20 like ka author sampe 20 episode salken ya
2022-02-24
2