Larilah!

Larilah!

Bab 1 Kesulitan Ansel

Langit masih

terlalu gelap untuk seseorang datang kekampus untuk mengikuti kegiatan belajar

mengajar, akan tetapi hal itu bukan masalah bagi salah satu mahasiswa yang kini

berhasil masuk sambil mengendap-endap kedalam ruang kelas. Jika dihitung-hitung

Mahasiswa yang bernama Ansel ini sudah melakukan kebiasaannya datang awal waktu

sudah berjalan selama tiga bulan lamanya.

Ia datang

awal waktu bukan karena ia yang terlalu rajin dalam mencari ilmu, akan tetapi

ia terpaksa bangun lebih pagi dari kebanyakan murid lainnya agar bisa terhindar

geng Max. Alasan yang memang konyol bukan? ia sampai merelakan bagun lebih awal

karena ia menghindari suatu kelompok.

Bukan tanpa

sebab ia menghidari mereka semua itu ia lakukan karena jika ia bertemu mereka

bukan hanya dompetnya yang akan terkuras habis, tapi tubuhnya pun tak akan lolos

dengan mudah karena ia akan dijadikan samsak hidup bagi geng mereka.

“Hei kau yang disana!” Teriak seseorang pria

memanggil Ansel yang saat itu akan pulang ke apartement miliknya, ia membuat

gestur tangan menyuruhnya untuk mendekat.

“Kau berbicara padaku?,” Balas Ansel yang

penasaran karena tak biasanya ada seseorang yang memanggilnya.

“Cepatlah,” perintah salah satu dari

temannya yang berteriak memanggilnya tadi.Ansel yang penasaran sekaligus merasa bahagia

karena setelah satu tahun ia bersekolah dikampus ini, baru hari ini ada

seseorang yang mau berbicara dengannya. “Ya.” Ucap Ansel setelah berada didepan

kelompok itu.

“Dompet,” Ucap pria bertubuh lebih kurus dari yang

lainnya yang berada disana.

“Ini,” Ucap Ansel yang mengeluarkan dompet

miliknya karena tak mempunyai klu mengapa orang-orang didepannya menginginkan

sebuah dompet.

“Wow isi lumayan Max,” ucap pria bertubuh kurus

itu langsung mengambil paksa dompet milik Ansel dan mengembalikannya kembali

setelah mengambil seluruh uang yang berada didalamnya.

“Bagus kurasa kita bisa pergi bersenang-senang

malam ini,” Ucap pria yang mungkin bernama Max karena pria bertubuh kurus tadi

langsung memberikan uang Ansel padanya.

“Terimakasih jika kami memerlukannya lebih, kami

akan mencarimu lagi,” Ucap Max yang kini beranjak akan pergi setelah menerima

uang tersebut.

“Kau akan mengembalikannya kapan,” Teriak Ansel

yang tak mengerti bahwa ia baru saja dirampok.

Mendengar perkataan Ansel seluruh kawanan Max

langsung tertawa terbahak-bahak, dan ketika mereka puas tertawa Max memberi

kode pada para kawanan. Ansel yang tak mengerti malah diam ketika semua orang

mendekatinya. Mereka semua langsung memukul disetiap inci tubuh Ansel dan tak

siap menerima serangan.

Hari itu

adalah hari pertama Ansel merasa seharusnya ia tak usah terlalu berharap untuk

mendapatkan seorang teman. Geng Max selalu punya cara untuk menemukan

keberadaanya untuk menagih jatah uang mereka. Bahkan para dosen yang

mengajarpun tak pernah bisa diandalkan karena keluarga geng Max ternyata

mempunyai andil yang besar dalam keberadaan kampus mereka.

Orang tua dari

geng Max adalah perkumpulan orang tua yang cukup hebat sehingga bisa membuat

kampus tempat mereka bersekolah tetap berjalan meskipun tak banyak biaya yang

diminta dari para mahasiswa ataupun mahasiswi dikampus ini. Ya keluarga geng

mereka adalah donatur tetap yang siap membantu siapapun yang ingin bersekolah

dikampus ini.

“Tugas harus

masuk sebelum akhir bulan jika kalian benar-benar ingin lulus,” teriak Dosen

yang sedang mengajar membuat Ansel sadar dari lamunannya.

“Bukankah

Bapak memberi waktu hingga dua bulan?” protes salah satu mahasiswi yang duduk

tepat didepan Ansel.

“Betul Pak,

sangat sulit membujuk masyarakat untuk dijadikan bahan dalam analisis makalah

kami,” sahut seorang mahasiwi yang berada didepan pak Desen.

“Saya tidak

mau tahu, akhir bulan tugas sudah masuk. Pembelajaran hari ini sampai disini

dulu, Terimakasih atas waktunya saya pamit permisi,” ucap Dosen itu yang kini

langsung keluar dari ruang belajar mengajar.

“Terimakasih

pak,” Ucap Mahasiswa dan masiswi setengah tidak rela karena protesan mereta

tidak dihiraukan.

Lalu bagai

tak terjadi apa-apa mereka mereka mulai meributkan apa yang akan mereka lakukan

sekarang bersama teman-teman mereka. Terdengar oleh Ansel ada yang akan

menonton film setelah dari sini, ada yang langsung pulang dan juga akan

menjemput pacar mereka.

Berbeda

dengan Ansel yang bosan sendirian kini malah menyusun rencara bagaimana ia bisa

pulang tanpa ketahuan geng Max seperti seminggu ini. Ansel tak tahu apakah

teman-temannya yang lain yang berada diruangan ini menganggapnya ada, atau

bahkan melihatnya sedikit saja.

Karena

lihatlah walaupun Ansel masuk kedalam kelas dengan penuh luka tapi tak ada satu

pun yang pernah bertanya atau bahkan peduli bagaimana ia mendapatkan luka

tersebut. Mereka hanya tertawa dan berbincang sesuatu yang menurut Ansel begitu

konyol contohnya ada dua orang wanita yang berada didepannya yang sedang

memperebutkan film apa yang paling menarik diminggu ini.

Ansel yang

tak peduli lagi dengan sikap semua orang padanya, kini hanya berniat untuk

pulang. Tapi dipertengah jalan perutnya tiba-tiba mulas, haruskah kini ia

meluangkan waktu kekamar mandi? Geng Max bukankah akan langsung berjaga didepan

Gang seperti biasa untuk menunggunya melewati jalan itu? Jadi sepertinya tidak

akan berbahaya jika ia meluang waktu sebentar untuk mengakhiri penderitaan

perutnya

“Disini kau

rupanya,” Ucap Max yang senang melihat Ansel memasuki kamar mandi tempatnya

berada.

“Sial,” Ucap

Ansel yang menyesal ia memasuki tempat ini karena kebutuhan manusianya yang tak

bisa sebentar saja ia tahan.

Karena

sekarang ia tak mungkin bisa menghidar karena pintu keluar sudah dijaga ketat

oleh geng Max sambil perenggang tubuh mereka. Hal itu menandakan Ansel harus

siap merelakan luka yang baru saja sembuh minggu kemarin karena ia selalu lolos

harus kembali terukir ditubuhnya.

“Bos dia

mengumpat padamu,” Lapor pria yang sepertinya baru Ansel lihat.

“Sebagai

tugas pertamamu karena jika ingin menjadi bagian dari kami, kau nanti mendapat

hak istimewa untuk menjadi pemukul pertama,” ujar Max pada pria itu yang

langsung tersenyum menyeramkan sambil menatap Ansel.

Jadi

benarkan orang yang tak pernah dilihat Ansel ini adalah orang yang baru saja

masuk kedalam kelompok Max, dunia ternyata sudah gila hingga sekumpulan orang

seperti Max saja semakin bertambah. Jika situasi seperti ini bagaimanakah

kelangsungan hidup orang-orang seperti Ansel?

***

Sementara

ditempat lain ada seorang pria yang sedang asik bersenandung sambil

mengemudikan mobil truknya dengan kecepatan yang bisa dikatakan diatas

rata-rata untuk sebuah kendaraan jenis truk. Ia harus mengambil resiko itu karena

ini adalah hari kedua ia bertugas membawa barang yang sangat dibutuhkan oleh

sebuah pabrik secepatnya, hingga membuatnya tidak diperbolehkan tidur oleh

atasannya dengan alasan jika ia beristirahat diperjalan itu akan memakan cukup

banyak waktu.

“Brrukk,”

terdengar suara yang keras dari atas bawah mobilnya, sepertinya ada benda yang

jatuh cukup berat dan tepat diatas mobilnya.

Pria itu

langsung menghentikan mobilnya untuk mengecek benda apa yang jatuh tersebut, ia

pun langusung menepikan mobil truknya dipersimpangan jalan. karena walaupun ia

kini berada ditengah-tengah jalan tol yang biasanya tak cukup ramai untuk

dilalui kendaraan dijam-jam seperti ini, akan sangat berbahaya jika ia parkir

sembarang lalu nantinya akan ada kendaraan yang melintas dengan kecepatan yang tinggi.

Setelah

memarkirkan kendaraannya dengan aman, kini iapun langsung naik keatas mobil

truk tanpa peduli lagi barang yang dibawanya mungkin akan tertunda

kedatangannya. Ia memutuskan untuk memastikan apa yang telah jatuh diatas mobilnya

karena tak ingin ada sesuatu yang terjadi sesuatu yang menakutkan padanya. Walaupun

seharusnya ia juga berpikir begitu jika ia mengendarai mobil dalam keadaan

mengantuk, bukan?.

Tapi

menurutnya jika ia mengemudikan dalam keadaan mengantuk tidak lagi menjadi suatu

yang bahaya lagi baginya. dikarenakan ia sudah terlalu biasa mengemudikan mobil

disaat kondisi yang mengatuk buktinya sampai detik ini ia masih baik-baik saja,

bukan?. Tapi ia berbeda dengan ketakutan dengan mengetahui abenda apa yang tiba-tiba

jatuh diatas mobilnya, ia kini harus segera mengecek apa yang berada diatas mobilnya

untuk mengurangi ketakutaannya.

Terpopuler

Comments

baca dlu

baca dlu

next

2022-01-04

1

Yahdinizal

Yahdinizal

Baca Novelku CINTA DI DALAM WHATSAPP dong THOR!!😊🙏🏻

2021-12-09

0

Libra

Libra

mampir kak 😊

2021-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!