Setelah mendapat telepon dari suaminya, Mawar berangkat ke Jakarta. Naik Bus kota dari salah satu terminal. Ia duduk di kursi paling depan kursi yang paling pojok sudah di tempati seorang wanita. Ia senang seorang gadis bisa menjadi temanya ngobrol pikirnya.
"Permisi" sapa Mawar, kemudian berdiri di samping gadis tersebut memegangi ujung kedua sisi jok. Gadis itu mendongak kemudian tersenyum ramah.
"Silahkan duduk kakak" sahut gadis itu.
Mawar pun duduk. Namun, wanita di sebelahnya masih menatapnya seksama.
"Eh, kakak yang suka jualan kripik kan?" tanya gadis itu menatap wajah Mawar familiar.
"Betul, memang kita pernah bertemu ya?" tanya Mawar balik.
"Sering kak, saya kan langganan kakak. Saya tinggal di komplek pelita kak" terang gadis tersebut.
"Oh, Intan ya?" tanya Mawar kemudian.
"Betul kak. Ngomong-ngomong, kakak mau kemana?"
"Mau menyusul suami kakak" sahut Mawar sambil meletakkan bekal di bawah jok. "Kamu sendiri mau kemana?" tanya Mawar.
"Saya juga mau menyusul kak Abimanyu kak, ingin mendaftar kuliah di Universitas Indonesia." tutur Intan.
"Oh gitu, mudah-mudahan diterima ya"
"Aamiin..."
"Kalau begitu kita tukar nomor handphone ya" pinta Mawar.
"Siap kakak" pungkas Intan.
Mereka pun tukar nomor handphone. Berbincang panjang lebar hingga keduanya terasa mengantuk setelahnya mereka tertidur.
****
Keesokan harinya. Mereka sampai di terminal Lebak bulus. Waktu masih jam lima pagi. Mereka berpisah karena Intan sudah di jemput kakaknya.
Mawar kemudian berniat menghubungi suaminya. Namun, belum sempat klik telepon, ada yang memeluk dari belakang. Dari aroma Mawar sudah paham bahwa yang memeluk pasti suaminya. Ia berbalik badan.
"Mas" ucapnya menatap pria yang ia rindukan. Yang di tatap tersenyum mengembang. Merentangkan kedua tangan siap memeluk.
"Mas, aku kangen" ucapnya kemudian menghambur. Wajahnya ia benamkan di dada bidang suaminya.
Adit mengangkat tubuh istrinya kemudian mengayunkan berputar-putar. Bak di film-film.
"Aku rindu kamu Maw" ucap Adit kemudian mencecap bibir istrinya. Mawar mendorong. "Ihh... jangan di sini dong Mas! malu" ucapnya.
"Hehehe...habis nggak tahan. Ayo"
Adit mengangkat tas pakaian milik istrinya dan membawanya ke mobil yang di parkir di pinggir jalan. Mawar membuntuti dari belakang. Adit kemudian membuka bagasi.
"Maaf ya istriku...aku nggak bisa menjemput kamu, malah membiarkan kamu naik bus kesini sendirian." ucap Adit merasa bersalah. Seraya memasukkan tas pakaian kedalam bagasi.
"Nggak usah dipikirkan Mas, yang penting... aku kan sampai di sini dengan selamat," Mawar menenangkan suaminya.
"Mas, ini mobil siapa?" tanya Mawar mengerutkan dahi. Ia pikir suaminya akan mengajaknya naik angkutan umum. Tetapi, di luar dugaan, ternyata dirinya di jemput pakai mobil mewah.
"Ini mobil boss" sahut Adit, kemudian membukakan pintu Mawar.
"Masuk sayang" titahnya. Tanpa bersuara lagi Mawar pun masuk ke dalam mobil. Selangkah kemudian, Aditya pun turut naik menutup pintu mobil.
"Aku kangen sayang..." Adit kemudian menarik tengkuk istrinya yang sudah dua bulan tidak ia sentuh, me lu mat bibirnya dengan lembut. Adit tidak bisa menahan gairah menyingkap kerudung dan menelusuri leher jenjang Istrinya.
"Mas..." ucap Mawar mendorong pundak suaminya. "Nggak tahan amat sih" sambungnya. Terkekeh.
Adit pun turut terkekeh setelah tersadar kemudian melilitkan sabuk pengaman ke badan istrinya lalu dirinya sendiri.
Mawar merapikan kerudungnya yang sudah acak-acakan tidak berbentuk.
"Buka saja, di mobil ini nggak kelihatan dari luar kok" ujar Adit.
"Nggak ahh! nanti langsung di sikat lagi! sama Mas" sahutnya cemberut. Tetapi, hatinya senang diapun sebenarnya menginginkan hal yang sama.
"Di sikat! memang baju ya?" kelakar Adit.
"Mas bekerja di kantor bagian apa?" tanya Mawar, mengganti topik pembicaraan. Ia heran masa iya? bekerja baru dua bulan sudah di beri fasilitas mobil mewah.
"Menejer. Kenapa memang?" tanya Adit melihat wajah Istrinya seperti ingin bertanya lebih jauh.
"Nggak apa-apa sih Mas, aneh saja, masa iya? bekerja dua bulan sudah di fasilitasi mobil" kekeh Mawar dalam pendirian.
Ya, kan aku sering di ajak kemana-mana, setiap ada rapat di luar kantor. Lalu setelah boss pulang mobilnya suruh bawa aku pulang dech" alibi Adit masuk akal.
"Mungkin, nanti aku juga akan sering bekerja menginap Maw, sebab, boss sering mengajak aku rapat beberapa hari keluar kota" tutur Aditya.
"Oh gitu ya" sahut Mawar, tidak memperpanjang pertanyaan. Rapat keluar kota memang biasa untuk pekerja di kantoran. Apa lagi? suaminya dekat dengan boss. Tentu, Mawar mempercayai apa yang di katakan suaminya.
Mobil terus melaju Adit sampai dirumah minimalis modern dua lantai. Adit berhenti ada wanita setengah baya membukakan pintu garasi.
"Mas ini rumah siapa?" tanya Mawar.
"Rumah ini milik boss, kita disuruh menempati. Daripada rusak katanya" jawab Aditya, kemudian mematikan mesin mobilnya.
Mawar diam terpaku belum hilang kertekejutanya dengan fasilitas mobil. Kini malah lebih terkejut lagi rumah dua lantai yang asri suruh ditempati? Mawar bertanya dalam hati.
Setelah parkir Adit mengangkat tas pakaian milik istrinya dan memanggil Mbok Paijem.
Mbok Paijem berjalan cepat mendekati Tuanya.
"Mbok, tolong angkat tas ini ke kamar utama ya..." titah adit.
"Baik Tuan" sahut simbok mengangkat tas ingin melangkah. Namun Adit menghentikan. "Tunggu Mbok, kenalkan dulu istri saya" titahnya.
...Dan apa lagi ini? ada ART dirumah ini...??? sungguh membingungkan. Ada apa ini Mas? bukan aku tidak mempercayaimu tapi ini tidak masuk akal. Aku akan menyelidiki. Mawar pun mematung. ...
"Maw, kok malah bengong sih? sini" Adit melambaikan tangan melihat istrinya melongok membuatnya terkekeh.
"Ini kenalkan, Mbok Paijem, yang mengurus rumah ini" tutur Adit.
"Saya Mawar Mbok" ucap Mawar mengangsungkan tanganya.
"Iya Non, Tuan Adit sudah sering cerita, katanya kamu cantik, pintar masak dan perhatian" tutur Simbok mengulang kata-kata adit tempo hari. Mawar tersenyum kemudian menatap suaminya.
"Sudah, masuk yuk" Adit memeluk pundak Istrinya dan berjalan masuk kerumah. Mawar netranya menelisik rumah beserta isinya lengkap dengan sofa di ruang tamu.
Meja makan di ruang keluarga.
"Kamar kita di atas, yuk, kita lihat" Adit menapaki anak tangga Mawar membuntuti.
Sampai di kamar, Mawar menatap sekeliling foto pernikahan dulu di cetak menjadi besar.
"Mas... ini foto kita?" tanyanya kemudian.
"Iya bagus kan?" Adit balik bertanya. Memeluk Mawar dari belakang. Tubuhnya rasanya sudah menegang.
"Mas, aku mandi dulu ya, dari kemarin loh, nggak mandi. Lengket raganya"
"Nggak apa-apa masih wangi kok"
"Mas, Pleas... lepas! aku mau mandi dulu" Mawar memaksa keluar dari pelukan suaminya. Adit pun mengalah. Segera ambil handuk yang baru dia beli tetapi sudah di cuci dulu sama Simbok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Nenieedesu
sudah aq like, 5 bintang dan sudah aq favoritkan juga kak
2023-06-19
0
Anita.
Jahat banget sih kamu dit, kasian mawar.
2022-03-04
1
Lee
Kalau sempat mampir jg y kak dkaryaku...
semangat!! msih nycil..hehe
et dh kyak kredit aj y..
2022-02-19
1