“Bagaimana sayang?” Tanya ibu Dhara kepada Adya yang sudah kembali dari kamar Tala dan Eve dengan wajah penasarannya. Adya yang mendengarnya mengacungkan jempol setelah meletakkan nampan yang berisi susu tadi. Adya lalu memeluk ibu Dhara dengan terharu sambil tersenyum senang karena rencana mereka berhasil.
“Sebentar lagi kita akan mendengarkan kabar gembira ibu.” Ucap Adya dengan semangat dan penuh rasa harunya. Akhirnya beban di pundaknya terasa ringan, sudah lama sekali Adya menunggu momen seperti ini. Adya tau bahwa dirinya tidak bisa memberikan keturunan lagi atas apa yang telah dilakukannya di masa lalu.
“Iya sayang, terimakasih karena kamu sudah berbesar hati ibu sangat bangga dan sayang padamu.” Ucap ibu Dhara terharu Adya yang melihatnya segera memeluk ibu Dhara kembali. “Sebaiknya kita kamu segera mengistirahatkan diri jangan sampai kelelahan dan bergadang seperti pengantin baru.” Ucap ibu Dhara sambil terkekeh begitu juga dengan Adya. “Besok pagi kita harus segera berangkat ke rumah Kakek Werawan untuk berkunjung sekalian memberitahukan bahwa cicitnya akan segera launching. Supaya pengantin baru tidak
malu juga karena bangun kesiangan.” Hingga membuat keduanya tertawa bahagia bersama.
“Semoga setelah tidak aku kamu bisa bahagia dengan Eve, Tala. Aku mencintaimu.” Ucap Adya di dalam hatinya tidak henti-hentinya rasanya malam ini dirinya tersenyum mengingat rencana yang telah dirinya lakukan dengan pengantin baru tersebut.
Tangan Tala sudah menjalar ke mana-mana ketika mendapatkan izin dari Eve untuk melakukan lebih dari ini. Suara-suara aneh keluar dari mulut Eve hingga membuat Tala bersemangat untuk melakukan lebih.
Sesuatu yang selama ini dijaga Eve akhirnya diambil sendiri oleh sang suami. Walaupun Eve tau bahwa tidak ada cinta untuk dirinya dari laki-laki yang sudah memiliki dirinya utuh sebagai istri.
Beberapa jam mereka melakukan aktivitas yang mendapatkan pahala tersebut. Tala tidak pernah habisnya setelah melakukan beberapa kali hingga membuat keduanya sangat kelelahan apalagi ditambah dengan performa mereka malam ini karena obat yang menambahkan kinerja hormon di antara sepasang anak Adam dan Hawa tersebut.
Keesokan harinya Eve mengerjapkan kedua matanya karena merasakan perutnya sangat lapar dan seluruh badannya yang terasa remuk dan sakit terutama di bagian inti tubuhnya. Merenggangkan sedikit badannya dan melihat ke sekeliling kamar lalu mata Eve melihat ke arah jarum jam yang sudah menunjukkan jam sepuluh pagi hingga membuat mata Eve melototkan matanya. Baru kali ini seumur hidup Eve bahwa dirinya terbangun sangat siang apalagi sekarang dirinya sedang berada di rumah mertuanya. Nanti apa kata mertuanya melihat sang menantu yang bangun kesiangan seperti ini.
Tapi, kenapa gorden kamar tidak dibuka sehingga membuat kamar ini sedikit gelap. Eve menolehkan kepalanya untuk melihat pria yang sudah menjadi suaminya namun Eve tidak melihat di mana Tala suaminya. Kulit Eve terasa meremang saat merasakan bahunya terkena dinginnya AC. “Kenapa dingin sekali.” Ucap Eve dengan suara bangun tidurnya. “Aku sangat haus.” Lanjut Eve sambil menggosokkan lehernya dan menelan air liurnya untuk sedikit mengurangi rasa kering di tenggorokannya.
“Kenapa badanku terasa sangat sakit sekali pagi ini apa aku salah tidur?” Tanya Eve dengan dirinya sendiri dan berusaha menyandarkan kepalanya. Lalu mata Eve melihat ke sekeliling lantai di mana Eve melihat pakaian tidurnya semalam berserakan di lantai hingga membuat Eve terdiam dan baru menyadari sesuatu bahwa semalam ia telah memberikan kesuciannya kepada sang suami.
Nyawa Eve terasa hilang saat bayangan terlintas dalam benaknya kejadian yang telah mereka lakukan. Muka Eve sangat memerah saat mengingat hal tersebut dengan segera Eve menutup wajahnya walaupun di dalam kamar itu hanya ada dirinya. “Bagaimana ini apa yang harus aku lakukan?” Tanya Eve dengan wajah linglungnya. Eve tidak tau apa yang dirasakannya sekarang tapi pikiran Eve sungguh kosong.
Dikarenakan perutnya sudah merasa lapar dan badannya terasa sangat lengket dengan susah payah Eve berjalan ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri di dalam kamar mandi walaupun Eve harus berjalan dengan tertatih-tatih karena menahan rasa sakit di area bawahnya.
Setelah sedikit merendamkan tubuhnya dengan air hangat Eve merasa lebih baik sekarang walaupun Eve merasa bahwa jalannya kali ini terasa sangat aneh karena area di bawahnya cukup sakit. Eve sangat terkejut saat tadi dirinya bercermin betapa banyaknya tanda merah keunguan di tubuhnya sampai Eve sangat malu melihat dirinya sendiri padahal seharusnya itu adalah hal yang wajar karena sekarang dirinya adalah seorang istri seutuhnya.
Menghela nafasnya sejenak lalu berjalan keluar dari kamar sejak bangun tidur Eve sama sekali tidak melihat suaminya. Eve tidak ambil pusing di mana keberadaan Tala mungkin pria itu sedang menyesali karena telah menidurkan dirinya atau pria tersebut menyalahkannya seperti sebelum-sebelumnya. Sebenarnya Eve sangat sakit hati namun bagaimana lagi pernikahan mereka bukanlah pernikahan biasa seperti pasangan yang menikah pada umumnya namun Eve harus menerima segalanya karena dari dulu Eve memang tidak diberikan pilihan.
Para pelayan membungkuk hormat saat melihat Eve untuk memberikan sapaan kepada menantu muda di rumah ini dan Eve pun membalasnya dengan ramah dan penuh senyuman. Namun tetap saja Eve merasa bahwa mereka melakukannya sebagai formalitas karena Eve dapat melihat tatapan tidak suka dan benci mengarah kepadanya seperti keluarganya perlihatkan ketika melihat dirinya.
“Bibi apakah saya boleh bertanya?” Tanya Eve kepada kepala pelayan yang sedang menghidangkan makanan untuk Eve.
“Iya Nona muda silahkan.” Jawab kepala pelayan tersebut dengan sopan kepada Eve hingga membuat Eve tersenyum mendengarnya.
“Di mana ibu dan ayah serta kak Adya. Semenjak tadi Eve tidak melihat mereka?” Tanya Eve sambil memasukkan nasi ke dalam mulutnya.
“Tuan dan Nyonya serta Nona Adya pergi ke rumah kakek Werawan untuk berkunjung Nona muda. Sebelum berangkat tadi mereka berpesan bahwa mereka tidak ingin membangunkan Nona muda dan Tuan muda yang pasti sangat kelelahan apalagi sore nanti Nona muda dan Tuan muda akan berangkat untuk berbulan madu.” Jelas kepala pelayan tersebut dengan lembut kepada Eve hingga membuat Eve merasa nyaman sekaligus merasa sangat malu sendiri. “Sedangkan Tuan muda menyusul Tuan, Nyonya dan Nona Adya ke rumah kakek Werawan.” Lanjut kepala pelayan tersebut.
“Aku menjadi menantu yang buruk di hari pertama aku di sini karena telat bangun hingga aku tidak bisa berkunjung ke rumah kakek Werawan.” Ucap Eve dengan sedihnya namun Eve tetap tersenyum dan mengatakan bahwa itu adalah hal yang biasa dan baik-baik saja. Kepala pelayan tersebut dapat merasakan kesedihan dalam diri istri muda Tuan mudanya tersebut.
“Jangan berkecil hati Nona. Tuan besar bisa memakluminya karena pernah muda dan menjadi pengantin baru pasti lagi semangat-semangatnya apalagi Nona muda sangat cantik dan lembut hatinya.” Hibur kepala pelayan tersebut dan mendapatkan senyuman Eve dengan pipi yang tersipu malu.
Selepas sarapan sekaligus makan siang Eve pamit kepada para pelayan untuk mengundurkan diri dari meja makan karena Eve merasa perlu menyiapkan peralatan dan pakaian dirinya serta Tala untuk pergi bulan madu nanti sore entah itu di mana Eve tidak tau.
Karena merasa sangat lelah hingga membuat Eve tertidur di sofa apalagi tadi malam dirinya harus bergadang untuk melayani suaminya. Tala yang baru kembali dari rumah kakek Werawan melihat Eve yang tertidur di sofa merasa sangat kesal hingga membuat Tala menutup pintu dengan keras dan membuat Eve tersentak dari bangun tidurnya.
“Segera bersiap karena 1 jam lagi pesawat akan berangkat.” Ucap Tala dengan dingin lalu membawa dua koper yang telah disiapkan Eve tadi. Eve yang mendengarnya segera melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk segera mencuci wajahnya lalu dengan terburu-buru mengambil tas selempangnya yang berisikan ponsel di dalamnya untuk menyusul Tala yang sudah berjalan jauh di depannya.
Di dalam mobil tidak ada suara apapun, Eve tidak berani untuk memulai pembicaraan karena dirinya takut bahwa nantinya Eve akan mendengar suara dingin dan sinisnya Nabastala. Menurut Eve setidaknya dengan diam Eve tidak mendengar perkataan atau pun ucapan yang membuat hatinya sangat sakit dan pikirannya yang negatif.
Eve merasakan getaran di dalam tas selempangnya dan melihat siapa yang telah mengirimkan pesan untuknya. Saat melihat id pengirimnya membuat Eve tersenyum senang ternyata itu adalah pesan dari Adya istri pertama dari suaminya yang dingin ini. Lalu saat membaca pesan tersebut membuat wajah Eve memerah apalagi Eve saat sedikit kilas bayangan tadi malam yang masuk ke dalam pikirannya dan saat ini Eve sangat dekat dengan suaminya sendiri berada di dalam satu mobil dengan jarak yang cukup dekat.
Menghela nafasnya dengan pelan dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela agar Tala tidak melihat dan menyadari bahwa saat ini pipi Eve memerah karena merasa malu.
Sesampainya di bandara Eve langsung berjalan mengikuti langkah Tala di depannya, Eve tidak berani untuk berjalan di samping Tala karena tidak mau dimaki oleh Tala apalagi ini adalah tempat umum. Dan semua orang yang berada di bandara melihat ke arah dirinya dan Tala dengan intens sehingga membuat Eve merasa tidak nyaman. Pikiran Eve merasakan bahwa mereka sedang bergunjing dan ikut mencaci maki Eve serta menganggap Eve sangat murahan hingga tanpa sadar dada Eve sangat sesak saat pikiran negatif itu menghantui isi pikirannya.
“Jangan berjalan seperti siput.” Ucap Tala lalu memegang tangan Eve saat melihat Eve yang berjalan jauh di belakangnya. Seperti biasa tidak ada wajah senyum ramah yang ditunjukkan Tala kepada orang asing ataupun tidak dikenalinya. Sedangkan keluarga besarnya saja Tala bersikap sangat dingin dan datar kecuali kepada kedua orang tuanya serta Adya istri pertamanya. Saat mengingat nama Adya yang terlintas dalam benak Tala bahwa belum pergi saja Tala sudah sangat merindukan Adya.
Sementara Eve yang merasakan Tala memegang tangannya sambil berjalan di sampingnya menatap Tala terkejut dengan apa yang dilakukan Tala kepadanya. Lagi-lagi bayangan yang terjadi di antara keduanya semalam melintas hingga membuat pipi Eve kembali memerah.
“Kenapa aku berpikir kotor seperti ini terus sih.” Gerutu Eve sambil mengetuk kepalanya dengan pelan dan menggigit bibirnya karena merasa tidak nyaman saat pikirannya berpikir hal yang tidak-tidak.
Tala dan Eve tiba di tempat di mana mereka pergi berbulan madu, Eve yang melihat pemandangan di sekitarnya merasa takjub apalagi melihat pegunungan dan hamparan yang bernuansa hijau membuat mata Eve berbinar.
Eve tidak menyangka bahwa perjalanan bulan madu mereka berada di negara S yang diinginkan Eve selama ini setelah menikah. Walaupun merasa sangat lelah akibat perjalanan yang sangat jauh namun semuanya terbayarkan.
“Huh setidaknya aku bisa melepaskan beban sejenak sebelum aku mulai bekerja.” Ucap Eve sambil menarik nafasnya dengan dalam. Tala keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri.
Tidak ada pembicaraan yang terjadi di antara mereka berdua hal itu membuat Eve merasa tidak nyaman apalagi kejadian malam pertama di antara keduanya Tala tidak pernah mengungkit ataupun berbicara mengenai hal itu apa mungkin itu bukanlah hal biasa. Ia mungkin itu sudah menjadi biasa bagi Tala karena Tala sudah menikah berbeda dengannya baru pertama kali.
Keluar dari kamar untuk menenangkan diri karena di dalam dada Eve sangat sesak apalagi pikiran negatif yang orang lakukan kepada dirinya membuat Eve perlu hati-hati untuk menjaga hati dan pola pikirnya menjadi sehat mental. Eve membaca e-mail yang masuk ke dalam e-mail miliknya.
”Jangan terlalu berbahagia anak pungut kamu hanyalah istri sementara dan asal-usulmu selamanya tidak akan jelas. Aku akan menghancurkanmu setelah aku membunuh istri pertama suamimu tidak akan aku biarkan kamu hidup bahagia dan aku akan merebut suamimu. Lihat saja permainan akan dimulai nikmati saja kehidupan yang menyenangkan selama berbulan madu.” Eve yang membaca pesan tersebut menjadi sangat cemas dan khawatir mengenai keadaan Adya ketika membaca pesan e-mail yang datang kepadanya dengan alamat id yang tidak Eve kenal.
Sungguh rasanya Eve ingin sekali melenyapkan dirinya agar orang-orang yang disayanginya tidak mendapatkan luka atau menderita seperti dirinya.
Eve berjalan masuk kembali ke dalam kamar dengan membuka pintu kamar dengan cepat hal itu membuat Tala menatap tajam atas kelancangan Eve yang menurut Tala sungguh tidak sopan.
Mata Eve menatap ke arah tempat tidur di mana Eve tidak melihat boneka panda di sana yang biasa digunakan Eve dikala dirinya sedih, bahagia, malu, takut ataupun perasaan lainnya.
Tala yang melihat pandangan Eve tidak fokus mengabaikannya karena Tala merasa sangat bosan untuk berbicara apalagi dengan wanita yang sudah menjadi istri keduanya ini. Menurut Tala terlalu banyak drama yang dilakukan Eve.
Eve baru menyadari bahwa dirinya tidak membawa boneka panda miliknya karena terburu-buru tadi. Karena tidak ingin membuat Tala curiga akan kegelisahan dan rasa takutnya Eve langsung tidur di samping Tala dengan memeluk bantal guling serta menyelimutkan seluruh badannya dengan selimut.
Tala merasa sangat kesal saat melihat Eve yang membelakanginya saat tidur hingga membuat Tala membalikkan badan Eve dan menindih Eve karena Tala merasa bahwa Eve telah menghancurkan harga dirinya sebagai seorang laki-laki dan suami. “Apa kamu sudah berani.” Ucap Tala dengan geram sambil menatap mata Eve dengan tajamnya.
Eve yang tadinya merasa sangat cemas dan takut menjadi bingung karena melihat apa yang dilakukan Tala kepadanya dan menjadi tenang saat melihat mata Tala. Tidak dapat menolak keinginan dari Tala yang kembali menggaulinya Eve hanya diam dan pasrah “ini adalah hukuman karena kamu mulai berani bersikap tidak sopan denganku. Ingat posisimu.”
Eve yang mendengarnya tentu saja sangat sakit hati karena menurut Eve bahwa Tala melakukannya karena perasaan benci pria tersebut kepada dirinya. Rasanya badan Eve sangat lelah apalagi kegiatan yang mereka lakukan semalam, perjalanan bulan madu, ditambah lagi Tala mulai melakukan kegiatan yang mendapatkan pahala bagi suami istri.
Lelaki itu tidak pernah habis dan puasnya hingga membuat Eve sangat kewalahan menerima apa yang dilakukan Tala kepadanya. Dalam benak Eve berpikir bahwa benar apa yang dikatakan sepupunya Gulzar bahwa ia adalah boneka untuk orang di sekelilingnya.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Sunshine
🤣🤣🤣 Terngiang-ngiang
2022-03-27
0
Sunshine
Nething plus melankolis Eve ini
2022-01-10
0
Wulandari Bulan
Ulah Adya dan ibu Dhara 🤣🤣🤣
2022-01-09
0