"Apa yang dikatakan Mama kamu benar, Nak. Keluarga Ali tidak semudah itu orang ganggu dan Papa pernah menjadi saksi akan keseriusan mereka setiap menangani masalah. Terutama Nyonya besar di dalam keluarga itu yaitu Safira, Ibu dari gadis itu. Safira adalah mantan jaksa di kota ini, Nak. Dia handal dalam menangani masalah apalagi jika berkaitan dengan hukum. Karena itulah Mama dan Papa menasehati mu agar berhenti memikirkan Vano. Dia sudah menikah dan memiliki jaring pelindung dimana-mana." Ujar laki-laki paruh baya yang ada di samping wanita glamor itu ikut menasehati putri mereka yang semakin muram saja.
Ah, betapa menyesalnya ia tidak mendengarkan saran kedua orang tuanya saat itu. Jika ia tahu hasilnya akan seperti ini, ia pasti sudah lama pergi menyusul Ustad Vano ke pondok pesantren. Lalu, menggantikan posisi Ai.
Bukankah Ustad Vano dan Ai hanya berkenalan beberapa bulan saja di pondok pesantren?
Itu sangat singkat dibandingkan perasaan yang ia miliki kepada Ustad Vano!
Ah, Ai terlalu beruntung!
"Ayo Fina kita pulang. Beberapa menit lagi Papa dan Mama akan menghadiri acara pertemuan penting di perusahaan." Kata laki-laki paruh baya itu memanggil nama putrinya, Fina.
Fina mendengus tidak rela. Ia menghentakkan kakinya marah sebelum keluar dari rumah Ali, tempat digelarnya akad dan resepsi.
"Itu hanya perasaan sesaat. Cepat atau lambat Kak Vano akan bosan kepada gadis itu karena tidak bisa memuaskannya di atas ranjang dan memberikan keturunan. Hah...aku hanya perlu sedikit bersabar saja." Bisiknya bertekad.
...🍃🍃🍃...
Malam harinya Ai bersama Ustad Vano mengucapkan pamit kepada Ali dan Safira beserta keluarga yang lain. Acara akad dan resepsi hari ini sukses digelar.
Semua orang ikut berbahagia dan menikmati acara tersebut.
"Ingat, luruskan niat karena Allah setiap mengambil langkah." Pesan Safira singkat kepada sang putri.
Ai berulangkali menganggukkan kepalanya, memeluk Bunda lama untuk menumpas kan rindu.
"Patuh lah kepada suamimu, Nak, karena surga dan neraka akhirat mu kelak tergantung dari ridho suamimu. Jika suamimu ridho maka Allah pun ridho kepadamu namun jika suamimu tidak ridho maka Allah pun tidak akan ridho kepadamu. Ingat, raih keridhoan Allah dengan meraih ridho suamimu. Namun jangan melupakan hubungan suami dan mertuamu karena surga dan neraka suamimu tergantung dari ridho mertuamu. Jadilah jembatan untuk mereka bukan senjata untuk mereka agar setiap langkah yang kalian ambil Allah ridhoi." Sambung Safira lagi mengulangi nasihat yang Umi katakan kepadanya 14 tahun yang lalu.
Itu adalah pesan yang sangat berharga dan selalu Safira pegang sampai dengan hari ini.
"Inshaa Allah, Bunda. Ai akan berusaha menjadi istri yang baik, mendengar perkataan suami, dan menjaga hubungan suami dengan mertuaku." Kata Ai berjanji di dalam pelukan Bunda.
Bunda tersenyum, ia buru-buru menghapus air mata dari wajahnya.
"Bagus, Bunda harap Ai bisa menjadi bidadari dunia untuk suami dan Allah pun ridho Ai menjadi wanita surga untuk suami." Ai lagi-lagi menganggukkan kepalanya.
Ia tidak berbicara tapi semua orang tahu jika saat ini ia sedang menangis di dalam pelukan Bunda.
"Nak," Panggil Ayah seraya membawa Ai dan Bunda ke dalam pelukannya.
"Selalu ingat Allah dalam mengambil langkah dan selalu ingat Allah dalam menghadapi suka maupun duka pernikahan. Karena selain Allah, tidak ada satupun yang bisa membantu kita berdiri tegak di dunia ini dalam menjalankan ujian. Jadi, serahkan semuanya kepada Allah dan kembalikan semuanya kepada Allah, yakinlah Allah tidak akan pernah mengecewakan hamba yang berserah diri kepada-Nya." Nasihat Ayah membuat Ai semakin terisak sedih.
Dia sejujurnya tidak ingin berpisah dari kedua orang tuanya, pasangan suami-istri hebat yang telah mau menerima dirinya apa adanya dan membesarkannya dengan kasih sayang yang tulus pula.
Sungguh, Ai tidak pernah merasa diabaikan apalagi dipilih kasih oleh mereka sebab mereka benar-benar menggunakan hati yang tulus dan tetap berserah diri kepada Allah SWT.
"Ai tidak mau pergi, Ayah...Bunda..." Isak Ai membuat Ustad Vano yang selalu mengulum senyum panik.
"Astagfirullah..Ai, jangan gitu dong. Kita kan udah nikah dan kita semua juga sepakat kamu pulang sama aku." Kata Ustad Vano panik.
Jika Ai tidak mau pulang bersamanya maka habislah Ustad Vano.
Ai tersenyum kecil. Ia semakin mengeratkan pelukannya kepada Bunda dan Ayah.
"Ai...Ai akan pulang bersama.." Untuk sejenak dia bingung memanggil Ustad Vano apa, sebab dia sangat malu di depan kedua orang tuanya.
"Bersama...Ustad Vano." Kata Ai kian malu.
Ayah dan Bunda tertawa. Mereka mengusap puncak kepala penuh kasih sayang.
"Jangan khawatir, Nak. Putri kami telah sah menjadi milikmu maka dia halal untukmu." Kata Bunda membuat anggota keluarga yang lain tertawa.
Ayah mengingatkan dengan serius,"Nak, putriku adalah harta yang paling berharga di dunia. Jika kamu sampai menyakiti atau membuatnya terluka, demi Allah...aku tidak akan sungkan mengambilnya kembali pulang." Janji Ayah serius.
Ustad Vano ikut menjadi serius, mengepalkan kedua tangannya bertekad,"Demi Allah, Ayah..bila Aishi adalah harta yang paling berharga ini untuk Ayah maka dia adalah jiwaku di dunia ini. Aku tidak akan rela menyakiti jiwaku sendiri begitupula aku tidak rela menyakiti belahan jiwaku. Sungguh, itu akan sangat tidak adil untukku." Jawab Ustad Vano sangat serius dan dengan suara yang tegas pula.
Ayah mengangguk puas,"Nak, aku akan memegang janjimu ini dan aku percaya kamu tidak akan menunaikan janjimu, itu sebabnya Allah ridho menyatukan kalian berdua."
Bersambung...
Karena beberapa kontroversi antara hukum agama dan hukum negara, saya memutuskan untuk menggunakan nama Ayah kandung Aishi Humaira sebagai walinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 314 Episodes
Comments
nuraeinieni
aq cari2 ceritax ais,;,,akhirx br dapat,,,,langsung baca
2022-12-22
0
pembaca 🤟
maafkan aq Author berhubungan hp nya error baru nemu kelanjutan kisah aishi,,stlah di aku bukan perawan tua lanjut capt mahligai cinta.. udh lama bgt🙆🙆
2022-12-20
0
Mulyani Yani
apa fina udh ada di cerita sebelumnya?
adakah yg bisa ingetin fina itu siapa?
2022-11-10
0