Muhasabah (Cinta)

Muhasabah (Cinta)

1. Akad

Tidak mudah untuknya bisa sampai di hari ini. Berbagai macam keraguan dan masalah turut menjadi sandungan dalam langkahnya.

Ketika ia ragu dengan jalan yang ia ambil, selalu ada uluran tangan yang menarik dirinya kembali agar bisa berdiri teguh menapaki jalan yang sama. Ketika ia kebingungan menghadapi suatu masalah, selalu ada uluran tangan yang menarik dirinya kembali agar tidak terbuai dalam sebuah kebingungan.

Intinya, entah itu keraguan atau sebuah masalah, Allah selalu mengirimkan sentuhan hangat kepadanya agar jangan menyerah dan tetap berjalan maju.

Hingga akhirnya ia di sini, berdiri di depan cermin menatap dirinya yang terbalut gaun pengantin putih dengan warna hijau muda cantik yang lebih mendominasi.

Hari ini, ia berlipat-lipat lebih cantik dari biasanya. Kelopak matanya yang biasa tertunduk kini terbuka lebar menghadap cermin. Mengerjap ringan, kelopak mata persik itu hari ini memiliki sedikit sentuhan warna, tampak indah dan menawan di waktu yang bersamaan.

"Kak Aishi?" Seorang gadis tinggi datang menghampirinya.

Sekilas, gadis itu terlihat seperti Bunda tapi setelah diperhatikan lebih jauh itu hanya sedikit mirip.

"Rumaisha." Ai menoleh ke belakang melihat kedatangan adiknya yang sangat jarang di rumah.

Sejak usia 7 tahun, si kembar Qais, Rumaisha, dan Ahza telah dikirim ke pondok pesantren untuk menuntut ilmu. Saat itu orang yang paling enggan meninggalkan rumah adalah Ahza sedangkan Qais dan Rumaisha adalah orang yang paling tegar. Namun, setelah mengenal pondok pesantren, orang yang paling betah dan tidak ingin pulang justru Ahza sendiri karena ia telah jatuh cinta dengan suasana pondok.

Si kembar tahun ini berusia 13 tahun tapi tinggi mereka hampir menyamai Ai.

"Kak Aishi, selamat menempuh hidup baru." Dia memeluk Ai kuat, menyembunyikan wajah cantiknya yang mulai memerah karena menahan tangis.

Sejujurnya dia tidak rela berpisah dengan Ai. Karena Rumaisha tidak mau kehilangan sosok Kakak sekaligus Adik di rumah ini. Benar, sekalipun Ai adalah Kakaknya, namun terkadang Rumaisha seringkali menganggap Ai sebagai Adik yang harus ia jaga dan lindungi.

"Terimakasih, dek." Ai membalas pelukan Adiknya erat.

Rumaisha adalah gadis cantik yang cerdas. Selain menuruni kecantikan Bunda, ia juga menuruni kecerdasan dan sikap tegas Bunda. Sehingga tidak jarang ketika ada masalah Rumaisha lebih memilih memecahkannya sendirian tanpa melibatkan Ayah dan Bunda.

Cklack

Pintu kamar Ai dibuka oleh ketiga Adiknya yang lain. Mereka semua laki-laki yang tampan dan tinggi-tinggi.

"Kak..." Qais tersenyum tampan, tangan kanannya meraih tangan Ai hati-hati dan memeluknya Ai hangat.

"Hari ini akhirnya tiba." Bisiknya ikut berbahagia.

Ai membalas pelukan Qais,"Janji Allah itu pasti, Dek."

Ketika hati telah sepenuhnya menjadi milik Allah, maka segala ketetapan tidak akan terasa sangat memberatkan. Karena hati selalu mempercayai bahwa janji Allah itu pasti, janji untuk orang-orang yang mencintai Allah dengan tulus.

"Sejujurnya, Qais pernah berjanji kepada Ayah dan Bunda akan menikahi Kakak setelah usia Qais dewasa nanti. Tapi qadarullah, sebelum Qais bisa menunaikannya Allah ternyata telah menetapkan pendamping hidup yang sangat baik untuk Kakak." Pengakuannya jelas mengejutkan semua orang.

Di antara si kembar, orang yang paling dewasa adalah Qais. Dia sudah bisa berpikir panjang bahkan disaat usianya masih kecil. Seperti Rumaisha, setiap kali mendapatkan masalah Qais cenderung menyelesaikan semuanya sendirian.

"Dek, kamu..." Ai kesulitan melanjutkan kata-katanya.

Rumaisha dan Ahza tertawa kecil, mereka menarik Qais menjauh dari Ai yang masih sangat terkejut setelah mendengar pengakuan Qais.

"Dia bercanda, Kak." Kata Rumaisha berbohong.

Padahal dia tahu sendiri bila Qais memang pernah berniat menikahi Ai. Meskipun itu adalah sebuah janji anak laki-laki yang baru remaja namun Rumaisha tahu bila Qais serius.

"Astagfirullah, kamu membuat Kakak terkejut saja." Ai menghela nafas panjang seraya mengelus dada datarnya bersyukur.

Cklack

Pintu kamar Ai dibuka. Bunda masuk ke dalam dengan balutan gamis sederhananya yang di dominasi oleh warna hijau muda mengikuti gaun pengantin Ai.

"Nak, ayo turun. Calon suamimu sudah menunggu di bawah." Kata Bunda dengan wajah berseri-seri.

Dug

Dug

Dug

Jantung Ai bergema panik bercampur dengan perasaan gugup. Kegelisahan yang sempat melanda hatinya tadi kini kembali terasa. Ai tidak tenang bukan karena tidak ingin turun tapi lebih kepada takut bercampur harap-harap cemas.

Dia telah menunggu kedatangan hari ini sejak beberapa hari yang lalu dan seringkali kesulitan tidur setiap kali memikirkannya.

"Kakak, gugup?" Tanya Rumaisha sambil memegang lengan Ai.

Wajah Ai sangat merah, dan ia secara alami menundukkan kepalanya. Mengangguk pelan mengakui bahwa ia sungguh sangat gugup.

"Tidak apa-apa, sayang." Kata Bunda sambil mengangkat wajah Ai.

Tangan rampingnya yang sudah tidak sekencang dulu bergerak mengelus lembut wajah cantik Ai. Menyentuhnya pelan untuk menenangkan kegugupan Ai.

"Semua orang pasti akan melewati masa-masa ini ketika berada di posisi kamu, Nak. Ini adalah hal yang normal untuk setiap orang karena momen ini hanya terjadi sekali seumur hidup bagi yang mendambakan pernikahan yang serius. Bahkan Bunda dan Ayah juga pernah berada di posisi kamu. Tangan kami," Dia mengambil tangan Ai dan menyentuhnya lembut.

Merasakan betapa dingin telapak tangan Ai sekarang.

"Sangat dingin. Bunda bahkan bingung bagaimana cara menghangatkannya karena meremat nya kuat pun tidak berguna. Lalu dada Bunda dan Ayah," Dia menyentuh ujung hidung putrinya gemas.

"Dada kami terus menerus berdebar kencang. Terdengar semakin keras ketika akad akan segera dimulai dan ini semua normal, Nak. Kita semua pasti merasakannya. Jadi," Ia menggenggam tangan Ai.

"Jangan takut. Jangan ragu melangkah karena di bawah sana ada calon suamimu yang sudah datang jauh-jauh siap menghalalkan mu."

Datang jauh-jauh menghalalkannya, Ustad Vano benar-benar datang menghalalkannya. 

Mengingat senyuman tampan Ustad Vano malam itu ketika berjanji di depan Ayah dan Bunda, tiba-tiba Ai merasa lebih berani.

Gugup memang tidak bisa dihilangkan tapi setidaknya dia tidak setakut sebelumnya mengambil langkah.

Cukup keluarga dan sang kekasihnya yang menerima semua 'kelebihan' yang Allah berikan ini, selain mereka, Ai tidak akan mempermasalahkannya karena pendapat orang berbeda-beda.

"Sudah siap?" Bunda bisa merasakan keberanian putrinya.

Ai mengangguk malu. Wajah cantiknya yang menawan terlihat agak merah di bawah pengawasan Bunda dan adik-adiknya.

"Bismillah, ayo kita keluar, Nak." Bunda berkata sambil memegang lengan kanan Ai sementara Rumaisha memegang lengan kiri Ai.

Qais dan Ahza memimpin jalan di depan. Membukakan pintu untuk Bunda ratu dan para tuan putri yang hari ini tampil begitu mempesona.

Tuk

Tuk

Tuk

Suara langkah kaki mereka langsung menarik perhatian semua orang di lantai bawah. Terdiam, kepala mereka spontan terangkat tinggi dengan rasa penasaran yang tidak bisa disembunyikan. Bertanya-tanya siapakah gadis beruntung yang telah berhasil mencuri hati sang pemuda tampan yang kini tengah berdiri mematung menatap ke arah lantai dua.

Menatap terpesona pada gadis cantik terbalut gaun pengantin yang sama dengan miliknya. Untuk sejenak, dia lupa bagaimana caranya bernafas karena saat ini seluruh fokusnya di ambil alih oleh gadis itu.

Gadis yang akan sebentar lagi halal untuknya, gadis yang sebentar lagi menjadi istrinya, menemani setiap langkahnya kelak dalam menapaki jalan yang Allah ridhoi.

Dia adalah Aishi Humaira, sang wanita surga yang kini bertahta menjadi bidadari dunia.

"Mashaa Allah, pengantin wanitanya begitu cantik."

"Wajahnya tidak menggunakan riasan tebal dan masih terlihat sangat cantik!"

"Sekarang aku mengerti kenapa pemuda itu menikahinya."

"Hei, jangan salah. Gadis itu tidak hanya cantik tapi juga sangat indah. Dia seperti tipe kecantikan yang keluar dari lukisan!"

Ada berbagai macam bisikan-bisikan kagum para tamu undangan ketika melihat kecantikan Ai yang lebih pantas disebut sebagai lukisan hidup. Dia sangat menawan, kedua matanya indah dengan bentuk buah persik yang membuat candu, dan bibir merah nan ranum itu... beberapa pria dibuat terbuai olehnya hari ini.

"Mengapa ijab kabul nya begitu lama?" Gumam Ustad Vano terganggu mendengar komentar-komentar itu.

Apalagi ketika ia melihat mata-mata para pria yang tidak bisa lepas dari istrinya- ah, lebih tepatnya calon istrinya. 

Dia cemburu, jujur.

Rasanya ingin sekali Ustad Vano membawa Ai segera pulang ke rumah dan tidak akan pernah membiarkannya keluar karena, hei!

Ai adalah miliknya, okay!

Dia tidak akan pernah mengizinkan siapapun memandanginya seperti ini apalagi sampai menyentuhnya!

"Nak, tenangkan dirimu. Jika kamu kesurupan sekarang, Ai hari ini gagal kamu dapatkan." Papa mengingatkan Ustad Vano agar lebih bersabar lagi.

Ustad Vano kembali membawa pandangannya menatap sang calon istri. Di dalam hatinya ia menyesal dulu tidak membawa Papanya ikut mondok. Karena jika Papa mondok bersamanya, maka akhlaknya akan sedikit membaik.

Sementara itu, Ayah adalah orang pertama yang menyambut kedatangan Ai di bawah. Ia mengambil alih Ai dari Bunda dan Rumaisha, membawanya naik ke atas pelaminan dengan langkah hati-hati.

"Ayah." Panggil Ai berbisik.

Ayah meremat ringan tangan Ai,"Ayah bahagia, Nak." Balas Ayah berbisik.

Sebelum mendudukkan Ai, Ayah terlebih dulu menutup wajah cantik putrinya yang begitu menawan hari ini dengan tudung kepala transparan, lalu membantunya duduk tepat di samping Ustad Vano yang entah sejak kapan kembali duduk di tempatnya. Ustad Vano tiba-tiba menjadi serius, dia tidak pernah mengangkat kepalanya untuk sekedar menoleh melihat Ai yang kini tengah duduk dengan kepala tertunduk di sampingnya.

"Akad akan segera kita mulai." Suara pembawa acara kembali menarik fokus semua orang.

Mereka secara kompak menutup mulut mereka. Mendengarkan suara merdu Qais melantunkan ayat-ayat suci tentang pernikahan.

5 menit kemudian Qais telah menyelesaikan bacaan Al-Qur'annya yang kemudian dilanjutkan dengan acara ijab kabul.

Di tengah-tengah pelaminan Ayah duduk berhadapan dengan Ustad Vano. Tangan kuatnya terulur ke depan dan langsung disambut dengan berani pula oleh Ustad Vano.

Ayah memejamkan matanya, beberapa detik kemudian ia membuka kedua matanya yang telah memerah. Suara lantang Ayah bergema di dalam pendengaran banyak orang. Menjadi cambuk penyemangat untuk Ustad Vano yang telah lama menunggu momen ini.

Terpopuler

Comments

Biva Nurhuda

Biva Nurhuda

menyimak

2024-05-12

0

adning iza

adning iza

langsung pindh ksni thoorrr

2023-04-04

0

mel-sf🐣

mel-sf🐣

mohon maaf ya thor sekedar mengingatkan kan ai anak angkat yah jadi ayah angkatnya ngak bisa dong jadi wali nikahnya si ai,jangankan jadi wali nikah menyentuhnya pun ayah angkatnya ngak boleh klok udah balig karna bukan mahram kecuali yg dia angkkat menjadi anak tuh keponakkanya atau keponakkan istrinya baru boleh bersentuhan walau sudah balig karna masih termasuk mahramnya itupun dia tak bisa jadi wali nikah klau seandainya ayah dari keponakkannya masih ada kecuali kalau dia org tuanya dah ngak ada dan ngak punya kakak maka pamannya itu bisa jadi wali nikahnya

2022-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Akad
2 2. Sah!
3 3. Belahan Jiwa
4 4. Belahan Jiwa (2)
5 5. Lalu?
6 6. Canggung
7 7. Ibadah
8 8. Mas Arka
9 9. Sudah Disunat?
10 10. Salah Arka
11 11. Permintaan Fina
12 12. Awal
13 13. Arka Yang Jahil
14 14. Memulai
15 15. Rencana Pindahan
16 16. Beres-beres
17 17. Pindahan
18 18. Skenario Allah
19 19. Suami?
20 20. Kamu Menikahi Pamannya?
21 21. Duka Para Suami
22 22. Duka Para Suami (2)
23 23. Niat Buruk Fina
24 24. Niat Buruk Fina (2)
25 25. Serakah
26 26. Khawatir
27 27. Kunjungan
28 28. Undangan Bibi Mei
29 29. Apakah Kamu Layak?
30 30. Gelisah
31 31. Sok Alim
32 32. Diposisi Yang Sama
33 33. Posisi Yang Sulit
34 34. Berbeda
35 35. Dia Rani
36 36. Perih
37 37. Sakit
38 38. Pelajaran
39 39. Konyol
40 40. Omong Kosong
41 41. Sindiran
42 42. Mas Vano, Lepas!
43 43. Jawaban
44 44. Jadi, Kenapa Mempersulit Ku?
45 45. Menunggu Istri
46 46. Asing
47 47. Aku Ingin Bayi
48 48. Kecewanya
49 49. Mas Vano
50 50. Mari Bercerai
51 51. Aishi Humaira!
52 52. Asalkan Bersama Dirimu
53 53. Keresahan Aishi
54 54. Bukan Tidak Puas
55 55. Kamu Menginginkannya?
56 56. Menolak
57 57. Ingin Bayi Atau Tidak?
58 58. Bukan Duren
59 Muhasabah (Cinta) - 59
60 Muhasabah (Cinta) - 60
61 Muhasabah (Cinta) - 61
62 Muhasabah (Cinta) - 62
63 Muhasabah (Cinta) - 63
64 Muhasabah (Cinta) - 64
65 Muhasabah (Cinta) - 65
66 Muhasabah (Cinta) - 66
67 Muhasabah (Cinta) - 67
68 Muhasabah (Cinta) - 68
69 Muhasabah (Cinta) - 69
70 Muhasabah (Cinta) - 70
71 Muhasabah (Cinta) - 71
72 Muhasabah (Cinta) - 72
73 Muhasabah (Cinta) - 73
74 Muhasabah (Cinta) - 74
75 Muhasabah (Cinta) - 75
76 Muhasabah (Cinta) - 76
77 Muhasabah (Cinta) - 77
78 Muhasabah (Cinta) - 78
79 Muhasabah (Cinta) - 79
80 Muhasabah (Cinta) - 80
81 Muhasabah (Cinta) - 81
82 Muhasabah (Cinta) - 82
83 Muhasabah (Cinta) - 83
84 Muhasabah (Cinta) - 84
85 Muhasabah (Cinta) - 85
86 Muhasabah (Cinta) - 86
87 Muhasabah (Cinta) - 87
88 Muhasabah (Cinta) - 88
89 Muhasabah (Cinta) - 89
90 Muhasabah (Cinta) - 90
91 Muhasabah (Cinta) - 91
92 Muhasabah (Cinta) - 92
93 Muhasabah (Cinta) - 93
94 Muhasabah (Cinta) - 94
95 Muhasabah (Cinta) - 95
96 Muhasabah (Cinta) - 96
97 Muhasabah (Cinta) - 97
98 Muhasabah (Cinta) - 98
99 Muhasabah (Cinta) - 99
100 Muhasabah (Cinta) - 100
101 Muhasabah (Cinta) - 101
102 Muhasabah (Cinta) - 102
103 Muhasabah (Cinta) - 103
104 Muhasabah (Cinta) - 104
105 Muhasabah (Cinta) - 105
106 Muhasabah (Cinta) - 106
107 Muhasabah (Cinta) - 107
108 Muhasabah (Cinta) - 108
109 Muhasabah (Cinta) - 109
110 Muhasabah (Cinta) - 110
111 Muhasabah (Cinta) - 111
112 Muhasabah (Cinta) - 112
113 Muhasabah (Cinta) - 113
114 Muhasabah (Cinta) - 114
115 Muhasabah (Cinta) - 115
116 Muhasabah (Cinta) - 116
117 Muhasabah (Cinta) - 117
118 Muhasabah (Cinta) - 118
119 Hello?
120 Muhasabah (Cinta) - 119
121 Muhasabah (Cinta) - 120
122 Wanita Surga Bidadari Dunia
123 Muhasabah (Cinta) - 121
124 Muhasabah (Cinta) - 122
125 Muhasabah (Cinta) - 123
126 Muhasabah (Cinta) - 124
127 Muhasabah (Cinta) - 125
128 Muhasabah (Cinta) - 126
129 Muhasabah (Cinta) - 127
130 Muhasabah (Cinta) - 128
131 Muhasabah (Cinta) - 129
132 Muhasabah (Cinta) -130
133 Muhasabah (Cinta) - 131
134 Muhasabah (Cinta) - 132
135 Muhasabah (Cinta) -133
136 Muhasabah (Cinta) - 134
137 Muhasabah (Cinta) - 135
138 Muhasabah (Cinta) - 136
139 Muhasabah (Cinta) - 137
140 Muhasabah (Cinta) - 138
141 Muhasabah (Cinta) - 139
142 Muhasabah (Cinta) - 140
143 Muhasabah (Cinta) - 141
144 Muhasabah (Cinta) - 142
145 gugu
146 Muhasabah (Cinta) - 143
147 Muhasabah (Cinta) - 144
148 Muhasabah (Cinta) - 145
149 Muhasabah (Cinta) - 146
150 Muhasabah (Cinta) - 147
151 Muhasabah (Cinta) - 148
152 Muhasabah (Cinta) - 149
153 Muhasabah (Cinta) - 150
154 Muhasabah (Cinta) - 151
155 Muhasabah (Cinta) - 152
156 Muhasabah (Cinta) - 153
157 Muhasabah (Cinta) - 154
158 155
159 Hallo?
160 Muhasabah (Cinta) - 156
161 Muhasabah (Cinta) - 157
162 Muhasabah (Cinta) - 158
163 Muhasabah (Cinta) - 159
164 Muhasabah (Cinta) - 160
165 Hallo?
166 Muhasabah (Cinta) - 161
167 Muhasabah (Cinta) - 162
168 Muhasabah (Cinta) - 163
169 Muhasabah (Cinta) - 164
170 Muhasabah (Cinta) - 165
171 Muhasabah (Cinta) - 166
172 Muhasabah (Cinta) - 167
173 Muhasabah (Cinta) - 168
174 Muhasabah (Cinta) - 169
175 Muhasabah (Cinta) - 170
176 Muhasabah (Cinta) - 171
177 Muhasabah (Cinta) - 172
178 Muhasabah (Cinta) - 172
179 Muhasabah (Cinta) - 173
180 Muhasabah (Cinta) - 174
181 Muhasabah (Cinta) - 175
182 Muhasabah (Cinta) - 176
183 Muhasabah (Cinta) - 177
184 Muhasabah (Cinta) - 178
185 Muhasabah (Cinta) - 179
186 Muhasabah (Cinta) - 180
187 Muhasabah (Cinta) - 181
188 Muhasabah (Cinta) - 182
189 Muhasabah (Cinta) - 183
190 Muhasabah (Cinta) - 184
191 Muhasabah (Cinta) - 185
192 Muhasabah (Cinta) - 186
193 Muhasabah (Cinta) - 187
194 Muhasabah (Cinta) - 188
195 Muhasabah (Cinta) - 188
196 Muhasabah (Cinta) - 190
197 Muhasabah (Cinta) - 191
198 Muhasabah (Cinta) - 192
199 Muhasabah (Cinta) - 193
200 Muhasabah (Cinta) - 194
201 Muhasabah (Cinta) - 195
202 Muhasabah Cinta - 196
203 Muhasabah Cinta - 197
204 Muhasabah Cinta - 198
205 Muhasabah Cinta - 199
206 Muhasabah Cinta - 200
207 Muhasabah Cinta - 201
208 Muhasabah Cinta - 202
209 Muhasabah Cinta - 203
210 Muhasabah Cinta - 204
211 Muhasabah Cinta - 205
212 Muhasabah Cinta - 206
213 Muhasabah Cinta - 207
214 Muhasabah Cinta - 208
215 Muhasabah Cinta - 209
216 Muhasabah Cinta - 210
217 Muhasabah Cinta - 211
218 Muhasabah Cinta - 212
219 Muhasabah Cinta - 213
220 Muhasabah Cinta - 214
221 Muhasabah Cinta - 215
222 Muhasabah Cinta - 216
223 Muhasabah Cinta - 217
224 Muhasabah Cinta - 218
225 Muhasabah Cinta - 219
226 Muhasabah Cinta - 220
227 Muhasabah Cinta - 221
228 Muhasabah Cinta - 222
229 Muhasabah Cinta - 223
230 Muhasabah Cinta - 224
231 Muhasabah Cinta - 225
232 Muhasabah Cinta - 226
233 Muhasabah Cinta - 227
234 Muhasabah Cinta - 228
235 Muhasabah Cinta - 229
236 Muhasabah Cinta - 230
237 Muhasabah Cinta - 231
238 Muhasabah Cinta - 232
239 Muhasabah Cinta - 233
240 Muhasabah Cinta - 234
241 Muhasabah Cinta - 235
242 Muhasabah Cinta - 236
243 Muhasabah Cinta - 237
244 Muhasabah Cinta - 238
245 Muhasabah Cinta - 239
246 Muhasabah Cinta - 240
247 Muhasabah Cinta - 241
248 Muhasabah Cinta - 242
249 Muhasabah Cinta - 243
250 Muhasabah Cinta - 244
251 Muhasabah Cinta - 245
252 Muhasabah Cinta - 246
253 Muhasabah Cinta - 247
254 Muhasabah Cinta -248
255 Muhasabah Cinta - 249
256 Muhasabah Cinta - 250
257 Muhasabah Cinta - 251
258 Season II : Rasa Yang Salah - 1.1
259 Season II: Rasa Yang Salah - 1.2
260 Season II: Rasa Yang Salah - 1.3
261 Season II: Rasa Yang Salah - 1.4
262 Season II: Rasa Yang Salah - 1.5
263 Season II: Rasa Yang Salah - 2.1
264 Season II: Rasa Yang Salah - 2.2
265 Season II: Rasa Yang Salah - 2.3
266 Season II: Rasa Yang Salah - 2.4
267 Season II: Rasa Yang Salah - 2.5
268 Season II: Rasa Yang Salah - 2.6
269 Season II: Rasa Yang Salah - 2.7
270 Season II: Rasa Yang Salah - 3.1
271 Season II: Rasa Yang Salah - 3.2
272 Season II: Rasa Yang Salah - 3.3
273 Season II: Rasa Yang Salah - 3.4
274 Season II: Rasa Yang Salah - 3.5
275 Season II: Rasa Yang Salah - 3.6
276 Season II: Rasa Yang Salah - 3.7
277 Season II: Rasa Yang Salah - 4.1
278 Season II: Rasa Yang Salah - 4.1
279 Season II: Rasa Yang Salah - 4.3
280 Season II: Rasa Yang Salah - 4.4
281 Season II: Rasa Yang Salah - 4.5
282 Season II: Rasa Yang Salah - 4.6
283 Season II: Rasa Yang Salah - 4.7
284 Season II: Rasa Yang Salah 4.8
285 Season II: Rasa Yang Salah - 4.9
286 Season II: Rasa Yang Salah - 5.1
287 Season II: Rasa Yang Salah - 5.2
288 Season II: Rasa Yang Salah - 5.3
289 Season II: Rasa Yang Salah - 5.4
290 Season II: Rasa Yang Salah - 5.5
291 Season II: Rasa Yang Salah - 5.6
292 Season II: Rasa Yang Salah - 5.7
293 Season II: Rasa Yang Salah - 5.8
294 Season II: Rasa Yang Salah - 6.1
295 Season II: Rasa Yang Salah - 6.2
296 Season II: Rasa Yang Salah - 6.3
297 Season II: Rasa Yang Salah - 6.4
298 Season II: Rasa Yang Salah - 6.5
299 Season II: Rasa Yang Salah - 6.6
300 Season II: Rasa Yang Salah - 6.7
301 Season II: Rasa Yang Salah - 6.8
302 Season II: Rasa Yang Salah - 6.9
303 Season II: Rasa Yang Salah - 7.1
304 Season II: Rasa Yang Salah - 7.2
305 Season II: Rasa Yang Salah - 7.3
306 Season II: Rasa Yang Salah - 7.4
307 Season II: Rasa Yang Salah - 7.6
308 Season II: Rasa Yang Salah - 7.7
309 Season II: Rasa Yang Salah - 7.8
310 Season II: Rasa Yang Salah - 8.1
311 Season II: Rasa Yang Salah - 8.2
312 Season II: Rasa Yang Salah - 8.3
313 Season II: Rasa Yang Salah - 8.4
314 Season II: Rasa Yang Salah - 8.5
Episodes

Updated 314 Episodes

1
1. Akad
2
2. Sah!
3
3. Belahan Jiwa
4
4. Belahan Jiwa (2)
5
5. Lalu?
6
6. Canggung
7
7. Ibadah
8
8. Mas Arka
9
9. Sudah Disunat?
10
10. Salah Arka
11
11. Permintaan Fina
12
12. Awal
13
13. Arka Yang Jahil
14
14. Memulai
15
15. Rencana Pindahan
16
16. Beres-beres
17
17. Pindahan
18
18. Skenario Allah
19
19. Suami?
20
20. Kamu Menikahi Pamannya?
21
21. Duka Para Suami
22
22. Duka Para Suami (2)
23
23. Niat Buruk Fina
24
24. Niat Buruk Fina (2)
25
25. Serakah
26
26. Khawatir
27
27. Kunjungan
28
28. Undangan Bibi Mei
29
29. Apakah Kamu Layak?
30
30. Gelisah
31
31. Sok Alim
32
32. Diposisi Yang Sama
33
33. Posisi Yang Sulit
34
34. Berbeda
35
35. Dia Rani
36
36. Perih
37
37. Sakit
38
38. Pelajaran
39
39. Konyol
40
40. Omong Kosong
41
41. Sindiran
42
42. Mas Vano, Lepas!
43
43. Jawaban
44
44. Jadi, Kenapa Mempersulit Ku?
45
45. Menunggu Istri
46
46. Asing
47
47. Aku Ingin Bayi
48
48. Kecewanya
49
49. Mas Vano
50
50. Mari Bercerai
51
51. Aishi Humaira!
52
52. Asalkan Bersama Dirimu
53
53. Keresahan Aishi
54
54. Bukan Tidak Puas
55
55. Kamu Menginginkannya?
56
56. Menolak
57
57. Ingin Bayi Atau Tidak?
58
58. Bukan Duren
59
Muhasabah (Cinta) - 59
60
Muhasabah (Cinta) - 60
61
Muhasabah (Cinta) - 61
62
Muhasabah (Cinta) - 62
63
Muhasabah (Cinta) - 63
64
Muhasabah (Cinta) - 64
65
Muhasabah (Cinta) - 65
66
Muhasabah (Cinta) - 66
67
Muhasabah (Cinta) - 67
68
Muhasabah (Cinta) - 68
69
Muhasabah (Cinta) - 69
70
Muhasabah (Cinta) - 70
71
Muhasabah (Cinta) - 71
72
Muhasabah (Cinta) - 72
73
Muhasabah (Cinta) - 73
74
Muhasabah (Cinta) - 74
75
Muhasabah (Cinta) - 75
76
Muhasabah (Cinta) - 76
77
Muhasabah (Cinta) - 77
78
Muhasabah (Cinta) - 78
79
Muhasabah (Cinta) - 79
80
Muhasabah (Cinta) - 80
81
Muhasabah (Cinta) - 81
82
Muhasabah (Cinta) - 82
83
Muhasabah (Cinta) - 83
84
Muhasabah (Cinta) - 84
85
Muhasabah (Cinta) - 85
86
Muhasabah (Cinta) - 86
87
Muhasabah (Cinta) - 87
88
Muhasabah (Cinta) - 88
89
Muhasabah (Cinta) - 89
90
Muhasabah (Cinta) - 90
91
Muhasabah (Cinta) - 91
92
Muhasabah (Cinta) - 92
93
Muhasabah (Cinta) - 93
94
Muhasabah (Cinta) - 94
95
Muhasabah (Cinta) - 95
96
Muhasabah (Cinta) - 96
97
Muhasabah (Cinta) - 97
98
Muhasabah (Cinta) - 98
99
Muhasabah (Cinta) - 99
100
Muhasabah (Cinta) - 100
101
Muhasabah (Cinta) - 101
102
Muhasabah (Cinta) - 102
103
Muhasabah (Cinta) - 103
104
Muhasabah (Cinta) - 104
105
Muhasabah (Cinta) - 105
106
Muhasabah (Cinta) - 106
107
Muhasabah (Cinta) - 107
108
Muhasabah (Cinta) - 108
109
Muhasabah (Cinta) - 109
110
Muhasabah (Cinta) - 110
111
Muhasabah (Cinta) - 111
112
Muhasabah (Cinta) - 112
113
Muhasabah (Cinta) - 113
114
Muhasabah (Cinta) - 114
115
Muhasabah (Cinta) - 115
116
Muhasabah (Cinta) - 116
117
Muhasabah (Cinta) - 117
118
Muhasabah (Cinta) - 118
119
Hello?
120
Muhasabah (Cinta) - 119
121
Muhasabah (Cinta) - 120
122
Wanita Surga Bidadari Dunia
123
Muhasabah (Cinta) - 121
124
Muhasabah (Cinta) - 122
125
Muhasabah (Cinta) - 123
126
Muhasabah (Cinta) - 124
127
Muhasabah (Cinta) - 125
128
Muhasabah (Cinta) - 126
129
Muhasabah (Cinta) - 127
130
Muhasabah (Cinta) - 128
131
Muhasabah (Cinta) - 129
132
Muhasabah (Cinta) -130
133
Muhasabah (Cinta) - 131
134
Muhasabah (Cinta) - 132
135
Muhasabah (Cinta) -133
136
Muhasabah (Cinta) - 134
137
Muhasabah (Cinta) - 135
138
Muhasabah (Cinta) - 136
139
Muhasabah (Cinta) - 137
140
Muhasabah (Cinta) - 138
141
Muhasabah (Cinta) - 139
142
Muhasabah (Cinta) - 140
143
Muhasabah (Cinta) - 141
144
Muhasabah (Cinta) - 142
145
gugu
146
Muhasabah (Cinta) - 143
147
Muhasabah (Cinta) - 144
148
Muhasabah (Cinta) - 145
149
Muhasabah (Cinta) - 146
150
Muhasabah (Cinta) - 147
151
Muhasabah (Cinta) - 148
152
Muhasabah (Cinta) - 149
153
Muhasabah (Cinta) - 150
154
Muhasabah (Cinta) - 151
155
Muhasabah (Cinta) - 152
156
Muhasabah (Cinta) - 153
157
Muhasabah (Cinta) - 154
158
155
159
Hallo?
160
Muhasabah (Cinta) - 156
161
Muhasabah (Cinta) - 157
162
Muhasabah (Cinta) - 158
163
Muhasabah (Cinta) - 159
164
Muhasabah (Cinta) - 160
165
Hallo?
166
Muhasabah (Cinta) - 161
167
Muhasabah (Cinta) - 162
168
Muhasabah (Cinta) - 163
169
Muhasabah (Cinta) - 164
170
Muhasabah (Cinta) - 165
171
Muhasabah (Cinta) - 166
172
Muhasabah (Cinta) - 167
173
Muhasabah (Cinta) - 168
174
Muhasabah (Cinta) - 169
175
Muhasabah (Cinta) - 170
176
Muhasabah (Cinta) - 171
177
Muhasabah (Cinta) - 172
178
Muhasabah (Cinta) - 172
179
Muhasabah (Cinta) - 173
180
Muhasabah (Cinta) - 174
181
Muhasabah (Cinta) - 175
182
Muhasabah (Cinta) - 176
183
Muhasabah (Cinta) - 177
184
Muhasabah (Cinta) - 178
185
Muhasabah (Cinta) - 179
186
Muhasabah (Cinta) - 180
187
Muhasabah (Cinta) - 181
188
Muhasabah (Cinta) - 182
189
Muhasabah (Cinta) - 183
190
Muhasabah (Cinta) - 184
191
Muhasabah (Cinta) - 185
192
Muhasabah (Cinta) - 186
193
Muhasabah (Cinta) - 187
194
Muhasabah (Cinta) - 188
195
Muhasabah (Cinta) - 188
196
Muhasabah (Cinta) - 190
197
Muhasabah (Cinta) - 191
198
Muhasabah (Cinta) - 192
199
Muhasabah (Cinta) - 193
200
Muhasabah (Cinta) - 194
201
Muhasabah (Cinta) - 195
202
Muhasabah Cinta - 196
203
Muhasabah Cinta - 197
204
Muhasabah Cinta - 198
205
Muhasabah Cinta - 199
206
Muhasabah Cinta - 200
207
Muhasabah Cinta - 201
208
Muhasabah Cinta - 202
209
Muhasabah Cinta - 203
210
Muhasabah Cinta - 204
211
Muhasabah Cinta - 205
212
Muhasabah Cinta - 206
213
Muhasabah Cinta - 207
214
Muhasabah Cinta - 208
215
Muhasabah Cinta - 209
216
Muhasabah Cinta - 210
217
Muhasabah Cinta - 211
218
Muhasabah Cinta - 212
219
Muhasabah Cinta - 213
220
Muhasabah Cinta - 214
221
Muhasabah Cinta - 215
222
Muhasabah Cinta - 216
223
Muhasabah Cinta - 217
224
Muhasabah Cinta - 218
225
Muhasabah Cinta - 219
226
Muhasabah Cinta - 220
227
Muhasabah Cinta - 221
228
Muhasabah Cinta - 222
229
Muhasabah Cinta - 223
230
Muhasabah Cinta - 224
231
Muhasabah Cinta - 225
232
Muhasabah Cinta - 226
233
Muhasabah Cinta - 227
234
Muhasabah Cinta - 228
235
Muhasabah Cinta - 229
236
Muhasabah Cinta - 230
237
Muhasabah Cinta - 231
238
Muhasabah Cinta - 232
239
Muhasabah Cinta - 233
240
Muhasabah Cinta - 234
241
Muhasabah Cinta - 235
242
Muhasabah Cinta - 236
243
Muhasabah Cinta - 237
244
Muhasabah Cinta - 238
245
Muhasabah Cinta - 239
246
Muhasabah Cinta - 240
247
Muhasabah Cinta - 241
248
Muhasabah Cinta - 242
249
Muhasabah Cinta - 243
250
Muhasabah Cinta - 244
251
Muhasabah Cinta - 245
252
Muhasabah Cinta - 246
253
Muhasabah Cinta - 247
254
Muhasabah Cinta -248
255
Muhasabah Cinta - 249
256
Muhasabah Cinta - 250
257
Muhasabah Cinta - 251
258
Season II : Rasa Yang Salah - 1.1
259
Season II: Rasa Yang Salah - 1.2
260
Season II: Rasa Yang Salah - 1.3
261
Season II: Rasa Yang Salah - 1.4
262
Season II: Rasa Yang Salah - 1.5
263
Season II: Rasa Yang Salah - 2.1
264
Season II: Rasa Yang Salah - 2.2
265
Season II: Rasa Yang Salah - 2.3
266
Season II: Rasa Yang Salah - 2.4
267
Season II: Rasa Yang Salah - 2.5
268
Season II: Rasa Yang Salah - 2.6
269
Season II: Rasa Yang Salah - 2.7
270
Season II: Rasa Yang Salah - 3.1
271
Season II: Rasa Yang Salah - 3.2
272
Season II: Rasa Yang Salah - 3.3
273
Season II: Rasa Yang Salah - 3.4
274
Season II: Rasa Yang Salah - 3.5
275
Season II: Rasa Yang Salah - 3.6
276
Season II: Rasa Yang Salah - 3.7
277
Season II: Rasa Yang Salah - 4.1
278
Season II: Rasa Yang Salah - 4.1
279
Season II: Rasa Yang Salah - 4.3
280
Season II: Rasa Yang Salah - 4.4
281
Season II: Rasa Yang Salah - 4.5
282
Season II: Rasa Yang Salah - 4.6
283
Season II: Rasa Yang Salah - 4.7
284
Season II: Rasa Yang Salah 4.8
285
Season II: Rasa Yang Salah - 4.9
286
Season II: Rasa Yang Salah - 5.1
287
Season II: Rasa Yang Salah - 5.2
288
Season II: Rasa Yang Salah - 5.3
289
Season II: Rasa Yang Salah - 5.4
290
Season II: Rasa Yang Salah - 5.5
291
Season II: Rasa Yang Salah - 5.6
292
Season II: Rasa Yang Salah - 5.7
293
Season II: Rasa Yang Salah - 5.8
294
Season II: Rasa Yang Salah - 6.1
295
Season II: Rasa Yang Salah - 6.2
296
Season II: Rasa Yang Salah - 6.3
297
Season II: Rasa Yang Salah - 6.4
298
Season II: Rasa Yang Salah - 6.5
299
Season II: Rasa Yang Salah - 6.6
300
Season II: Rasa Yang Salah - 6.7
301
Season II: Rasa Yang Salah - 6.8
302
Season II: Rasa Yang Salah - 6.9
303
Season II: Rasa Yang Salah - 7.1
304
Season II: Rasa Yang Salah - 7.2
305
Season II: Rasa Yang Salah - 7.3
306
Season II: Rasa Yang Salah - 7.4
307
Season II: Rasa Yang Salah - 7.6
308
Season II: Rasa Yang Salah - 7.7
309
Season II: Rasa Yang Salah - 7.8
310
Season II: Rasa Yang Salah - 8.1
311
Season II: Rasa Yang Salah - 8.2
312
Season II: Rasa Yang Salah - 8.3
313
Season II: Rasa Yang Salah - 8.4
314
Season II: Rasa Yang Salah - 8.5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!