Berbagi Cinta: Complicated Love

Berbagi Cinta: Complicated Love

BAB 01. Kembali

Eve harus kembali ke negara K setelah diusir oleh keluarga besarnya 8 tahun silam akibat kemalangan yang menimpa keluarga besar Adwitiya yang merenggut nyawa Fahim Adwitiya dan istrinya Anna Bagaswara akibat kecelakaan mobil.

Eve yang saat itu berusia 17 tahun harus kembali menjadi seorang anak yatim piatu ketika kedua orang tua angkatnya meninggal dunia yang hendak menjemput Eve ke sekolahnya setelah Eve selesai mengurus berkas kelulusannya.

Keluarga besar Adwitiya yang memang sejak awal tidak menyukai keberadaan Eve yang diangkat oleh Fahim Adwitiya dan Anna Bagaswara sebagai anak mereka semakin menjadi memperlakukan Eve dengan mengusirnya dari rumah dan mengirim Eve untuk kuliah di luar negeri agar Eve tidak mengambil hak waris yang diberikan Fahim dan Anna kepada Eve anak angkat mereka.

Selama 8 tahun lamanya Eve tinggal di negara L seorang diri tanpa adanya sanak ataupun saudara selama menempuh dan menyelesaikan pendidikannya hingga ia bergelar sebagai dokter bedah. Bahkan tidak pernah sekalipun keluarga Adwitiya menelpon dirinya untuk sekedar menanyakan kabar ataupun datang ke acara lulusan Eve. Beruntungnya Eve menerima beasiswa secara penuh atas kecerdasan yang ia miliki dan harta peninggalan Fahim dan Anna untuk Eve yang tidak diketahui oleh keluarga besar Adwitiya hingga Eve tidak mengalami kesulitan ekonomi selama berkuliah di negara L untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Beberapa hari yang lalu saat Eve baru saja selesai dengan shift malamnya, Eve mendapatkan telepon dari keluarga Adwitiya yang menyuruhnya untuk segera pulang ke negara K. Eve yang saat itu merasa sangat senang dan berpikir bahwa keluarga Adwitiya sudah menerima dirinya dengan sepenuh hati dan menyesali perbuatan yang telah mereka lakukan kepada dirinya.

Saat ini Eve sedang berada di dalam pesawat, sejak duduk di bangku pesawat senyum merekah di bibir Eve tidak pernah sulut saat membayangkan betapa ia sangat disambut nanti ketika sampai di negara K.

“Aku tidak sabar.” Ucap Eve dengan senyum manisnya, Eve berjanji dengan dirinya ia akan menjadi anak yang manis dan berbakti kepada keluarga besar angkatnya serta membuat mereka merasa sangat bangga akan gelar dan prestasi yang diraihnya selama ia menempuh pendidikan.

“Ibu ayah, Eve merindukan kalian sebentar lagi Eve akan bertemu kalian maafkan Eve selama 8 tahun ini tidak berkunjung ke makam kalian.” Ucap Eve penuh kerinduan sambil memandang layar ponsel yang menampilkan potret Eve, Fahim dan Anna yang menjadi wallpaper di ponsel Eve. Bahkan di layar laptop Eve juga menampilkan potret kedua orang tua angkatnya.

“Eve tidak menyangka foto kebersamaan ini adalah foto terakhir Eve bersama ibu dan ayah.” Ucap Eve dengan lirih sambil mengusap air yang menganak di sudut matanya.

“Sepertinya paman dan bibi sudah berubah, mereka juga berbicara sangat lembut kepada Eve kemarin waktu di telepon bahkan mereka mengatakan sangat merindukan Eve dan meminta maaf kepada Eve. Hah Eve sudah tidak sabar untuk datang ke negara K.” Ucap Eve sambil melihat ke luar jendela yang menampilkan awan dan gelapnya malam.

Selama hampir 20 jam lamanya akhirnya pesawat yang membawa Eve dari negara L ke negara K mendarat juga di bandara. Eve memandang takjub terhadap perubahan di negara K selama ia tinggali.

“Selamat datang kembali Elakshi Feshika Adwitiya.” Ucap Eve kepada dirinya sendiri, langkah kakinya berjalan dan mendorong troli yang di atasnya ada dua koper miliknya tidak lupa pula tas ransel yang disandangnya ia letakkan di atas keranjang troli tersebut.

Memandang ke sekitar bandara untuk melihat siapakah yang akan menjemput dirinya ke bandara apakah itu paman dan bibinya. Kepalanya celingak celinguk mencari seseorang yang menuliskan namanya. Dengan penuh senyuman saat ia melihat tulisan namanya Eve menghampiri seorang pria yang sedang memegang banner atas namanya.

“Aku Eve.” Sapa Eve penuh dengan semangat sambil membuka kacamatanya untuk memperlihatkan bahwa benar ini adalah dirinya. Pria itu tertegun dan memasang wajah datarnya saat melihat Eve yang penuh semangat dan matanya yang berbinar. Tampak penampilan Eve sangatlah dewasa dan elegan wajah cantik serta kulitnya yang putih mulus dengan bibirnya yang merah delima terus memancarkan senyumnya tidak lupa dengan lesung pipi yang menambah kesan Eve yang manis. Tubuh tingginya proporsional hingga membuat pria tersebut mendengus kesal namun hal itu tidak disadari Eve.

“Seharusnya kamu tidak balik ke negara ini.” Ucap pria yang tak lain adalah anak dari paman dan bibinya Gulzar Adwitiya dengan dingin hal itu membuat senyum Eve luntur namun hal itu tidak membuat semangat Eve padam karena sebentar lagi ia akan segera bertemu dengan paman dan bibinya.

“Apakah kak Zee sudah menikah?” Tanya Eve dengan antusias untuk mengisi keheningan yang tercipta. Ia tau sepupunya Gulzar yang lebih tua darinya 1 tahun ini tidak banyak berbicara dan dingin termasuk kepada dirinya. Namun Gulzar tidak pernah memperlakukannya dengan buruk walaupun ucapan yang dilontarkannya sangat dingin dan pedas hal itu sudah biasa bagi Eve.

Gulzar tidak menjawab pertanyaan Eve ia hanya fokus menyetir. Eve yang tidak mendapatkan respon dari Gulzar memajukan bibirnya hal itu dapat Gulzar lihat dari ekor matanya. “Masih saja seperti dulu.” Gerutu Eve.

“Kamu juga masih sama seperti dulu, polos.” Gumam Gulzar dengan lirih, Eve menolehkan kepalanya dan sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Gulzar.

“Kak Zee berbicara apa?” Tanya Eve sambil melihat wajah tampan Gulzar dari jarak dekat untuk memastikan pendengarannya.

“Sepertinya kamu perlu ke dokter THT.” Ucap Gulzar dengan datar hal itu membuat Eve memukul lengan Gulzar yang sedang menyetir hingga membuat setir mobil berbelok sedikit.

Gulzar menatap tajam ke arah Eve, “kalau kamu ingin segera mati jangan ajak aku.” Ucap Gulzar dengan dinginnya.

Eve mencebikkan bibirnya mendengar perkataan Gulzar yang pedas dan tajam, “pantas saja kak Zee belum menikah sampai sekarang bagaimana mau menikah jika kak Zee tetap saja dingin. Yang ada perempuan akan takut untuk mendekati kak Zee.” Gerutu Eve.

“Tapi kamu sama sekali tidak takut kepada diriku walaupun aku dingin terhadapmu.” Ucap benak Gulzar menjawab gerutuan Eve. Tak lama kemudian suara dering ponsel Gulzar berdering hingga membuat Eve menoleh untuk melihat siapa yang sedang menelpon Gulzar.

“Halo sayang, apakah kamu sudah menjemputnya?” Tanya suara wanita di sana, Gulzar yang mendengarnya menganggukkan kepalanya tanpa sadar. Sedangkan Eve mengernyitkan dahinya melihat Gulzar yang tidak menjawab dan hanya menganggukkan kepalanya.

“Kak Zee dijawab bagaimana bisa orang di seberang sana melihat anggukan kak Zee.” Ucap Eve dengan jengah melihat wajah lempeng Gulzar.

“Ibu bisa dengar sendiri bukan.” Kata Gulzar

“Baiklah bawa Eve ke mansion segera keluarga Werawan sudah datang ke rumah. Hati-hati sayang ibu menyayangimu.” Ucap ibu Gulzar yang tidak lain adalah ipar dari ayah angkat Eve.

Setelah sambungan telepon terputus, Gulzar menginjak pedal dengan kuat dan setir mobil dengan kuat hingga membuat Eve yang duduk di sebelahnya merasa terkejut dan ketakutan. “Kak Zee, pelan-pelan bawa mobilnya aku takut.” Pekik Eve hingga membuat Gulzar tersadar akan apa yang ia lakukan.

“Kakak kalau mau mati jangan ajak-ajak aku. Aku masih belum menikah dan mempunyai anak yang lucu-lucu.” Ungkap Eve sedangkan Gulzar yang mendengar hal itu menginjak rem hingga kepala Eve terkantuk dasbor mobil.

“Awww.” Ringis Eve dan menatap tajam ke arah Gulzar yang sedang menatap dirinya seperti biasa datar dan dingin. “Kakak bisa menyetir nggak sih.” Pekik Eve dengan kesal.

“Perempuan tidak boleh berteriak seperti itu.” Ingat Gulzar dengan dingin kepada Eve yang memekik kesal kepada dirinya.

“Itu sangat berbahaya kak Zee, bagaimana nanti jika kita mengalami kecelakaan atau ada orang yang terkejut di belakang saat melihat kak Zee tadi yang mengerem mendadak.” Ucap Eve yang masih memasang wajah kesalnya, “minta maaf tidak kepada Eve.” Lanjut Eve sambil mengulurkan tangannya.

“Tidak mau, ini bukan salahku.” Ucap Gulzar dengan datar sambil melajukan mobilnya kembali yang sempat terhenti akibat aksinya yang mengerem mendadak hingga membuat jidat Eve memerah dan sedikit benjol.

“Lihat jidat Eve merah dan sedikit benjol.” Ucap Eve dengan kesalnya kepada Gulzar yang hanya meliriknya sekilas seperti tidak tertarik.

Mobil yang dikendarai Gulzar akhirnya memasuki gerbang rumah keluarga Adwitiya, “akhirnya aku kembali.” Ucap Eve dengan senyumnya yang merekah membuat Gulzar tidak terlihat sama sekali dengan Eve yang merasa sangat senang.

“Ternyata banyak yang sudah berubah, aku sangat merindukan kamarku.” Ungkap Eve dengan mata berbinarnya sambil berdiri di samping mobil sedangkan Gulzar menurunkan kedua koper Eve dan memberikan ransel milik Eve dengan cukup kasar kepada Eve hingga membuat sedikit tersentak karena ulah dari Gulzar.

“Lembut sedikit kenapa sih.” Gerutu Eve untuk kesekian kalinya sambil mamajukan bibirnya karena yang menjadi tersangka hanya diam dan datar.

Eve langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah meninggalkan Gulzar yang menyeret kedua kopernya. Sebenarnya tadi ada pelayan yang ingin membantu untuk membawa kedua koper milik Eve namun hal itu dicegah oleh Gulzar karena ia masih bisa sendiri.

“Selamat datang kembali Nona.” Sapa pelayan tersebut dengan terharu sekaligus memandang sedih ke arah wajah dan mata Eve yang berbinar penuh kebahagiaan.

“Terimakasih bi Jum.” Ucap Eve dengan ramah sambil memberikan senyum manisnya. Sedangkan Gulzar hanya memandang datar dengan Eve yang tidak luput memberikan senyumannya sedari tadi.

Eve berjalan ke dalam rumah kakinya terhenti saat melihat paman dan bibinya yang melihat dirinya sudah ada di sini tersenyum dengan lega. “Paman bibi.” Panggil Eve dengan senyumnya saat melihat paman dan bibinya yang tersenyum kepada dirinya.

Bi Jum yang melihatnya memandang dengan sendu ke arah Eve yang harus kembali menjadi boneka kedua majikannya yang dipanggil Eve paman dan bibi tersebut. Bibi Jum memahami bahwa senyum yang diterbitkan oleh Tuan dan Nyonya itu hanyalah senyum yang penuh keterpaksaan dan lega karena semua akan berjalan lancar jika sudah ada Eve di sini sekarang.

“Sayang kamu sudah pulang.” Ucap ibunya Gulzar

“Iya bibi Bora, Eve sangat merindukan kalian.” Ungkap Eve penuh dengan haru melihat bahwa ia disambut dengan baik tidak pernah terpikirkan oleh Eve ia akan diterima dengan terbuka lebar dalam keluarga Adwitiya. Akhirnya keinginan dan harapannya terwujud. Sebagai basa basi bibi Bora memeluk Eve walaupun sebenarnya ia merasa enggan dan jijik kepada Eve. Namun karena ada tamu yang membantu perusahaan Adwitiya mau atau tidak mau ia harus berakting sebentar.

“Bibi juga sangat merindukanmu Eve sayang.” Balas bibi Bora dengan senyum paksaannya.

“Sayang duduklah perkenalkan dirimu.” Ucap ayah Gulzar bernama Tibra Adwitiya. Eve yang mendengar pamannya memanggil sayang membuatnya sangat senang.

Sedangkan Gulzar mengepalkan kedua tangannya saat melihat pemandangan yang sangat menjijikkan baginya. Eve baru menyadari bahwa tidak hanya paman dan bibinya di dalam ruang keluarga ada tamu ternyata yaitu sepasang pasangan paruh baya dan seorang perempuan yang sangat cantik dan elegan memberikan senyuman kepada dirinya.

“Perkenalkan saya Elakshi Feshika Adwitiya. Om dan tante boleh memanggil saya Eve.” Ucap Eve dengan lembut memperkenalkan dirinya kepada sepasang pasangan paruh baya tersebut dan perempuan di sampingnya. Namun mata Eve menangkap ada kursi kosong di sebelah perempuan tersebut tapi Eve tidak menghiraukannya.

“Ternyata Eve sangat cantik ibu, jadi mereka akan sangat cocok.” Ungkap perempuan yang dipuji Eve cantik dan elegan tersebut. Pasangan paruh baya tersebut memandang kagum dan haru ke arah Eve.

“Iya, Adya kamu benar.” Ucap wanita paruh baya tersebut dengan senyum yang tidak luput dari wajahnya. “Jadi, kapan kita akan menikahkan Eve dengan anak saya Jeng Bora.” Lanjut wanita paruh baya tersebut.

Eve yang mendengarnya terkejut dan memandang orang di sekeliling ruangan ini penuh dengan kebingungan, “maksudnya?” Tanya Eve yang masih belum mengerti.

“Gulzar sebaiknya kamu segera membawa adikmu ke kamarnya sepertinya ia sangat lelah.” Ucap bibi Bora melihat anaknya yang masih diam berdiri layaknya patung. Sedangkan Eve tidak mau namun ia terpaksa mengikuti Gulzar yang membawanya untuk segera masuk ke dalam kamarnya setelah mendengar hal perkataan Gulzar bahwa ia akan segera menjelaskan hal ini kepada Eve.

“Maafkan saya jeng Dhara, Eve memerlukan waktu istirahatnya setelah menempuh perjalanan yang cukup menguras tenaga. Saya tidak mau Eve sakit nantinya.” Ucap bibi Bora hal itu dimaklumi oleh pasangan paruh baya tersebut tapi tidak dengan Adya yang merasakan sesuatu yang janggal di dalamnya.

“Kak apa maksudnya tadi?” Tanya Eve yang meminta kejelasan mengenai perkataan yang dilontarkan wanita paruh baya yang baru ditemui Eve tersebut.

Gulzar memandang Eve dengan wajah datarnya dapat Gulzar lihat wajah dan mata berbinarnya tergantikan dengan kegelisahan dan kekhawatiran, “kak Zee jangan diam saja jawab pertanyaan Eve apa maksudnya?” Tanya Eve kembali sambil mengguncang badan kekar Gulzar.

“Kamu disuruh kembali karena untuk segera dinikahkan demi menyelamatkan perusahaan keluarga besar Adwitiya yang hampir bangkrut.” Jawab Gulzar dengan lancar dan dingin.

Eve yang mendengarnya menggelengkan kepalanya menatap tidak percaya akan apa yang telah ia dengar. Air mata Eve menganak di kedua matanya karena merasakan perasaan yang sangat kecewa dan sangat sedih ternyata paman dan bibinya membohongi dirinya.

“Kakak tidak bohongkan.” Tangis Eve sambil memegang dadanya sesak menerima kenyataan yang baru ia dengar, sedangkan Gulzar hanya memandang Eve dengan datarnya dan mengepalkan kedua tangannya karena kesal melihat Eve yang menangis. Gulzar pun meninggalkan Eve seorang diri di dalam kamarnya yang masih sibuk dengan tangisannya dan segera mengunci pintu kamar Eve dari luar.

“Ibu, ayah.” Tangis Eve dengan pilu sambil menelungkupkan kepalanya di antara kedua lututnya ketika mengingat bahwa ia akan dinikahkan dengan orang yang tidak dikenalinya dan dijadikan alat untuk urusan bisnis keluarga Adwitiya.

Semenjak kepulangan tamu yang mendatangi kediaman keluarga Adwitiya. Paman dan bibi Eve tidak datang ke kamar Eve karena mereka merasa malas berurusan dengan anak pungut seperti Eve tersebut. Mau atau tidak mau Eve harus menerima pernikahan ini mereka akan memaksa Eve nantinya karena tidak ada pilihan buat Eve. Seharusnya Eve bersyukur karena akan masuk ke dalam keluarga kaya dan terpandang nomor 1 di negara K tersebut walaupun pria yang akan menikahi Eve sudah beristri paman dan bibi Eve tidak akan peduli yang penting perusahaan Adwitiya tidak bangkrut.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

/

2024-07-08

0

Sunshine

Sunshine

Kasihan sekali🥺🥺🥺

2022-03-27

0

Sunshine

Sunshine

Memangnya kenapa sih kalau Eve itu anak pungut😏😏😏😑😑😑

2022-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01. Kembali
2 BAB 02. Menikah dengan Dia
3 BAB 03. Hanya Bisa Memandang
4 BAB 04. Aku Ingin...
5 BAB 05. Pikiran Itu!!!
6 BAB 06. Diam dan Memendam
7 BAB 07. Menyesakkan, namun Aku Bisa Apa
8 BAB 08. Pulang Berbulan Madu
9 BAB 09. Akankah Aku Bisa Segera Bersinar Terang
10 BAB 10. Hari Pertama Bekerja dan Bertemu Dia
11 BAB 11. Hamil
12 BAB 12. Ragu untuk Memberitahu
13 BAB 13. Sendiri dan Sepi Berusaha untuk Menguatkan Hati
14 BAB 14. Kehilangan Dia
15 BAB 15. Merasa Sangat Buruk
16 BAB 16. Kakek Werawan Datang Menjenguk
17 BAB 17. Bersikeras untuk Bekerja agar Tidak Terlalu Terpuruk
18 BAB 18. Selangkah Demi Selangkah
19 BAB 19. Semakin Jauh dan Semakin Dekat
20 BAB 20. Kakek Werawan Masuk Rumah Sakit
21 BAB 21. Apakah Kamu Mau mendengarkan Ceritaku?
22 BAB 22. Mendengarkan
23 BAB 23. Saling Menguatkan dan Mendapatkan Pelajaran
24 BAB 24. Memutuskan untuk Memulai
25 BAB 25. Pergi Ke Kantor Tala
26 BAB 26. Paket Pesanan
27 BAB 27. Malu dan Terlanjur
28 BAB 28. Tidak Jadi
29 BAB 29. Manja
30 BAB 30. Apa Lagi yang Harus Aku Lakukan?
31 BAB 31. Ulang Tahun Kakek Werawan
32 BAB 32. Bisakah Kamu Tidak Diam!!!
33 BAB 33. Karena Aku hanya Seorang Boneka!!!
34 BAB 34. Jangan Buang Aku Lagi!
35 BAB 35. Mimpi
36 BAB 36. Sarapan Berdua dan Pengawal Wanita
37 BAB 37. Sedikit Fakta dari Keluarga Werawan
38 BAB 38. Kakek Werawan Sadar dan Meminta Cucu Menantu untuk Melakukan Operasi
39 BAB 39. Di mana Eve?
40 BAB 40. Darimana Eve
41 BAB 41. Ketahuan Karena Mulut Lemes Geya
42 BAB 42. Kecemasan dan Ketegangan
43 BAB 43. Kegagalan Pertama di Ruang Operasi Menyelamatkan Pasien
44 BAB 44. Keributan
45 BAB 45. Jaga Batasan
46 BAB 46. Pemakaman
47 BAB 47. Bercerita
48 BAB 48. Rasa Rendah Diri
49 BAB 49. Satu Minggu
50 BAB 50. Tala ke Apartemen
51 BAB 51. Sentuhan Tanpa Disengaja
52 BAB 52. Hujan
53 BAB 53. Senang
54 BAB 54. Berpikir Keras Demi Mendapatkan Cucu
55 BAB 55. Merasa Dejavu
56 BAB 56. Kecerobohan Eve
57 BAB 57. Salah Persepsi
58 BAB 58. Menghindar
59 BAB 59. Kepergok
60 BAB 60. Ancaman
61 BAB 61. Batal
62 BAB 62. Kritis
63 BAB 63. Apakah Semua Akan Baik-baik Saja!!!
64 BAB 64. Tersirat
65 BAB 65. Pembicaraan Dua Pria
66 BAB 66. Hari Ulang Tahun Ashi
67 BAB 67. Melupakan Ayah Davka yang Menunggu
68 BAB 68. Sadar
69 BAB 69. Permintaan Adya
70 BAB 70. Bertengkar untuk Pertama Kali
71 BAB 71. Berbicara Bertiga
72 BAB 72. Meninggal
73 BAB 73. Eve Demam
74 BAB 74. Telepon
75 BAB 75. Malu dan Bertanya-tanya
76 BAB 76. Karena Aku Tidak Mencintaimu
77 BAB 77. Mulai Lagi
78 BAB 78. Interogasi
79 BAB 79. Harapan dan Tidak Adanya Harapan
80 BAB 80. Satu Persatu Rahasia Terbuka
81 BAB 81. Rasa Bersalah Menggerogoti
82 BAB 82. Keadaan yang Rumit
83 BAB 83. Tidak Berdaya
84 BAB 84. Hilang Jejak
85 BAB 85. Pergi Jauh
86 BAB 86. Terguncang
87 BAB 87. Kekacauan
88 BAB 88. Dia Benar-benar Menghilang
89 BAB 89. Berkelahi
90 BAB 90. Periksa Kandungan
91 BAB 91. Bertemu Kak Airen
92 BAB 92. Fakta yang Terungkap
93 BAB 93. Joha dan Airen Memulai Drama
94 BAB 94. Berita Menggembirakan
95 BAB 95. Bagaimana Kamu Bisa Tau?
96 BAB 96. Niat Hati Seseorang Tidak Ada yang Tau!?
97 BAB 97. Sky Orion
98 BAB 98. Negara L
99 BAB 99. Merasa Aneh
100 BAB 100. Elizabeth Abraham adalah Eve
101 BAB 101. Tegas
102 BAB 102. Lembah Hunza
103 BAB 103. Beri Aku Alasan!?
104 BAB 104. Kenapa Malah Kalian yang Ribut!?
105 BAB 105. Lanjutkan
106 BAB 106. Canggung!
107 BAB 107. Tidur Bersama
108 BAB 108. Kenapa...!?
109 BAB 109. Panik Karena Ada Noda Darah di Celana
110 BAB 110. Perkenalan Putri Abraham
111 BAB 111. Perasaan dan Pikiran
112 BAB 112. Aku Tidak Tau Aku Kenapa!!!
113 BAB 113. PTSD
114 BAB 114. Nama Panggilan Sayang
115 BAB 115. Diomeli
116 BAB 116. Risih dan Geli
117 BAB 117. Hukuman
118 BAB 118. Kata-kata Manis
119 BAB 119. Cemburu dan Iri dengan Ipar!
120 BAB 120. Pergilah Ikut Suamimu!
121 BAB 121. Kedatangan Dokter Raka
122 BAB 122. Menjadi Kompor!
123 BAB 123. Bertamu Ke Rumah Dokter Raka
124 BAB 124. Tamu Tak Terduga!
125 BAB 125. Tertidur
126 BAB 126. Menghancurkan Suasana Romantis
127 BAB 127. Pillow Talk
128 BAB 128. Seperti Kaset Rusak!
129 BAB 129. Cemburu!?
130 BAB 130. Tidak Percaya!!!
131 BAB 131. Jelaskan!
132 BAB 132. Bolehkah?
133 BAB 133. Pagi Hari Keluarga Kecil
134 BAB 134. Kembali Ke Negara K
135 BAB 135. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
136 BAB 136. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
137 BAB 137. Ketularan Axel
138 BAB 138. Kesiangan
139 BAB 139. Basement
140 BAB 140. Kenapa Tidak Sedari Awal
141 BAB 141. Gara-gara Pesan
142 BAB 142. Kejutan
143 BAB 143. Tidak Izin
144 BAB 144. Kenapa Tidak Bilang!?
145 BAB 145. Pusing
146 BAB 146. Memaafkan Bukan Berarti Melupakan dan Mengabaikan
147 BAB 147. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
148 BAB 148. Menjadi Seperti Orion
149 BAB 149. Pewarna Kuku
150 BAB 150. Aku Suami Sayang Istri!
151 BAB 151. Sikap Posesif Tala terhadap Geya
152 BAB 152. Geya Mendumel
153 BAB 153. Ceramah di Pagi Hari
154 BAB 154. Tertekan
155 BAB 155. Permintaan Bumil
156 BAB 156. Kepulangan Geya dan Axel dari Bulan Madu
157 BAB 157. Hormon Kehamilan
158 BAB 158. Ulang Tahun Orion
159 BAB 159. Lagi, Lagi Harus Tidur di Luar
160 BAB 160. Mau Melahirkan
161 BAB 161. Regulus Galaksi Werawan
162 BAB 162. Keributan di Mansion
163 BAB 163. Grup Pria Manula
164 BAB 164. Bangga dan Terharu
165 BAB 165. Begadang
166 BAB 166. Terjatuh
167 BAB 167. Khawatir
168 BAB 168. Hadiah
169 BAB 169. Kejutan
170 BAB 170. Kedatangan Selebritis Kelas A
171 BAB 171. Tidur Berempat
172 BAB 172. Tidak Semuanya Indah dan Mulus
173 BAB 173. Ketegangan Suami Istri
174 BAB 174. Cukup!
175 BAB 175. Kamu Tidak Bekerja?
176 BAB 176. Saling Merindukan
177 BAB 177. Bertemu Kembali
178 BAB 178. Ungkapan Hati dan Pikiran
179 BAB 179. Pulang bersama
180 BAB 180. Skandal untuk Pertama Kali
181 BAB 181. Kehebohan
182 BAB 182. Berbicara Layaknya Pria Dewasa
183 BAB 183. Masa Depan
184 BAB 184. Ya, Ini Aku!
185 BAB 185. Meyakinkan Ayanna Kembali
186 BAB 186. Ayanna Syok
187 BAB 187. Konferensi Pers
188 BAB 188. Anggota Baru
189 BAB 189. Pertengkaran Orang tua dan Anak
190 BAB 190. Merasa Lelah
191 BAB 191. Kala dan Gala
192 BAB 192. Kenapa dengan Geya?
193 BAB 193. Perasaan Bercampur aduk
194 BAB 194. Euforia
195 BAB 195. Terdiam
196 BAB 196. Menjaga Jarak
197 BAB 197. Heboh
198 BAB 198. Habis Drama
199 BAB 199. Kami Sayang Adik Bayi!
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 01. Kembali
2
BAB 02. Menikah dengan Dia
3
BAB 03. Hanya Bisa Memandang
4
BAB 04. Aku Ingin...
5
BAB 05. Pikiran Itu!!!
6
BAB 06. Diam dan Memendam
7
BAB 07. Menyesakkan, namun Aku Bisa Apa
8
BAB 08. Pulang Berbulan Madu
9
BAB 09. Akankah Aku Bisa Segera Bersinar Terang
10
BAB 10. Hari Pertama Bekerja dan Bertemu Dia
11
BAB 11. Hamil
12
BAB 12. Ragu untuk Memberitahu
13
BAB 13. Sendiri dan Sepi Berusaha untuk Menguatkan Hati
14
BAB 14. Kehilangan Dia
15
BAB 15. Merasa Sangat Buruk
16
BAB 16. Kakek Werawan Datang Menjenguk
17
BAB 17. Bersikeras untuk Bekerja agar Tidak Terlalu Terpuruk
18
BAB 18. Selangkah Demi Selangkah
19
BAB 19. Semakin Jauh dan Semakin Dekat
20
BAB 20. Kakek Werawan Masuk Rumah Sakit
21
BAB 21. Apakah Kamu Mau mendengarkan Ceritaku?
22
BAB 22. Mendengarkan
23
BAB 23. Saling Menguatkan dan Mendapatkan Pelajaran
24
BAB 24. Memutuskan untuk Memulai
25
BAB 25. Pergi Ke Kantor Tala
26
BAB 26. Paket Pesanan
27
BAB 27. Malu dan Terlanjur
28
BAB 28. Tidak Jadi
29
BAB 29. Manja
30
BAB 30. Apa Lagi yang Harus Aku Lakukan?
31
BAB 31. Ulang Tahun Kakek Werawan
32
BAB 32. Bisakah Kamu Tidak Diam!!!
33
BAB 33. Karena Aku hanya Seorang Boneka!!!
34
BAB 34. Jangan Buang Aku Lagi!
35
BAB 35. Mimpi
36
BAB 36. Sarapan Berdua dan Pengawal Wanita
37
BAB 37. Sedikit Fakta dari Keluarga Werawan
38
BAB 38. Kakek Werawan Sadar dan Meminta Cucu Menantu untuk Melakukan Operasi
39
BAB 39. Di mana Eve?
40
BAB 40. Darimana Eve
41
BAB 41. Ketahuan Karena Mulut Lemes Geya
42
BAB 42. Kecemasan dan Ketegangan
43
BAB 43. Kegagalan Pertama di Ruang Operasi Menyelamatkan Pasien
44
BAB 44. Keributan
45
BAB 45. Jaga Batasan
46
BAB 46. Pemakaman
47
BAB 47. Bercerita
48
BAB 48. Rasa Rendah Diri
49
BAB 49. Satu Minggu
50
BAB 50. Tala ke Apartemen
51
BAB 51. Sentuhan Tanpa Disengaja
52
BAB 52. Hujan
53
BAB 53. Senang
54
BAB 54. Berpikir Keras Demi Mendapatkan Cucu
55
BAB 55. Merasa Dejavu
56
BAB 56. Kecerobohan Eve
57
BAB 57. Salah Persepsi
58
BAB 58. Menghindar
59
BAB 59. Kepergok
60
BAB 60. Ancaman
61
BAB 61. Batal
62
BAB 62. Kritis
63
BAB 63. Apakah Semua Akan Baik-baik Saja!!!
64
BAB 64. Tersirat
65
BAB 65. Pembicaraan Dua Pria
66
BAB 66. Hari Ulang Tahun Ashi
67
BAB 67. Melupakan Ayah Davka yang Menunggu
68
BAB 68. Sadar
69
BAB 69. Permintaan Adya
70
BAB 70. Bertengkar untuk Pertama Kali
71
BAB 71. Berbicara Bertiga
72
BAB 72. Meninggal
73
BAB 73. Eve Demam
74
BAB 74. Telepon
75
BAB 75. Malu dan Bertanya-tanya
76
BAB 76. Karena Aku Tidak Mencintaimu
77
BAB 77. Mulai Lagi
78
BAB 78. Interogasi
79
BAB 79. Harapan dan Tidak Adanya Harapan
80
BAB 80. Satu Persatu Rahasia Terbuka
81
BAB 81. Rasa Bersalah Menggerogoti
82
BAB 82. Keadaan yang Rumit
83
BAB 83. Tidak Berdaya
84
BAB 84. Hilang Jejak
85
BAB 85. Pergi Jauh
86
BAB 86. Terguncang
87
BAB 87. Kekacauan
88
BAB 88. Dia Benar-benar Menghilang
89
BAB 89. Berkelahi
90
BAB 90. Periksa Kandungan
91
BAB 91. Bertemu Kak Airen
92
BAB 92. Fakta yang Terungkap
93
BAB 93. Joha dan Airen Memulai Drama
94
BAB 94. Berita Menggembirakan
95
BAB 95. Bagaimana Kamu Bisa Tau?
96
BAB 96. Niat Hati Seseorang Tidak Ada yang Tau!?
97
BAB 97. Sky Orion
98
BAB 98. Negara L
99
BAB 99. Merasa Aneh
100
BAB 100. Elizabeth Abraham adalah Eve
101
BAB 101. Tegas
102
BAB 102. Lembah Hunza
103
BAB 103. Beri Aku Alasan!?
104
BAB 104. Kenapa Malah Kalian yang Ribut!?
105
BAB 105. Lanjutkan
106
BAB 106. Canggung!
107
BAB 107. Tidur Bersama
108
BAB 108. Kenapa...!?
109
BAB 109. Panik Karena Ada Noda Darah di Celana
110
BAB 110. Perkenalan Putri Abraham
111
BAB 111. Perasaan dan Pikiran
112
BAB 112. Aku Tidak Tau Aku Kenapa!!!
113
BAB 113. PTSD
114
BAB 114. Nama Panggilan Sayang
115
BAB 115. Diomeli
116
BAB 116. Risih dan Geli
117
BAB 117. Hukuman
118
BAB 118. Kata-kata Manis
119
BAB 119. Cemburu dan Iri dengan Ipar!
120
BAB 120. Pergilah Ikut Suamimu!
121
BAB 121. Kedatangan Dokter Raka
122
BAB 122. Menjadi Kompor!
123
BAB 123. Bertamu Ke Rumah Dokter Raka
124
BAB 124. Tamu Tak Terduga!
125
BAB 125. Tertidur
126
BAB 126. Menghancurkan Suasana Romantis
127
BAB 127. Pillow Talk
128
BAB 128. Seperti Kaset Rusak!
129
BAB 129. Cemburu!?
130
BAB 130. Tidak Percaya!!!
131
BAB 131. Jelaskan!
132
BAB 132. Bolehkah?
133
BAB 133. Pagi Hari Keluarga Kecil
134
BAB 134. Kembali Ke Negara K
135
BAB 135. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
136
BAB 136. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
137
BAB 137. Ketularan Axel
138
BAB 138. Kesiangan
139
BAB 139. Basement
140
BAB 140. Kenapa Tidak Sedari Awal
141
BAB 141. Gara-gara Pesan
142
BAB 142. Kejutan
143
BAB 143. Tidak Izin
144
BAB 144. Kenapa Tidak Bilang!?
145
BAB 145. Pusing
146
BAB 146. Memaafkan Bukan Berarti Melupakan dan Mengabaikan
147
BAB 147. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
148
BAB 148. Menjadi Seperti Orion
149
BAB 149. Pewarna Kuku
150
BAB 150. Aku Suami Sayang Istri!
151
BAB 151. Sikap Posesif Tala terhadap Geya
152
BAB 152. Geya Mendumel
153
BAB 153. Ceramah di Pagi Hari
154
BAB 154. Tertekan
155
BAB 155. Permintaan Bumil
156
BAB 156. Kepulangan Geya dan Axel dari Bulan Madu
157
BAB 157. Hormon Kehamilan
158
BAB 158. Ulang Tahun Orion
159
BAB 159. Lagi, Lagi Harus Tidur di Luar
160
BAB 160. Mau Melahirkan
161
BAB 161. Regulus Galaksi Werawan
162
BAB 162. Keributan di Mansion
163
BAB 163. Grup Pria Manula
164
BAB 164. Bangga dan Terharu
165
BAB 165. Begadang
166
BAB 166. Terjatuh
167
BAB 167. Khawatir
168
BAB 168. Hadiah
169
BAB 169. Kejutan
170
BAB 170. Kedatangan Selebritis Kelas A
171
BAB 171. Tidur Berempat
172
BAB 172. Tidak Semuanya Indah dan Mulus
173
BAB 173. Ketegangan Suami Istri
174
BAB 174. Cukup!
175
BAB 175. Kamu Tidak Bekerja?
176
BAB 176. Saling Merindukan
177
BAB 177. Bertemu Kembali
178
BAB 178. Ungkapan Hati dan Pikiran
179
BAB 179. Pulang bersama
180
BAB 180. Skandal untuk Pertama Kali
181
BAB 181. Kehebohan
182
BAB 182. Berbicara Layaknya Pria Dewasa
183
BAB 183. Masa Depan
184
BAB 184. Ya, Ini Aku!
185
BAB 185. Meyakinkan Ayanna Kembali
186
BAB 186. Ayanna Syok
187
BAB 187. Konferensi Pers
188
BAB 188. Anggota Baru
189
BAB 189. Pertengkaran Orang tua dan Anak
190
BAB 190. Merasa Lelah
191
BAB 191. Kala dan Gala
192
BAB 192. Kenapa dengan Geya?
193
BAB 193. Perasaan Bercampur aduk
194
BAB 194. Euforia
195
BAB 195. Terdiam
196
BAB 196. Menjaga Jarak
197
BAB 197. Heboh
198
BAB 198. Habis Drama
199
BAB 199. Kami Sayang Adik Bayi!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!