BAB 05. Pikiran Itu!!!

“Bagaimana sayang?” Tanya ibu Dhara kepada Adya yang sudah kembali dari kamar Tala dan Eve dengan wajah penasarannya. Adya yang mendengarnya mengacungkan jempol setelah meletakkan nampan yang berisi susu tadi. Adya lalu memeluk ibu Dhara dengan terharu sambil tersenyum senang karena rencana mereka berhasil.

“Sebentar lagi kita akan mendengarkan kabar gembira ibu.” Ucap Adya dengan semangat dan penuh rasa harunya. Akhirnya beban di pundaknya terasa ringan, sudah lama sekali Adya menunggu momen seperti ini. Adya tau bahwa dirinya tidak bisa memberikan keturunan lagi atas apa yang telah dilakukannya di masa lalu.

“Iya sayang, terimakasih karena kamu sudah berbesar hati ibu sangat bangga dan sayang padamu.” Ucap ibu Dhara terharu Adya yang melihatnya segera memeluk ibu Dhara kembali. “Sebaiknya kita kamu segera mengistirahatkan diri jangan sampai kelelahan dan bergadang seperti pengantin baru.” Ucap ibu Dhara sambil terkekeh begitu juga dengan Adya. “Besok pagi kita harus segera berangkat ke rumah Kakek Werawan untuk berkunjung sekalian memberitahukan bahwa cicitnya akan segera launching. Supaya pengantin baru tidak

malu juga karena bangun kesiangan.” Hingga membuat keduanya tertawa bahagia bersama.

“Semoga setelah tidak aku kamu bisa bahagia dengan Eve, Tala. Aku mencintaimu.” Ucap Adya di dalam hatinya tidak henti-hentinya rasanya malam ini dirinya tersenyum mengingat rencana yang telah dirinya lakukan dengan pengantin baru tersebut.

Tangan Tala sudah menjalar ke mana-mana ketika mendapatkan izin dari Eve untuk melakukan lebih dari ini. Suara-suara aneh keluar dari mulut Eve hingga membuat Tala bersemangat untuk melakukan lebih.

Sesuatu yang selama ini dijaga Eve akhirnya diambil sendiri oleh sang suami. Walaupun Eve tau bahwa tidak ada cinta untuk dirinya dari laki-laki yang sudah memiliki dirinya utuh sebagai istri.

Beberapa jam mereka melakukan aktivitas yang mendapatkan pahala tersebut. Tala tidak pernah habisnya setelah melakukan beberapa kali hingga membuat keduanya sangat kelelahan apalagi ditambah dengan performa mereka malam ini karena obat yang menambahkan kinerja hormon di antara sepasang anak Adam dan Hawa tersebut.

Keesokan harinya Eve mengerjapkan kedua matanya karena merasakan perutnya sangat lapar dan seluruh badannya yang terasa remuk dan sakit terutama di bagian inti tubuhnya. Merenggangkan sedikit badannya dan melihat ke sekeliling kamar lalu mata Eve melihat ke arah jarum jam yang sudah menunjukkan jam sepuluh pagi hingga membuat mata Eve melototkan matanya. Baru kali ini seumur hidup Eve bahwa dirinya terbangun sangat siang apalagi sekarang dirinya sedang berada di rumah mertuanya. Nanti apa kata mertuanya melihat sang menantu yang bangun kesiangan seperti ini.

Tapi, kenapa gorden kamar tidak dibuka sehingga membuat kamar ini sedikit gelap. Eve menolehkan kepalanya untuk melihat pria yang sudah menjadi suaminya namun Eve tidak melihat di mana Tala suaminya. Kulit Eve terasa meremang saat merasakan bahunya terkena dinginnya AC. “Kenapa dingin sekali.” Ucap Eve dengan suara bangun tidurnya. “Aku sangat haus.” Lanjut Eve sambil menggosokkan lehernya dan menelan air liurnya untuk sedikit mengurangi rasa kering di tenggorokannya.

“Kenapa badanku terasa sangat sakit sekali pagi ini apa aku salah tidur?” Tanya Eve dengan dirinya sendiri dan berusaha menyandarkan kepalanya. Lalu mata Eve melihat ke sekeliling lantai di mana Eve melihat pakaian tidurnya semalam berserakan di lantai hingga membuat Eve terdiam dan baru menyadari sesuatu bahwa semalam ia telah memberikan kesuciannya kepada sang suami.

Nyawa Eve terasa hilang saat bayangan terlintas dalam benaknya kejadian yang telah mereka lakukan. Muka Eve sangat memerah saat mengingat hal tersebut dengan segera Eve menutup wajahnya walaupun di dalam kamar itu hanya ada dirinya. “Bagaimana ini apa yang harus aku lakukan?” Tanya Eve dengan wajah linglungnya. Eve tidak tau apa yang dirasakannya sekarang tapi pikiran Eve sungguh kosong.

Dikarenakan perutnya sudah merasa lapar dan badannya terasa sangat lengket dengan susah payah Eve berjalan ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri di dalam kamar mandi walaupun Eve harus berjalan dengan tertatih-tatih karena menahan rasa sakit di area bawahnya.

Setelah sedikit merendamkan tubuhnya dengan air hangat Eve merasa lebih baik sekarang walaupun Eve merasa bahwa jalannya kali ini terasa sangat aneh karena area di bawahnya cukup sakit. Eve sangat terkejut saat tadi dirinya bercermin betapa banyaknya tanda merah keunguan di tubuhnya sampai Eve sangat malu melihat dirinya sendiri padahal seharusnya itu adalah hal yang wajar karena sekarang dirinya adalah seorang istri seutuhnya.

Menghela nafasnya sejenak lalu berjalan keluar dari kamar sejak bangun tidur Eve sama sekali tidak melihat suaminya. Eve tidak ambil pusing di mana keberadaan Tala mungkin pria itu sedang menyesali karena telah menidurkan dirinya atau pria tersebut menyalahkannya seperti sebelum-sebelumnya. Sebenarnya Eve sangat sakit hati namun bagaimana lagi pernikahan mereka bukanlah pernikahan biasa seperti pasangan yang menikah pada umumnya namun Eve harus menerima segalanya karena dari dulu Eve memang tidak diberikan pilihan.

Para pelayan membungkuk hormat saat melihat Eve untuk memberikan sapaan kepada menantu muda di rumah ini dan Eve pun membalasnya dengan ramah dan penuh senyuman. Namun tetap saja Eve merasa bahwa mereka melakukannya sebagai formalitas karena Eve dapat melihat tatapan tidak suka dan benci mengarah kepadanya seperti keluarganya perlihatkan ketika melihat dirinya.

“Bibi apakah saya boleh bertanya?” Tanya Eve kepada kepala pelayan yang sedang menghidangkan makanan untuk Eve.

“Iya Nona muda silahkan.” Jawab kepala pelayan tersebut dengan sopan kepada Eve hingga membuat Eve tersenyum mendengarnya.

“Di mana ibu dan ayah serta kak Adya. Semenjak tadi Eve tidak melihat mereka?” Tanya Eve sambil memasukkan nasi ke dalam mulutnya.

“Tuan dan Nyonya serta Nona Adya pergi ke rumah kakek Werawan untuk berkunjung Nona muda. Sebelum berangkat tadi mereka berpesan bahwa mereka tidak ingin membangunkan Nona muda dan Tuan muda yang pasti sangat kelelahan apalagi sore nanti Nona muda dan Tuan muda akan berangkat untuk berbulan madu.” Jelas kepala pelayan tersebut dengan lembut kepada Eve hingga membuat Eve merasa nyaman sekaligus merasa sangat malu sendiri. “Sedangkan Tuan muda menyusul Tuan, Nyonya dan Nona Adya ke rumah kakek Werawan.” Lanjut kepala pelayan tersebut.

“Aku menjadi menantu yang buruk di hari pertama aku di sini karena telat bangun hingga aku tidak bisa berkunjung ke rumah kakek Werawan.” Ucap Eve dengan sedihnya namun Eve tetap tersenyum dan mengatakan bahwa itu adalah hal yang biasa dan baik-baik saja. Kepala pelayan tersebut dapat merasakan kesedihan dalam diri istri muda Tuan mudanya tersebut.

“Jangan berkecil hati Nona. Tuan besar bisa memakluminya karena pernah muda dan menjadi pengantin baru pasti lagi semangat-semangatnya apalagi Nona muda sangat cantik dan lembut hatinya.” Hibur kepala pelayan tersebut dan mendapatkan senyuman Eve dengan pipi yang tersipu malu.

Selepas sarapan sekaligus makan siang Eve pamit kepada para pelayan untuk mengundurkan diri dari meja makan karena Eve merasa perlu menyiapkan peralatan dan pakaian dirinya serta Tala untuk pergi bulan madu nanti sore entah itu di mana Eve tidak tau.

Karena merasa sangat lelah hingga membuat Eve tertidur di sofa apalagi tadi malam dirinya harus bergadang untuk melayani suaminya. Tala yang baru kembali dari rumah kakek Werawan melihat Eve yang tertidur di sofa merasa sangat kesal hingga membuat Tala menutup pintu dengan keras dan membuat Eve tersentak dari bangun tidurnya.

“Segera bersiap karena 1 jam lagi pesawat akan berangkat.” Ucap Tala dengan dingin lalu membawa dua koper yang telah disiapkan Eve tadi. Eve yang mendengarnya segera melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk segera mencuci wajahnya lalu dengan terburu-buru mengambil tas selempangnya yang berisikan ponsel di dalamnya untuk menyusul Tala yang sudah berjalan jauh di depannya.

Di dalam mobil tidak ada suara apapun, Eve tidak berani untuk memulai pembicaraan karena dirinya takut bahwa nantinya Eve akan mendengar suara dingin dan sinisnya Nabastala. Menurut Eve setidaknya dengan diam Eve tidak mendengar perkataan atau pun ucapan yang membuat hatinya sangat sakit dan pikirannya yang negatif.

Eve merasakan getaran di dalam tas selempangnya dan melihat siapa yang telah mengirimkan pesan untuknya. Saat melihat id pengirimnya membuat Eve tersenyum senang ternyata itu adalah pesan dari Adya istri pertama dari suaminya yang dingin ini. Lalu saat membaca pesan tersebut membuat wajah Eve memerah apalagi Eve saat sedikit kilas bayangan tadi malam yang masuk ke dalam pikirannya dan saat ini Eve sangat dekat dengan suaminya sendiri berada di dalam satu mobil dengan jarak yang cukup dekat.

Menghela nafasnya dengan pelan dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela agar Tala tidak melihat dan menyadari bahwa saat ini pipi Eve memerah karena merasa malu.

Sesampainya di bandara Eve langsung berjalan mengikuti langkah Tala di depannya, Eve tidak berani untuk berjalan di samping Tala karena tidak mau dimaki oleh Tala apalagi ini adalah tempat umum. Dan semua orang yang berada di bandara melihat ke arah dirinya dan Tala dengan intens sehingga membuat Eve merasa tidak nyaman. Pikiran Eve merasakan bahwa mereka sedang bergunjing dan ikut mencaci maki Eve serta menganggap Eve sangat murahan hingga tanpa sadar dada Eve sangat sesak saat pikiran negatif itu menghantui isi pikirannya.

“Jangan berjalan seperti siput.” Ucap Tala lalu memegang tangan Eve saat melihat Eve yang berjalan jauh di belakangnya. Seperti biasa tidak ada wajah senyum ramah yang ditunjukkan Tala kepada orang asing ataupun tidak dikenalinya. Sedangkan keluarga besarnya saja Tala bersikap sangat dingin dan datar kecuali kepada kedua orang tuanya serta Adya istri pertamanya. Saat mengingat nama Adya yang terlintas dalam benak Tala bahwa belum pergi saja Tala sudah sangat merindukan Adya.

Sementara Eve yang merasakan Tala memegang tangannya sambil berjalan di sampingnya menatap Tala terkejut dengan apa yang dilakukan Tala kepadanya. Lagi-lagi bayangan yang terjadi di antara keduanya semalam melintas hingga membuat pipi Eve kembali memerah.

“Kenapa aku berpikir kotor seperti ini terus sih.” Gerutu Eve sambil mengetuk kepalanya dengan pelan dan menggigit bibirnya karena merasa tidak nyaman saat pikirannya berpikir hal yang tidak-tidak.

Tala dan Eve tiba di tempat di mana mereka pergi berbulan madu, Eve yang melihat pemandangan di sekitarnya merasa takjub apalagi melihat pegunungan dan hamparan yang bernuansa hijau membuat mata Eve berbinar.

Eve tidak menyangka bahwa perjalanan bulan madu mereka berada di negara S yang diinginkan Eve selama ini setelah menikah. Walaupun merasa sangat lelah akibat perjalanan yang sangat jauh namun semuanya terbayarkan.

“Huh setidaknya aku bisa melepaskan beban sejenak sebelum aku mulai bekerja.” Ucap Eve sambil menarik nafasnya dengan dalam. Tala keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri.

Tidak ada pembicaraan yang terjadi di antara mereka berdua hal itu membuat Eve merasa tidak nyaman apalagi kejadian malam pertama di antara keduanya Tala tidak pernah mengungkit ataupun berbicara mengenai hal itu apa mungkin itu bukanlah hal biasa. Ia mungkin itu sudah menjadi biasa bagi Tala karena Tala sudah menikah berbeda dengannya baru pertama kali.

Keluar dari kamar untuk menenangkan diri karena di dalam dada Eve sangat sesak apalagi pikiran negatif yang orang lakukan kepada dirinya membuat Eve perlu hati-hati untuk menjaga hati dan pola pikirnya menjadi sehat mental. Eve membaca e-mail yang masuk ke dalam e-mail miliknya.

”Jangan terlalu berbahagia anak pungut kamu hanyalah istri sementara dan asal-usulmu selamanya tidak akan jelas. Aku akan menghancurkanmu setelah aku membunuh istri pertama suamimu tidak akan aku biarkan kamu hidup bahagia dan aku akan merebut suamimu. Lihat saja permainan akan dimulai nikmati saja kehidupan yang menyenangkan selama berbulan madu.” Eve yang membaca pesan tersebut menjadi sangat cemas dan khawatir mengenai keadaan Adya ketika membaca pesan e-mail yang datang kepadanya dengan alamat id yang tidak Eve kenal.

Sungguh rasanya Eve ingin sekali melenyapkan dirinya agar orang-orang yang disayanginya tidak mendapatkan luka atau menderita seperti dirinya.

Eve berjalan masuk kembali ke dalam kamar dengan membuka pintu kamar dengan cepat hal itu membuat Tala menatap tajam atas kelancangan Eve yang menurut Tala sungguh tidak  sopan.

Mata Eve menatap ke arah tempat tidur di mana Eve tidak melihat boneka panda di sana yang biasa digunakan Eve dikala dirinya sedih, bahagia, malu, takut ataupun perasaan lainnya.

Tala yang melihat pandangan Eve tidak fokus mengabaikannya karena Tala merasa sangat bosan untuk berbicara apalagi dengan wanita yang sudah menjadi istri keduanya ini. Menurut Tala terlalu banyak drama yang dilakukan Eve.

Eve baru menyadari bahwa dirinya tidak membawa boneka panda miliknya karena terburu-buru tadi. Karena tidak ingin membuat Tala curiga akan kegelisahan dan rasa takutnya Eve langsung tidur di samping Tala dengan memeluk bantal guling serta menyelimutkan seluruh badannya dengan selimut.

Tala merasa sangat kesal saat melihat Eve yang membelakanginya saat tidur hingga membuat Tala membalikkan badan Eve dan menindih Eve karena Tala merasa bahwa Eve telah menghancurkan harga dirinya sebagai seorang laki-laki dan suami. “Apa kamu sudah berani.” Ucap Tala dengan geram sambil menatap mata Eve dengan tajamnya.

Eve yang tadinya merasa sangat cemas dan takut menjadi bingung karena melihat apa yang dilakukan Tala kepadanya dan menjadi tenang saat melihat mata Tala. Tidak dapat menolak keinginan dari Tala yang kembali menggaulinya Eve hanya diam dan pasrah “ini adalah hukuman karena kamu mulai berani bersikap tidak sopan denganku. Ingat posisimu.”

Eve yang mendengarnya tentu saja sangat sakit hati karena menurut Eve bahwa Tala melakukannya karena perasaan benci pria tersebut kepada dirinya. Rasanya badan Eve sangat lelah apalagi kegiatan yang mereka lakukan semalam, perjalanan bulan madu, ditambah lagi Tala mulai melakukan kegiatan yang mendapatkan pahala bagi suami istri.

Lelaki itu tidak pernah habis dan puasnya hingga membuat Eve sangat kewalahan menerima apa yang dilakukan Tala kepadanya. Dalam benak Eve berpikir bahwa benar apa yang dikatakan sepupunya Gulzar bahwa ia adalah boneka untuk orang di sekelilingnya.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

Sunshine

Sunshine

🤣🤣🤣 Terngiang-ngiang

2022-03-27

0

Sunshine

Sunshine

Nething plus melankolis Eve ini

2022-01-10

0

Wulandari Bulan

Wulandari Bulan

Ulah Adya dan ibu Dhara 🤣🤣🤣

2022-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01. Kembali
2 BAB 02. Menikah dengan Dia
3 BAB 03. Hanya Bisa Memandang
4 BAB 04. Aku Ingin...
5 BAB 05. Pikiran Itu!!!
6 BAB 06. Diam dan Memendam
7 BAB 07. Menyesakkan, namun Aku Bisa Apa
8 BAB 08. Pulang Berbulan Madu
9 BAB 09. Akankah Aku Bisa Segera Bersinar Terang
10 BAB 10. Hari Pertama Bekerja dan Bertemu Dia
11 BAB 11. Hamil
12 BAB 12. Ragu untuk Memberitahu
13 BAB 13. Sendiri dan Sepi Berusaha untuk Menguatkan Hati
14 BAB 14. Kehilangan Dia
15 BAB 15. Merasa Sangat Buruk
16 BAB 16. Kakek Werawan Datang Menjenguk
17 BAB 17. Bersikeras untuk Bekerja agar Tidak Terlalu Terpuruk
18 BAB 18. Selangkah Demi Selangkah
19 BAB 19. Semakin Jauh dan Semakin Dekat
20 BAB 20. Kakek Werawan Masuk Rumah Sakit
21 BAB 21. Apakah Kamu Mau mendengarkan Ceritaku?
22 BAB 22. Mendengarkan
23 BAB 23. Saling Menguatkan dan Mendapatkan Pelajaran
24 BAB 24. Memutuskan untuk Memulai
25 BAB 25. Pergi Ke Kantor Tala
26 BAB 26. Paket Pesanan
27 BAB 27. Malu dan Terlanjur
28 BAB 28. Tidak Jadi
29 BAB 29. Manja
30 BAB 30. Apa Lagi yang Harus Aku Lakukan?
31 BAB 31. Ulang Tahun Kakek Werawan
32 BAB 32. Bisakah Kamu Tidak Diam!!!
33 BAB 33. Karena Aku hanya Seorang Boneka!!!
34 BAB 34. Jangan Buang Aku Lagi!
35 BAB 35. Mimpi
36 BAB 36. Sarapan Berdua dan Pengawal Wanita
37 BAB 37. Sedikit Fakta dari Keluarga Werawan
38 BAB 38. Kakek Werawan Sadar dan Meminta Cucu Menantu untuk Melakukan Operasi
39 BAB 39. Di mana Eve?
40 BAB 40. Darimana Eve
41 BAB 41. Ketahuan Karena Mulut Lemes Geya
42 BAB 42. Kecemasan dan Ketegangan
43 BAB 43. Kegagalan Pertama di Ruang Operasi Menyelamatkan Pasien
44 BAB 44. Keributan
45 BAB 45. Jaga Batasan
46 BAB 46. Pemakaman
47 BAB 47. Bercerita
48 BAB 48. Rasa Rendah Diri
49 BAB 49. Satu Minggu
50 BAB 50. Tala ke Apartemen
51 BAB 51. Sentuhan Tanpa Disengaja
52 BAB 52. Hujan
53 BAB 53. Senang
54 BAB 54. Berpikir Keras Demi Mendapatkan Cucu
55 BAB 55. Merasa Dejavu
56 BAB 56. Kecerobohan Eve
57 BAB 57. Salah Persepsi
58 BAB 58. Menghindar
59 BAB 59. Kepergok
60 BAB 60. Ancaman
61 BAB 61. Batal
62 BAB 62. Kritis
63 BAB 63. Apakah Semua Akan Baik-baik Saja!!!
64 BAB 64. Tersirat
65 BAB 65. Pembicaraan Dua Pria
66 BAB 66. Hari Ulang Tahun Ashi
67 BAB 67. Melupakan Ayah Davka yang Menunggu
68 BAB 68. Sadar
69 BAB 69. Permintaan Adya
70 BAB 70. Bertengkar untuk Pertama Kali
71 BAB 71. Berbicara Bertiga
72 BAB 72. Meninggal
73 BAB 73. Eve Demam
74 BAB 74. Telepon
75 BAB 75. Malu dan Bertanya-tanya
76 BAB 76. Karena Aku Tidak Mencintaimu
77 BAB 77. Mulai Lagi
78 BAB 78. Interogasi
79 BAB 79. Harapan dan Tidak Adanya Harapan
80 BAB 80. Satu Persatu Rahasia Terbuka
81 BAB 81. Rasa Bersalah Menggerogoti
82 BAB 82. Keadaan yang Rumit
83 BAB 83. Tidak Berdaya
84 BAB 84. Hilang Jejak
85 BAB 85. Pergi Jauh
86 BAB 86. Terguncang
87 BAB 87. Kekacauan
88 BAB 88. Dia Benar-benar Menghilang
89 BAB 89. Berkelahi
90 BAB 90. Periksa Kandungan
91 BAB 91. Bertemu Kak Airen
92 BAB 92. Fakta yang Terungkap
93 BAB 93. Joha dan Airen Memulai Drama
94 BAB 94. Berita Menggembirakan
95 BAB 95. Bagaimana Kamu Bisa Tau?
96 BAB 96. Niat Hati Seseorang Tidak Ada yang Tau!?
97 BAB 97. Sky Orion
98 BAB 98. Negara L
99 BAB 99. Merasa Aneh
100 BAB 100. Elizabeth Abraham adalah Eve
101 BAB 101. Tegas
102 BAB 102. Lembah Hunza
103 BAB 103. Beri Aku Alasan!?
104 BAB 104. Kenapa Malah Kalian yang Ribut!?
105 BAB 105. Lanjutkan
106 BAB 106. Canggung!
107 BAB 107. Tidur Bersama
108 BAB 108. Kenapa...!?
109 BAB 109. Panik Karena Ada Noda Darah di Celana
110 BAB 110. Perkenalan Putri Abraham
111 BAB 111. Perasaan dan Pikiran
112 BAB 112. Aku Tidak Tau Aku Kenapa!!!
113 BAB 113. PTSD
114 BAB 114. Nama Panggilan Sayang
115 BAB 115. Diomeli
116 BAB 116. Risih dan Geli
117 BAB 117. Hukuman
118 BAB 118. Kata-kata Manis
119 BAB 119. Cemburu dan Iri dengan Ipar!
120 BAB 120. Pergilah Ikut Suamimu!
121 BAB 121. Kedatangan Dokter Raka
122 BAB 122. Menjadi Kompor!
123 BAB 123. Bertamu Ke Rumah Dokter Raka
124 BAB 124. Tamu Tak Terduga!
125 BAB 125. Tertidur
126 BAB 126. Menghancurkan Suasana Romantis
127 BAB 127. Pillow Talk
128 BAB 128. Seperti Kaset Rusak!
129 BAB 129. Cemburu!?
130 BAB 130. Tidak Percaya!!!
131 BAB 131. Jelaskan!
132 BAB 132. Bolehkah?
133 BAB 133. Pagi Hari Keluarga Kecil
134 BAB 134. Kembali Ke Negara K
135 BAB 135. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
136 BAB 136. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
137 BAB 137. Ketularan Axel
138 BAB 138. Kesiangan
139 BAB 139. Basement
140 BAB 140. Kenapa Tidak Sedari Awal
141 BAB 141. Gara-gara Pesan
142 BAB 142. Kejutan
143 BAB 143. Tidak Izin
144 BAB 144. Kenapa Tidak Bilang!?
145 BAB 145. Pusing
146 BAB 146. Memaafkan Bukan Berarti Melupakan dan Mengabaikan
147 BAB 147. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
148 BAB 148. Menjadi Seperti Orion
149 BAB 149. Pewarna Kuku
150 BAB 150. Aku Suami Sayang Istri!
151 BAB 151. Sikap Posesif Tala terhadap Geya
152 BAB 152. Geya Mendumel
153 BAB 153. Ceramah di Pagi Hari
154 BAB 154. Tertekan
155 BAB 155. Permintaan Bumil
156 BAB 156. Kepulangan Geya dan Axel dari Bulan Madu
157 BAB 157. Hormon Kehamilan
158 BAB 158. Ulang Tahun Orion
159 BAB 159. Lagi, Lagi Harus Tidur di Luar
160 BAB 160. Mau Melahirkan
161 BAB 161. Regulus Galaksi Werawan
162 BAB 162. Keributan di Mansion
163 BAB 163. Grup Pria Manula
164 BAB 164. Bangga dan Terharu
165 BAB 165. Begadang
166 BAB 166. Terjatuh
167 BAB 167. Khawatir
168 BAB 168. Hadiah
169 BAB 169. Kejutan
170 BAB 170. Kedatangan Selebritis Kelas A
171 BAB 171. Tidur Berempat
172 BAB 172. Tidak Semuanya Indah dan Mulus
173 BAB 173. Ketegangan Suami Istri
174 BAB 174. Cukup!
175 BAB 175. Kamu Tidak Bekerja?
176 BAB 176. Saling Merindukan
177 BAB 177. Bertemu Kembali
178 BAB 178. Ungkapan Hati dan Pikiran
179 BAB 179. Pulang bersama
180 BAB 180. Skandal untuk Pertama Kali
181 BAB 181. Kehebohan
182 BAB 182. Berbicara Layaknya Pria Dewasa
183 BAB 183. Masa Depan
184 BAB 184. Ya, Ini Aku!
185 BAB 185. Meyakinkan Ayanna Kembali
186 BAB 186. Ayanna Syok
187 BAB 187. Konferensi Pers
188 BAB 188. Anggota Baru
189 BAB 189. Pertengkaran Orang tua dan Anak
190 BAB 190. Merasa Lelah
191 BAB 191. Kala dan Gala
192 BAB 192. Kenapa dengan Geya?
193 BAB 193. Perasaan Bercampur aduk
194 BAB 194. Euforia
195 BAB 195. Terdiam
196 BAB 196. Menjaga Jarak
197 BAB 197. Heboh
198 BAB 198. Habis Drama
199 BAB 199. Kami Sayang Adik Bayi!
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 01. Kembali
2
BAB 02. Menikah dengan Dia
3
BAB 03. Hanya Bisa Memandang
4
BAB 04. Aku Ingin...
5
BAB 05. Pikiran Itu!!!
6
BAB 06. Diam dan Memendam
7
BAB 07. Menyesakkan, namun Aku Bisa Apa
8
BAB 08. Pulang Berbulan Madu
9
BAB 09. Akankah Aku Bisa Segera Bersinar Terang
10
BAB 10. Hari Pertama Bekerja dan Bertemu Dia
11
BAB 11. Hamil
12
BAB 12. Ragu untuk Memberitahu
13
BAB 13. Sendiri dan Sepi Berusaha untuk Menguatkan Hati
14
BAB 14. Kehilangan Dia
15
BAB 15. Merasa Sangat Buruk
16
BAB 16. Kakek Werawan Datang Menjenguk
17
BAB 17. Bersikeras untuk Bekerja agar Tidak Terlalu Terpuruk
18
BAB 18. Selangkah Demi Selangkah
19
BAB 19. Semakin Jauh dan Semakin Dekat
20
BAB 20. Kakek Werawan Masuk Rumah Sakit
21
BAB 21. Apakah Kamu Mau mendengarkan Ceritaku?
22
BAB 22. Mendengarkan
23
BAB 23. Saling Menguatkan dan Mendapatkan Pelajaran
24
BAB 24. Memutuskan untuk Memulai
25
BAB 25. Pergi Ke Kantor Tala
26
BAB 26. Paket Pesanan
27
BAB 27. Malu dan Terlanjur
28
BAB 28. Tidak Jadi
29
BAB 29. Manja
30
BAB 30. Apa Lagi yang Harus Aku Lakukan?
31
BAB 31. Ulang Tahun Kakek Werawan
32
BAB 32. Bisakah Kamu Tidak Diam!!!
33
BAB 33. Karena Aku hanya Seorang Boneka!!!
34
BAB 34. Jangan Buang Aku Lagi!
35
BAB 35. Mimpi
36
BAB 36. Sarapan Berdua dan Pengawal Wanita
37
BAB 37. Sedikit Fakta dari Keluarga Werawan
38
BAB 38. Kakek Werawan Sadar dan Meminta Cucu Menantu untuk Melakukan Operasi
39
BAB 39. Di mana Eve?
40
BAB 40. Darimana Eve
41
BAB 41. Ketahuan Karena Mulut Lemes Geya
42
BAB 42. Kecemasan dan Ketegangan
43
BAB 43. Kegagalan Pertama di Ruang Operasi Menyelamatkan Pasien
44
BAB 44. Keributan
45
BAB 45. Jaga Batasan
46
BAB 46. Pemakaman
47
BAB 47. Bercerita
48
BAB 48. Rasa Rendah Diri
49
BAB 49. Satu Minggu
50
BAB 50. Tala ke Apartemen
51
BAB 51. Sentuhan Tanpa Disengaja
52
BAB 52. Hujan
53
BAB 53. Senang
54
BAB 54. Berpikir Keras Demi Mendapatkan Cucu
55
BAB 55. Merasa Dejavu
56
BAB 56. Kecerobohan Eve
57
BAB 57. Salah Persepsi
58
BAB 58. Menghindar
59
BAB 59. Kepergok
60
BAB 60. Ancaman
61
BAB 61. Batal
62
BAB 62. Kritis
63
BAB 63. Apakah Semua Akan Baik-baik Saja!!!
64
BAB 64. Tersirat
65
BAB 65. Pembicaraan Dua Pria
66
BAB 66. Hari Ulang Tahun Ashi
67
BAB 67. Melupakan Ayah Davka yang Menunggu
68
BAB 68. Sadar
69
BAB 69. Permintaan Adya
70
BAB 70. Bertengkar untuk Pertama Kali
71
BAB 71. Berbicara Bertiga
72
BAB 72. Meninggal
73
BAB 73. Eve Demam
74
BAB 74. Telepon
75
BAB 75. Malu dan Bertanya-tanya
76
BAB 76. Karena Aku Tidak Mencintaimu
77
BAB 77. Mulai Lagi
78
BAB 78. Interogasi
79
BAB 79. Harapan dan Tidak Adanya Harapan
80
BAB 80. Satu Persatu Rahasia Terbuka
81
BAB 81. Rasa Bersalah Menggerogoti
82
BAB 82. Keadaan yang Rumit
83
BAB 83. Tidak Berdaya
84
BAB 84. Hilang Jejak
85
BAB 85. Pergi Jauh
86
BAB 86. Terguncang
87
BAB 87. Kekacauan
88
BAB 88. Dia Benar-benar Menghilang
89
BAB 89. Berkelahi
90
BAB 90. Periksa Kandungan
91
BAB 91. Bertemu Kak Airen
92
BAB 92. Fakta yang Terungkap
93
BAB 93. Joha dan Airen Memulai Drama
94
BAB 94. Berita Menggembirakan
95
BAB 95. Bagaimana Kamu Bisa Tau?
96
BAB 96. Niat Hati Seseorang Tidak Ada yang Tau!?
97
BAB 97. Sky Orion
98
BAB 98. Negara L
99
BAB 99. Merasa Aneh
100
BAB 100. Elizabeth Abraham adalah Eve
101
BAB 101. Tegas
102
BAB 102. Lembah Hunza
103
BAB 103. Beri Aku Alasan!?
104
BAB 104. Kenapa Malah Kalian yang Ribut!?
105
BAB 105. Lanjutkan
106
BAB 106. Canggung!
107
BAB 107. Tidur Bersama
108
BAB 108. Kenapa...!?
109
BAB 109. Panik Karena Ada Noda Darah di Celana
110
BAB 110. Perkenalan Putri Abraham
111
BAB 111. Perasaan dan Pikiran
112
BAB 112. Aku Tidak Tau Aku Kenapa!!!
113
BAB 113. PTSD
114
BAB 114. Nama Panggilan Sayang
115
BAB 115. Diomeli
116
BAB 116. Risih dan Geli
117
BAB 117. Hukuman
118
BAB 118. Kata-kata Manis
119
BAB 119. Cemburu dan Iri dengan Ipar!
120
BAB 120. Pergilah Ikut Suamimu!
121
BAB 121. Kedatangan Dokter Raka
122
BAB 122. Menjadi Kompor!
123
BAB 123. Bertamu Ke Rumah Dokter Raka
124
BAB 124. Tamu Tak Terduga!
125
BAB 125. Tertidur
126
BAB 126. Menghancurkan Suasana Romantis
127
BAB 127. Pillow Talk
128
BAB 128. Seperti Kaset Rusak!
129
BAB 129. Cemburu!?
130
BAB 130. Tidak Percaya!!!
131
BAB 131. Jelaskan!
132
BAB 132. Bolehkah?
133
BAB 133. Pagi Hari Keluarga Kecil
134
BAB 134. Kembali Ke Negara K
135
BAB 135. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
136
BAB 136. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
137
BAB 137. Ketularan Axel
138
BAB 138. Kesiangan
139
BAB 139. Basement
140
BAB 140. Kenapa Tidak Sedari Awal
141
BAB 141. Gara-gara Pesan
142
BAB 142. Kejutan
143
BAB 143. Tidak Izin
144
BAB 144. Kenapa Tidak Bilang!?
145
BAB 145. Pusing
146
BAB 146. Memaafkan Bukan Berarti Melupakan dan Mengabaikan
147
BAB 147. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
148
BAB 148. Menjadi Seperti Orion
149
BAB 149. Pewarna Kuku
150
BAB 150. Aku Suami Sayang Istri!
151
BAB 151. Sikap Posesif Tala terhadap Geya
152
BAB 152. Geya Mendumel
153
BAB 153. Ceramah di Pagi Hari
154
BAB 154. Tertekan
155
BAB 155. Permintaan Bumil
156
BAB 156. Kepulangan Geya dan Axel dari Bulan Madu
157
BAB 157. Hormon Kehamilan
158
BAB 158. Ulang Tahun Orion
159
BAB 159. Lagi, Lagi Harus Tidur di Luar
160
BAB 160. Mau Melahirkan
161
BAB 161. Regulus Galaksi Werawan
162
BAB 162. Keributan di Mansion
163
BAB 163. Grup Pria Manula
164
BAB 164. Bangga dan Terharu
165
BAB 165. Begadang
166
BAB 166. Terjatuh
167
BAB 167. Khawatir
168
BAB 168. Hadiah
169
BAB 169. Kejutan
170
BAB 170. Kedatangan Selebritis Kelas A
171
BAB 171. Tidur Berempat
172
BAB 172. Tidak Semuanya Indah dan Mulus
173
BAB 173. Ketegangan Suami Istri
174
BAB 174. Cukup!
175
BAB 175. Kamu Tidak Bekerja?
176
BAB 176. Saling Merindukan
177
BAB 177. Bertemu Kembali
178
BAB 178. Ungkapan Hati dan Pikiran
179
BAB 179. Pulang bersama
180
BAB 180. Skandal untuk Pertama Kali
181
BAB 181. Kehebohan
182
BAB 182. Berbicara Layaknya Pria Dewasa
183
BAB 183. Masa Depan
184
BAB 184. Ya, Ini Aku!
185
BAB 185. Meyakinkan Ayanna Kembali
186
BAB 186. Ayanna Syok
187
BAB 187. Konferensi Pers
188
BAB 188. Anggota Baru
189
BAB 189. Pertengkaran Orang tua dan Anak
190
BAB 190. Merasa Lelah
191
BAB 191. Kala dan Gala
192
BAB 192. Kenapa dengan Geya?
193
BAB 193. Perasaan Bercampur aduk
194
BAB 194. Euforia
195
BAB 195. Terdiam
196
BAB 196. Menjaga Jarak
197
BAB 197. Heboh
198
BAB 198. Habis Drama
199
BAB 199. Kami Sayang Adik Bayi!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!