Bab 5 Kehabisan stock makanan

Hari ini genap

tiga bulan setelah wabah melanda kawasan disekitar Ansel, hari ini menu

sarapannya adalah semangkuk bubur instan terakhir yang dimilikinya. Perutnya

masih saja berbunyi menandakan perutnya tidak cukup terisi, karena bubur instan

telah menjadi menu makanan pagi dan malamnya selama hampir dua minggu ini.

“Kurasa hari

ini saatnya aku harus mencoba keluar, mungkin dengan memulai dari menjelajah

gedung ini,” ucap Ansel yang tak yakin apatement yang ditempatinya memiliki

makanan.

Pertama kali

ia menyewa apartemen digedung ini adalah karena hanya gedung ini yang mempunyai

penghuni paling sedikit dibanding gedung apartemen lainnya. Walaupun harganya

memang sedikit lebih mahal dari pada tempat yang lainnya, itu tak masalah

karena ayahnya selalu rutin mengirimkan uang untuk biaya sewa dan kebutuhan lain

untuknya.

Walaupun ia

memutuskan hidup merantau jauh dari ayahnya itu, tapi karena kasih sayang yang

berlebihan yang diberikan padanya membuat pria tua itu memaksanya menerima

semua fasilitas seperti yang saat ini dimilikinya. Dulu sebenarnya bukan

masalah jika geng Max meminta uang padanya setiap hari, tapi Ansel memutuskan

untuk menghindari itu karena ia tak ingin hanya dijadikan ATM berjalan saja

bagi mereka.

Ia rela

dipukul habis-habisan karena ia mencoba menunggu seseorang yang mungkin akan

mengulurkan tangan padanya untuk memberikan atau menawarkan sebuah

persahabatan. Dan alasan itulah yang membuat ayahnya membiarkan Ansel jauh

darinya, karena ia memohon kepada ayahnya bahwa ia hanya ingin mencari seorang teman

yang benar-benar selalu ada apapun keadaannya.

“Haruskah

aku pulang?” gumam Ansel yang tiba-tiba teringat bagaimana hangatnya jika ia

berada didekat ayahnya, walaupun ia belum mewujudkan keinginan terbesarnya.

“Tidak, aku

pulang sesudah menepati janji pada ayah,” ucapnya setengah berteriak lalu ia menutup

mulutnya karena ingat bahwa keadaannya tak memungkinkan seseorang untuk membuat

suatu suara yang berlebihan, ia langsung memeriksa semua tempat dan celah yang

mungkin saja ia akan diterobos oleh makhluk aneh itu.

Cukup lama

ia berkeliling lalu ia ingat bahwa ia berada dilantai sepuluh dan yang paling

penting apartemennya termasuk bangunan yang luar biasa karena memiliki akses

yang sulit ditembus jika tidak mempunyai kartu akses dan juga menjadi kelemahan

terbesarnya kini karena ia yakin tak akan mudah meminta apalagi mencoba

menerobos unit yang kosong hanya untuk sebuah makanan.

“Jadi aku

harus mencari keluar,” ucap Ansel yang kini memukul kepalanya sendiri.

Bagaimana ia

lupa akan fakta tersebut, tiga bulan ia aman berada dikamarnya pun karena

gedung ini mempunyai fasilitas bagus seperti itu. Kini ia harus membuat rencana

baru untuk bertahan dalam pencariannya mencari makanan, ia langsung membuka

peta yang dulu ia dapatkan ketika pertama kali pindah kedaerah sini.

Ada dua buah

toserba kecil dibeberapa blok tak jauh dari gedung ini, satu sedikit memutar

jika kedua toserba itu sudah kosong atau dikelilingi makhluk aneh. Dan jika

keberentungannya jelek ia harus berjalan cukup jauh untuk sampai disebuah Mall

yang saling berdekatan yang kemungkinan besar masih mempunyai persedian makanan

yang cukup banyak.

“Kita coba

yang terdekat,” ucap Ansel yang melipat map tersebut dan membawa beberapa

persiapan untuk dibawanya.

Pertama

adalah pakaian yang cukup tebal karena jika medan yang dilaluinya terdapat

banyak makhluk itu, ia harus membuat rute-rute yang tak harus membawa makhluk

itu mendekat ke gedung ini. Ia harus pastikan hal itu karena hanya tempat ini

yang sekarang ia jamin mampu melindunginya dari serangan makhluk-makhluk itu.

Kedua yaitu

ia harus membawa beberapa tali dari berbagai jenis tebal ataupun tipis ia

masukan kedalam tas, ia juga membawa beberapa pisau, gunting bahkan gergaji dan

palu yang ia punya karena dulu ia sendirilah yang berhasil membuat perabot yang

ada di dalam kamarnya ini. Membuat perabot adalah hobi dan juga pekerjaan

sambilannya, sebelum wabah ia dulu menjual hasil karyanya itu secara online

untuk menghindari terungkap identitasnya.

Bukannya ia

tak ingin diketahui karena wajahnya atau apapun, ia melakukan hal itu untuk

menghidari jika geng Max mengetahui ia mendapatkan penghasilan dari

kemampuannya itu. Akan sangat buruk jika hal itu terjadi dan untung lah jaman

sudah maju sehingga berjualan online menjadi solusi yang praktis.

Setelah

menyimpan barang-barang tadi diberbagai tempat bahkan ada yang menempel

langsung pada tubuhnya ia kini berdiri. ia mendekat ke arah cermin yang

tersambung kearah luar gedung karena ia ingin memastikan bahwa diluar keadaan

cukup aman baginya untuk berkeliaran.

“Tetap

hidup,” ucap Ansel pada dirinya sendiri ketika akan membuka pintu apartemennya.

***

“Woow.. aku

akan makan cukup banyak untuk beberapa minggu,” ucap Ansel yang takjub melihat

banyaknya makanan yang tersedia didalam torseba yang berhasil dimasukinya.

Tak ingin

berlama-lama ia langsung memasukkan apapun sebanyak dan secukup yang bisa ia

bawa tanpa membuatnya kesulitan diperjalanan pulang nanti. Ia membawa satu

ransel dan dua tas jin-jing yang cukup besar untuk memasukkan semua makanan

didepannya. Ia harus cepat dan yang paling penting tidak membuat suara apapun.

Karena walau

bagaimana pun ia tak yakin tempat ini aman dari makhluk mengerikan itu. Setelah

semua makanan dan beberapa obat-obatan memenuhi semua tas yang dibawanya ia

langsung keluar dan menutup pintu toserba dengan hati-hati untuk memastikan

jika makanannya habis ia mungkin dapat kembali ketempat ini lagi.

“Angkat

tangan,” teriak seorang pria yang kini berada menusukan sesuatu kepunggung

Ansel.

“Pistolnya

akan dia tembakkan jika kau tak menurut,” sahut seorang wanita yang kemungkinan

komplotan pria dibelakangnya.

“Mengapa kau

merampokku, sementara didalam sana masih banyak tersedia,” balas Ansel yang

kini meletakkan kedua tasnya untuk mengangkat kedua tangannya.

“Kami tak

yakin didalam sana cukup aman,” balas dari seorang wanita.

“Aku

mengerti tapi haruskah kalian mencuri disaat keadaan seperti ini?” tanya Ansel

terkekeh merasa konyol dengan nati nurani manusia terlebih ketika keadaan

seperti saat ini.

Menurutnya

semua manusia yang masih selamat dan bertahan karena keadaan genting seperti

saat ini seharusnya saling mendukung dan melindung bahkan mencari cara

bagaimana mereka keluar dari situasi ini bersama-sama. Bukan seperti saat ini

posisinya yang tersudut karena dua orang dibelakangnya menginginkan makanan

darinya.

“Kau tak

mengerti jika kau tak pernah berada disituasi kami yang terpaksa melakukan hal ini,”

balas dari seorang wanita yang kini sudah mengambil kedua tas yang berisi makan

yang tadi Ansel masukkan kedalamnya.

“Kalian

tidak malu mencuri disaat seperti ini?” tanya Ansel yang langsung didorong oleh

pria dibelakangnya hingga mengenai pintu masuk toserba yang tadi sudah berhasil

ditutupnya dengan rapat.

“Lihatlah

Kyra bagaimana penampilannya yang terlihat sangat bersih untuk bisa berada

didalam keadaan seperti ini,” ejek pria dibelakangnya.

“Kau benar,

aku tak yakin kau juga seorang manusia yang baik sebelumnya,” balas wanita yang

ternyata bernama Kyra sepertinya tadi ia sempat bimbang setelah perkataan Ansel

dan kini ia kembali kuat setelah perkataan dari pria dibelakangnya yang

memberinya alasan untuk membenarkan tindakan yang jika keadaan normal adalah

perbuatan yang salah.

Terpopuler

Comments

baca dlu

baca dlu

nice

2022-01-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!