“Aku menyampaikan
bahwa hari ini aku sedang berbaik hati padamu, dengan syarat kau langsung
memberikan isi dompetmu tanpa banyak drama,” Ucap Max berkata pada Ansel dan langsung
pada intinya.
“Dan aku
juga akan berbaik hati menyampaikan bahwa aku lupa membawanya,” Balas Ansel
meniru perkataan Max padanya.
“Haha..”
terdengar begitu riuh suara tawa dari geng Max.
“Dia pasti
sedang latihan untuk menjadi seorang actor bos,” Ucap Sam, ia adalah orang
pertama yang memanggil Ansel pertama kali.
“Oh benar,
aku ingat laporanmu,” Ucap Max yang kini tersenyum mendekat kearah Ansel yang
sejak tadi diapit oleh dua orang yang juga geng Max.
Max menyuruh
dua orang itu untuk melepaskan Ansel mengunakan gestue tangannya, yang langsung
dituruti dan langsung mendorong Ansel kedepan. Ansel yang tak tentu saja siaga
jadi ia menahan berat badannya sebelum membentur tembok yang keras akan sangat
berbahaya terutama pada kepalanya jika hanya didorong saja sudah membuat sebuah
luka.
“Seperti
kataku tadi hari ini aku sedang berbaik hati,” Ucap Max yang melihat Ansel
kebinggungan menatapnya.
“Hari ini
Bos sedang berulang tahun,” Ucap pria yang Ansel ketahui tadi baru saja
bergabung dengan geng Max.
“Terimakasih
sudah mengingatnya,” Ucap Max yang lagi-lagi tersenyum.
Ansel
sebenarnya tak mengerti mengapa geng ini memilih Max sebagai ketua mereka,
karena lihatlah postur tubuh max yang terlihat jauh lebih lemah dari pada yang
lainnya. Jika harus Ansel beri contoh adalah orang yang kini berada disamping
Ansel, ia mempunyai badan yang hampir mirip dengan model iklan bina ragawan
seharusnya ia lah yang terkuat dalam kelompok ini.
Sedangkan
pria yang berdiri didekat pintu masuk, walaupun tubuhnya tak terlalu berotot
seperti pria disampingnya tapi dengan tinggi badannya dua orang ini seharusnya
menjadi kandidat menjadi ketua geng ini. Sedangkan pria kurus yang memanggilkan
pertama kali memang memiliki tubuh yang kurus tapi jangan salah rasa sakit yang
dihasilkan dari pukulannya terasa lebih menyakitkan dari pada pukulan dari pri
berotot disamping ini.
“Kau tak
ingin mengucapkan selamat padaku?,” Tanya Max kini tertuju kembali pada Ansel.
“Selamat
ulang tahun, semoga kau cepat-cepat bertobat sebelum semuanya semakin
terlambat,” Ucap Ansel yang semakin berani, ayolah menerima pukulan dua sampai
lima kali dalam seminggu akan membuatmu lupa apa itu rasa sakit.
“Dasar bocah
brengsek sudah berani ya sekarang,” Ucap Max yang kini terlihat murka karena
Ansel berani melawannya.
“Bukankah
aneh kalau aku hanya diam saja,” Ucap Ansel yang melihat geng Max mulai lalai
dalam menjaga pintu keluar.
“Kau juga
semakin pintar berbicara ya,” Ucap pria tinggi yang berjaga di depan pintu
malah mendekat kepada Ansel.
“Bos maaf
sepertinya aku ingin buang air dulu,” Ucap Pria berotot yang berada
disebelahnya, dan langsung masuk keruangan yang lebih pribadi dikamar mandi ini
setelah mendapatkan persetujuan dari Max.
Bagus
sekarang lawan Ansel tinggal tiga orang, Max yang jarang turun tangan langsung
sepertinya cukup mudah untuk dilawan. Orang baru itu juga sepertinya tak
terlalu jago jika ia berhasil untuk membuka pintu kamar mandi sedangkan pria
bertubuh tinggi yang berjalan semakain mendekat kepadanya mungkin jika berhasil
menendang bagian pribadi seorang pria karena bagian itu pasti membuat seorang
pria cukup sibuk sehingga bisa membuatnya lolos dari sini.
“Kau,” Raung
pria tinggi itu menutup bagian pribadinya yang berhasil Ansel tendang dengan
sekuat tenaga.
Saat itulah
Ansel langsung berlari menuju pintu hendak membukanya, akan tetapi ketika ia
akan membuka pintu tiba-tiba tubuhnya terpanting jatuh kebawah, ternyata ada
pria lain yang tiba-tiba masuk. Laki-laki itu ternyata masih geng Max yang kini
malah tersenyum melihat Max terlihat bangga padanya.
“Kau pikir
aku hanya membawa tiga orang?,”
“Sial,”
Gerutu Ansel.
“Bos ijinkan
aku memukulnya yang pertama,” Ucap pria yang tadi Ansel tendang bagian
pribadinya.
“Kau harus
meminta padanya,” Ucap Max menunjuk anggota baru.
“Bagaimana?,”
Ucap pria tinggi mengeluarkan suara yang begitu mengintimidasi pada anggota
baru, sehingga mau tidak mau anggota baru itu menggangguk dan melerakan
kesenangan.
“Tapi
biarkan dia yang mengeledahnya,” ucap Max yang masih berserikeras untuk
mendapatkan uang Ansel.
“Ini bos,”
Ucap anggota baru yang menemukan uang yang diambil secara paksa didalam kaus
kaki milik Ansel.
“Selamat
menikmati waktu bersenang-senang kalian,” Ucap Max yang lansung mengambil uang
yang berada ditangan Anggota baru lalu ia keluar setelah melambaikan tangan
pada semua orang yang berada disana.
Semua yang
masih berada disana kini terfokus pada Ansel, mereka menatapnya dengan seringai
seperti seekor anjing yang menemukan dagi segar. Jika sudah begini Ansel hanya
bisa pasrah.
Mendapatkan
pukulan karena tak ingin menyerahkan uang saku pada geng Max membuat Ansel
selalu siap untuk mengindar dari layangan tangan dan tendangan geng itu dari
tempat-tempat fatal dari tubuhnya. Mulut, tangan dan kaki Ansel sudah kebas
karena pukulan bertubi-tubi dari geng Max yang hari ini yang terlalu
bersemangat membuatnya menjadi samsak berjalan hingga kali ini membuatnya malah
jatuh pingsan.
****
Pria itu akhirnya
berhasil menaiki mobil truk dengan susah payah, alasannya adalah karena bukan
tugasnyalah untuk membongkar apalagi mengecek kondisi kendaraan yang selalu ia
bawa kini. Tugas pria itu hanyalah membawa isi dalam mobil truk ini dengan
selamat pada pabrik yang memang menjadi tujuan dari barang didalamnya.
Ia
menetralkan detakan kencang jantungnya yang payah kini dikarenakan kebiasaan hidupnya
yang terlalu banyak mengkomsumsi nikotin dan kurangnya olah rasa sehingga sedikit
saja ia memanjat atas truk yang jaraknya tak seberapa, ia berasa habis berolah
raga berlari sepupuh putaran disebuah lapangan.
Setelah
detakannya normal kini ia bisa melihat dengan jelas apa yang ada diatas mobilnya.
Betapa kagetnya ia karena ternyata suara keras akibat benda jatuh keatas mobilnya
adalah suara yang diakibatkan oleh jatuhnya sebuah tubuh manusia utuh dan
bahkan saking kerasnya tubuh itu jatuh, hingga mobilnya kini mengalami penyokan
berbentuk tubuh manusia itu diatas mobil truknya.
Pria itu
langsung mengucek kedua matanya karena mungkin saja pemandangan didepannya
adalah efek rasa kantuknya. Tapi meskipun ia mengucek kedua matanya dengan
kuatpun manusia itu tetap saja berada disana. Sebentar darimanakah benda, tidak
manusia, tidak wanita ini bisa jatuh tepat diatas mobilnya? Apakah ada
seseorang yang melemparkan wanita malang ini? Lalu bagaimana caranya? Dan
mengapa juga harus tepat diatas mobil truknya?
Pertanyaan
itu terus berputar-putar didalam kepalanya tanpa sedikitpun ingin lebih
mendekat pada wanita yang tak tahu masih hidup atau tidak? Tapi melihat wanita
itu tidak bergerak sama sekali, maka pria itu menyimpulkan wanita didepannya
adalah sebuah mayat.
Pria itu
benar-benar merasa sangat sial hari ini, karena dari beribu-ribu mobil yang
mungkin sedang lalu lalang dinegara ini, tapi mengapa mayat wanita ini memilih
untuk jatuh diatas mobilnya. Sekarang bagaimana? harusnya ia membuangnya dari
atas mobilnya? Karena jika berurusan dengan orang lain, akan sangat sulit
membuat orang-orang percaya jika ia menceritakan kisahnya ini.
Lagi pula
bukan dialah yang membunuh wanita yang malang ini, pria itu yakin mayat itu
perempuaan karena walapun posisi tubuh itu tengkurap sehingga ia tak dapat melihat
wajah mayat itu, tapi jika dilihat dari rambut panjang dan pakaian yang masih
terlihat trendidan begitu anggun, pria itu berasumsi bahwa mayat wanita ini
mungkin saja adalah korban dari kejahatan seksual. Karena wanita ini harus
dibunuh dan dibuang dengan cara dilempar begitu saja, yang kemungkin besar dibuang
dari sebuah pesawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Titislia
mampir kak.
takdir Cinta Kita
2022-01-08
0
baca dlu
nice
2022-01-04
0