Pria itu
berdo’a sejenak sebelum mendekati mayat itu, ia bedo’a agar apa yang akan dilakukannya
nanti dapat diampuni. Tak lupa ia juga berdo’a semoga mayat perempuan ini dapat
ditemukan oleh orang yang bersedia membawanya ketempat yang lebih layak ataupun
membawanya kepada keluarganya. Lalu setelah do’anya selesai, ia mendekati tubuh
itu untuk mendorongnya agar jatuh kebawah karena ia tak mungkin membopongnya
turun kebawah.
Ia mendorong
tubuh itu menggunakan kakinya yang masih mengenakan sebuah sepatu boots karena
jika ia melakukan dengan kedua tangannya, ia pikir hal itu akan meninggalkan
bukti yang mungkin membuatnya berurusan dengan pihak berwajib. Tentu saja ia
tak ingin bertanggung jawab atas sesuatu yang tidak ia perbuat bukan? Apalagi
ini adalah tindak kejahatan tingkat tinggi yang kemungkinan besar ia akan
dipenjara seumur hidup jika pihak berwajib menuduhnya dengan tuduhan sebagai
tersangka karena membunuh wanita malang ini.
“Maafkan aku,
karena telah memperlakukanmu seperti ini bahkan setelah kau mati,” ucap Pria
itu setelah berhasil menjatuhkan mayat tersebut. “Semoga saja Tuhan
mengampuniku,” tambahnya.
Kini ia
langsung turun dari atas truk, seperti halnya ketika ia naik keatas sini kini ia
pun mendapatkan kesulitan yang sama sulitnya untuk turun dari atas truk. Karena
tak biasa melakukan pekerjaan seperti ini pada injakkan yang terakhir karena
tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, ia terpeleset dan jatuh dengan posisi
terduduk.
“Sungguh
hari ini adalah hari tersialku,” ucap pria itu meratapi nasibnya.
Pria itu
memutuskan untuk segera pergi dari sini karena menurutnya berada terlalu lama ditempat
ini akan membuatnnya menambah list kesialan dalam hidupnya dikarena ia juga akan
sangat terlambat menyampaikan barang yang dibawanya. Ketika ia berdiri tiba-tiba
ia merasa kesakitan yang luar biasa diarea kakinya, sepertinya kakinya keseleo
akibat dari terjatuh.
“Benar-benar
sial,” teriaknya semakin kesal.
Pria itu pun
berusaha bangkit meskipun harus bertumpu pada mobil, mungkin inilah yang
dinamakan hukuman karena ia membuang mayat yang seharusnya ia laporkan yang
mungkin saja keluarganya sedang menunggu dengan cemas. Tiba-tiba ia ingat jika ia
mejatuhkan mayat kebawah, seharusnya mayat itu ada didekatnya bukan?
“Kemana dia
pergi?” ucap pria panik karena tak menemukan keberadaan mayat tersebut, ia pun
mencari-cari mengelilingi mobil truknya meskipun harus menyeret kakinya yang terasa
semakin menyakitkan.
“Tak
mungkinkan ada binatang buas disekitar sini,” gumam pria itu pada dirinya sendiri
karena kini ia menyaksikan adanya jejak darah yang terseret oleh sesuatu yang
kemungkinan besar adalah darah dari mayat tersebut.
Pria itu terdiam
ditempat beberapa menit karena ia binggung harus bagaimana sekarang, tak
mungkinkan ia harus mencari seorang mayat hanya karena ia merasa bersalah padanya?
dan bagaimana jika nantinya ia diharuskan untuk menghadapi binatang buas.
Apalagi posisinya sendirian, walaupun ia adalah seorang pria yang cukup kuat
akan tetapi jika dihadapkan dengan binatang buas bukankah itu sama saja menggali
kuburan sendiri.
Sejenak berpikir
pria itupun akhirnya memutuskan untuk pergi saja dan juga memutuskan untuk
melupakan kejadian gila hari ini. Anggap saja kejadian hari ini hanyalah mimpi
buruk belaka. Dan untuk mayat tersebut mungkin ia harus menganggap bahwa
binatang buas itu adalah anugrah untuknya yang kini tak harus direpotkan dengan
urusan apapun yang berkaitan dengan mayat tersebut, karena berkat binatang buas
itu aka nada alasan yang jelas mengapa mayat itu tak akan pernah ditemukan
selamanya.
Ketika ia
akan membuka pintu mobil tiba-tiba ia merasa kesakitan pada tangannya yang
digigit oleh sesuatu yang sangat tajam, yang membuatnya sontak langsung berteriak
karena rasa sakit yang ditimbulkan dari gigitan pada tubuhnya. Mungkinkah
binatang buas datang kembali dan kini ia telah menjadi sasaran berikutnya?
“Dagingku ku
tak enak dasar binatang bodoh,” ucap Pria itu sambil bergerak secara brutal
untuk melepaskan dirinya dari si penyerangnya tanpa melihat dulu apa yang telah
menyerangnya, sehingga sosok itu pun berhasil terpental berberapa detik setelah
ia melakukan serangan balasan.
“Sialan hari
ini, aku akan menuntut ganti rugi yang sangat besar pada pabrik itu jika mereka
tak memberikanku perawatan atas cedera yang ku alami hari ini,” ucap pria itu sambil
memerhatikan luka baru yang didapatkannya tanpa melihat apa yang tadi telah menyerangnya.
Setelah
memastikan lukanya tak terlalu dalam hingga bisa membunuhnya ia pun kini
menghadap kepada penyerangnya untuk melakukan tindakan balas dendam, akan tetapi
betapa kagetnya ia ternyata yang menyerangnya bukanlah binatang buas, melainkan
mayat perempuan yang tadi ia jatuhkan dari atas truk milik. Ia mengetahui mayat
yang sama karena pakaiannya memanglah pakaian yang dipakainya, ia melotot kaget
dan memikirkan kemungkinan apakah tadi orang itu pura-pura mati hanya untuk
mencelakakannya?
“Hei kau
kanibal, aku rasa kau salah sasaran. Aku… darahku.. bahkan dagingku tak akan
seenak manusia yang lain. Lihat tak ada daging pada tubuhku,” ucap pria itu
mencoba bernegosiasi.
Akan tetapi
tak ada jawaban berarti dari wanita itu, yang terdengar hanyalah geraman aneh
dari mulutnya. Mungkinkah wanita ini semacam tarzan, ia mungkin dibesarkan oleh
binatang sehingga tak dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Jadi apa yang
harus dilakukannya sekarang?
Terlalu
banyak berpikir membuatnya tak menyadari wanita tadi tiba-tiba langsung
menyerangnya lagi, akan tetapi pria itu seketika ingat bahwa ia selalu membawa
peralatan sesuatu yang terbuat dari besi alat untuk memperbaiki mobilnya yang
berada di sekitar pintu masuk mobil ini. Jadi ketika wanita itu semakin mendekat
ia langsung pukulkan sekuat tenaga benda itu hingga membuat tangan wanita itu
mengeluarkan darah sangat banyak.
“Sudah
kukatakan aku bukanlah sejenis makanan yang enak,” ucap pria itu senang karena ia
telah berhasil membuat luka yang cukup fatal bisa membuat wanita itu akan
segera meninggalkannya.
Akan tetapi
ia salah karena wanita itu bukannya pingsan atau lari ketakutan karena
tindakannya yang berlebihan ketika memukulnya, wanita itu kembali menyerangnya bahkan
kini menjadi lebih agresif dan kini pria itu benar-benar tak bisa melawan
kembali karena wanita itu sekarang mengigit dengan sekuat tenaga apapun yang
berada dibadannya. Tak terhitung gigitan keberapa akhirnya pria itu pun tak
dapat mempertahankan kesadarannya dan pasrah menjadi santapan dari mayat wanita
yang seharusnya tak dapat lagi bergerak apalagi membunuhnya seperti saat ini.
****
Ansel
terbangun didalam kamar mandi kampus mereka yang terkunci dari luar, badannya
benar-benar terasa sangat sakit. Terutama dibagian pribadinya yang masih saja
berdenyut karena pria berbadan tinggi itu melakukan balas dendam padanya.
Bahkan ia melakukannya dua kali karena sepertinya ia tak terima akan perbuatan
Ansel padanya.
“Haruskah
aku pulang kepada rumah ayah?,” Ucap Ansel pada dirinya sendiri.
“Ansel kau benar-benar akan meninggalkan ayah?,”
ucap Jody yang merupakan ayah kandungnya.
Hujan sedang mengguyur dengan deras diluar rumah,
saat ini Ansel sedang mengepak barang-barang yang akan dibawanya untuk
menemaninya selama ia pergi dari rumah ayahnya. Sebenarnya Ansel tak tega
meninggalkan ayahnya seorang diri tapi jika ia tetap berada disini bukankah
selamanya ia tak akan mempunyai seorang teman.
“Ayah bukankah kita sudah sepakat?,” Ucap Ansel
yang kini menghadap ayahnya sejenak menghentikan acara mengepaknya.
“Ayah tak yakin kau bisa berada disana sendirian
tanpa ayah,”
“Ayolah ayah usiaku sudah delapan belas tahun,
universitas itu sudah berbaik hati karena menerimaku bahkan memberikan sebuah
beasiswa,” Lagi-lagi Ansel mengulang percakapan mereka tentang kepindahannya
ini.
“Ayah..” ucap Jody yang tak melanjutkan ucapannya
setelah melihat wajah Ansel yang siap untuk membantah apapun ucapannya.
“Aku akan menghubungimu ketika sampai disana,”
janji Ansel pada jody yang mau tak mau harus menerimanya bahwa ia siap untuk
bertemu dengan dunia luar.
“Mereka
benar-benar keterlaluan kemarin,” gumam Ansel yang kini melepaskan tali yang
mengikat kedua tangannya.
Sepertinya
geng Max beranggapan mengikat dan mengurung Ansel didalam kamar mandi adalah
hukuman yang berat, akan tetapi mereka tak pernah tahu bahwa Ansel selalu punya
seribu satu cara baginya untuk bisa meloloskan diri. Yang perlu Ansel lakukan
sekarang adalah mendobrak pintu yang sebenarnya sangat mudah baginya.
“Apakah
mereka akan menagih biaya perbaikan padaku ya?,” tanya Ansel pada dirinya
sendiri setelah melihat pintu kamar mandi jatuh kelantai karena ulahnya.
Tapi
bukankah pihak kampus saja tak peduli pada keselamatannya, jadi sekarang iapun
tak akan peduli lagi karena telah merusak fasilitas kampus. Akhirnya ia memutuskan
untuk melanjutkan perjalan pulangnya dengan sembunyi-sembunyi untuk menghindari
bertemu kembali dengan komplotan Max, ia tak ingin terulang kembali kejadian
sebelum ia pingsan yang tak ingat sudah berapa jam atau hari berlalu.
Ansel
berhasil keluar dengan mengendap-endap untuk pulang terlebih dahulu untuk
mengistirahatkan tubuhnya yang terlalu lama berada didalam ruang kecil dan juga
dingin.
Ditengah
perjalanannya entah mengapa Ansel merasa ada banyak keganjalan, ia memang
berjalan dengan sembunyi-sembunyi, tapi jika ia melakukan perjalanan dengan
terang-terangan pun ia mungkin tak akan ditemukan karena kini Ansel tak melihat
adanya kehidupan sejauh mana mata memandang.
“Dimanakah semua orang?,” batin Ansel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
baca dlu
mulai menarik
2022-01-04
0