BAB 04. Aku Ingin...

Eve pulang ke mansion Adwitiya untuk mengambil koper yang telah disiapkan oleh bi Jum di antar oleh Tala. Saat sampai di parkir mansion Tala tidak turun dari mobil karena Tala terlalu malas untuk mengantar Eve saja terpaksa karena dipaksa oleh Adya. Sedangkan wanita itu ikut pulang bareng ibu Dhara dan ayah Davka.

Merasa bersyukur karena Tala tidak turun dari dalam mobil karena Eve tidak ingin Tala melihat dan mendengar bagaimana perlakuan keluarga Adwitiya kepadanya. Bukan karena Eve berpikir bahwa Tala akan membelanya di depan keluarganya tapi karen Eve tidak ingin Tala juga ikut mencercanya setelah pulang atau diam ketika keluarga Adwitiya menunjukkan ketidaksukaan dan menyudutkan dirinya di hadapan Tala. Bagi Eve sudah cukup Tala yang membenci dirinya karena masa lalu yang belum usai tanpa mendengar penjelasan darinya.

Terserah apa yang ada di benak ataupun perkataan Tala, Eve akan berusaha untuk tidak mempedulikanya walaupun Eve merasakan sakit hati. Tapi, bukankah Eve sudah kebal dengan itu bagaimana mentalnya terus ditekan oleh keluarga Adiwitiya yang tidak menerima dan menghargainya jadi Eve harus kuat dengan perlakuan dan perkataan Tala ke depan nantinya.

Eve tau bahwa tidak ada cinta untuknya dan tidak akan pernah jika itu terjadi mungkin hanya mimpi bagi Eve begitu juga dengan cintanya seorang Nabastala yang hanya untuk Adya Parabawa istrinya.

Melangkahkan kakinya menaiki tangga saat melihat tidak ada orang yang sedang duduk di ruang keluarga ataupun tamu. Dengan cepat langkah kaki Eve berjalan ke kamarnya karena saat ini Eve tidak ingin mendengar hinaan untuk dirinya lagi.

Namun, setelah keluar dari kamar dan menyeret kopernya Eve melihat bibi Bora yang sedang menatap Eve tanpa ekspresi sedikit menahan nafasnya. “Bibi, Eve pamit pergi.” Sapa Eve dengan sopan, saat tangan Eve berniat untuk mencium tangan bibi Bora dengan segera bibi Bora mengibas tangannya agar tidak bersentuhan dengan Eve.

“Jangan sentuh saya anak pungut. Pergilah dari rumah ini dan jangan pernah kembali ataupun meminta sepeserpun harta dari keluarga Adwitiya karena kamu sama sekali tidak berhak menerimanya.” Ucapan pedas yang didengarkan Eve sangat menyakiti telinga dan hatinya namun ia harus kuat karena setelah ini pasti masalah yang menimpanya akan semakin besar. Masuk ke kandang buaya diterkam seekor singa.

“Jangan pernah datang ke sini lagi karena kamu bukanlah siapa-siapa di sini. Anak pungut tetap anak pungut asal usulmu sungguh tidak jelas.” Setelah mengatakan itu bibi Bora berjalan menjauh meninggalkan Eve yang masih mematung untuk mengatur nafasnya yang kian sesak.

Menguatkan hatinya untuk tetap kuat seperti karang itulah yang sering dilakukan Eve, tidak peduli seberapa menyakitkan perkataan dan perlakuan keluarga Adwitiya kepada Eve semua sudah menjadi takdirnya.

Eve melanjutkankan langkah kakinya ketika berada di lantai satu Eve berpapasan dengan Gulzar. Saling memandang satu sama lain saat Eve ingin menyapa Gulzar melewati Eve begitu saja hal itu membuat Eve sangat sedih.

“Nona Eve.” Panggil bi Jum melihat Eve dengan senyum tulusnya hingga membuat Eve menatap ke arah samping di mana bi Jum berada.

“Bibi, Eve pasti akan sangat merindukan bibi. Setelah ini akan sangat sulit buat kita bertemu ke depannya.” Ucap Eve dengan lembut dan senyumannya yang menurut bi Jum sangat terpaksa karena ada luka di matanya. Namun bi Jum tidak ingin membuat Eve merasa tidak nyaman dan canggung dengannya apalagi jika bi Jum bertanya maka Eve akan mengatakan bahwa Eve baik-baik saja.

“Iya Non bibi juga akan sangat merindukan Nona. Kita akan tetap bertemu Nona, jika bibi merindukan Nona bolehkan bibi bertemu dan berkunjung ke rumah sakit tempat Nona bekerja nanti atau bertukar sapa melalui telepon?” Tanya bi Jum sedangkan Eve mengangguk tersenyum mendengarnya.

“Tentu saja bibi, maafkan Eve ya selama ini membuat bibi repot. Eve pergi dulu karena suami Eve sedang menunggu di dalam mobil.” Mendengar hal itu membuat bi Jum berbinar senang ternyata suami dari Nona yang didepannya ini sangat perhatian.

“Berbahagialah Nona, jika perlu bantuan segera hubungi bibi.” Ucapan perpisahan itu pun berakhir.

“Bapak maaf ya lama.” Ucap Eve setelah Eve duduk di samping Tala di belakang kepada sang sopir sedangkan Tala hanya diam sambil memainkan gadget untuk memeriksa e-mail yang masuk.

“Iya Nona tidak apa-apa pasti sangat berat bagi keluarga Nona untuk berpisah dengan Nona.” Jawab pak sopir dengan ramah. Eve yang mendengarnya tersenyum miris sambil mencengkram kedua tangannya pada tas selempang di atas pahanya.

Keheningan melanda di dalam mobil, bapak sopir yang melihatnya menjadi bingung ketika ikut merasakan atmosfer yang sangat dingin di antara suami istri baru tersebut.

“Sabar Eve setelah 2 tahun kamu akan pergi jauh dari semua orang ini. Bertahanlah 2 tahun itu tidak lama kamu pasti bisa.” Ucap Eve dalam diamnya dengan mata berkaca-kaca sambil memandang pemandangan di luar jendela mobil

 

Sesampainya di sebuah mansion yang sangat besar dari keluarga Adwitiya mobil yan ditumpangi oleh Eve dan Tala akhirnya berhenti. Eve melihat bangunan megah bak istana tersebut sambil menghela nafasnya.

 

Tala turun dari dalam mobil tanpa menghiraukan Eve yang sedang menyeret koper miliknya sendiri. Eve memandang kebingungan ke mana ia harus pergi melihat Tala sama sekali tidak menoleh ataupun mengajak dirinya. Banyak ketakutan dalam diri Eve walaupun hanya untuk sekedar bertanya.

 

“Sayang kalian sudah datang.” Sambut ibu Dhara dari arah dapur ketika ibu Dhara mendengar dari para pelayannya bahwa Tuan muda dan Nona muda sudah datang.

Eve memberikan senyumnya walaupun Eve masih canggung dengan mertuanya yang memanggil dirinya dengan sayang. Sudah lama sekali Eve tidak mendengarnya. Ibu Dhara segera memeluk Eve dan mencium pipi kanan dan kiri Eve dengan sayang mendapatkan perhatian yang tulus membuat hati Eve menghangat.

“Iya tante.” Ucap Eve hal itu membuat ibu Dhara cemberut karena Eve memanggil dirinya tante sambil mengelus kepala Eve dengan lembut seperti anaknya sendiri.

“Jangan memanggil tante dong menantu muda ibu panggil ibu ya kamu harus terbiasa begitu juga dengan ayah. Oh ya di mana suamimu?” Tanya ibu Dhara sedangkan Eve yang mendengarnya merasa agak aneh ketika mendengar kata suami.

“Kak Tala tadi kebelet pipis jadi sedikit terburu-buru i-ibu.” Jawab Eve dengan canggung memanggil ibu Dhara dengan ibu apalagi memanggil Tala dengan sebutan kakak perbedaan umur Tala dengan Eve hanya berjarak beberapa bulan saja. Eve sengaja tidak mengatakan bahwa Tala meninggalkan dirinya karena itu adalah permasalahan rumah tangganya jadi sebisa mungkin Eve harus menjaga nama baik suaminya. Eve

Ibu Dhara tersenyum lembut kepada Eve yang membela Tala anaknya dengan sangat baik walaupun ibu Dhara tau sendiri bahwa sebenarnya bukan seperti apa yang dikatakan Eve melainkan Eve sengaja ditinggal oleh Tala.

“Anak itu kebiasaan. Apa kamu tau dulu saat Tala masih berusia 10 tahun dia masih mengompol.” Ucap ibu Dhara yang membongkar aib Tala kepada Eve hingga membuat Eve menatap tidak percaya mendengarnya. “Dia luarnya aja terlihat keren padahal dalamnya tidak sama sekali.” Lanjut ibu Dhara dengan kesal.

“Apakah tidak apa-apa jika kak Tala mendengarnya?” Respon yang ditunjukkan Eve membuat ibu Dhara sangat gemas kepada menantu mudanya ini apalagi melihat wajah aneh menantu muda ketika mendengar dirinya menceritakan sedikit masa kecil Tala.

“Tidak apa-apa sayang, ada banyak hal yang memalukan dari Tala dan salah satunya yang ibu ceritakan sedikit. Lain kali kita akan mengobrol panjang bersama dengan Adya sambil melihat album foto masa kecil Tala.” Ucap ibu Dhara sambil cekikikan sendiri sedangkan Eve hanya tersenyum saja. “Baiklah mari ibu antarkan kamu ke kamar Tala.” Ajak ibu Dhara sambil menuntun Eve dalam gandengan tangannya sebelum tadi ibu Dhara meminta tolong kepada pelayan untuk membawa koper milik Eve.

“Sayang ini adalah kamar kamu dan Tala mulai sekarang.” Ucap ibu Dhara ketika mereka sampai di depan pintu sebuah kamar dengan cat warna putih dengan menggunakan lift. Lantai kamar yang dipijaki Eve sekarang adalah lantai 3.

Mansion ini terdiri dari 3 lantai, lantai pertama adalah dapur, ruang keluarga, ruang tamu, kamar utama milik ibu Dhara dan ayah Davka sedangkan di lantai dua adalah perpustakaan, ruang olahraga, ruang musik. Setiap ruangan sangat luas bagian yang dijelaskan hanya bagian umum saja.

“Ibu di mana kak Adya?” Tanya Eve karena sedari tadi dirinya datang ia tidak melihat keberadaan istri pertama suaminya.

“Adya sedang pergi keluar bersama ayah untuk membeli daging di supermarket dalam rangka menyambut kedatangan kamu.” Jelas ibu Dhara dengan senyumannya yang lembut, “Depan kamar kamu dan Tala adalah kamar Adya.” Tunjuk ibu Dhara ke arah kamar Adya. “Ibu tinggal dulu nanti segeralah turun ketika sudah selesai membersihkan diri tolong sampaikan pesan ibu suruh Tala untuk turun membantu ibu.”

Eve mengangguk dan memberikan senyumannya kemudian Eve membuka pintu kamar dengan pelan setelah mengetuk pintu beberapa kali. Ketika Eve membuka pintu betapa terkejutnya melihat foto pernikahan mereka kemarin terpampang di atas ranjang. Nuansa kamar berwarna biru gelap begitu juga dengan bed cover ada juga boneka panda-nya yang tadi dicari Eve di rumah Adwitiya ke sana kemari ternyata sudah ada di sini.

“Aku merindukanmu.” Ucap Eve sambil memeluk dan mencium boneka panda tersebut dengan sayang untuk menunjukkan betapa ia merindukannya boneka berwarna hitam dan putih tersebut sampai Eve tidak menyadari ada sepasang mata elang yang menatap dirinya dengan datar.

Saat Eve selesai dengan ritual mengungkapkan kerinduannya Eve membalikkan badannya dan betapa terkejut dirinya saat melihat Tala yang kini sedang menatap tajam dirinya dengan sehelai handuk yang melilit di pinggangnya.

“Kenapa dia menatap aku seperti itu membuat kaget saja apalagi itu dengan hanya memakai handuk di pinggangnya.” Ucap Eve dalam dia dan mengalihkan pandangannya kembali ke arah boneka panda yang masih di pegang-nya.

Kemudian Eve teringat dengan perkataan ibu Dhara tadi kepadanya bahwa Tala masih mengompol di usianya yang ke sepuluh tahun hingga membuat Eve terkekeh sendiri mengingatnya. Tala yang melihat Eve tertawa sendiri melirik dengan tajam namun Tala tidak menggubrisnya.

“Kak Tala tadi ibu meminta kakak untuk segera turun ke bawah.” Ucap Eve dengan membelakangi Tala sebenarnya mulut Eve sangat gatal memanggil Tala dengan embelan kakak. Sedangkan Tala sempat sedikit terdiam sejenak sambil memakaikan pakaiannya.

Eve pun akhirnya menyusul ke lantai bawah setelah selesai membersihkan dirinya, ketika Eve membuka pintu kamar Eve melihat Adya yang sedang tersenyum menatap dirinya. “Kak Adya sudah pulang sejak kapan?” Tanya Eve yang berjalan mendekat ke arah Adya.

“Baru saja.” Jawab Adya, “Eve kakak mau ke kamar dulu ya.” Pamit Adya kepada Eve sedangkan Eve menganggukkan kepalanya. Adya bernafas dengan lega setelah menutup pintu dan mengunci pintu kamarnya. Adya melihat obat yang sedang dibelinya tadi bersama dengan ayah Davka.

Sementara Eve masih termenung di depan pintu kamar Adya sambil memikirkan sesuatu apalagi melihat gelagat aneh yang ditunjukkan Adya kepada dirinya. Dari jauh Tala melihat Eve di depan kamar Adya.

“Apa yang sedang kamu lakukan segeralah turun untuk membantu ibu di bawah.” Ucap Tala dengan dingin hingga membuat Eve tersentak kaget mendengarnya. Eve memegang dadanya yang melihat Tala sudah ada di depan mata entah bagaimana pria tersebut berjalan suara langkah kakinya tidak bisa Eve dengarkan apa karena Eve terlalu fokus dengan tingkah aneh yang ditunjukkan Adya ketika dirinya menyapa istri pertama suaminya tersebut.

“Kenapa kam masih diam di sini. Jangan berasa menjadi Nyonya di rumah ini karena kamu bukanlah siapa-siapa.” Ucap Tala dengan dingin lalu berjalan pergi meninggalkan Eve.

Menghela nafasnya dengan keras setelah mendengar perkataan suaminya yang sangat pedas itu. “Sabar Eve hanya dua tahun itu tidak akan lama setelah itu kamu bebas dari semuanya.” Ucap Eve menguatkan hatinya.

Di taman belakang semua berkumpul untuk menikmati makan malam mereka dengan daging panggang yang telah disiapkan oleh pria di dalam keluarga Werawan tersebut. Semua orang mendengar cerita Adya yang sangat semangat tersebut, “jadi kapan kalian akan berbulan madu?” Tanya Adya hingga membuat Eve mengurungkan niatnya untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya sambil menatap semua orang yang sedang menatap dirinya dan Nabastala yang berada di antara dirinya dan Adya.

Sementara Tala hanya diam mendengar perkataan Adya mengenai bulan madu. Ibu Dhara dan ayah Davka yang melihatnya tersenyum apalagi ekspresi wajah Eve yang terlihat memerah ketika menantu pertama mereka menanyakan bulan madu.

“Tidak ada bulan madu.” Jawab Tala dengan datarnya, Adya yang mendengarnya segera mencubit lengan Tala yang berada di dekatnya hingga membuat Tala mengaduh kesakitan.

“Kalian ini.” Ucap ibu Dhara yang melihat kelakuan Tala dan Adya seperti ini hanya menggelengkan kepalanya. “Tala Eve, ibu dan ayah sudah membelikan tiket pesawat buat kalian berdua. Adya  juga sudah mereservasi hotel buat kalian di sana nanti. Besok kalian akan berangkat bulan madu. Jadi, persiapkanlah diri kalian. Kami berharap segera mendengar kabar baik.” Ucap ibu Dhara dengan lembut sambil menatap ke arah Eve. “Ibu tidak ingin mendengar bantahan.” Ucap ibu Dhara.

Setelah selesai obrolan yang ditutup mengenai bulan madu tersebut Tala menuju ke ruang kerjanya sedangkan Eve kembali ke kamar di mana kamarnya dan Tala berada. Eve sendirian di dalam kamar sambil menonton TV selama dua jam lamanya namun Tala belum kembali dari ruang kerjanya. Eve berpikir mungkin Tala sedang tidur di kamar Adya.

Tak lama kemudian Tala masuk ke dalam kamar tanpa melirik Eve yang sedang berada di tempat tidurnya. Kaki Tala mengarahkan ke arah kamar mandi, tak lama kemudian Eve mendengar suara pintu kamar yang diketuk.

Setelah Eve membukakan pintunya Eve melihat Adya yang sedang membawakan susu buat Eve yang telah disiapkan oleh ibu Dhara kepada Eve. “Eve ini susu yang dibuat ibu untukmu segera minum ya. Ibu biasanya memang begitu jadi mulai sekarang kam harus terbiasa dengan itu. Dan ini untuk Tala.” Ucap Adya dengan senyuman dan nada bicaranya yang ceria.

Eve mengangguk dan ikut tersenyum melihat Adya kemudian Adya pergi meninggalkan Eve setelah pamit mengundurkan diri. Di dalam kamar Eve segera meminum susu yang telah diberikan Adya untuk dirinya. Entah kenapa Eve merasakan bahwa rasa susunya sangat aneh apa karena ini ada ramuannya dalam benak Eve berkata.

Tala keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan dirinya dan melihat di atas laci meja sudah ada susu seperti biasanya. Itu pasti ibu yang telah menyiapkannya Tala juga melirik gelas kosong di samping gelas susunya itu.

Mengambil gelas susu tersebut untuk segera meminumnya namun Eve memegang tangan Tala, “ja-jang-jangan minum susunya.” Ucap Eve terbata-bata ketika dirinya merasakan reaksi yang aneh dengan tubuhnya setelah meminum susu tersebut apalagi ketika tangannya menyentuh tangan Tala yang dingin dan melihat Tala yang hanya memakai celana tidurnya saja.

Tala segera menepiskan tangan Eve yang memegang tangannya tanpa menghiraukan larangan Eve. “Sama seperti dulu bodoh.” Ucap Eve tanpa sadar karena berusaha untuk menetralkan pikirannya dan badannya yang mulai panas.

Sementara yang mendengarnya menatap tajam ke arah Eve yang berkata kasar dengannya setelah dirinya berhasil menghabiskan susu yang dibuatkan ibunya seperti biasa. “Kamu mengataiku apa?” Tanya Tala sambil memegang tangan Eve sedangkan Eve yang melihat Tala menggenggam tangannya segera menepisnya karena sungguh reaksi tubuhnya sangat aneh sepertinya.

“Jangan sen-sentuh aku. Kalau tidak kita akan bahaya.” Ucap Eve sedangkan Tala mulai merasakan reaksi dari susu yang diminumnya apalagi melihat Eve yang menolak sentuhannya.

“Kenapa bukankah kita sudah suami istri.” Ucap Tala sambil tangannya melingkar di perut Eve sedangkan Eve nafasnya menjadi tidak teratur Eve ingin sentuhan lebih dari ini namun logikanya masih berjalan.

Menatap bibir merah delima Eve dan memajukan wajahnya hingga ia mencium bibir yang selalu berusaha menggoda dirinya. Eve terkejut melihat apa yang dilakukan Tala kepadanya namun Eve tidak bisa menolaknya karena dalam dirinya sangat menginginkan juga. Tangan panjang Tala mengambil remote untuk mematikan lampu kamar menjadi lampu tidur.

Kemudian ia merebahkan tubuh Eve dan menindihnya hingga kejadian panas di antara sepasang suami istri itu tidak bisa dihindari.

Keduanya berkabut dengan gairah namun salah satu di antaranya menyadari sesuatu namun tidak menghentikannya. Aksi Tala dan Eve semakin panas hingga suhu kamar yang ber-AC tidak terasa menyentuh kulit mereka saking asiknya dengan kegiatan malam pertama di antara pengantin baru tersebut.

“Aku ingin...” Ucap Tala

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

Sunshine

Sunshine

Tala ini kalau bilang suka bilang aja napa sih gengsi sekali😑😏😏😒

2022-03-27

0

Sunshine

Sunshine

Hahahah ulah ibu Dhara dan Adya

2022-01-10

0

Wulandari Bulan

Wulandari Bulan

iihhh kesel aku sama bibinya

2022-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01. Kembali
2 BAB 02. Menikah dengan Dia
3 BAB 03. Hanya Bisa Memandang
4 BAB 04. Aku Ingin...
5 BAB 05. Pikiran Itu!!!
6 BAB 06. Diam dan Memendam
7 BAB 07. Menyesakkan, namun Aku Bisa Apa
8 BAB 08. Pulang Berbulan Madu
9 BAB 09. Akankah Aku Bisa Segera Bersinar Terang
10 BAB 10. Hari Pertama Bekerja dan Bertemu Dia
11 BAB 11. Hamil
12 BAB 12. Ragu untuk Memberitahu
13 BAB 13. Sendiri dan Sepi Berusaha untuk Menguatkan Hati
14 BAB 14. Kehilangan Dia
15 BAB 15. Merasa Sangat Buruk
16 BAB 16. Kakek Werawan Datang Menjenguk
17 BAB 17. Bersikeras untuk Bekerja agar Tidak Terlalu Terpuruk
18 BAB 18. Selangkah Demi Selangkah
19 BAB 19. Semakin Jauh dan Semakin Dekat
20 BAB 20. Kakek Werawan Masuk Rumah Sakit
21 BAB 21. Apakah Kamu Mau mendengarkan Ceritaku?
22 BAB 22. Mendengarkan
23 BAB 23. Saling Menguatkan dan Mendapatkan Pelajaran
24 BAB 24. Memutuskan untuk Memulai
25 BAB 25. Pergi Ke Kantor Tala
26 BAB 26. Paket Pesanan
27 BAB 27. Malu dan Terlanjur
28 BAB 28. Tidak Jadi
29 BAB 29. Manja
30 BAB 30. Apa Lagi yang Harus Aku Lakukan?
31 BAB 31. Ulang Tahun Kakek Werawan
32 BAB 32. Bisakah Kamu Tidak Diam!!!
33 BAB 33. Karena Aku hanya Seorang Boneka!!!
34 BAB 34. Jangan Buang Aku Lagi!
35 BAB 35. Mimpi
36 BAB 36. Sarapan Berdua dan Pengawal Wanita
37 BAB 37. Sedikit Fakta dari Keluarga Werawan
38 BAB 38. Kakek Werawan Sadar dan Meminta Cucu Menantu untuk Melakukan Operasi
39 BAB 39. Di mana Eve?
40 BAB 40. Darimana Eve
41 BAB 41. Ketahuan Karena Mulut Lemes Geya
42 BAB 42. Kecemasan dan Ketegangan
43 BAB 43. Kegagalan Pertama di Ruang Operasi Menyelamatkan Pasien
44 BAB 44. Keributan
45 BAB 45. Jaga Batasan
46 BAB 46. Pemakaman
47 BAB 47. Bercerita
48 BAB 48. Rasa Rendah Diri
49 BAB 49. Satu Minggu
50 BAB 50. Tala ke Apartemen
51 BAB 51. Sentuhan Tanpa Disengaja
52 BAB 52. Hujan
53 BAB 53. Senang
54 BAB 54. Berpikir Keras Demi Mendapatkan Cucu
55 BAB 55. Merasa Dejavu
56 BAB 56. Kecerobohan Eve
57 BAB 57. Salah Persepsi
58 BAB 58. Menghindar
59 BAB 59. Kepergok
60 BAB 60. Ancaman
61 BAB 61. Batal
62 BAB 62. Kritis
63 BAB 63. Apakah Semua Akan Baik-baik Saja!!!
64 BAB 64. Tersirat
65 BAB 65. Pembicaraan Dua Pria
66 BAB 66. Hari Ulang Tahun Ashi
67 BAB 67. Melupakan Ayah Davka yang Menunggu
68 BAB 68. Sadar
69 BAB 69. Permintaan Adya
70 BAB 70. Bertengkar untuk Pertama Kali
71 BAB 71. Berbicara Bertiga
72 BAB 72. Meninggal
73 BAB 73. Eve Demam
74 BAB 74. Telepon
75 BAB 75. Malu dan Bertanya-tanya
76 BAB 76. Karena Aku Tidak Mencintaimu
77 BAB 77. Mulai Lagi
78 BAB 78. Interogasi
79 BAB 79. Harapan dan Tidak Adanya Harapan
80 BAB 80. Satu Persatu Rahasia Terbuka
81 BAB 81. Rasa Bersalah Menggerogoti
82 BAB 82. Keadaan yang Rumit
83 BAB 83. Tidak Berdaya
84 BAB 84. Hilang Jejak
85 BAB 85. Pergi Jauh
86 BAB 86. Terguncang
87 BAB 87. Kekacauan
88 BAB 88. Dia Benar-benar Menghilang
89 BAB 89. Berkelahi
90 BAB 90. Periksa Kandungan
91 BAB 91. Bertemu Kak Airen
92 BAB 92. Fakta yang Terungkap
93 BAB 93. Joha dan Airen Memulai Drama
94 BAB 94. Berita Menggembirakan
95 BAB 95. Bagaimana Kamu Bisa Tau?
96 BAB 96. Niat Hati Seseorang Tidak Ada yang Tau!?
97 BAB 97. Sky Orion
98 BAB 98. Negara L
99 BAB 99. Merasa Aneh
100 BAB 100. Elizabeth Abraham adalah Eve
101 BAB 101. Tegas
102 BAB 102. Lembah Hunza
103 BAB 103. Beri Aku Alasan!?
104 BAB 104. Kenapa Malah Kalian yang Ribut!?
105 BAB 105. Lanjutkan
106 BAB 106. Canggung!
107 BAB 107. Tidur Bersama
108 BAB 108. Kenapa...!?
109 BAB 109. Panik Karena Ada Noda Darah di Celana
110 BAB 110. Perkenalan Putri Abraham
111 BAB 111. Perasaan dan Pikiran
112 BAB 112. Aku Tidak Tau Aku Kenapa!!!
113 BAB 113. PTSD
114 BAB 114. Nama Panggilan Sayang
115 BAB 115. Diomeli
116 BAB 116. Risih dan Geli
117 BAB 117. Hukuman
118 BAB 118. Kata-kata Manis
119 BAB 119. Cemburu dan Iri dengan Ipar!
120 BAB 120. Pergilah Ikut Suamimu!
121 BAB 121. Kedatangan Dokter Raka
122 BAB 122. Menjadi Kompor!
123 BAB 123. Bertamu Ke Rumah Dokter Raka
124 BAB 124. Tamu Tak Terduga!
125 BAB 125. Tertidur
126 BAB 126. Menghancurkan Suasana Romantis
127 BAB 127. Pillow Talk
128 BAB 128. Seperti Kaset Rusak!
129 BAB 129. Cemburu!?
130 BAB 130. Tidak Percaya!!!
131 BAB 131. Jelaskan!
132 BAB 132. Bolehkah?
133 BAB 133. Pagi Hari Keluarga Kecil
134 BAB 134. Kembali Ke Negara K
135 BAB 135. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
136 BAB 136. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
137 BAB 137. Ketularan Axel
138 BAB 138. Kesiangan
139 BAB 139. Basement
140 BAB 140. Kenapa Tidak Sedari Awal
141 BAB 141. Gara-gara Pesan
142 BAB 142. Kejutan
143 BAB 143. Tidak Izin
144 BAB 144. Kenapa Tidak Bilang!?
145 BAB 145. Pusing
146 BAB 146. Memaafkan Bukan Berarti Melupakan dan Mengabaikan
147 BAB 147. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
148 BAB 148. Menjadi Seperti Orion
149 BAB 149. Pewarna Kuku
150 BAB 150. Aku Suami Sayang Istri!
151 BAB 151. Sikap Posesif Tala terhadap Geya
152 BAB 152. Geya Mendumel
153 BAB 153. Ceramah di Pagi Hari
154 BAB 154. Tertekan
155 BAB 155. Permintaan Bumil
156 BAB 156. Kepulangan Geya dan Axel dari Bulan Madu
157 BAB 157. Hormon Kehamilan
158 BAB 158. Ulang Tahun Orion
159 BAB 159. Lagi, Lagi Harus Tidur di Luar
160 BAB 160. Mau Melahirkan
161 BAB 161. Regulus Galaksi Werawan
162 BAB 162. Keributan di Mansion
163 BAB 163. Grup Pria Manula
164 BAB 164. Bangga dan Terharu
165 BAB 165. Begadang
166 BAB 166. Terjatuh
167 BAB 167. Khawatir
168 BAB 168. Hadiah
169 BAB 169. Kejutan
170 BAB 170. Kedatangan Selebritis Kelas A
171 BAB 171. Tidur Berempat
172 BAB 172. Tidak Semuanya Indah dan Mulus
173 BAB 173. Ketegangan Suami Istri
174 BAB 174. Cukup!
175 BAB 175. Kamu Tidak Bekerja?
176 BAB 176. Saling Merindukan
177 BAB 177. Bertemu Kembali
178 BAB 178. Ungkapan Hati dan Pikiran
179 BAB 179. Pulang bersama
180 BAB 180. Skandal untuk Pertama Kali
181 BAB 181. Kehebohan
182 BAB 182. Berbicara Layaknya Pria Dewasa
183 BAB 183. Masa Depan
184 BAB 184. Ya, Ini Aku!
185 BAB 185. Meyakinkan Ayanna Kembali
186 BAB 186. Ayanna Syok
187 BAB 187. Konferensi Pers
188 BAB 188. Anggota Baru
189 BAB 189. Pertengkaran Orang tua dan Anak
190 BAB 190. Merasa Lelah
191 BAB 191. Kala dan Gala
192 BAB 192. Kenapa dengan Geya?
193 BAB 193. Perasaan Bercampur aduk
194 BAB 194. Euforia
195 BAB 195. Terdiam
196 BAB 196. Menjaga Jarak
197 BAB 197. Heboh
198 BAB 198. Habis Drama
199 BAB 199. Kami Sayang Adik Bayi!
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 01. Kembali
2
BAB 02. Menikah dengan Dia
3
BAB 03. Hanya Bisa Memandang
4
BAB 04. Aku Ingin...
5
BAB 05. Pikiran Itu!!!
6
BAB 06. Diam dan Memendam
7
BAB 07. Menyesakkan, namun Aku Bisa Apa
8
BAB 08. Pulang Berbulan Madu
9
BAB 09. Akankah Aku Bisa Segera Bersinar Terang
10
BAB 10. Hari Pertama Bekerja dan Bertemu Dia
11
BAB 11. Hamil
12
BAB 12. Ragu untuk Memberitahu
13
BAB 13. Sendiri dan Sepi Berusaha untuk Menguatkan Hati
14
BAB 14. Kehilangan Dia
15
BAB 15. Merasa Sangat Buruk
16
BAB 16. Kakek Werawan Datang Menjenguk
17
BAB 17. Bersikeras untuk Bekerja agar Tidak Terlalu Terpuruk
18
BAB 18. Selangkah Demi Selangkah
19
BAB 19. Semakin Jauh dan Semakin Dekat
20
BAB 20. Kakek Werawan Masuk Rumah Sakit
21
BAB 21. Apakah Kamu Mau mendengarkan Ceritaku?
22
BAB 22. Mendengarkan
23
BAB 23. Saling Menguatkan dan Mendapatkan Pelajaran
24
BAB 24. Memutuskan untuk Memulai
25
BAB 25. Pergi Ke Kantor Tala
26
BAB 26. Paket Pesanan
27
BAB 27. Malu dan Terlanjur
28
BAB 28. Tidak Jadi
29
BAB 29. Manja
30
BAB 30. Apa Lagi yang Harus Aku Lakukan?
31
BAB 31. Ulang Tahun Kakek Werawan
32
BAB 32. Bisakah Kamu Tidak Diam!!!
33
BAB 33. Karena Aku hanya Seorang Boneka!!!
34
BAB 34. Jangan Buang Aku Lagi!
35
BAB 35. Mimpi
36
BAB 36. Sarapan Berdua dan Pengawal Wanita
37
BAB 37. Sedikit Fakta dari Keluarga Werawan
38
BAB 38. Kakek Werawan Sadar dan Meminta Cucu Menantu untuk Melakukan Operasi
39
BAB 39. Di mana Eve?
40
BAB 40. Darimana Eve
41
BAB 41. Ketahuan Karena Mulut Lemes Geya
42
BAB 42. Kecemasan dan Ketegangan
43
BAB 43. Kegagalan Pertama di Ruang Operasi Menyelamatkan Pasien
44
BAB 44. Keributan
45
BAB 45. Jaga Batasan
46
BAB 46. Pemakaman
47
BAB 47. Bercerita
48
BAB 48. Rasa Rendah Diri
49
BAB 49. Satu Minggu
50
BAB 50. Tala ke Apartemen
51
BAB 51. Sentuhan Tanpa Disengaja
52
BAB 52. Hujan
53
BAB 53. Senang
54
BAB 54. Berpikir Keras Demi Mendapatkan Cucu
55
BAB 55. Merasa Dejavu
56
BAB 56. Kecerobohan Eve
57
BAB 57. Salah Persepsi
58
BAB 58. Menghindar
59
BAB 59. Kepergok
60
BAB 60. Ancaman
61
BAB 61. Batal
62
BAB 62. Kritis
63
BAB 63. Apakah Semua Akan Baik-baik Saja!!!
64
BAB 64. Tersirat
65
BAB 65. Pembicaraan Dua Pria
66
BAB 66. Hari Ulang Tahun Ashi
67
BAB 67. Melupakan Ayah Davka yang Menunggu
68
BAB 68. Sadar
69
BAB 69. Permintaan Adya
70
BAB 70. Bertengkar untuk Pertama Kali
71
BAB 71. Berbicara Bertiga
72
BAB 72. Meninggal
73
BAB 73. Eve Demam
74
BAB 74. Telepon
75
BAB 75. Malu dan Bertanya-tanya
76
BAB 76. Karena Aku Tidak Mencintaimu
77
BAB 77. Mulai Lagi
78
BAB 78. Interogasi
79
BAB 79. Harapan dan Tidak Adanya Harapan
80
BAB 80. Satu Persatu Rahasia Terbuka
81
BAB 81. Rasa Bersalah Menggerogoti
82
BAB 82. Keadaan yang Rumit
83
BAB 83. Tidak Berdaya
84
BAB 84. Hilang Jejak
85
BAB 85. Pergi Jauh
86
BAB 86. Terguncang
87
BAB 87. Kekacauan
88
BAB 88. Dia Benar-benar Menghilang
89
BAB 89. Berkelahi
90
BAB 90. Periksa Kandungan
91
BAB 91. Bertemu Kak Airen
92
BAB 92. Fakta yang Terungkap
93
BAB 93. Joha dan Airen Memulai Drama
94
BAB 94. Berita Menggembirakan
95
BAB 95. Bagaimana Kamu Bisa Tau?
96
BAB 96. Niat Hati Seseorang Tidak Ada yang Tau!?
97
BAB 97. Sky Orion
98
BAB 98. Negara L
99
BAB 99. Merasa Aneh
100
BAB 100. Elizabeth Abraham adalah Eve
101
BAB 101. Tegas
102
BAB 102. Lembah Hunza
103
BAB 103. Beri Aku Alasan!?
104
BAB 104. Kenapa Malah Kalian yang Ribut!?
105
BAB 105. Lanjutkan
106
BAB 106. Canggung!
107
BAB 107. Tidur Bersama
108
BAB 108. Kenapa...!?
109
BAB 109. Panik Karena Ada Noda Darah di Celana
110
BAB 110. Perkenalan Putri Abraham
111
BAB 111. Perasaan dan Pikiran
112
BAB 112. Aku Tidak Tau Aku Kenapa!!!
113
BAB 113. PTSD
114
BAB 114. Nama Panggilan Sayang
115
BAB 115. Diomeli
116
BAB 116. Risih dan Geli
117
BAB 117. Hukuman
118
BAB 118. Kata-kata Manis
119
BAB 119. Cemburu dan Iri dengan Ipar!
120
BAB 120. Pergilah Ikut Suamimu!
121
BAB 121. Kedatangan Dokter Raka
122
BAB 122. Menjadi Kompor!
123
BAB 123. Bertamu Ke Rumah Dokter Raka
124
BAB 124. Tamu Tak Terduga!
125
BAB 125. Tertidur
126
BAB 126. Menghancurkan Suasana Romantis
127
BAB 127. Pillow Talk
128
BAB 128. Seperti Kaset Rusak!
129
BAB 129. Cemburu!?
130
BAB 130. Tidak Percaya!!!
131
BAB 131. Jelaskan!
132
BAB 132. Bolehkah?
133
BAB 133. Pagi Hari Keluarga Kecil
134
BAB 134. Kembali Ke Negara K
135
BAB 135. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
136
BAB 136. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
137
BAB 137. Ketularan Axel
138
BAB 138. Kesiangan
139
BAB 139. Basement
140
BAB 140. Kenapa Tidak Sedari Awal
141
BAB 141. Gara-gara Pesan
142
BAB 142. Kejutan
143
BAB 143. Tidak Izin
144
BAB 144. Kenapa Tidak Bilang!?
145
BAB 145. Pusing
146
BAB 146. Memaafkan Bukan Berarti Melupakan dan Mengabaikan
147
BAB 147. (Kisah Gulzar, Axel, dan Geya)
148
BAB 148. Menjadi Seperti Orion
149
BAB 149. Pewarna Kuku
150
BAB 150. Aku Suami Sayang Istri!
151
BAB 151. Sikap Posesif Tala terhadap Geya
152
BAB 152. Geya Mendumel
153
BAB 153. Ceramah di Pagi Hari
154
BAB 154. Tertekan
155
BAB 155. Permintaan Bumil
156
BAB 156. Kepulangan Geya dan Axel dari Bulan Madu
157
BAB 157. Hormon Kehamilan
158
BAB 158. Ulang Tahun Orion
159
BAB 159. Lagi, Lagi Harus Tidur di Luar
160
BAB 160. Mau Melahirkan
161
BAB 161. Regulus Galaksi Werawan
162
BAB 162. Keributan di Mansion
163
BAB 163. Grup Pria Manula
164
BAB 164. Bangga dan Terharu
165
BAB 165. Begadang
166
BAB 166. Terjatuh
167
BAB 167. Khawatir
168
BAB 168. Hadiah
169
BAB 169. Kejutan
170
BAB 170. Kedatangan Selebritis Kelas A
171
BAB 171. Tidur Berempat
172
BAB 172. Tidak Semuanya Indah dan Mulus
173
BAB 173. Ketegangan Suami Istri
174
BAB 174. Cukup!
175
BAB 175. Kamu Tidak Bekerja?
176
BAB 176. Saling Merindukan
177
BAB 177. Bertemu Kembali
178
BAB 178. Ungkapan Hati dan Pikiran
179
BAB 179. Pulang bersama
180
BAB 180. Skandal untuk Pertama Kali
181
BAB 181. Kehebohan
182
BAB 182. Berbicara Layaknya Pria Dewasa
183
BAB 183. Masa Depan
184
BAB 184. Ya, Ini Aku!
185
BAB 185. Meyakinkan Ayanna Kembali
186
BAB 186. Ayanna Syok
187
BAB 187. Konferensi Pers
188
BAB 188. Anggota Baru
189
BAB 189. Pertengkaran Orang tua dan Anak
190
BAB 190. Merasa Lelah
191
BAB 191. Kala dan Gala
192
BAB 192. Kenapa dengan Geya?
193
BAB 193. Perasaan Bercampur aduk
194
BAB 194. Euforia
195
BAB 195. Terdiam
196
BAB 196. Menjaga Jarak
197
BAB 197. Heboh
198
BAB 198. Habis Drama
199
BAB 199. Kami Sayang Adik Bayi!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!