BAB 03. Hanya Bisa Memandang

Pernikahan Eve dan Tala dilangsungkan secara meriah walaupun di antara keduanya sama-sama tidak mengharapkan pernikahan ini. Mereka hanya bisa tersenyum dengan terpaksa. Jika Eve melakukannya supaya orang tidak merasa curiga dengan pernikahan ini sedangkan Tala dipaksa karena Adya istrinya yang terus menyuruhnya tersenyum.

Di sudut lain ada seorang pria yang memandang ke arah pengantin baru tersebut dengan mata kosong dan dalamnya. Ingin sebenarnya ia membuat Eve melarikan diri tapi ia tidak punya kuasa untuk itu apalagi hatinya sangat terluka melihat Eve bersanding dengan pria yang sudah menjadi suaminya. Karena tidak kuat melihatnya akhirnya ia langsung pergi meninggalkan tempat tersebut untuk menenangkan diri sejenak.

Adya yang melihat Tala dan Eve di atas pelaminannya tersenyum sangat bahagia, “aku harap kalian akan menjadi keluarga selamanya.” Harapan Adya terhadap pernikahan Tala dan Eve.

Ibu Dhara dan ayah Davka ayah dari Nabastala tersenyum penuh bahagia melihat menantu mereka Adya yang sangat berbesar hati menguzinkan putranya Tala menikah kembali apalagi melihat tatapan berkaca-kaca Adya yang matanya terus memandang ke arah Eve istri kedua anaknya. Walaupun sebenarnya mereka tidak pernah mengatakan bahwa mereka menginginkan cucu kepada Adya dan Tala karena ingin menjaga perasaan dan

mental Adya tapi lihat apa yang dilakukan Adya demi Tala dan mereka sebagai mertuanya. Rasanya mereka sebagai orang tua merasa sangat bersyukur memiliki menantu sebaik Adya yang sudah mereka anggap sebagai anak sendiri.

“Sayang terimakasih karena kamu sudah berkorban sebesar ini demi Tala. Ibu sangat bersyukur memiliki menantu yang sangat baik hatinya.” Ucap ibu Dhara terharu sambil memegang tangan Adya yang duduk di samping kirinya.

“Ibu tidak perlu seperti ini. Adya sangat berterimakasih kepada ibu dan ayah yang menerima Adya apa adanya walaupun masa lalu Adya sangat buruk.”

“Menantu ayah jangan berkata seperti itu, semua manusia mempunyai masa lalu dan pernah melakukan kesalahan yang terpenting kamu sudah berubah. Ayah dan ibu tau bahwa kamu adalah orang yang baik hatinya.” Ucap Ayah Davka.

“Jangan buat Adya mewek dong ayah nanti maskara Adya luntur. Ibu dan ayah nggak mau kan lihat Adya kayak zombie.” Canda Adya hingga membuat ibu Dhara dan ayah Davka tertawa mendengarnya. Beginilah kehidupan mereka selama beberapa tahun belakangan ini walaupun mereka tidak mempunyai cucu yang meramaikan rumah tapi mereka mempunyai menantu yang sangat perhatian dan mencairkan suasana rumah menjadi lebih hidup.

“Apa ibu dan ayah tau bahwa menantu baru kalian pernah berkata seperti yang ayah katakan tadi kepada Adya ketika Geya mengusik Adya di kamar rias pengantin wanita.” Ucap Adya memberitahu dengan penuh semangatnya.

“Benarkah, menantu baru ibu memang yang terbaik membela menantu tertua ibu.” Ucap ibu Dhara terkekeh hingga membuat ayah Davka dan Adya tertawa mendengarnya.

Di atas pelaminan Tala sangat senang melihat istrinya Adya dan kedua orangtuanya tertawa bahagia entah apa yang diceritakan mereka tapi Tala sangat senang. Begitu juga dengan Eve yang memandang pemandangan tersebut merasakan hatinya sangat sejuk. Inilah yang ingin Eve harapkan dari dulu sebuah kekeluargaan dan kebersamaan yang kental tanpa menghakimi dan memandang rendah orang lain.

Acara pernikahan berakhir selesai ketika jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, kaki Eve sangatlah sakit dan pegal akibat memakai sepatu tinggi yang dikenakannya untuk menjadi ratu sehari tersebut.

Kini ia kembali ke kamar yang telah disiapkan oleh pihak hotel untuk pengantin baru dengan Tala yang berjalan di depannya tanpa ada suara. Jujur saat ini Eve sangatlah gugup apalagi ini adalah malam pertama mereka sebagai pengantin baru Eve merasa sangat lelah jika mereka harus melakukan ritual sebagai suami istri tapi jika suami dingin di depannya ini melakukan ia tidak bisa menolak karena itu adalah hak buat suaminya dan ia harus melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.

Kepala Eve terkantuk oleh punggung lebar dan kekar Nabastala karena ia memandang ke bawah saat berjalan dan sedikit melamun. “Maafkan aku.” Ucap Eve walaupun jidatnya sedikit sakit ketika ia menabrak punggung Tala. Permintaan maaf Eve tidak dihiraukan Tala walaupun tadi ia sempat berhenti memencet tombol pin pintu kamar mereka.

Dengan kakinya yang panjang Tala melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi setelah melepaskan jas pengantin yang dikenakannya di atas sofa. Eve hanya mengikuti ke mana arah Tala berjalan.

Dengan kakinya yang panjang Tala melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi setelah melepaskan jas pengantin yang dikenakannya di atas sofa. Eve hanya mengikuti ke mana arah Tala berjalan.

Menghela nafasnya dengan panjang melihat sikap Tala terhadap dirinya yang sangat dingin, Eve memungut jas yang dikenakan Tala lalu berjalan ke arah koper untuk menyiapkan baju buat Tala yang sedang membersihkan dirinya di dalam kamar mandi.

Mata Eve memandang ngeri melihat kelopak bunga-bunga mawar yang bertebaran rapi sehingga membentuk love tersebut. “Bagaimana bisa tidur jika kelopak bunga sebanyak ini. Kasihan sekali aku harus membersihkan kalian.” Ucap Eve yang berbicara dengan kelopak bunga tersebut.

Ketika Eve selesai dengan kegiatannya yang membersihkan kelopak bunga di atas tidur Eve dikejutkan dengan Tala yang keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya yang ramping sehingga otot perutnya yang berbentuk enam kotak itu terlihat belum lagi urat tangan dan bahunya yang lebar aura maskulin dalam diri Tala sangat menguar ke seluruh ruangan hingga membuat Eve menahan nafas ketika matanya melihat hal itu dan memalingkan wajahnya agar ia tidak melihat Tala saat ini.

Tala yang melihat reaksi Eve tidak mempedulikannya, langkah kakinya berjalan ke arah di mana Eve berada tapi bukan untuk menerkam Eve melainkan mengambil baju di atas tempat tidur yang telah Eve siapkan. Eve kembali terkejut karena dengan santainya Tala mengganti pakaian sedangkan di kamar ini masih ada dirinya.

“Apa dia sengaja? Dari dulu dia memang tidak tau malu.” Gerutu Eve dalam hati lalu Eve langsung cepat berjalan ke dalam kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya. Eve berjalan ke arah di mana kopernya berada saat membukanya betapa terkejutnya Eve melihat isi kopernya.

“Siapa yang menggantinya, bukankah tadi aku memasukkan piyama kenapa bajunya kurang bahan seperti ini?” Tanya Eve dalam hatinya.

“Jangan pernah lagi menyiapkan apapun atau menarik perhatianku.” Ucap Tala dengan dingin setelah selesai berganti pakaian dan melihat Eve yang masih mematung di hadapan kopernya.

Eve tersentak kaget dengan lamunannya dan menoleh ke arah Tala yang sedang menatapnya dengan dingin, “aku hanya melakukan tugasku sebagai seorang istri.” Jawab Eve dengan berani padahal dirinya sungguh ketakutan melihat Tala yang menatapnya seperti itu. Tapi ia harus melakukannya sesuai dengan apa yang dikatakan Adya kepada dirinya.

“Istri.” Ucap Tala dengan senyuman sinisnya lalu Tala berjalan mendekat ke arah Eve yang masih diam di tempatnya. Eve yang melihat hal itu segera memundurkan langkahnya, Eve terjebak di antara Tala dan dinding kamar hotel ini. Ia baru menyadari bahwa Tala hanya memakai celana piyama saja tidak dengan bajunya. Eve menelan salivanya dengan susah payah melihat Tala yang sangat dekat dengan dirinya apalagi tatapannya itu membuat Eve sangat cemas, takut, khawatir.

“Jangan berharap, istriku hanyalah Adya Parabawa.” Ucap Tala dengan dingin, Eve melihat jakun Tala yang naik turun membuat Eve tidak mau menjawab perkataan Tala karena itu sangat bahaya buat dirinya. Walaupun sebenarnya hatinya sangat sakit tapi ini harus ia terima.

“Tunggu.” Ucap Eve mencegah Tala yang hendak berjalan menjauh darinya walaupun ia takut tapi ia harus melakukannya, “bolehkah aku meminjam piyamamu.” Pinta Eve dengan takut-takut.

“Terserah.” Jawab Tala hal itu membuat Eve kebingungan namun akhirnya ia mengambil piyama suaminya itu lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah hampir 30 menit lamanya Eve berendam sekaligus merilekskan otot-ototnya yang pegal. Eve keluar dengan memakai piyama kebesaran milik Tala. Eve terlihat seperti boneka yang sangat menggemaskan lengan baju yang digulung beberapa kali gulungan begitu juga dengan celananya. Sebenarnya Eve ingin sekali hanya memakai baju piyamanya saja namun karena ia merasa tidak nyaman apalagi sekarang ada Tala suaminya jadi ia tidak bisa bebas melakukan hal itu.

Di atas tempat tidur Eve melihat Tala yang tidur membelakanginya membuat Eve bernafas dengan lega setidaknya ia tidak melihat wajah dingin dan tatapan tajam menusuk itu dari Tala.

Eve tidur menyamping sambil melihat punggung Tala yang kokoh dan kekar tersebut. Matanya menatap dengan sedih dan penuh penyesalan namun semuanya sudah berlalu sekeras apapun berusaha kita tidak akan pernah kembali ke masa lalu.

Mata Eve berkaca-kaca mengingat bagaimana kejadian yang menimpanya dirinya baru-baru ini. Ternyata keluarganya masih belum bisa menerima dirinya sepenuhnya.

Andai kata dulu ia tidak menerima ajakan dari ayah dan ibu yang ingin mengangkatnya sebagai anaknya mungkin Eve tidak akan mengalami hal ini. Tapi disatu sisi Eve sangat bersyukur bahwa ibu dan ayah angkatnya sangat menyayangi dirinya walaupun kakak angkatnya anak kandung dari ibu dan ayahnya sangat membenci dirinya dan ia harus menerima dan mengganti risiko yang diperbuat oleh kakak angkatnya itu yang entah hilang ke mana.

Gelapnya malam tanpa adanya bulan dan bintang yang menemani tergantikan dengan matahari yang menampakkan dirinya di arah timur membuat Tala mengerjapkan kedua matanya ketika sinar matahari yang mencuri celah untuk masuk ke dalam kamar.

Dapat Tala lihat pemandangan di depannya yaitu wajah istri keduanya yang putih dan mulus dengan hidung yang mancung serta bibirnya yang merekah bak delima. Mata melihat ada bekas air mata yang mengering di wajah putih mulus tersebut. Mengacak rambutnya sambil menguap untuk membuat pikirannya kembali tenang untuk menyadarkan dirinya bahwa ini sudah pagi. Berjalan dengan pelan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tidak lama setelah itu Eve pun terbangun dari tidur dan mimpinya yang nyenyak ketika mendengar suara pintu kamar mandi ditutup. Melihat ke sampingnya ternyata sang suami sudah tidak ada di sebelahnya. Menyandarkan kepalanya sambil melakukan sedikit peregangan tangan dan kepalanya.

Selama hampir 1 jam lamanya Eve menunggu Tala keluar dari kamar mandi namun suaminya tersebut nampaknya masih betah di dalam kamar mandi. Karena sudah tidak tahan, Eve berjalan ke arah kamar mandi untuk mengetuk pintu. Namun belum sampai tangan Eve mengetuk pintu, Nabastala membukakan pintu kamar mandi tersebut hingga membuat tangan putih Eve berada di depan wajah Tala.

“Apa yang sedang kamu lakukan?” Tanya Tala dengan dingin dan wajahnya yang datar. Eve yang melihat Tala sekali lagi hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya segera tersadar.

“Maafkan aku.” Hanya itu yang bisa Eve keluarkan dari mulutnya seolah pikirannya hanya kosong begitu juga dengan otaknya pagi ini.

“Minggir.” Ucap Tala sambil menggeser badan Eve di depannya dengan kasar hal itu membuat badan Eve hampir terhuyung dan hampir saja ia tidak terjatuh karena berpegang pada dinding di samping pintu kamar mandi.

Eve yang melihatnya sangat terkejut melihat Tala yang mendorongnya dengan kasar, “kenapa dia menjadi sensitif, sebenarnya apa yang dilakukannya di dalam kamar mandi selama itu. Aku tau dia memang orang yang pembersih dan tidak suka kotor tapi apa harus ya mandi selama itu. Apa itu adalah kebiasaannya mandi selama itu?” Benak Eve bertanya-tanya mengingat bagaimana Tala dulu sangat pembersih dan mengaitkan dengan tingkah laku yang Eve ketahui itu. “Sudah lah jangan memikirkannya dari dulu dia memang selalu aneh.” Ucap Eve dengan dirinya.

“Kesayangannya Adya bawa istrimu ikut sarapan. JANGAN PERGI SENDIRI.” Ingat Adya pada pesannya hal itu membuat Tala mendengus kesal apalagi kalimat di ujungnya dengan huruf kapital tersebut.

Tala menunggu Eve dengan kesal saat melihat Eve keluar dari dalam kamar mandi padahal itu hanya lima belas menit bukan satu jam. Belum lagi ketika Tala melihat bagaimana rutinitas Eve yang wajib bagi perempuan yaitu skincare. “Jangan terlalu lama aku sudah sangat lapar. Gara-gara kamu Adya harus menyuruhku menunggumu.” Ucap Tala dengan dingin dan langsung pergi meninggalkan kamar dan berjalan ke arah ruang tamu di dalam kamar tersebut.

Eve yang mendengarnya segera bergegas memoleskan wajahnya sedikit dengan bedak dan memberikan pelembab bibir supaya bibirnya sehat dan terawat.

“Cie pengantin baru.” Goda Adya yang melihat Tala dan Eve berjalan bersamaan. Eve tersenyum malu dan canggung mendengar perkataan Adya sedangkan Tala memasang wajah dinginnya.

“Kesayangannya Adya kenapa wajahnya datar begini apa masih kurang semalam.” Goda Adya kepada Tala yang duduk di sampingnya sambil mencolek pipi Tala merasa gemas dan sangat senang menggoda suaminya ini. Sedangkan ibu Dhara dan ayah Davka tertawa mendengarnya keusilan Adya kepada Tala.

“Sayang ayo makan jangan dilihat kalau dilihat nggak bakalan kenyang.” Ucap ibu Dhara yang melihat ke arah Eve yang hanya diam memandang makanan di depannya.

“Eve kenapa kamu tidak mengambil makanan buat suamimu ambilkan ya aku sangat malas karena jari-jariku sedikit pegal.” Ucap Adya yang berusaha mendekatkan Eve dengan Tala. Dengan segera Eve melakukannya sedangkan Tala menatap khawatir ke arah Adya.

“Kenapa kamu tidak memberitahuku jika jari-jarimu sakit, apakah masih sakit?” Tanya Tala yang khawatir sambil memegang jari jemari Adya membuat Eve yang hendak mengambil nasi buat Tala terhenti namun ia melanjutkannya.

Adya yang diperlakukan seperti itu menatap ke arah Eve yang sempat terdiam, “aku tidak apa-apa kesayangannya Adya. Berhentilah memegang tanganku, aku harus makan.”

“Biarkan aku yang suapi tidak ada bantahan.” Ucap Tala dengan tegas hal itu lagi-lagi membuat Eve juga ingin merasakan perhatian lembut dari Tala. Sedangkan Adya memasang wajah memelasnya kepada Eve.

Eve yang melihatnya tersenyum dan mengisi makanan di piringnya untuk dirinya makan setelah selesai mengisi piring Tala dengan makanan.

Selepas sarapan kini Eve kembali sendiri ke dalam kamar hotel yang ditempatinya bersama dengan Nabastala. Sedangkan Tala ia tidak tau ke mana pergi suaminya tapi kata Adya tadi Tala pergi menemui sekretarisnya.

Satu jam lamanya Tala kembali ke dalam kamar dan melihat Eve yang sedang menonton saluran TV mengenai pengobatan herbal. Tala berjalan ke arah Eve dan memberikan map yang dibawanya kepada Eve.

Eve mengernyitkan dahinya dan melihat isi map tersebut menggigit bibirnya saat membawa keterangan di atas kertas putih dengan tinta hitam yang tergores rapi di dalamnya.

“Sesuai dengan surat kontrak itu kita hanya akan menikah selama kurang lebih dua tahun lamanya itu semua tergantung dari kesembuhan Adya. Tapi itu tidak akan lebih dari dua tahun. Jangan pernah mencampuri urusan pribadi masing-masing, aku hanya menganggap Adya sebagai istri sahku.” Ucap Tala dengan tajam dan dingin ia tidak mempedulikan ekspresi Eve yang sudah meneteskan air matanya.

“Segera tandatangani surat itu.” Dengan tangan gemetar Eve membubuhkan tanda tangannya walaupun hati dan pikirannya sama-sama tidak terima dan ingin menolak tapi lagi-lagi ia bisa apa. “Aku tidak akan pernah membuat hidupmu tenang.” Ucap Tala sambil memberikan cengkraman di wajah Eve yang sudah beruraian air mata dan menghempasnya dengan keras.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

amalia gati subagio

amalia gati subagio

eve jalang elute drama queen sok tersakiti gak punya nilai tawar? dia demen jd pelakor dongok, ich mengerjakan perempuan cam eve ini!!

2023-01-26

0

Sunshine

Sunshine

Siapa itu yang memandang dari jauh?

2022-03-27

0

Fransiska Siba

Fransiska Siba

bingung thor cerita nya sebenarnya Tala itu dendam apa sih sama Eva, benci tp tidak tahu apa?

2022-01-11

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 01. Kembali
2 BAB 02. Menikah dengan Dia
3 BAB 03. Hanya Bisa Memandang
4 BAB 04. Aku Ingin...
5 BAB 05. Pikiran Itu!!!
6 BAB 06. Diam dan Memendam
7 BAB 07. Menyesakkan, namun Aku Bisa Apa
8 BAB 08. Pulang Berbulan Madu
9 BAB 09. Akankah Aku Bisa Segera Bersinar Terang
10 BAB 10. Hari Pertama Bekerja dan Bertemu Dia
11 BAB 11. Hamil
12 BAB 12. Ragu untuk Memberitahu
13 BAB 13. Sendiri dan Sepi Berusaha untuk Menguatkan Hati
14 BAB 14. Kehilangan Dia
15 BAB 15. Merasa Sangat Buruk
16 BAB 16. Kakek Werawan Datang Menjenguk
17 BAB 17. Bersikeras untuk Bekerja agar Tidak Terlalu Terpuruk
18 BAB 18. Selangkah Demi Selangkah
19 BAB 19. Semakin Jauh dan Semakin Dekat
20 BAB 20. Kakek Werawan Masuk Rumah Sakit
21 BAB 21. Apakah Kamu Mau mendengarkan Ceritaku?
22 BAB 22. Mendengarkan
23 BAB 23. Saling Menguatkan dan Mendapatkan Pelajaran
24 BAB 24. Memutuskan untuk Memulai
25 BAB 25. Pergi Ke Kantor Tala
26 BAB 26. Paket Pesanan
27 BAB 27. Malu dan Terlanjur
28 BAB 28. Tidak Jadi
29 BAB 29. Manja
30 BAB 30. Apa Lagi yang Harus Aku Lakukan?
31 BAB 31. Ulang Tahun Kakek Werawan
32 BAB 32. Bisakah Kamu Tidak Diam!!!
33 BAB 33. Karena Aku hanya Seorang Boneka!!!
34 BAB 34. Jangan Buang Aku Lagi!
35 BAB 35. Mimpi
36 BAB 36. Sarapan Berdua dan Pengawal Wanita
37 BAB 37. Sedikit Fakta dari Keluarga Werawan
38 BAB 38. Kakek Werawan Sadar dan Meminta Cucu Menantu untuk Melakukan Operasi
39 BAB 39. Di mana Eve?
40 BAB 40. Darimana Eve
41 BAB 41. Ketahuan Karena Mulut Lemes Geya
42 BAB 42. Kecemasan dan Ketegangan
43 BAB 43. Kegagalan Pertama di Ruang Operasi Menyelamatkan Pasien
44 BAB 44. Keributan
45 BAB 45. Jaga Batasan
46 BAB 46. Pemakaman
47 BAB 47. Bercerita
48 BAB 48. Rasa Rendah Diri
49 BAB 49. Satu Minggu
50 BAB 50. Tala ke Apartemen
51 BAB 51. Sentuhan Tanpa Disengaja
52 BAB 52. Hujan
53 BAB 53. Senang
54 BAB 54. Berpikir Keras Demi Mendapatkan Cucu
55 BAB 55. Merasa Dejavu
56 BAB 56. Kecerobohan Eve
57 BAB 57. Salah Persepsi
58 BAB 58. Menghindar
59 BAB 59. Kepergok
60 BAB 60. Ancaman
61 BAB 61. Batal
62 BAB 62. Kritis
63 BAB 63. Apakah Semua Akan Baik-baik Saja!!!
64 BAB 64. Tersirat
65 BAB 65. Pembicaraan Dua Pria
66 BAB 66. Hari Ulang Tahun Ashi
67 BAB 67. Melupakan Ayah Davka yang Menunggu
68 BAB 68. Sadar
69 BAB 69. Permintaan Adya
70 BAB 70. Bertengkar untuk Pertama Kali
71 BAB 71. Berbicara Bertiga
72 BAB 72. Meninggal
73 BAB 73. Eve Demam
74 BAB 74. Telepon
75 BAB 75. Malu dan Bertanya-tanya
76 BAB 76. Karena Aku Tidak Mencintaimu
77 BAB 77. Mulai Lagi
78 BAB 78. Interogasi
79 BAB 79. Harapan dan Tidak Adanya Harapan
80 BAB 80. Satu Persatu Rahasia Terbuka
81 BAB 81. Rasa Bersalah Menggerogoti
82 BAB 82. Keadaan yang Rumit
83 BAB 83. Tidak Berdaya
84 BAB 84. Hilang Jejak
85 BAB 85. Pergi Jauh
86 BAB 86. Terguncang
87 BAB 87. Kekacauan
88 BAB 88. Dia Benar-benar Menghilang
89 BAB 89. Berkelahi
90 BAB 90. Periksa Kandungan
91 BAB 91. Bertemu Kak Airen
92 BAB 92. Fakta yang Terungkap
93 BAB 93. Joha dan Airen Memulai Drama
94 BAB 94. Berita Menggembirakan
95 BAB 95. Bagaimana Kamu Bisa Tau?
96 BAB 96. Niat Hati Seseorang Tidak Ada yang Tau!?
97 BAB 97. Sky Orion
98 BAB 98. Negara L
99 BAB 99. Merasa Aneh
100 BAB 100. Elizabeth Abraham adalah Eve
101 BAB 101. Tegas
102 BAB 102. Lembah Hunza
103 BAB 103. Beri Aku Alasan!?
104 BAB 104. Kenapa Malah Kalian yang Ribut!?
105 BAB 105. Lanjutkan
106 BAB 106. Canggung!
107 BAB 107. Tidur Bersama
108 BAB 108. Kenapa...!?
109 BAB 109. Panik Karena Ada Noda Darah di Celana
110 BAB 110. Perkenalan Putri Abraham
111 BAB 111. Perasaan dan Pikiran
112 BAB 112. Aku Tidak Tau Aku Kenapa!!!
113 BAB 113. PTSD
114 BAB 114. Nama Panggilan Sayang
115 BAB 115. Diomeli
116 BAB 116. Risih dan Geli
117 BAB 117. Hukuman
118 BAB 118. Kata-kata Manis
119 BAB 119. Cemburu dan Iri dengan Ipar!
120 BAB 120. Pergilah Ikut Suamimu!
121 BAB 121. Kedatangan Dokter Raka
122 BAB 122. Menjadi Kompor!
123 BAB 123. Bertamu Ke Rumah Dokter Raka
124 BAB 124. Tamu Tak Terduga!
125 BAB 125. Tertidur
126 BAB 126. Menghancurkan Suasana Romantis
127 BAB 127. Pillow Talk
128 BAB 128. Seperti Kaset Rusak!
129 BAB 129. Cemburu!?
130 BAB 130. Tidak Percaya!!!
131 BAB 131. Jelaskan!
132 BAB 132. Bolehkah?
133 BAB 133. Pagi Hari Keluarga Kecil
134 BAB 134. Kembali Ke Negara K
135 BAB 135. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
136 BAB 136. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
137 BAB 137. Ketularan Axel
138 BAB 138. Kesiangan
139 BAB 139. Basement
140 BAB 140. Kenapa Tidak Sedari Awal
141 BAB 141. Gara-gara Pesan
142 BAB 142. Kejutan
143 BAB 143. Tidak Izin
144 BAB 144. Kenapa Tidak Bilang!?
145 BAB 145. Pusing
146 BAB 146. Memaafkan Bukan Berarti Melupakan dan Mengabaikan
147 BAB 147. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
148 BAB 148. Menjadi Seperti Orion
149 BAB 149. Pewarna Kuku
150 BAB 150. Aku Suami Sayang Istri!
151 BAB 151. Sikap Posesif Tala terhadap Geya
152 BAB 152. Geya Mendumel
153 BAB 153. Ceramah di Pagi Hari
154 BAB 154. Tertekan
155 BAB 155. Permintaan Bumil
156 BAB 156. Kepulangan Geya dan Axel dari Bulan Madu
157 BAB 157. Hormon Kehamilan
158 BAB 158. Ulang Tahun Orion
159 BAB 159. Lagi, Lagi Harus Tidur di Luar
160 BAB 160. Mau Melahirkan
161 BAB 161. Regulus Galaksi Werawan
162 BAB 162. Keributan di Mansion
163 BAB 163. Grup Pria Manula
164 BAB 164. Bangga dan Terharu
165 BAB 165. Begadang
166 BAB 166. Terjatuh
167 BAB 167. Khawatir
168 BAB 168. Hadiah
169 BAB 169. Kejutan
170 BAB 170. Kedatangan Selebritis Kelas A
171 BAB 171. Tidur Berempat
172 BAB 172. Tidak Semuanya Indah dan Mulus
173 BAB 173. Ketegangan Suami Istri
174 BAB 174. Cukup!
175 BAB 175. Kamu Tidak Bekerja?
176 BAB 176. Saling Merindukan
177 BAB 177. Bertemu Kembali
178 BAB 178. Ungkapan Hati dan Pikiran
179 BAB 179. Pulang bersama
180 BAB 180. Skandal untuk Pertama Kali
181 BAB 181. Kehebohan
182 BAB 182. Berbicara Layaknya Pria Dewasa
183 BAB 183. Masa Depan
184 BAB 184. Ya, Ini Aku!
185 BAB 185. Meyakinkan Ayanna Kembali
186 BAB 186. Ayanna Syok
187 BAB 187. Konferensi Pers
188 BAB 188. Anggota Baru
189 BAB 189. Pertengkaran Orang tua dan Anak
190 BAB 190. Merasa Lelah
191 BAB 191. Kala dan Gala
192 BAB 192. Kenapa dengan Geya?
193 BAB 193. Perasaan Bercampur aduk
194 BAB 194. Euforia
195 BAB 195. Terdiam
196 BAB 196. Menjaga Jarak
197 BAB 197. Heboh
198 BAB 198. Habis Drama
199 BAB 199. Kami Sayang Adik Bayi!
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 01. Kembali
2
BAB 02. Menikah dengan Dia
3
BAB 03. Hanya Bisa Memandang
4
BAB 04. Aku Ingin...
5
BAB 05. Pikiran Itu!!!
6
BAB 06. Diam dan Memendam
7
BAB 07. Menyesakkan, namun Aku Bisa Apa
8
BAB 08. Pulang Berbulan Madu
9
BAB 09. Akankah Aku Bisa Segera Bersinar Terang
10
BAB 10. Hari Pertama Bekerja dan Bertemu Dia
11
BAB 11. Hamil
12
BAB 12. Ragu untuk Memberitahu
13
BAB 13. Sendiri dan Sepi Berusaha untuk Menguatkan Hati
14
BAB 14. Kehilangan Dia
15
BAB 15. Merasa Sangat Buruk
16
BAB 16. Kakek Werawan Datang Menjenguk
17
BAB 17. Bersikeras untuk Bekerja agar Tidak Terlalu Terpuruk
18
BAB 18. Selangkah Demi Selangkah
19
BAB 19. Semakin Jauh dan Semakin Dekat
20
BAB 20. Kakek Werawan Masuk Rumah Sakit
21
BAB 21. Apakah Kamu Mau mendengarkan Ceritaku?
22
BAB 22. Mendengarkan
23
BAB 23. Saling Menguatkan dan Mendapatkan Pelajaran
24
BAB 24. Memutuskan untuk Memulai
25
BAB 25. Pergi Ke Kantor Tala
26
BAB 26. Paket Pesanan
27
BAB 27. Malu dan Terlanjur
28
BAB 28. Tidak Jadi
29
BAB 29. Manja
30
BAB 30. Apa Lagi yang Harus Aku Lakukan?
31
BAB 31. Ulang Tahun Kakek Werawan
32
BAB 32. Bisakah Kamu Tidak Diam!!!
33
BAB 33. Karena Aku hanya Seorang Boneka!!!
34
BAB 34. Jangan Buang Aku Lagi!
35
BAB 35. Mimpi
36
BAB 36. Sarapan Berdua dan Pengawal Wanita
37
BAB 37. Sedikit Fakta dari Keluarga Werawan
38
BAB 38. Kakek Werawan Sadar dan Meminta Cucu Menantu untuk Melakukan Operasi
39
BAB 39. Di mana Eve?
40
BAB 40. Darimana Eve
41
BAB 41. Ketahuan Karena Mulut Lemes Geya
42
BAB 42. Kecemasan dan Ketegangan
43
BAB 43. Kegagalan Pertama di Ruang Operasi Menyelamatkan Pasien
44
BAB 44. Keributan
45
BAB 45. Jaga Batasan
46
BAB 46. Pemakaman
47
BAB 47. Bercerita
48
BAB 48. Rasa Rendah Diri
49
BAB 49. Satu Minggu
50
BAB 50. Tala ke Apartemen
51
BAB 51. Sentuhan Tanpa Disengaja
52
BAB 52. Hujan
53
BAB 53. Senang
54
BAB 54. Berpikir Keras Demi Mendapatkan Cucu
55
BAB 55. Merasa Dejavu
56
BAB 56. Kecerobohan Eve
57
BAB 57. Salah Persepsi
58
BAB 58. Menghindar
59
BAB 59. Kepergok
60
BAB 60. Ancaman
61
BAB 61. Batal
62
BAB 62. Kritis
63
BAB 63. Apakah Semua Akan Baik-baik Saja!!!
64
BAB 64. Tersirat
65
BAB 65. Pembicaraan Dua Pria
66
BAB 66. Hari Ulang Tahun Ashi
67
BAB 67. Melupakan Ayah Davka yang Menunggu
68
BAB 68. Sadar
69
BAB 69. Permintaan Adya
70
BAB 70. Bertengkar untuk Pertama Kali
71
BAB 71. Berbicara Bertiga
72
BAB 72. Meninggal
73
BAB 73. Eve Demam
74
BAB 74. Telepon
75
BAB 75. Malu dan Bertanya-tanya
76
BAB 76. Karena Aku Tidak Mencintaimu
77
BAB 77. Mulai Lagi
78
BAB 78. Interogasi
79
BAB 79. Harapan dan Tidak Adanya Harapan
80
BAB 80. Satu Persatu Rahasia Terbuka
81
BAB 81. Rasa Bersalah Menggerogoti
82
BAB 82. Keadaan yang Rumit
83
BAB 83. Tidak Berdaya
84
BAB 84. Hilang Jejak
85
BAB 85. Pergi Jauh
86
BAB 86. Terguncang
87
BAB 87. Kekacauan
88
BAB 88. Dia Benar-benar Menghilang
89
BAB 89. Berkelahi
90
BAB 90. Periksa Kandungan
91
BAB 91. Bertemu Kak Airen
92
BAB 92. Fakta yang Terungkap
93
BAB 93. Joha dan Airen Memulai Drama
94
BAB 94. Berita Menggembirakan
95
BAB 95. Bagaimana Kamu Bisa Tau?
96
BAB 96. Niat Hati Seseorang Tidak Ada yang Tau!?
97
BAB 97. Sky Orion
98
BAB 98. Negara L
99
BAB 99. Merasa Aneh
100
BAB 100. Elizabeth Abraham adalah Eve
101
BAB 101. Tegas
102
BAB 102. Lembah Hunza
103
BAB 103. Beri Aku Alasan!?
104
BAB 104. Kenapa Malah Kalian yang Ribut!?
105
BAB 105. Lanjutkan
106
BAB 106. Canggung!
107
BAB 107. Tidur Bersama
108
BAB 108. Kenapa...!?
109
BAB 109. Panik Karena Ada Noda Darah di Celana
110
BAB 110. Perkenalan Putri Abraham
111
BAB 111. Perasaan dan Pikiran
112
BAB 112. Aku Tidak Tau Aku Kenapa!!!
113
BAB 113. PTSD
114
BAB 114. Nama Panggilan Sayang
115
BAB 115. Diomeli
116
BAB 116. Risih dan Geli
117
BAB 117. Hukuman
118
BAB 118. Kata-kata Manis
119
BAB 119. Cemburu dan Iri dengan Ipar!
120
BAB 120. Pergilah Ikut Suamimu!
121
BAB 121. Kedatangan Dokter Raka
122
BAB 122. Menjadi Kompor!
123
BAB 123. Bertamu Ke Rumah Dokter Raka
124
BAB 124. Tamu Tak Terduga!
125
BAB 125. Tertidur
126
BAB 126. Menghancurkan Suasana Romantis
127
BAB 127. Pillow Talk
128
BAB 128. Seperti Kaset Rusak!
129
BAB 129. Cemburu!?
130
BAB 130. Tidak Percaya!!!
131
BAB 131. Jelaskan!
132
BAB 132. Bolehkah?
133
BAB 133. Pagi Hari Keluarga Kecil
134
BAB 134. Kembali Ke Negara K
135
BAB 135. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
136
BAB 136. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
137
BAB 137. Ketularan Axel
138
BAB 138. Kesiangan
139
BAB 139. Basement
140
BAB 140. Kenapa Tidak Sedari Awal
141
BAB 141. Gara-gara Pesan
142
BAB 142. Kejutan
143
BAB 143. Tidak Izin
144
BAB 144. Kenapa Tidak Bilang!?
145
BAB 145. Pusing
146
BAB 146. Memaafkan Bukan Berarti Melupakan dan Mengabaikan
147
BAB 147. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
148
BAB 148. Menjadi Seperti Orion
149
BAB 149. Pewarna Kuku
150
BAB 150. Aku Suami Sayang Istri!
151
BAB 151. Sikap Posesif Tala terhadap Geya
152
BAB 152. Geya Mendumel
153
BAB 153. Ceramah di Pagi Hari
154
BAB 154. Tertekan
155
BAB 155. Permintaan Bumil
156
BAB 156. Kepulangan Geya dan Axel dari Bulan Madu
157
BAB 157. Hormon Kehamilan
158
BAB 158. Ulang Tahun Orion
159
BAB 159. Lagi, Lagi Harus Tidur di Luar
160
BAB 160. Mau Melahirkan
161
BAB 161. Regulus Galaksi Werawan
162
BAB 162. Keributan di Mansion
163
BAB 163. Grup Pria Manula
164
BAB 164. Bangga dan Terharu
165
BAB 165. Begadang
166
BAB 166. Terjatuh
167
BAB 167. Khawatir
168
BAB 168. Hadiah
169
BAB 169. Kejutan
170
BAB 170. Kedatangan Selebritis Kelas A
171
BAB 171. Tidur Berempat
172
BAB 172. Tidak Semuanya Indah dan Mulus
173
BAB 173. Ketegangan Suami Istri
174
BAB 174. Cukup!
175
BAB 175. Kamu Tidak Bekerja?
176
BAB 176. Saling Merindukan
177
BAB 177. Bertemu Kembali
178
BAB 178. Ungkapan Hati dan Pikiran
179
BAB 179. Pulang bersama
180
BAB 180. Skandal untuk Pertama Kali
181
BAB 181. Kehebohan
182
BAB 182. Berbicara Layaknya Pria Dewasa
183
BAB 183. Masa Depan
184
BAB 184. Ya, Ini Aku!
185
BAB 185. Meyakinkan Ayanna Kembali
186
BAB 186. Ayanna Syok
187
BAB 187. Konferensi Pers
188
BAB 188. Anggota Baru
189
BAB 189. Pertengkaran Orang tua dan Anak
190
BAB 190. Merasa Lelah
191
BAB 191. Kala dan Gala
192
BAB 192. Kenapa dengan Geya?
193
BAB 193. Perasaan Bercampur aduk
194
BAB 194. Euforia
195
BAB 195. Terdiam
196
BAB 196. Menjaga Jarak
197
BAB 197. Heboh
198
BAB 198. Habis Drama
199
BAB 199. Kami Sayang Adik Bayi!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!